25 Agustus 2011

Khotbah Markus 3:20-30

UNFORGIVABLE SIN
OLEH DESI CUT FRISCA



Pendahuluan
Saudara-saudara, apakah Saudara,  pernah disalahmengerti?  Ketika Saudara,  mempunyai niat yang baik, niat yang tulus, entah itu ketika Saudara,  hendak memberikan sesuatu kepada seseorang atau melakukan sesuatu kepada seseorang, orang tersebut tidak menangkap maksud baik kita itu.  Bahkan malah menuduh dengan aneh-aneh.  Pernah mengalami Saudara?
Saudara, saya pernah mengalaminya.  Pada waktu itu saya mengajak 3 adik saya dan 2 adik sepupu saya untuk jalan-jalan ke Mall.  Adik-adik saya ini masih kecil-kecil Saudara  Pada waktu itu saya ingin sekali mengajak mereka bermain di arena permainan di Mall yang akan kami kunjungi dan di sana kami bisa bermain, makan (walaupun cuma makan es krim), dan bersukacita bersama.  Puji Tuhan Saudara, kami bersukacita bersama menikmati rekreasi kami ini.  Dan saya melihat betapa bahagianya adik-adik saya ini setelah lama kami tidak merasakan sukacita ini dalam keluarga.
Tetapi Saudara, di luar dugaan saya.  Tiba-tiba saya mendengar bahwa ternyata ada orang yang  menyangka saya pergi untuk menghambur-hamburkan uang saja.  Mereka menyangka saya itu hanya memanfaatkan adik-adik saya supaya saya bisa belanja di sana.  Saudara, mendengar hal itu, sungguh hati saya sedih sekali.  Padahal saya sangat berniat untuk membahagiakan adik-adik saya, tetapi justru niat saya itu disalahmengerti oleh mereka.  Bahkan yang paling menyedihkan, mereka yang menganggap saya seperti itu adalah keluarga saya sendiri, orang yang seharusnya telah mengenal saya dengan baik.
Saudara, saya yakin tentu kita semua setuju bahwa betapa tidak enaknya jika kita disalahmengerti.  Namun, tanpa disadari, kita pun seringkali menyalahpahami sesama kita, bahkan menyalahpahami Tuhan sendiri.  Ketika Allah telah banyak melakukan kebaikan dan menunjukkan kasih setia-Nya kepada kita, ketika banyaknya pembuktian akan kesaksian Roh Kudus yang telah dinyatakan di dalam Kristus kepada kita, kita masih saja meragukan Dia.  Buktinya sampai saat ini pun masih banyak orang-orang yang meragukan Yesus, bahkan menolak-Nya dengan terang-terangan dan dengan sengaja.
Saudara, firman Tuhan saat ini dengan tegas menyatakan kepada kita bahwa  penolakan terhadap Roh Kudus atas segala kesaksian tentang Tuhan Yesus yang dilakukan dengan sengaja merupakan penolakan terhadap keselamatan itu sendiri.  Mengapa demikian?  Kita akan temukan jawabannya dalam perikop yang kita baca tadi.  Mari kita membahasnya bersama-sama.

I.  Tuduhan bahwa Yesus telah kerasukan (ay. 20-22) (tidak dibacakan)
Penjelasan
Saudara, dari ayat yang ke-20 ini, tidak heran jika Yesus telah menjadi incaran bagi banyak orang.  Sejak Yesus telah diproklamasikan di depan banyak orang sebagai Anak Allah pada Markus pasal 1, di situlah Yesus memulai pelayanan-Nya.  Yesus memulai dengan berbagai mujizat yang Ia perbuat, mengajar, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan lain sebagainya.  Apakah Yesus tidak lelah Saudara, ?  O, jelas, Yesus sangat lelah.  Namun Saudara, inilah yang ingin Ia lakukan.  Ia ingin melayani setiap manusia yang dikasihi-Nya.
Namun Saudara, seperti halnya kita yang tidak selalu mendapat respon yang baik atas apa yang kita lakukan, demikian juga Yesus.  Banyak di antara mereka yang menyatakan, “Wah, Yesus ini kayanya orang aneh ni…masa, udah melayani sebegitu banyaknya orang, dari pagi ampe malem, trus dari pagi-pagi banget ampe malem-malem banget lagi, malah di ayat 20 dikatakan lagi kalo Yesus ga sempet untuk makan, tapi ternyata Yesus tetep kaga berhenti-berhenti?  Hal inilah Saudara, yang membuat keraguan, keanehan orang-orang pada saat itu.  Bahkan, yang lebih parah lagi, keluarganya mulai mengatakan bahwa Yesus itu sudah tidak waras lagi.

Ilustrasi
Saudara, apa yang dimaksud dengan “tidak waras?”  Saya membayangkan, mungkin sama halnya dengan demikian.  Sejak dari SMP, saya telah aktif di gereja sebagai pengurus di komisi remaja.  Ada banyak hal yang harus dikerjakan, baik latihan, rapat, kunjungan, persekutuan, dan lain sebagainya.  Hal ini membuat saya harus pergi ke gereja minimal tiga kali dalam satu minggu.  Saudara, ternyata hal ini mengundang pemikiran yang macem-macem dalam keluarga saya.  Saya sering sekali mendengar pernyataan “ngapain aja sih kamu di gereja?  Gila ya kamu…ya udah, tinggal aja di gereja sekalian.”  Jadi, kata “tidak waras” yang ditulis dengan kata aslinya evxe,sth (eksete) lebih berarti pada keheranan yang bernuansa negatif, bukan tidak waras yang diasumsikan dengan gila, atau gangguan jiwa.
Yang lebih parah, ahli-ahli Taurat pun tidak kalah dalam menuduh Yesus.  Ahli-ahli Taurat yang katanya telah belajar akan firman Tuhan, bahkan yang telah menghafalnya, tetap mereka tidak mengenal siapa Yesus yang adalah Anak Allah yang maha tinggi.  Yesus yang adalah Allah, justru dituduh telah memakai kuasa dari penghulu setan dalam melakukan berbagai mujizat-Nya.

II.  Jawaban Yesus terhadap tuduhan tersebut melalui perumpamaan (ay. 23-26) (tidak dibacakan)
Penjelasan
Saudara, mendengar tuduhan-tuduhan tersebut, Yesus tidak tinggal diam saja.  Yesus membuat ahli-ahli Taurat itu skak mat, mati kutu, speechless.  Di depan orang banyak itu, Yesus menjawab setiap tuduhan-tuduhan mereka yang tidak logis itu dengan suatu perumpamaan.  Yesus menjawab bagaimana mungkin suatu kerajaan yang terpecah-pecah dapat tetap bertahan, dapat tetap jaya?  Ibarat dalam satu kepanitian Saudara,  jika sie ini inginnya A, trus sie ini inginnya B, dan yang lainnya punya maunya sendiri.  Bahkan masing-masing sie malah saling menyakiti, mana mungkin bisa bersatu?  Yang ada juga panitia itu akan BUBAR, atau paling tidak, kepanitiaan ini tidak akan berfungsi dengan baik.
Ok, jika Saudara belum puas dengan jawaban ini, kurang greget, Yesus mengumpamakan kembali dengan lebih spesifik yaitu dengan sebuah keluarga.  Sekarang, Yesus mengumpamakan, jika sebuah keluarga, yang di dalamnya hanya berisikan suami, istri, dan anak, terus terjadi perpecahan di dalamnya, apakah kita bisa yakin bahwa keluarga ini masih bisa tetap bersatu?  Ketika di dalamnya sudah terjadi kesalahpahaman, sudah terjadi tuduh-menuduh, bukankah keluarga ini pun sedang berada di ambang kehancuran?  Dan jika keluarga ini sudah bubar, apakah bisa kita bilang ya…kalo mau bubar ya bubar aja, begitukah?
Saudara, tuduhan yang tidak logis inilah yang dicounter oleh Yesus.  Kita dapat langsung melihat bahwa ahli-ahli Taurat tidak percaya kalau Yesus telah mengusir setan-setan tersebut dengan status ke-Allahan-Nya sendiri, karena argumen yang mereka berikan tidak logis.  Karena itulah, mereka menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa setan.  Tapi logikanya, masa jeruk makan jeruk?  Masa setan ngusir setan?  Berarti Saudara, dapat kita simpulkan, bahwa ahli-ahli Taurat ini dengan sengaja menolak bahwa Yesus adalah Anak Allah, Sang Mesias itu.

Ilustrasi
Saudara, berbicara tentang ditolak, saya yakin sebagian dari kita pernah mengalaminya, apalagi kaum pria.  Ketika Saudara membawa cinta Saudara,  kepada Sang kekasih hati Saudara, ternyata dia tidak mau menerima cinta Saudara  Bagaimana perasaan Saudara?  Saya yakin diakui atau tidak diakui perasaan sedih itu ada, perasaan sangat menyayangkan itu ada, perasaan merasa semuanya seakan sia-sia itu ada.  Tetapi Saudara, mungkin kita bisa bilang bahwa itu masih cintanya yang ditolak, bagaimana jika keberadaan diri kita sendiri yang ditolak.  Saudara, saya pun pernah mengalaminya.  Ketika dalam suatu komunitas, pendapat-pendapat saya tidak didengar, keberadaan saya dianggap remeh, bahkan kehadiran saya dianggap tidak ada.  Sakit Saudara, sedih rasanya.  Saya membayangkan apalagi Yesus kita yang sudah melakukan berbagai mujizat yang menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah, tetapi tetap saja orang-orang di sekitarnya mencurigai Dia bahkan menolak-Nya.

III. Pernyataan keras dari Yesus (ay. 27-30) (tidak dibacakan)
Penjelasan
Saudara, mendengar tuduhan-tuduhan ahli-ahli Taurat itu, Yesus pun tidak tanggung-tanggung memberikan pernyataan yang keras pada mereka.  Dalam ayat ke-27 Yesus memastikan bahwa “tidak ada seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu.”  Pernyataan ini dapat kita lihat dengan lebih jelas lagi dalam Yesaya 49:25.  Dari Yesaya tersebut dapat dilihat bahwa seorang yang kuat adalah musuh Allah, iblis, harta benda itu ialah manusia, dan yang datang untuk mengikat orang yang kuat itu adalah Yesus sendiri.  Dengan kata lain, Yesus sendirilah yang akan mengambil manusia, orang-orang yang dikasihi-Nya dari jerat iblis yang mengikat mereka selama ini.
Saudara, misi utama Yesus datang ke dunia ini ialah untuk menyelamatkan engkau dan saya, orang yang dikasihi-Nya.  Karena kasih-Nya yang besar itulah, Ia rela menanggung segala penderitaan di dunia ini.  Ia rela disiksa, Ia rela disalibkan dengan hina, bahkan Ia rela mati bagi engkau dan saya.  Saudara, semua itu Ia lakukan hanya untuk agar kita semua beroleh pengampunan dosa di hadapan Bapa, sehingga kita dapat beroleh keselamatan yang daripada-Nya.  Ketika kita telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, maka status keberdosaan kita juga telah dibereskan oleh Allah.  Kita yang seharusnya menerima hukuman kekal tetapi tidak lagi menerimanya karena Yesus yang telah gantikan kita.  Pengampunan yang Yesus kerjakan ini bukanlah bersifat sementara.  Ia menebus dosa-dosa kita yang dahulu, sekarang, dan yang akan datang, sehingga kita tidak lagi mendapat hukuman kekal melainkan beroleh hidup yang kekal.  Karena itu ketika kita telah menerima anugerah keselamatan itu, dosa-dosa yang kita lakukan di dalam kehidupan kita akan selalu dapat diampuni oleh Tuhan, asal kita mau datang bertobat di hadapan-Nya.  Dengan demikian, tidak heran bila tindakan ahli-ahli Taurat ini amat ditentang Yesus.
Mungkin Saudara bertanya-tanya, “Lho…kalau begitu mengapa ada dosa yang tidak dapat diampuni?”  Ayat 29 jelas menyatakan bahwa, “apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”  Apa yang dimaksud dengan menghujat Roh Kudus?  Kata menghujat di sini ditulis dari akar kata kata blasfhme,w| (blasphemeo) yang dapat diartikan menghujat, memfitnah, mencaci maki.  Saudara, bukan teman atau saudara yang sedang dihujat oleh mereka tetapi mereka telah menghujat Allah.  Dengan demikian dapat kita katakan bahwa penghujatan terhadap Roh Kudus ini dianggap sebagai penolakan secara sengaja dan terus-menerus terhadap kesaksian Roh Kudus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan terhadap pengampunan itu sendiri.  Dalam beberapa tafsiran dikatakan, menghujat Roh Kudus berarti telah menyangkali semua karya yang telah dilakukan oleh Kristus.  Oleh karena itu, bagi mereka tidak ada pengampunan, melainkan hukuman kekal yang telah tersedia bagi mereka.
Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 1:9 memang mengatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”  Tetapi jika kita memilih untuk tidak mengaku dosa kita di hadapan Tuhan, maka ayat ini akan berbunyi demikian, jika kita tidak mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia tidak akan mengampuni segala dosa kita dan tidak akan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Ilustrasi
Saudara, saya mengenal seorang Bapak yang dalam hidupnya ia tidak mau percaya kepada Yesus Kristus.  Ketika istri dan anak-anak-Nya sudah percaya, ia tetap memilih untuk tidak mau percaya.  Bahkan, tidak jarang Bapak ini mengolok-olok nama Yesus di depan mereka.  Ia menyangkali semua yang telah dilakukan oleh Yesus.  Saya sangat dekat dengan salah satu anaknya.  Dia sangat bergumul antara mau memilih Tuhan atau taat pada Bapaknya.  Sampai pada suatu hari, bapak ini terkena kanker paru-paru stadium akhir.  Sempat dalam beberapa kali dalam kesakitannya, ia tetap mengeraskan hati untuk tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus.  Tetapi di hari terakhir dalam hidupnya, ketika ia sedang merasa kesakitan yang luar biasa, tiba-tiba bapaknya ini berkata kalau dia mau percaya pada Tuhan Yesus, dan dia mau dibaptis.  Setelah bapaknya ini dibaptis, bapak ini langsung meninggal dunia.
Saudara, saya yakin, selama ini Roh Kudus telah bersaksi tentang siapa Yesus dalam hatinya.  Tetapi ia baru mengakuinya di hari terakhir hidupnya.  Saudara, seberapa banyak orang yang beruntung seperti itu?  Di penghujung hidupnya Tuhan masih membukakan pintu keselamatan.

Aplikasi
Lalu, bagaimana dengan kita saat ini yang sama telah banyak mendengarkan tentang Yesus.  Adakah Yesus sungguh-sungguh telah ada di dalam hatimu?  Saudara, jika ya, bersyukurlah, karena Tuhan telah menjamin hidupmu bersama-Nya kelak di Surga dan Ia pun telah memberikan jaminan akan pengampunan dosamu dan jaminan akan penyertaan-Nya dalam hidupmu.
Tetapi jika tidak, berhati-hatilah Saudara!  Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa penolakan terhadap Roh Kudus atas segala kesaksian tentang Yesus Kristus yang dilakukan dengan sengaja dan terus-menerus mendatangkan dosa yang tak terampuni.  Lihatlah, hukuman kekal telah menanti Saudara dan saya.  Mari Saudara, jangan tunda-tunda lagi.  Sekaranglah waktunya untuk menerima Dia sebagai Juruselamatmu secara pribadi.

Penutup
Saudara, firman Tuhan telah kita dengar saat ini.  Kesaksian mengenai karya Kristus kembali didengungkan lagi.  Janji akan pengampunan-Nya diberitakan kembali.  Adakah kita masih menganggap bahwa berita ini hanyalah berita yang biasa?  Pilihannya adalah selamat atau tidak selamat?  Mendapat hidup kekal atau hukuman kekal?  Saudara, jika engkau menganggap bahwa hal ini serius bagimu, dan engkau sudah mendapatkannya, bersyukurlah.  Dan lihat, berapa banyak orang di luar sana yang belum mendengar berita penting ini!  Entah itu saudara kita, sahabat kita, atau orang tua kita.  Bagikanlah berita ini dengan satu keyakinan bahwa jika mereka belum menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka, maka hukuman kekal telah siap di hadapan mereka.
Tetapi jika tidak, mari Saudara, bukan suatu kebetulan jika pada hari ini engkau sekali lagi dapat mendengar tentang kesaksian dari Roh Kudus mengenai karya Kristus yang rela mati menyelamatkanmu.  Jangan keraskan hatimu lagi, percayalah kepada-Nya maka engkau akan mendapatkan hidup yang kekal itu.

Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar