tag:blogger.com,1999:blog-79767132700448092042024-02-20T12:22:26.110-08:00Preach The WordBlog ini dipersembahkan kepada setiap hamba Tuhan yang rindu untuk meningkatkan pelayanannya dalam berkhotbah. Kerinduan tsb mempunyai tujuan akhir yang pasti, yaitu hadirnya kemuliaan Tuhan dalam khotbah-khotbahnya sehingga mentransformasi setiap pendengarnya.Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.comBlogger86125tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-63850401686274954312012-05-04T04:20:00.001-07:002012-05-05T23:44:29.631-07:00Khotbah Mazmur 51:1-21<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b style="line-height: 150%;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Pengakuan Dosa yang Mendatangkan Pemulihan</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Oleh Sepridel</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara-saudara,
ketika pertama masuk Sekolah Tinggi Teologi, ada tiga kata penting yang saya catat untuk selalu diucapkan. Tiga kata ajaib ini adalah “tolong” “maaf”
dan “terimakasih”. Kalau kita mau
meminta bantuan orang lain, selayaknyalah kita mengucapkan kata “tolong” Kita juga harus berterima kasih jika
seseorang telah melakukan sesuatu sekecil apapun. Sedangkan kita harus mengucapkan “maaf” jika
kita telah melakukan sesuatu yang salah,. Atau ketika kita mengucapkan sesuatu atau
melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan bahkan menyakiti hati seseorang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
budaya minta maaf ini merupakan suatu kebiasaan yang baik. Ketika kita menyadari bahwa kita telah
melakukan sesuatu yang kurang tepat, kita harus meminta maaf. Bahkan kita berusaha membereskan masalah itu
sehingga hati kita tidak terus-menerus merasa gelisah karena memikirkan permasalahan
tersebut. Kita tentunya ingin supaya
relasi kita dengan orang tersebut kembali baik sehingga hidup kita juga menjadi
lebih tenang. Kita tidak lagi dikuasai
oleh rasa bersalah, gelisah, bahkan kita
tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan segala aktifitas kita. Kalau dalam berelasi dengan sesama saja harus
seperti itu, terlebih lagi dalam relasi kita dengan Tuhan. Saudara, kalau kita mau jujur, bukankah
seringkali kita juga melakukan apa yang tidak berkenan kepada Tuhan? Bukankah kita pun masih sering jatuh ke dalam
dosa? Apakah kita juga merasa bersalah
ketika kita telah melakukan sesuatu yang melanggar perintah Tuhan? Sadarkah kita bahwa dosa yang kita lakukan
merupakan pemberontakan kita kepada Tuhan? Setiap dosa yang dilakukan haruslah
kita akui di hadapan Tuhan. <b>Pengakuan dosa yang jujur di hadapan Allah mendatangkan
pemulihan dari Allah. </b>Kebenaran
inilah yang diajarkan dalam Mazmur 51 ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengakuan
dosa dan permohonan pengampunan dari Allah (ay. 1-9, 11)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
Mazmur 51 ini merupakan Mazmur pengakuan dosa yang paling terkenal dari 7
Mazmur pengakuan dosa yang ada. Mazmur
ini merupakan mazmur pengakuan dosa Daud.
Daud bukan hanya telah melakukan perzinahan, tetapi juga merancang
pembunuhan Uria, suami Batsyeba untuk menutupi dosanya. Dosa Daud yang tampak wajar untuk dilakukan
oleh seorang raja pada masa itu ditegur oleh Tuhan melalui nabi Natan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dalam
2 Samuel 12:1-7 kita dapat menemukan bahwa ketika nabi Natan datang kepada raja
Daud, ia tidak langsung menegur Daud.
Natan menggunakan kisah orang kaya dan orang miskin. Orang kaya ini merampas satu-satunya anak domba
yang dimiliki oleh si miskin. Kisah yang
menggambarkan ketidakadilan ini membuat Daud sangat marah! Secara spontan ia mengatakan bahwa orang kaya
ini harus dihukum mati. Orang kaya ini juga
harus mengganti anak domba itu empat kali lipat! Pada saat itulah nabi Natan mengatakan:
“Engkaulah orang itu!” Nabi Natan
“membongkar” dosa Daud yang selama ini berusaha ia tutupi. Lalu apa respons Daud? Apakah ia berusaha membela diri? Tidak saudara. Daud berkata: “Aku telah berdosa kepada TUHAN.” Kesadaran inilah yang menuntun Daud pada
pengakuan dosa yang jujur di hadapan Tuhan.
Daud datang dengan jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk seperti
yang digambarkan di ayat 19, “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang
hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Hal
ini </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menggambarkan
suatu kondisi dukacita atau kesedihan yang mendalam karena telah berdosa serta
rasa gentar seseorang yang berdosa karena ia menyadari akan kehadiran Allah
yang kudus. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengakuan dosa ini dimulai dengan
pernyataan yang jujur mengenai kesadaran pribadi tentang dosa pada ay 5: <i> </i>“Sebab
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">aku
sendiri sadar akan pelanggaranku”.
Bahasa Ibrani yang dipakai ialah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">כִּי־פְשָׁעַי אֲנִי אֵדָע</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
</span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(ki p<sup>e</sup>saʿay ʿani
ʿeda)</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Kalau kita perhatikan, ada kata
ganti orang </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ʿani</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sebelum
kata kerja<i> </i></span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ʿeda</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Dalam kata kerja <i>ʿeda</i>, sudah tercakup subjek orang pertama tunggal. Namun, ada penambahan kata <i>ʿani </i>yang berarti “saya”. Hal ini mau menunjukkan penekanan pada
subyek. Pada ay 5b juga dicatat “, aku senantiasa bergumul dengan dosaku” Kedua
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kalimat ini
mau menyatakan suatu kesadaran terus-menerus akan keberdosaannya bukan sekedar
suatu kesadaran yang muncul kadang-kadang atau sekali-sekali saja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pusat dari pengakuan dosa ini ada di
ayat 6a “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah
berdosa” </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam konsep orang Israel, dosa yang
dilakukan kepada sesama manusia dipercaya sebagai dosa yang menentang Allah. Pelanggaran terhadap perintah-perintah Allah
dimaknai sebagai dosa yang menentang pribadi Allah. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi, melakukan dosa berarti
melakukan sesuatu yang buruk, tidak menyenangkan, bahkan jahat di mata Tuhan! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesadaran akan betapa seriusnya dosa
ini membuat Daud sungguh-sungguh memohon pengampunan Allah. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalimat “kasihanilah
aku, ya Allah” pada ay 3 mengekspresikan keinginan yang begitu kuat untuk
meminta kemurahan Allah yang sebenarnya tidak pantas diterima oleh Daud. Dalam ketidaklayakannya inilah Daud berani
meminta pengampunan dari Allah karena ia tahu bahwa Allah tidak pernah berubah. Belas kasihan, kasih setia (<i>hesed</i>), dan rahmat Allah yang tidak
pernah berubah inilah yang memungkinkan pengampunan dosa itu terjadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada 3 kata kerja dan 3
kata benda yang menggambarkan keseriusan permohonan pengampunan dosa Daud<i>. Pertama</i>,
“hapuskanlah pelanggaranku” </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">מְחֵה
פְשָׁעָי</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(m<sup>e</sup>heh
p<sup>e</sup>saʿay)</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Kata “hapuskanlah” berasal dari bahasa Ibrani<i> m<sup>e</sup>heh</i> (<i>to blot
out/ to obliterate) </i>Kata<i> </i>ini seringkali dikaitkan dengan menghapuskan
nama yang tertulis dalam suatu kitab pada masa itu. Sedangkan kata “pelanggaran” berasal dari
kata Ibrani <i>p<sup>e</sup>saʿ</i> yang
dapat diterjemahkan sebagai suatu pemberontakan, ketidaktaatan, penyimpangan,
serta dengan sengaja menentang Allah. Jadi,
Daud sungguh memohon supaya kesalahan-kesalahannya dihapuskan oleh Tuhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kedua</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,
“bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku” </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">כַּבְּסֵנִי מֵעֲוֹנִי</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
</span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(kabeseni meʿawoni)</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Kata “bersihkanlah” berasal dari bahasa
Ibrani </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">כבס</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> kabas (to wash away). </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kata <i>kabas</i> ini menggambarkan kegiatan mencuci
baju kotor dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses mencuci ini, biasanya orang menginjak-injak atau
memukul-mukul pakaian kotor itu di dalam air supaya bersih. Sedangkan kata “kesalahan” berasal dari
bahasa Ibrani <i>awon </i>yang berarti salah
jalan atau menyimpang dari jalan yang benar.
Daud ingin supaya dirinya yang kotor oleh dosa dibersihkan seluruhnya
oleh Tuhan sama seperti seseorang yang mencuci pakaian kotor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketiga</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,
“tahirkanlah aku dari dosaku” </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">וּמֵחַטָּאתִי טַהֲרֵנִי</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
</span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(umehatati tahareni). </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kata “tahirkanlah”
berasal dari bahasa Ibrani </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">טהר</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(to
cleanse) </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang<i> </i>biasanya
menggambarkan pemurnian secara fisik seperti pentahiran dari penyakit
(2Raj.5:10), pemurnian logam (Mal.3:3), dan pentahiran hal-hal yang najis di
Bait Allah (2Taw. 29:15). Kata<i> tahar</i> ini seringkali dipakai dalam
konteks pentahiran dalam acara seremonial (Im. 11:32). Hal ini disebabkan karena ketidaktahiran (<i>uncleaness) </i>adalah suatu hal esensial
yang bisa mediskualifikasi seseorang dari partisipasinya dalam ibadah. Orang yang tidak tahir tidak diperkenankan untuk
datang ke hadirat Allah yang maha kudus.
Kemudian, kata “dosa” berasal dari bahasa Ibrani </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">חטאת</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hatat
(sin) </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang berarti melanggar standar<i>. </i>Kata <i>hatat</i> ini yang paling sering digunakan untuk menggambarkan pelanggaran
manusia terhadap perintah Allah sebagai standar hidup. Jadi, Daud, sebagai seorang yang tidak tahir
di hadapan Allah memohon supaya Allah mentahirkan dirinya dari kenajisan
dosanya sehingga ia bisa layak untuk datang ke hadirat Allah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari semua penjelasan ini, kita
dapat menemukan suatu penekanan yang mau ditunjukkan oleh penulis. Bahkan, kata-kata ini diulang lagi dalam ayat
9 dan 11. Ketiga kata benda ini
merupakan kata yang umum dipakai di PL untuk menggambarkan pemikiran dan
tindakan yang jahat (Yes. 59:12). Hal
ini menunjukkan bahwa dosa dilihat secara komprehensif dalam PL sebagai suatu
tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk menyimpang dari jalan yang
dikehendaki Allah. Ketiga kata kerja ini
menunjukkan betapa seriusnya dosa sehingga harus Allah sendiri yang membereskan
dosa itu. Hanya Allah yang bisa
menghapus, membasuh, dan mentahirkan manusia dari dosa! Oleh karena itu, Daud sungguh-sungguh memohon
supaya Allah menyucikan dia dari dosa-dosanya.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara dalam Yesaya 1: 18 dikatakan
bahwa “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti
bulu domba.” Selain itu, 1 Yohanes 1: 9 juga mencatat “Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” Bagian firman Tuhan ini
menujukkan bahwa ada jaminan pengampunan dosa dari Allah ketika kita datang
mengaku dosa di hadapan Allah. Jaminan
pengampunan dosa ini menjadi suatu hal yang pasti karena pengorbanan Kristus
yang sempurna di kayu salib. Pengorbanan
Kristus yang sempurna telah meredakan murka Allah atas manusia berdosa. Pengorbanan Kristus telah membuka pintu
pengampunan Allah bagi manusia berdosa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
dalam perjalanan kita mengikut Tuhan, bukankah kita masih sering jatuh bangun dalam
dosa? Saya tidak tahu, apa yang menjadi
pergumulan kita. Mungkin ada yang
bergumul dengan dosa kekuatiran, ketakutan, kecemasan, kemalasan, atau kemarahan. Mungkin ada yang bergumul dengan dosa iri
hati, kesombongan atau kemurnian hati dalam pelayanan. Bahkan mungkin ada diantara kita yang
bergumul dengan pikiran-pikiran negatif terhadap orang lain atau pikiran yang
kotor yang muncul dalam khayalan kita. Saudara,
mungkin dosa ini tidak diketahui oleh orang-orang di sekitar kita. Namun, satu hal yang pasti Tuhan tahu akan
hal itu. Dosa kita adalah sesuatu yang
jahat dan menjijikkan di hadapan Tuhan yang maha kudus. Dosa kita adalah suatu penghinaan kepada
pribadi Tuhan! Kesadaran ini seharusnya
membuat kita datang merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui dosa-dosa kita
dengan jujur, dan memohon pengampunan Allah.
Biarlah dengan hati yang hancur dan penyesalan yang mendalam kita
berkata kepada Tuhan: “Tuhan, terhadap Engkau, terhadap Engkau saja aku telah
berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat. Kasihanilah aku yang berdosa ini” Ingatlah bahwa dosa selalu membawa kecemasan
dan kegelisahan dalam hidup kita. Namun,
pengakuan yang jujur di hadapan Allah membawa kelegaan dan kebebasan. Pengakuan dosa ini menjadi langkah awal bagi
kita untuk dipulihkan oleh Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah Daud mengakui
dosanya, ia memohon pemulihan dari Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Permohonan
pemulihan dari Allah (ay. 10, 12-21)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daud memohon supaya
Allah, Sang Pencipta itu merestorasi hidupnya.
“Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang
Kauremukkan bersorak-sorak kembali!” (ay. 10). </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada ayat 10, kita bisa melihat bahwa proses pemulihan ini dimulai dengan
suatu permohonan supaya ia bisa mendengarkan sukacita dan kegirangan, juga
supaya tulang yang telah Allah remukan bersorak-sorai kembali. Ungkapan “tulang yang Kau remukan”
menggambarkan penderitaan atau kesukaran serta kegelisahan secara mental dan
spiritual yang disebabkan oleh rasa bersalah karena dosa yang telah dilakukan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Daud sungguh
merindukan supaya ia bisa kembali merasakan sukacita dalam bersekutu dengan
Allah.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, mari kita memperhatikan
ayat 12-13: </span><sup><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadikanlah hatiku tahir, ya
Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan
janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">” </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada
ayat 12, Daud memohon supaya Allah menjadikan hatinya tahir dan memperbaharui
batinnya dengan roh yang teguh. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kata “jadikanlah”
dalam ay 12a memakai kata Ibrani </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">בָּרָא</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> (<i>bara’</i>) dimana kata kerja ini hanya
dipakai jika Allah sebagai Subjek. Kata
<i>bara’</i> ini mengacu pada tindakan Allah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang
menciptakan dan menjadikan sesuatu yang baru.
Kata ini dipakai untuk menekankan suatu permohonan transformasi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hidup yang
hanya bisa dilakukan oleh kuasa Allah. Jadi,
hanya Allah yang bisa memperbaharui hati manusia. Hati di sini menggambarkan pusat dari emosi,
kehendak, dan hidup seseorang. Hati yang
telah menyimpang dari jalan Tuhan harus diperbaharui supaya bisa kembali
melangkah di jalan yang benar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ayat 13 dilanjutkan dengan permohonan
supaya Allah tidak membuang Daud dari
hadirat-Nya dan mengambil Roh Kudus dari padanya. Dalam konsep PL, Roh Kudus hanya diberikan
kepada orang-orang yang mempunyai jabatan khusus, misalnya hakim-hakim, raja,
atau nabi. Hal ini menunjukkan bahwa Roh
Kudus yang akan memampukan orang tersebut untuk melaksanakan tugas
tertentu. Roh Kudus tidak tinggal
menetap dalam diri seseorang seperti konsep Roh Kudus yang diam dalam diri
orang percaya di PB. Jadi, ketika Roh
Kudus meninggalkan seseorang maka itu berarti ia telah kehilangan perkenanan
Allah. Daud sungguh-sungguh memohon
supaya Allah mengampuni dan memulihkan dirinya sehingga ia bisa terus merasakan
hadirat Allah dan ia bisa kembali berjalan di jalan kebenaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah Daud mengalami pemulihan
dari Allah, ia berkomitmen untuk memuji Allah karena segala perbuatan-Nya. Daud juga berjanji untuk mengajar para
pemberontak tentang “jalan” Allah. Jalan
Allah di sini mengacu pada perintah atau hukum Allah yang menjadi pedoman hidup
umat Tuhan. Pengajaran ini juga meliputi tentang kemurahan Allah, pengampunan,
dan pemulihan Allah. Daud ingin supaya
pengalamannya mengalami pengampunan Allah dan pemulihan dari Allah juga kelak
akan menjadi pelajaran bagi orang lain yang pernah jatuh ke dalam dosa. Dengan demikian, orang-orang berdosa ini bisa
mengalami pengampunan dan pemulihan sehingga mereka bisa kembali ke jalan
Allah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam Kisah Para Rasul 13:22, ketika
Paulus berkhotbah di Antiokhia di Pisidia, Paulus berkata: “Tentang Daud Allah
telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di
hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Bagaimana mungkin Daud yang pernah jatuh ke dalam dosa disebut sebagai
seorang yang berkenan kepada Tuhan? Daud
bukanlah manusia yang sempurna sama seperti kita. Namun dia mempunyai hati yang lentur, lembut dan <i>teachable</i>
ketika ditegur oleh Tuhan. Ia datang
merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk mengakui dosa-dosanya. Ia memohon pengampunan dan pemulihan dari
Allah. Hidup Daud kembali berpaut pada
Tuhan. Itulah sebabnya Daud tetap
disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
saya teringat akan pengalaman saya ketika saya mengerjakan skripsi dulu. Hari Rabu bagi saya adalah hari skripsi
sedunia sehingga saya akan <i>off</i> dari
kerja <i>part time</i> di kampus dan segala
aktifitas di kampus. Sekitar 1,5 bulan
sebelum <i>deadline</i> pengumpulan skripsi,
saya berencana untuk mempercepat penyelesaian skripsi saya apalagi pada waktu
itu saya juga sedang sibuk dengan Paskah Universitas dan mempersiapkan <i>retreat</i> untuk regenerasi pelayanan di
kampus. Saat teduh saya pada hari itu
agak berbeda dengan biasanya Kalau
biasanya sate memakan waktu 1 jam, maka pada hari itu saya beri diskon 50%
menjadi setengah jam saja. Saya ingin
cepat-cepat mengerjakan skripsi supaya cepat selesai. Namun, entah apa yang terjadi dengan laptop
saya hari itu, semua hasil analisa data bab 3 yang saya kerjakan tidak
tersimpan di laptop. Saya ketik lagi, di
<i>save</i>, tetapi <i>file</i>nya tidak ada juga.
Kepala saya jadi pusing saudara! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Hari
Kamis jam 9 pagi adalah jadwal saya bertemu dengan dosen pembimbing. Rupanya hari itu juga kacau. Mulai dari <i>file</i> di USB yang <i>error</i>
sehingga ga bisa <i>nge-print</i>, sampai
gagal ketemu dosen karena ia sedang keluar kota! Lengkaplah penderitaan saya saudara! Seketika itu juga saya merasa Tuhan sedang
menegur saya. Tuhan seperti berkata
kepada saya: “Lihat, semua yang kamu perjuangkan dari kemarin sia-sia
bukan? Apakah kamu pikir, waktu yang
kamu berikan kepada-Ku akan mengurangi keefektifanmu dalam menulis
skripsi? Memangnya siapa yang memberikan
hikmat? Sia-sialah setiap usahamu tanpa
bergantung kepada-Ku!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, tanpa saya
sadar saya telah mengandalkan diri sendiri dan akhirnya menomor duakan
Tuhan. Waktu pribadi bersama Tuhan
seolah-olah hanya akan mengurangi keefektifan saya dalam mengerjakan skripsi di
hari itu. Saya bersyukur bahwa Tuhan
menegur dosa saya yang telah mengabaikan Tuhan dan mengandalkan diri sendiri. Saya mengakui kesalahan saya di hadapan Tuhan. Saya memohon supaya Tuhan mengampuni dosa
saya. Saya berkomitmen bahwa saya akan
terus belajar untuk tidak mengorbankan waktu-waktu pribadi saya dengan Tuhan
walaupun kerjaan saya banyak atau <i>deadline</i>
tugas-tugas semakin mendekat. Waktu
bersama dengan Tuhan bukanlah penghambat keefektifan saya dalam melakukan
sesuatu. Justru hal inilah yang membuat
saya lebih efektif dalam belajar atau melakukan sesuatu. Jadi, tidak boleh ada alasan yang serasional
apapun untuk mengabaikan waktu pribadi bersama Tuhan!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
kita bersyukur bahwa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita tidak keluar masuk
dari hidup kita ketika kita berdosa. Justru
Roh Kudus inilah yang akan mengingatkan kita ketika kita melakukan sesuatu yang
kurang tepat. Peringatan maupun teguran
atas dosa kita itu mungkin melalui hati nurani kita, melalui orang-orang di
sekitar kita, melalui peristiwa yang kita alami, atau justru melalui firman
Tuhan yang kita baca atau renungkan. Setiap
hari kita berinteraksi dengan kebenaran firman Tuhan, baik melalui saat teduh
maupun perkuliahan. Pertanyaannya adalah
apakah kebenaran itu menjadi cermin yang mengoreksi segala ketidakberesan dalam
hidup kita? Ataukah semua hal itu cuma
menambah wawasan kita tanpa menyentuh hati kita? Mari kita berdoa supaya kita diberikan hati
yang rela dikoreksi oleh Tuhan melalui berbagai sarana yang Ia pakai untuk
menegur kita. Jangan sampai kita
memiliki hati yang bebal sehingga kita menjadi kebal dan mengabaikan teguran
Tuhan! Jangan sampai hati nurani kita
menjadi dingin dan beku sehingga kita tidak bisa lagi mendengar suara
Tuhan. Mari kita memohon supaya Tuhan
memperbaharui hati kita setiap hari sehingga kita bisa hidup dalam
kebenaran. Supaya apa yang kita lakukan
adalah sesuatu yang diperkenan oleh Tuhan dan yang menyenangkan hati-Nya. Saudara, ingatlah bahwa dosa yang masih kita sembunyikan
dan yang belum kita akui di hadapan Tuhan hanya akan membawa kegelisahan bahkan
rasa frustasi yang mendalam di hidup kita.
Hanya setelah kita mengakui di hadapan Tuhan kita akan akan merasa lega
dan kembali merasakan sukacita yang sejati.
Hanya setelah kita mengaku barulah kita bisa meminta Tuhan memperbaharui
hati kita sehingga kita sungguh bersukacita berjalan kembali di jalan Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara,
kita perlu menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita tidak kebal terhadap
dosa. Dalam proses pengudusan yang terus
berlangsung seumur hidup, kita masih bisa jatuh ke dalam dosa. Kita masih bisa melakukan apa yang jahat di
mata Tuhan. Setiap dosa yang kita
lakukan merupakan pemberontakan kita kepada Tuhan. Fakta inilah yang harus selalu kita sadari
dan waspadai. Kalaupun kita jatuh ke
dalam dosa, marilah kita datang dengan hati yang hancur dan berduka di hadapan
Tuhan serta mengakuinya dengan jujur.
Marilah kita memohon pengampunan Tuhan.
Tuhan yang penuh rahmat dan belas kasihan itu akan mengampuni dan
menyucikan kita dari segala dosa kita. Marilah
kita memohon supaya Tuhan memperbaharui hati dan pikiran kita sehingga kita
bisa kembali menikmati sukacita dalam berelasi dengan Tuhan. Hanya dengan hati yang terus menerus
diperbaharui dan dimurnikan oleh Tuhan kita bisa hidup di jalan Tuhan dan tidak
menyimpang dalam dosa. Biarlah apa yang
tercatat dalam mazmur 119:11 menjadi doa kita :“Dalam hatiku aku menyimpan
janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” Kalaupun kita terpeleset atau jatuh ke dalam
dosa, kita harus ingat bahwa tangan Tuhan selalu terbuka untuk memberikan
pengampunan dan pemulihan bagi kita. Dengan
demikian kita hidup sebagai anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan yang
memperkenan Tuhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Amin</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-10091514112457105802012-05-03T17:19:00.002-07:002012-05-03T17:19:11.735-07:00Khotbah Yesaya 58:1-14<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 78.0pt; tab-stops: 70.9pt 78.0pt; text-align: center; text-indent: -78.0pt;">
<span style="font-size: 14pt; text-indent: -78pt;">Tertipukah TUHAN?</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 78.0pt; tab-stops: 70.9pt 78.0pt; text-align: center; text-indent: -78.0pt;">
<span style="font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Oleh Daniel <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b>Pendahuluan<o:p></o:p></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, setiap kita
rasa-rasanya pernah “tertipu.”
Pengalaman ketika “tertipu” sangat tidak menyenangkan. Pengalaman itu akan terasa sangat menyakitkan
jika si penipu adalah someone yang paling kita cintai atau hamba Tuhan yang sangat
kita kagumi. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, mungkin
video berikut ini pernah atau akan membuat kita tertipu. Mari kita perhatikan. (tampilkan video, pause pada menit 01:01).
S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, percayakah s<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra jika saya
katakan bahwa “wanita” ini sebenarnya adalah laki-laki? Mari kita lihat kelanjutkannya<span lang="EN-US">:<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
(lanjutkan
sampai menit 02:49). <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
Uniknya <span lang="EN-US">saudara</span>, <span lang="EN-US">t</span>ipuan yang dilakukan oleh Bell Nuntita bukannya
berdampak menyakitkan tetapi justru memukau banyak orang. Meskipun dilahirkan sebagai seorang
laki-laki, namun malam itu Nuntita tampil sangat cantik<span lang="EN-US">,</span> melebihi kecantikan banyak wanita asli. Suara ke”wanita”annya pun lumayan OK. Luar biasa <span lang="EN-US">sekali.</span> S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, apa yang
dilakukan Nuntita merupakan <span lang="EN-US">contoh </span>kejeniusan
manusia<span lang="EN-US"> pada umumnya</span>. Apa <span lang="EN-US">maksudnya</span>? <span lang="EN-US">Maksudnya adalah
pada umumnya </span>manusia begitu pintar “<span lang="EN-US">m</span>emoles” bagian luar dirinya sehingga bagian yang
sebenarnya tertutup rapi.<span lang="EN-US"> </span>Bahkan, saking pintarnya manusia “memoles,”, ia merasa
dapat menipu Tuhan.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra<span lang="EN-US">-saudara</span>, inilah yang dilakukan oleh bangsa Israel <span lang="EN-US">sebagaimana
dinyatakan </span>di dalam teks <span lang="EN-US">bacaan kita</span>. Israel dengan
sangat jenius memoles ibadahnya sedemikian <span lang="EN-US">rupa </span>hingga tampak sangat religius. Tujuannya supaya Tuhan dapat “tertipu” dan
akhirnya memberkati mereka. Tetapi
tertipukah Tuhan? <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
K<span lang="EN-US">alau</span> kita perhatikan ay. 3, disana Israel<span lang="EN-US"> melontarkan</span><span lang="EN-US"> </span>complaint:
“Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa
kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” <span lang="EN-US">Ini adalah s</span>ebuah complaint yang sifatnya menuntut<span lang="EN-US"> dan </span>keluar dari hati yang kecewa.<span lang="EN-US"> Saudara</span>,
sebenarnya complaint ini sangat wajar<span lang="EN-US"> kalau </span>kita hanya memperhatikan ay. 2. Betapa tidak<span lang="EN-US">? </span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">(1) </span>Israel dikatakan mencari Tuhan setiap hari<span lang="EN-US">. (2)</span><span lang="EN-US"> </span>Israel
suka untuk mengenal segala jalan Tuhan
(secara literal: Israel begitu ingin sekali/begitu
berhasrat menyelidiki jalan Tuhan<span lang="EN-US">. (3)</span><span lang="EN-US"> </span>Israel
menanyakan hukum-hukum yang benar.
<span lang="EN-US">Nah, di sini, f</span>rasa
“hukum-hukum yang benar” <span lang="EN-US">sangat
menarik</span>. Frasa ini adalah hasil
penggabungan dua kata <span lang="EN-US">indah di
</span>dalam Alkitab<span lang="EN-US">, yang
hanya ada </span>5x saja di Alkitab dan
digunakan untuk menyatakan kesungguhan dan minat untuk belajar – Mzm 119:7, 62,
160, 164. <span lang="EN-US">Kedua </span>kata ini menggambarkan karakter Allah, dan dapat diterjemahkan hampir
sama, yaitu: hukum, keadilan,
kebenaran, kejujuran. Sekarang kedua kata ini digabung. Ini menunjukkan bahwa Israel
sungguh-sungguh berminat mempelajari hukum-hukum yang benar-benar benar<span lang="EN-US">, </span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">h</span>ukum-hukum yang benar<span lang="EN-US">-</span>benar adil. Dengan kata
lain Israel mempelajari Allah sendiri. Keren <span lang="EN-US">, bukan?</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">(4) </span>Israel suka mendekat menghadap Allah<span lang="EN-US">. (5) </span>Israel
bahkan Berpuasa dan merendahkan diri. Dalam konteks Yesaya
58, puasa diekspresikan dengan “jiwa yang merana dan hati yang terluka.” <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
Coba bayangkan seorang saudagar
kaya yang setiap harinya berpakaian
ungu dan <span lang="EN-US">ber</span>pesta pora
kini mengenakan pakaian compang camping, meletakkan abu di atas kepala dan berbaring di tanah serta meraung-raung
dalam tangisan pedih. <span lang="EN-US">Di </span>dalam kasus Ezra (Ezra 9:3-4), ia <span lang="EN-US">bahkan </span>mengoyakkan pakaian dan jubahnya, mencabut rambut kepala
dan janggutnya dan duduk tertegun sampai petang.<span lang="EN-US"> </span>Itulah
ritual ibadah Israel:<span lang="EN-US"> s</span>etiap
hari mencari Tuhan<span lang="EN-US">, b</span>ergairah
menyelidiki segala jalan Tuhan<span lang="EN-US">,
m</span>enanyakan hukum-hukum yang benar-benar benar<span lang="EN-US">, b</span>erhasrat mendekat menghadap Allah,
berpuasa dan merendahkan diri di hadapan
Tuhan.<span lang="EN-US"> </span>Hebat<span lang="EN-US"> dan </span>luar biasa<span lang="EN-US">: ibadah luarnya tampak </span>begitu sempurna<span lang="EN-US">, m</span>emukau bagaikan “si
cantik” Nuntita ketika bernyanyi dalam suara soprannya. Tetapi, apakah Allah seperti 3 juri TGT yang meluluskan
Nuntita? Tertipukah Allah dengan
tampak luar?<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, <span lang="EN-US">suatu saat
ketika sedang ngemil, </span>ada seekor semut <span lang="EN-US">yang kesasar</span> di cemilan saya. <span lang="EN-US">Saya mengambil semut </span>itu dari <span lang="EN-US">cemilan </span>dan <span lang="EN-US">menaruhnya
</span>sedikit jauh dari <span lang="EN-US">cemilan
tersebut. Ia dalam </span>keadaan terluka. Beberapa menit kemudian saya <span lang="EN-US">terkejut ketika melihat </span>kaget
ada 5 ekor semut lain sedang menggotong temannya yang terluka itu.<span lang="EN-US">
</span>Dalam imajinasi saya: “Oh, pasti akan dibawa ke RSS—Rumah Sakit
Semut.” S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, <span lang="EN-US">kelima</span>
semut itu begitu tekun dan rela menggotong temannya yang terluka <span lang="EN-US">sekalipun </span>mereka juga bisa
jadi akan terluka, atau bahkan kehilangan nyawa. S<span lang="EN-US">au</span>d<span lang="EN-US">a</span>ra, <span lang="EN-US">dibandingkan semut tadi, t</span>ampaknya
ibadah Israel memang memukau, <span lang="EN-US">te</span>tapi
apa yang mereka lakukan <span lang="EN-US">dalam
kehidupan sehari-hari </span>sangat berbeda.
<span lang="EN-US">Bukannya “</span>menggotong”
sesama mereka yang miskin, lapar,
telanjang atau <span lang="EN-US">tidak </span>punya
rumah, <span lang="EN-US">umat </span>Israel
justru saling berbantah dan berkelahi, tidak semena-mena dan menindas kaum
lemah. Kayaknya Israel perlu belajar
dari semut.<span lang="EN-US"> </span>Sampai di sini kesimpulan yang kita
peroleh adalah bahwa Israel ternyata tidak mengenal Tuhannya dengan benar.<span lang="EN-US">
</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US">Namun demikian, kasih Tuhan Allah kita begitu
besar. Meskipun mengecam dosa umat-Nya</span>.
Allah juga memberitahukan <span lang="EN-US">kepada
Israel </span>bagaimana ibadah yang dikehendaki-Nya, bahkan menjamin <span lang="EN-US">pemberian </span>berkat bagi yang melakukannya.<span lang="EN-US">
</span>K<span lang="EN-US">alau</span>
kita <span lang="EN-US">mem</span>bandingkan puasa
yang dikehendaki Allah di ayat 6-7 dengan <span lang="EN-US">i</span>badah yang benar menurut Yesus di Matius 25:35-36<span lang="EN-US">,</span> kita akan menemukan
kesamaan yang menarik, yaitu: “Beri makan yang lapar; beri tumpangan yang
miskin; beri pakaian yang telanjang; peduli dan kunjungi yang kesepian.” <span lang="EN-US">Saudara</span>, <span lang="EN-US">i</span>badah
bukan hanya <span lang="EN-US">masalah ke</span>intim<span lang="EN-US">an</span> dengan Tuhan. Ibadah juga <span lang="EN-US">berarti </span>akrab dengan sesama<span lang="EN-US">; m</span>engasihi Tuhan lebih dari
apapun dan <span lang="EN-US">m</span>engasihi sesama
seperti diri sendiri. Ibadah yang benar
bukan hanya soal hubungan pribadi dengan Tuhan, melainkan juga soal hubungan pribadi dengan sesama. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Firman Tuhan di dalam </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Yak</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">obus</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> 1:27 </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">menyebutkan</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">: “Ibadah yang murni dan
yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu
dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri
tidak dicemarkan oleh dunia.” </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Dengan demikian, Allah </span>seakan-akan <span lang="EN-US">ingin </span>berkata: “Bohong k<span lang="EN-US">a</span>lo kalian berkata beribadah
kepada-Ku tetapi kamu tidak peduli kepada orang lapar, miskin, telanjang, dan
kesepian.” <span lang="EN-US"> Hal serupa dapat ditemukan di dalam </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">1</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Yoh</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">anes</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> 4:20</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">: </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">“Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci s</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">au</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">d</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">a</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">ranya,
maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi s</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">au</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">d</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">a</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">ranya
yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<b>Ilustrasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Saudara</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya pernah
mendapatkan kesempatan melayani di sebuah kota bersama seorang pengusaha. Pelayanannya adalah </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">membagikan
“roti dan aqua gelas” kepada para </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">gelandangan
dan pengemis </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">di</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">temui di
jalan. Biasanya setelah roti diberikan, kami memegang pundak mereka sambil
mengucapk</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">an kalimat:</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">“Pak, ini berkat
dari Gusti Yesus. Gusti Yesus sayang </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">s</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ama</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kita,</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Gusti Yesus
sayang </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">B</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">apak.” Kalau responnya baik, kami </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">menceritakan kepadanya k</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">arya Yesus</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> yang</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> mati disalib karena dosa manusia, dan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">jalan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">keselamatan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang diberikan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kepada siapa saja yang percaya
kepada-Nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Nah, suatu kali saya mendapatkan pengalaman yang
menarik. D</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">iantara “langganan” kami, ada seorang
bapak yang unik. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Waktu p</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ertama kali </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">bertemu dengan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">bapak itu, ada perasaan jijik dalam hati
saya karena </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">b</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">apak itu kena
kusta.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">
</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Ketika mendekatinya dan memberikan “paket berkat” kepadanya, saya
ogah-ogahan dan hampir </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">tidak </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">punya niat
untuk memberi. Saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">terpaksa ngasih karena pengusaha yang mengajak saya
meminta saya untuk memberikan paket kepada si pengemis kusta. Sekembalinya dari pelayanan malam itu, saat
berdoa sebelum tidur, Tuhan menegur saya dan menunjukkan betapa </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">borok,
busuk, dan kusta</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">nya</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> hati saya</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">; penuh </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kepura-puraan</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> dan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kepalsuan.
Malam itu saya tidur sambil membatin: “Kayaknya saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> m</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">unafik deh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Puji Tuhan, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Allah itu baik. Dua</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> minggu
kemudian </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya mendapatkan kesempatan
untuk bertemu kembali dengan si </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">bapak itu</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">. </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Saya ingat</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">,</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> malam itu</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">dengan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ber</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">semangat saya menawarkan diri untuk </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">memberikan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">roti</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> kepada si pengemis</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">.
Tetapi dasar manusia, ketika turun dari mobil dan berjalan mendekat, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya men</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">jadi takut lagi. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Meskipun
masih jauh, bau </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kustanya sudah sangat menyengat. Pasti kustanya semakin parah. </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Sambil
melangkah, dalam hati </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">berdoa:
“Tuhan, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">bagaimana ini. </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Koq jadi
takut </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">be</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">gini? Tolong saya</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, Tuhan, supaya saya bisa</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> mengasihi dengan tulus.” </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Saudara, k</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">etika </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">pengemis </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kusta </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">tersebut </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">menyadari kedatangan kami</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">,</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">merasa </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">senang.
</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Sang pengemis pasti </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">akan
menerima </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">paket </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">dengan
sukacita, dan saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">akan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">pulang tanpa
rasa bersalah lagi. Tetapi alangkah terkejutnya
ketika </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya mendekat, </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ia
berteriak: “Makasih d</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">i</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">k. Gak usah.
Gak usah dekat-dekat. </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Pergi saja. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Saya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">sangat bau. Tolong pergi saja.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Oh</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> <span lang="EN-US">Saudara</span></span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, mendengar itu saya hampir menangis. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Di saat </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang sama </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">dengan keluarnya kalimat si pengemis kusta, Tuhan
sepertinya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">berbicara</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> kepada saya</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">: “Coba
lihat dirimu. Bukankah kamu yang </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">se</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">harusnya mengatakan itu kepada Saya. Bukankah </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">s</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">esungguhnya kamulah yang bau</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">; kamulah </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang berpenyakitan</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">; kamulah </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang kotor.
Mengapa kamu selama ini merasa layak mendekat kepada-Ku</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">?</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">
Mengapa selama ini kamu merasa sangat hebat ketika</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">demi menjalani </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">panggilanmu</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, kamu</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">rela meninggalkan pekerjaan, karir dan impianmu</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">?</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Saudara, malam itu, </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ketika roti sudah </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">diberikan, saya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">memegang tubuh kusta yang dibalut
selimut kusut itu dan berdoa untuk dia.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> Saat ini </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">saya tidak
tahu apakah bapak itu masih hidup atau sudah </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">meninggal</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, tetapi satu </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">hal </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">yang pasti </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">adalah: </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">bapak
pengemis kusta itu telah dipakai Tuhan menjadi berkat bagi saya</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">. M</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">elalui
pelayanan sosial yang sederhana itu, Tuhan mengizinkan saya merasakan apa
artinya ucapan Yesaya: </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">“</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Pada waktu itulah terangmu
akan merekah seperti fajar.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">”</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sekarang
</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">mengerti </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">apa maksud </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">“terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang
tengah hari.” Saya mengalami kekuatan
yang dibaharui dan hati yang dipuaskan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">oleh
</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">TUHAN di tanah
yang kering.” Melalui pelayanan sosial yang sederhana itu, saya diajarkan
bagaimana menjadi seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air
yang tidak pernah mengecewakan.”</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<b>Aplikasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">,
perbedaan yang paling </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">jelas antara </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">kita dengan orang Israel </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">adalah kenyataan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">bahwa kita hidup di zaman, budaya dan cara </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">ber</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">ibadah</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">yang berbeda dengan
mereka. Akan tetapi, bukankah ritual
yang kita miliki persis</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sama?</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Kita berusaha bersaat teduh setiap hari,
menyelidiki segala jalan Tuhan, berpuasa, berdoa dan merendahkan diri. Namun
demikian, seperti orang Israel, di sekeliling kita ada banyak orang miskin</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">, terlunta, butuh bantuan,
dan orang-orang yang memupunyai banyak persoalan?</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Inilah saatnya bagi kita untuk bertanya: </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">“Apakah di hadapan Tuhan
saya menampilkan kepalsuan? Saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">punya pelayanan yang banyak, padahal hati </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">saya penuh borok, busuk dan berpenyakit kusta? </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saya punya banyak pelayanan,
tetapi tidak memiliki belas kasihan sebagaimana telah ditunjukkan Tuhan kepada
kita</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">? Apakah
selama ini saya seperti Israel, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">mencoba </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">menipu Tuhan dengan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">tampilan </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">luar
ibadah saya? </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Sepertinya
saya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">mengasihi
Tuhan padahal </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sebenarnya tidak peduli </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">terhadap sesama? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<b>Penutup<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara-saudara</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">hari </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ini </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Firman Tuhan mengajarkan
</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kepada kita bahwa </span><b>Tuhan tidak mungkin tertipu!</b><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> <span lang="EN-US">Karena
itu, mari tanggalkan </span></span></b><b>kepalsuan
dan </b><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">k</span></b><b>enakan ibadah
yang murni.</b><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> Jalin</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">lah r</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">elasi intim dengan Tuhan dan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">tunjukkan ke</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">peduli</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">anmu</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">kepada </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">sesama. </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Mari kita mulai dengan satu tindakan kasih hari ini. Mari kita peduli dan berbagi dengan sesama
yang Tuhan tempatkan di dekat kita. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">J</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">aminan berkat dan penyertaan Tuhan akan
menjadi bagian kita. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Kiranya </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Roh Kudus menolong kita semua.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 37.15pt; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: center; text-indent: 37.15pt;">
<b>Amin<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 127.6pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-23669912043566576142012-05-03T09:49:00.000-07:002012-05-03T09:50:55.602-07:00Khotbah Mazmur 100<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b>Menikmati Allah dalam Ibadah</b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: center;">
<b>Oleh <span lang="EN-US">Franky Boentolo</span></b><b><o:p></o:p></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Suatu kali saya datang berbakti ke sebuah
gereja. Pulang gereja, saya merasa sangat
kecewa dan kesal karena saya merasa tidak dapat menikmati ibadah tersebut. Apa sebabnya?
<i>Pertama, </i>pemimpin liturgisnya
bukan hanya monoton, tetapi tidak </span>bisa
menciptakan <span lang="EN-US">alur ibadah yang baik. <i>Kedua,</i>
musik yang </span>mengiringi <span lang="EN-US">terasa gaduh dan tidak menyatu.
<i>Ketiga,</i> <i>sound system</i>-nya </span>beberapa
kali mengalami gangguan<span lang="EN-US">. <i>Keempat,
</i>khotbah yang disampaikan tidak sesuai dengan amanat teks Alkitab. <i>Kelima,
</i>ada anak-anak kecil yang berkeliaran semaunya. Semuanya menjadikan </span>s<span lang="EN-US">aya tidak bisa fokus
merasakan kehadiran Allah di dalam ibadah itu.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Yang aneh, k<span lang="EN-US">e</span>tika<span lang="EN-US"> saya masih bersekolah di sekolah Kristen</span>,<span lang="EN-US"> </span>d<span lang="EN-US">i masa itu seharusnya saya tidak bisa menikmati ibadah karena saya
belum menjadi orang percaya. Namun yang terjadi adalah kebalikannya. Meskipun awalnya saya kurang suka mengikuti
kebaktian karena paksaan sekolah, lama kelamaan saya bisa menikmatinya juga. Bahkan, dari ibadah-ibadah tersebut saya
merasakan kehadiran Allah-nya orang Kristen.
Selain melalui pelajaran agama Kristen, ibadah-ibadah inilah yang turut
berperan dalam menggerakkan saya untuk menjadi orang Kristen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Ketika membandingkan kedua pengalaman
tersebut, saya lalu berpikir: “Apakah semakin lama saya menjadi orang Kristen,
semakin lama belajar Alkitab dan diperlengkapi untuk melayani, semakin tinggi
pula standar yang harus saya pasang terhadap mutu suatu ibadah, sehingga pada
akhirnya saya semakin sulit menikmati ibadah?”
Saudara, mungkin perasaan seperti itu juga ada </span>pada <span lang="EN-US">sebagian dari saudara-saudara? </span>Saudara
jarang bisa menikmati ibadah. Sering kali pulang ibadah menggerutu tentang
musiknya. Liturgosnya, atau khotbahnya. Akhirnya, Saudara jarang mendapat
berkat dalam mengikuti ibadah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tentu saja, hal
seperti itu perlu kita ubah. Kita perlu kembali mengerti apa yang Alkitab
ajarkan tentang sikap yang seharusnya kita miliki dalam beribadah.<b> <span lang="EN-US">Mazmur 100 mengajarkan bahwa
di dalam beribadah kita harus kembali kepada standar yang benar, yakni “menikmati
atribut Allah”</span></b><span lang="EN-US">.
</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Nah, apa yang dimaksudkan dengan
atribut Allah? Atribut Allah adalah sifat-sifat
yang melekat pada pribadi Allah. Atribut
Allah dinyatakan melalui tindakan-Nya di dalam dunia dan di dalam hidup kita. Atribut Allah tidak berubah sampai
selama-lamanya. Contoh atribut Allah
adalah kasih-Nya, kesetiaan-Nya, kemahakuasaan-Nya, dan sebagainya. Supaya kita bisa menikmati atribut Allah
dalam ibadah, ada dua sikap yang harus kita miliki ketika datang beribadah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">I. Mengingat
atribut Allah melalui pengalaman masa lalu </span></b><span lang="EN-US">(<i>past</i>)<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Bila kita menyelami dunia orang Israel di masa lalu,
pengalaman rohani mereka sungguh luar biasa.
Ketika keluar dari Mesir, tidak ada bangsa lain yang mengalami tuntunan
tangan Allah yang kuat dan yang mengerjakan hal-hal spektakuler. Ketika akan memasuki tanah Kanaan, sulit
diterima dengan akal sehat bahwa bangsa yang kecil ini dapat mengalahkan
bangsa-bangsa lain yang lebih banyak dan kuat secara militer, jika bukan karena
Allah sendiri yang berperang bagi mereka.
Karya Allah bagi Israel pada zaman PL mencapai puncaknya ketika kerajaan
Israel dipimpin oleh Daud dan dilanjutkan oleh Salomo. Zaman tersebut sering dipakai sebagai acuan di
kemudian hari ketika umat Israel mengharapkan datangnya zaman seperti itu
kembali. Gambaran latar belakang seperti
inilah yang berusaha ditunjukkan di dalam Mazmur 100, yang kemungkinan
dituliskan ketika Israel ada dalam masa pembuangan. </span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Di ayat 1b dan 2</span> tertulis, “Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah
kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” Di
sini <span lang="EN-US">ada tiga kata kerja yang masing-masing dikaitkan dengan
kata sifat</span>: bersorak-sorak, beribadah, dan datang. <span lang="EN-US">Ketiga ungkapan ini menunjukkan suasana perayaan. Ayat 4 dan 5</span> tertera, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke
dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah
nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan
kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” Ini <span lang="EN-US">mempunyai
beberapa referensi ayat paralel yang mengacu kepada memori akan peristiwa yang
sangat bersejarah, yaitu ibadah [penahbisan] Bait Allah.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Yang menarik adalah bahwa pemazmur menyampaikan ungkapan-ungkapan
perayaan itu tidak hanya berdasarkan keadaan yang <i>dirasakan</i> pemazmur secara spontan dalam ibadah. Ayat 3 </span>yang menyatakan, “Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan
kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” <span lang="EN-US">memberikan dasar ungkapan perayaan itu, yaitu pada atribut Allah
yang telah dialami. Apa maksudnya? </span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="EN-US">Pertama, </span></i><span lang="EN-US">Yahweh Pencipta itu sungguh-sungguh menjadi Allah bagi bangsa Israel
– Ia bukan salah satu dari dewa-dewa yang tidak ada gunanya, tetapi Allah yang sungguh-sungguh
hidup. <i>Kedua,</i> bangsa Israel menjadi bangsa yang bukan hanya diciptakan
Allah sendiri, tetapi juga dipilih-Nya untuk menjadi berkat bagi banyak
bangsa. <i>Ketiga, </i>bangsa Israel mengalami penyertaan Allah sebagai gembala
mereka. </span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Ketiga hal tersebut menjadi alasan bagi Israel untuk
melakukan ibadah yang berfokus pada menikmati Allah dan semua atribut-Nya. Tidak ada alasan bagi Israel untuk tidak
mengenal dan mengalami Allah. Pada waktu
umat Israel mendengar panggilan ibadah (1b-2), mereka mengerti bahwa mereka
akan mengingat kembali dan merayakan atribut Allah yang telah mereka alami. Sikap yang sama harus kita miliki ketika kita
datang beribadah, yaitu mengingat pengalaman kita bersama Allah di masa lalu untuk
dinikmati di dalam ibadah.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">II. Mengimani atribut Allah lewat janji-Nya akan
masa depan </span></b><span lang="EN-US">(<i>future</i>)<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Kita sudah melihat
bagaimana agungnya suasana ibadah yang dimaksudkan dalam Mazmur 100. Namun ada hal lain lagi yang sangat menarik jika
kita memperhatikan konteksnya di dalam kanon kitab suci. Mazmur 100 ada di dalam kumpulan kitab
keempat (nomor 90-106) dari lima kumpulan kitab yang ada di seluruh Mazmur. Apa
maksudnya? Sebagian ahli mencoba
merangkai kelima kumpulan kitab Mazmur ke dalam suatu alur linier menurut
sejarah perjanjian takhta Daud. <i>Kitab pertama (</i>1-41) berbicara mengenai
pertentangan Daud dengan Saul, yakni sebelum kerajaan Daud berdiri. Kitab kedua (42-72) membahas kehidupan
kerajaan Daud yang telah berdiri. Kitab
ketiga (73-89) membahas periode kritis ketika Asyur menggempur Israel. Kitab keempat (90-106), tempat Mazmur 100 terletak,
merefleksikan masa ketika Israel dibuang.
Barulah pada kitab kelima (107-150) orang Israel merayakan kembalinya
mereka dari pembuangan dan nubuatan akan zaman yang baru. Jadi, bisa dikatakan bahwa Mazmur 100 ditulis
dalam keadaan yang paling terpuruk, yaitu ketika Israel menjalani hukuman di dalam
pembuangan. Ini adalah suatu zaman ketika
mereka sesungguhnya tidak bisa menikmati ibadah sebagaimana yang pernah mereka
lakukan sebelum dibuang (bdk. Mzm. 137:1-4).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Hal ini juga bisa kita bandingkan
dengan judulnya: “Mazmur untuk korban syukur.”
Seorang penafsir mengatakan bahwa karena judul Mazmur ini singkat, yaitu
hanya “untuk korban syukur” dan tidak secara spesifik mengacu pada konteks
“untuk perayaan kembalinya tabut Tuhan,” atau “untuk acara penahbisan Bait
Suci”, maka kemungkinan Mazmur ini adalah untuk dapat dipakai kembali di dalam
ibadah yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Lebih jauh lagi, bila kita perhatikan
catatan kaki di dalam Alkitab TB, kita akan mendapatkan ayat-ayat referensi
yang berasal dari kitab Tawarikh, yakni 1Taw.16:34 dan 2Taw. 5:13. Meskipun kedua ayat ini berbicara tentang perayaan,
tetapi perspektifnya sejalan dengan kumpulan kitab keempat Mazmur, yaitu
ditulis sebagai suatu kilas balik (<i>flash
back</i>) dari pembuangan untuk mengingatkan umat Israel yang sedang dalam
pembuangan akan pengharapan yang didasarkan kepada janji Allah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dengan demikian Mazmur 100 ini di
dalam konteksnya berfungsi memberikan
kekuatan dan penghiburan. Kekuatan dan
penghiburan ini bukan karena suasana atau cara menyanyikannya, tetapi didasarkan
pada atribut Allah yang dinyatakan melalui janji-janji-Nya. Janji-janji ini kembali diingat dan diimani
dalam ibadah. Janji-janji inilah yang
menjadi sumber kepuasan bagi setiap orang yang mengikuti ibadah. Jikalau atribut Allah yang terkait dengan
pengalaman masa lalu (<i>past</i>) dirayakan
kembali dalam ibadah, maka atribut Allah yang terkait dengan janji masa depan (<i>future</i>) diimani kebaikannya.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kita yang hidup di zaman setelah
Perjanjian Lama memiliki standar ibadah yang lebih tinggi. Di dalam Wahyu pasal 4 dan 5 dilukiskan penglihatan
mengenai keberadaan Allah di surga.
Pasal 4 berbicara tentang Allah Bapa, sedangkan pasal 5 berbicara
tentang Kristus. Keduanya mempunyai pola
yang sama, yaitu didahului dengan pemaparan segala atribut Allah, lalu diikuti
dengan pujian dan penyembahan kepada-Nya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Pasal 4 menceritakan Allah Bapa yang
dimuliakan karena pekerjaan tangan-Nya yang menciptakan dan memelihara
ciptaan-Nya. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan konsep yang dipahami oleh orang PL.
Namun pasal 5 berbicara mengenai Kristus yang menebus kembali ciptaan yang
telah jatuh dalam dosa sehingga kita mempunyai gambaran akan atribut Allah yang
lebih luas dari yang dimiliki orang-orang di zaman PL. Hasilnya adalah puji-pujian yang lebih mulia
dan agung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kita yang hidup saat ini seharusnya
jauh lebih bisa menikmati Allah dengan segala atribut-Nya di dalam ibadah. Bukankah seluruh hidup kita adalah bukti
nyata akan karya Allah di dalam Kristus dan karena itu harus memuliakan Dia
dengan seluruh hidup kita? Bila Mazmur
100:3 menyebut Allah sebagai gembala, bukankah seharusnya kita jauh lebih
mengerti dari pemazmur karena kita mengenal Kristus Sang Gembala yang baik
(Yoh. 10:11)? Bukankah janji-janji di
dalam Perjanjian Lama mencapai kesempurnaan di dalam Perjanjian Baru?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Saudara-saudara, bagaimanakah dengan
kita sekalian? Apakah kita sudah menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh
menikmati ibadah kita? (1) Apakah di dalam ibadah kita selalu berharap
akan khotbah yang lucu? Jika demikian,
maka yang kita inginkan belum sampai kepada intinya, yaitu menikmati atribut
Allah, tetapi masih berada di seputar aktivitas ibadah yang menghibur (2) Jika kita mendapatkan kesempatan melayani
dalam ibadah, apakah usaha yang terbaik diarahkan agar atribut Allah dapat
dinikmati dengan sungguh-sungguh? Jangan-jangan kita berusaha melayani yang
terbaik hanya untuk memperlihatkan <i>perfomance</i>. Jika demikian, maka kita sebenarnya sedang
menghambat jemaat untuk menikmati Allah, yaitu dengan cara menyedot perhatian mereka
untuk menikmati <i>perfomance </i>kita. (3) Pada
waktu kita menyusun acara, kita berupaya agar acara tersebut menarik dan dapat
dinikmati. Namun apakah tujuannya itu
hanya untuk memberi suasana yang baru, atau sungguh-sungguh mengarahkan acara
sedemikian rupa supaya jemaat tidak terhalang untuk menikmati Allah dalam
ibadah? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Jika kita mendapati diri kita tidak
fokus pada atribut Allah, maka kita harus berhati-hati karena mungkin kita sedang
menempatkan sensasi sebagai pusat kenikmatan dalam ibadah. Sensasi ini mudah dicari orang, tetapi
sesungguhnya menyesatkan setiap orang Kristen yang beribadah, karena menawan
mereka untuk tidak menikmati Allah itu sendiri dengan segala atribut-Nya. Dapat dikatakan sensasi ini bersifat <i>present</i>, tanpa perlu kita repot-repot
mengingat yang lalu (<i>past</i>), maupun
menunggu hingga masa depan (<i>future</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Mungkin Saudara berpikir, mengapa kita
tidak boleh menikmati ibadah hanya pada saat ibadah itu berlangsung, tetapi
juga harus mempertimbangkan masa lalu dan masa depan? Ada beberapa alasan. <i>Pertama,
</i>kita harus berpikir bahwa jika kita seperti itu, apa bedanya kita dengan
orang-orang non-Kristen yang juga datang beribadah tanpa memiliki pengalaman dan
tanpa mengetahui janji-janji Allah? Mereka
juga menikmati ibadah karena suasananya enak, meskipun sesungguhnya tidak
memuliakan Allah itu sendiri. <i>Kedua, </i>keadaan masa kini selalu terkait
dengan masa lalu dan masa depan.
Misalnya, Saudara tidak akan mengerti bila saya hanya berkata “Saya saat
ini senang.” Saudara baru bisa memahami perkataan
saya bila tahu apa yang saya alami (misalnya saya tadi mendapatkan kabar baik)
atau yang saya harapkan (misalnya akan makan enak). Jika kita berkata bahwa kita bisa menikmati
ibadah tanpa ada konteks masa lalu maupun masa depan, maka sebenarnya kita tidak
sedang menikmati Allah, tetapi sekadar menikmati suasananya itu sendiri. Oleh sebab itu, kita harus kembali berfokus kepada
atribut Allah itu sendiri, baik melalui pengalaman masa lalu, maupun janji akan
masa depan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Nah, kalau begitu kita kembali kepada
permasalahan yang saya kemukakan di awal, “Bolehkah kita menetapkan standar
yang tinggi di dalam ibadah?” Jawabannya
adalah “boleh,” jika dapat membantu orang menikmati ibadah. Karena atribut Allah sangat luar biasa, maka
wajar bila kita juga memberikan yang luar biasa di dalam ibadah. Namun jawabannya adalah “tidak boleh,” jika standar
yang tinggi itu dapat mengalihkan orang dari atribut Allah kepada sekadar
sensasi yang dinikmati dalam ibadah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Untuk itu, ada dua sikap yang harus
dihindari dalam ibadah, yaitu spontan dan instan. <i>Pertama,
</i>spontan berkaitan dengan sikap bertindak tanpa mau memproses lebih
dahulu. Misalnya, ketika berkata-kata
kita seharusnya berpikir dahulu apa yang akan kita katakan, tetapi orang yang
spontan akan langsung mengeluarkan kata-kata tanpa memikirkannya dulu. Jika sikap ini dibawa ke dalam ibadah, maka
kita tidak mau repot-repot mengingat pengalaman yang lalu, tetapi langsung mau
menikmati ibadah. Hal ini tentu akan menyeret
kita untuk menikmati sensasi ibadah saja.
<i>Kedua, </i>instan berkaitan dengan
keinginan mendapatkan hasil tanpa mau menunggu lama. Contohnya, ketika menyeduh mie instan, kita
ingin hanya menunggu sebentar, tetapi mienya siap dimakan. Jika sikap ini dibawa ke dalam ibadah, janji-janji
Allah akan kita abaikan apabila kita tidak merasakan dampaknya pada saat kita
beribadah itu juga. Kita keluar dengan
tidak membawa manfaat dan hanya merasakan sensasi ketika ibadah berlangsung. Kedua sikap ini adalah musuh yang menghambat
kita untuk bisa menikmati ibadah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Penutup</span></b><span lang="EN-US"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Sebagian orang mengatakan bahwa manusia
cenderung mencari hal-hal yang dapat memberikan sensasi mistis. Tidak mengherankan bila orang yang tidak
mengenal Allah dapat menganggap sebuah benda, waktu, tempat atau ritual
tertentu sebagai hal yang sakral atau kudus.
Fenomena yang hanya sekilas dapat mengeramatkan hal-hal tersebut. Bagi kita orang percaya, mereka seperti orang-orang
bodoh yang melakukan tindakan bodoh – mereka mengeramatkan atau menyembah
sesuatu yang kita tahu bukanlah Allah. Namun
bila mereka tahu bahwa orang Kristen telah menemukan Allah yang sejati tetapi tetap
beribadah dengan sikap sembarangan dan tidak bisa menikmatinya sungguh-sungguh,
bukankah mereka sangat berhak untuk mengatakan bahwa kita lebih bodoh dari
mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Suatu kali saya ikut dengan seorang
penginjil untuk berkhotbah di sebuah SMA Kristen. Ibadah itu dipimpin oleh salah seorang guru
mereka. Lalu sang penginjil tersebut
diundang untuk berkhotbah. Di sepanjang
khotbah, sang penginjil cukup kesulitan dalam menjaga agar suasana tetap
tenang. Tidak jarang dalam berkhotbah ia
berhenti sesaat untuk menegur anak-anak yang <i>mengobrol</i>. Seusai khotbah,
guru yang menjadi pemimpin ibadah kembali maju dan berbicara. Ia tampak sangat emosional. Sang guru tidak hanya menegur tetapi memaki
anak-anak itu. Dia membandingkan mereka
yang Kristen dengan mereka yang bukan Kristen.
Ia mendapatkan bahwa anak-anak yang bukan Kristen ternyata terlihat beribadah
dengan baik (memperhatikan dan tidak mengobrol). Hal ini menunjukkan betapa memalukannya
orang-orang Kristen di hadapan orang-orang bukan Kristen dalam beribadah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Barangkali kita pun tidak lebih baik
daripada anak-anak itu. Kita pun mungkin
masih lebih suka mencari sensasi-sensasi dalam ibadah daripada menikmati Allah
dengan segala atribut-Nya. Firman Tuhan
yang kita pelajari hari ini mengingatkan kita agar kita tidak lagi bersikap
seperti itu. Bukankah kita telah
memiliki banyak pengalaman bersama Allah di masa lalu? Bukankah kita juga banyak mengenal janji yang
Allah sampaikan di dalam Alkitab? Firman
Tuhan mengingatkan agar kita tidak melewatkan kenikmatan sejati dalam ibadah
karena sesungguhnya kita sangat bisa dan sangat berhak mendapatkannya. Pada waktu kita dapat sungguh-sungguh
menikmati ibadah, kerohanian kita akan berkembang dan kita akan dikuatkan oleh
janji-janji Allah dalam menjalani setiap tantangan hidup. Kiranya Tuhan menolong kita untuk menikmati
setiap ibadah yang kita ikuti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.0pt; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US">Amin</span></b><b><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-15321997090420324032012-05-03T06:29:00.000-07:002012-05-03T06:29:14.906-07:00Khotbah Matius 6: 1-18<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="line-height: 115%;"><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mengatasi sisi gelap dari </span></b><b style="line-height: 115%;"><i><span style="font-family: "106 Beats That"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Narsistic Leader</span></i></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Oleh Elizabeth Natallina<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Pendahuluan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara, ketika Saudara mendengar kata narsis, mungkin bayangan Saudara
adalah selalu berkaitan dengan seseorang yang suka <i>cekrag-cekreg</i> foto, bergaya, dan memajang banyak potretnya
dimana-mana. Ada benarnya <i>sih</i>, tapi kepribadian Narsistik memiliki
ciri lebih dari itu. Ia memiliki pandangan yang terlalu tinggi terhadap dirinya
sendiri lebih dari realitanya. Ia juga banyak menuntut orang lain mengakui kehebatan
dan kemampuannya. Ia akan marah kalau orang tidak memberi penghargaan bahkan
lebih marah lagi kalau direndahkan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Baru-baru ini, saya mempelajari teori Mclinton dan Samuel D. Rima
mengenai salah satu sisi gelap pemimpin yaitu <i>‘<b>Narsistic leader’</b></i><b>. S</b>aya
menemukan ciri-ciri selanjutnya yaitu:<b> </b>sepintas
kelihatan mandiri, takut dilihat lemah oleh orang lain, menggunakan segala cara untuk kuat<b>, </b>orangnya sangat ambisius, selalu
berusaha untuk berada di atas orang lain<b>,
</b>memiliki fantasi-fantasi yang megah atau tinggi-tinggi,<b> </b>punya perasaan inferior dan bergantung kepada penghargaan,
kekaguman, kebanggaan, dan tepuk tangan orang lain.<b><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Seorang Narsistic memiliki kombinasi dari ciri-ciri di atas. Ciri sentral
dari kepribadian ini adalah haus akan penghargaan orang lain. Harga atau citra dirinya sangat dilukis oleh
apa yang orang katakan tentang dirinya.
Namun, Saudara, berbicara mengenai hal ini, bukankah memang penghargaan
itu adalah kebutuhan semua orang? Bahkan dalam piramid kebutuhan manusia yang
digambarkan oleh A. Maslow, kebutuhan akan penghargaan itu diletakkan lebih
tinggi dari kebutuhan fisik, keamanan, dan cinta. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Setiap orang tidak lepas dari kebutuhan akan penghargaan ini termasuk
hamba Tuhan. Dan kabar buruknya,
seringkali orang Kristen berusaha memenuhi kebutuhan ini dengan cara
menampilkan kesalehan, pelayanan, persembahan, dlsb. Segala tindakan kebenaran kita yang berbau
rohani ini dipakai sebagai kendaraan untuk mendapatkan kemuliaan diri, bukan
kemuliaan Allah. Saudara-saudara,
kesalehan seperti ini adalah kesalehan yang palsu. <b>Motivasi untuk mencari kemuliaan diri itu adalah motivasi yang
keliru. <o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>I.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></b><!--[endif]--><b>Allah
tidak berkenan bila kita menuruti sisi gelap <i>‘Narsistic Leader’</i><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Saudara, jauh sebelum para ahli
psikologi merumuskan teori ini, Yesus, Tuhan kita yang tahu setiap kedalaman
hati manusia sudah tahu akan sisi gelap manusia yang haus akan penghargaan dari
orang lain. Hal ini terlihat ketika Dia
memperingatkan para pengikut-Nya dalam ayat yang kita baca tadi. Yesus membuka bagian ini dengan kata “ingatlah”,
artinya “hati-hati, awas!” Hati-hati
untuk apa? Yesus melanjutkan “jangan melakukan kewajiban agamamu di hadapan
orang <i>supaya </i>dilihat mereka” (ay. 1).
LAI memakai kata “kewajiban agama” untuk menerjemahkan kata <span lang="EL" style="font-family: Gentium; mso-ansi-language: EL;">δικαιοσύνην</span><span lang="EL"> </span><i>(dikaiosune)</i> yang
seharusnya artinya adalah kebenaran. Dalam
terjemahan Alkitab bahasa Inggris, ayat pertama dituliskan dengan <i>practicing your righteousness</i> (ESV),
atau <i>acts of your righteousness</i>
(NIV). Dengan kata lain, yang dimaksud dengan <i>dikaiosune</i> disini adalah segala tindakan kebenaran yang berhubungan
dengan kehidupan kerohanian seseorang.
Ayat ini merupakan tesis dari tiga contoh spesifik yang diberikan Tuhan ketika berbicara tentang
kemunafikan yaitu 6 ayat 1-18. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tiga contoh yang diberikan Tuhan Yesus adalah kebiasaan yang paling akrab
dan menonjol dengan kehidupan orang Yahudi, yaitu memberi sedekah, berdoa, dan
berpuasa. Matius menulis tiga contoh
yang diucapkan Yesus secara paralel (ay.2-4; 5-6; 16-18). LAI sudah membantu kita dengan pembagian
perikopnya. Setiap orang Yahudi pasti
diharapkan melakukan ketiga hal ini, Yesus pun ingin murid-Nya melakukan
kesalehan ini. Tetapi, bukan dengan cara
dan motivasi yang salah seperti yang dilakukan oleh orang munafik. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara, Tuhan Yesus menyebut kata “munafik” ini 3 kali, yaitu di setiap
tindakan kesalehan yang ditampilkan oleh mereka (ay. 2, 5, dan 16,
bacakan). Kata “munafik” berasal dari
kata <span lang="EL" style="font-family: Gentium; mso-ansi-language: EL;">ὑποκριταί</span>
yang artinya adalah aktor alias pemain sandiwara, biasanya dalam konteks pentas
seni. Jadi, sebutan munafik ini
ditujukan bagi setiap mereka yang memperlakukan dunia ini sebagai panggung
sandiwara dan ia memerankan suatu karakter yang ingin ia tampilkan. Maka tidak heran, ketika Ahmad Albar
melantunkan lagu “dunia ini panggung sandiwara,” banyak orang menyenanginya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Seorang munafik menanggalkan jati dirinya yang asli dan mengenakan jati
diri palsu. Kalau ia ingin dikenal sebagai orang yang saleh maka ia akan
berdoa, berpuasa, melakukan disiplin rohani, dll. Kalau ia ingin dikenal sebagai orang baik,
maka ia akan banyak menolong orang, memberi, seakan punya belas kasihan yang
besar. Kalau ia ingin dikenal sebagai
orang yang pandai maka ia tampil begitu <i>smart</i>
dan memukau. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara-saudara, pertanyaannya adalah mengapa <i>sih</i> orang munafik harus bermain sandiwara? Tuhan Yesus memberi
jawabannya di ayat 1b, 2b, 5b, 16b (tampilkan PPT), yaitu untuk memuaskan
kebutuhan mereka akan kemuliaan diri: penghargaan dan pujian kekaguman dari
orang. Kata dipuji berasal dari kata <i>doksazo</i> artinya <i>to glorify</i>, Bahasa Inggris lebih tepat menerjemahkan frasa dipuji
dengan <i>that they may have glory from men</i>
(NKJ). Inilah yang menjadi kebutuhan
mereka dan tujuan utama mereka, <i>goal-</i>nya
adalah pujian dari orang lain. Siapakah
orang munafik itu? Dalam konteks ini, Matius memang tidak menyebutkan dengan
jelas tapi dari pasal 23:1 orang munafik ini dirujuk kepada orang-orang Farisi
dan ahli-ahli taurat yang tidak lain adalah para pemimpin “rohani”. Mereka adalah <i>Narsistic leader</i> itu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Lalu bagaimana caranya mereka mencapai tujuan ini? Gampang! Yaitu dengan memamerkan
tindakan kerohanian mereka di hadapan publik.
Apa yang mereka lakukan? Kalau mereka memberi sedekah atau berdoa,
mereka melakukannya di tempat ibadah, di keramaian orang, di tikungan jalan
raya, dll. Intinya adalah mereka
melakukan semua tindakan kesalehan itu di tempat di mana semua mata terpana
kepada perbuatan mereka. Atau jika
mereka berpuasa, mereka tampil dengan muka masam dan kelihatan lemas sehingga
orang lain tahu bahwa mereka berpuasa.
Mereka melakukan segala cara supaya bibir orang yang melihat perbuatan
mereka akan berkata, “Luar biasa, sungguh baik dan saleh orang ini.” Atau mungkin yang satu berkata kepada yang
lain, “Hei lihat, kita harus mencontoh perbuatan pemimpin kita ini.” Atau mungkin salah seorang yang lain ketika
melihat perbuatan mereka akan berespon dan berkata kepada mereka, “Pak, perbuatan
bapak telah menjadi berkat buat saya, terimakasih ya atas teladannya.” Atau bila mungkin, semua orang berdiri dan
bertepuk tangan memberikan sorakan atas kekaguman mereka atas kesalehan yang
ditampilkan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara, memang hal-hal itulah yang dicari oleh para <i>Narsistic Leaders</i> itu dan Tuhan Yesus berkata itulah upah mereka (ay.
2c, 5c, 16c). Tapi sayangnya, penilaian
dari orang lain yang begitu tinggi dan <i>excellent</i>
itu tidak berimbang dengan penilaian di mata Tuhan. Tuhan memandang perbuatan itu tidak ada
artinya alias sia-sia. Saudara, ketika
seseorang menampilkan segala tindakan kerohanian hanya untuk mendapat
penghargaan dari orang lain, ada satu hati yang dikorbankan, yaitu hati Allah,
karena Ia tahu perbuatan itu tidak lahir dari kasihnya terhadap Allah melainkan
dari kasihnya terhadap dirinya sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Ilustrasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Saudara, di suatu persekutuan pemuda
di sebuah gereja ada seorang pemuda yang menjalin cinta dengan seorang gadis. Suatu kali pemuda tsb ingin memberikan <i>surprise</i> kepada kekasihnya di hari ulang
tahunnya. Sang pemuda menyiapkan
rancangan dan hadiah yang terbaik. Tepat pada hari ulang tahun kekasihnya, si
pemuda melaksanakan rancangan kejutannya di depan semua teman-teman mereka. Ia menyanyikan sebuah lagu yang khusus
diperuntukkan kepada kekasihnya. Setelah itu, ia memberikan sebuah hadiah yang
cukup mahal, sambil berkata, “<i>Darling,
this is special just for you, I love you</i>.” Dan tak lupa ia memberi pelukan
dan ciuman di kening sang kekasih. Saudara, bisa bayangkan, gadis mana yang <i>nggak</i> suka diberi perhatian seperti itu? Wajah sang gadis
berbinar-binar bercampur bingung. Mengapa? Karena biasanya pacarnya itu tidak romantis.
Bahkan mereka sering bertengkar karena sikap cueknya itu. Apakah pacarnya ini telah berubah? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ternyata, tidak! Setelah kejutan itu berlalu, sang pemuda kembali pada
wajah aslinya: cuek, dingin, dan seenaknya. Ternyata, apa yang dilakukannya di
hadapan teman-temannya pada waktu itu, hanyalah untuk mendapat pujian dari
mereka. Fokus pemuda itu bukanlah pada kekasihnya, tetapi dirinya. Ia ingin
disebut pemuda yang romantis, gentle walaupun untuk itu ia mengorbankan
perasaan kekasihnya. Betapa sakitnya hati si gadis mengetahui bahwa semua itu
hanyalah sebuah sandiwara belaka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Aplikasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Saudara, kalau manusia bisa sakit
hati ketika kita menerima kasih yang pura-pura, <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
apalagi Allah
yang kudus yang tahu setiap kedalaman, tujuan dan motivasi kita? Ingat, ketika
kita melakukan segala tindakan yang kelihatannya benar dan rohani namun hanya
untuk tujuan kemuliaan diri kita sendiri, ada satu hati yang luka, yaitu hati
Allah. Kita perlu waspada dengan sisi gelap dari <i>Narsistic Leader</i>, yaitu haus akan penghargaan. Kita perlu memeriksa diri kita untuk apakah
kita beribadah, berdoa, memberi persembahan, atau melayani Tuhan. Untuk
kepuasan Tuhan atau sekadar mau dianggap sebagai orang baik? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Samuel D. Rima mengatakan bahwa
seringkali <i>Narsistic leader</i> tumbuh
subur justru dalam pelayanan Kristen.
Banyak sekali pemimpin Kristen menggunakan segala kecakapan
kepemimpinannya hanya untuk meningkatkan citra diri. Banyak khotbah yang dikhotbahkan oleh para
Narsistic leader ini ditujukan untuk pengakuan para pengikut. Bahkan, seorang pemimpin seperti ini bisa saja mengeksploitasi orang lain demi
memuaskan hasratnya untuk penaikan citra diri.
Bukankah banyak gereja hancur karena pemimpin dengan kepribadian seperti
ini? Bahkan, parahnya seringkali orang lain tertipu dengan segala pelayanan
pemimpin seperti ini, mereka mengira bahwa semua itu dilakukan untuk Allah
sehingga mereka akan merasa tidak nyaman bila harus menentang pemimpin
mereka. Saudara, mari mengoreksi
motivasi hati kita? kita perlu mengatasi
sisi gelap kita yang satu ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Lalu mungkin kita bertanya, bagaimana caranya mengatasi dosa ini? Tuhan Yesus memberi tahu kita,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b>II.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b><b>Terus
menjaga motivasi hati yang benar dengan menyadari bahwa segala tindakan kita
harus <i>God-center</i> bukan <i>self center</i><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara, Tuhan Yesus mengajari para pengikutnya bagaimana harus melakukan
tindakan kebenaran dengan motivasi yang benar.
Kalau boleh disederhanakan Yesus berkata, “kalau engkau berdoa, masuk ke
kamar dan tutup pintu, jika engkau mau berpuasa minyakilah kepalamu dan cucilah
mukamu !” Dari ketiga contoh yang diberikan Yesus, ada kata yang selalu diulang,
yaitu “lakukanlah dengan tersembunyi” (ay. 4, 6, 18). Apa maksud ayat ini?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Mungkin sampai di sini di antara kita bertanya bukankah Tuhan Yesus
memerintahkan kita untuk menjadi garam dan terang dunia? Dalam 5:16, Tuhan Yesus berkata, “Hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Lalu apakah perintah Tuhan kontradiksi? Tentu jawabannya adalah tidak! Tuhan Yesus disini sedang berbicara mengenai
dua dosa yang berbeda. <i>Pertama</i>, sikap pengecut orang Kristen yang tidak
menjadi terang sehingga Tuhan tidak dimuliakan. <i>Kedua</i>, dosa kecongkakan yang membuat Tuhan juga resah. Jadi pusatnya adalah kemuliaan dan perkenan
dari Tuhan. Jika kita mengartikan arti “tersembunyi”
secara literal, maka akan terlihat bertentangan, Namun, tidak dalam
hakekatnya. Esensinya adalah tidak perlu
memamerkan kebaikan kita agar bukan diri sendiri yang dimuliakan, tetapi Tuhan. Jadi, penekanannya bukan pada ketersembunyian
perbuatan kita, melainkan pada motivasinya yang harus <i>God-center</i> bukan <i>Self-center</i>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara-saudara, Tuhan Yesus tahu betapa rawan hati para pengikutnya
untuk mendapat pujian. Untuk menjaga hati mereka itu Tuhan Yesus berkata,
“lakukan dengan tersembunyi, rahasiakan perbuatan baikmu supaya motivasimu
tulus hanya untuk kemuliaan Tuhan!” Jika
memang dengan melakukan tindakan kerohanian di depan umum akan menggoda hati kita
untuk mendapatkan pujian, maka sebaiknya tidak usah kita lakukan di depan
umum. Bahkan di ayat 4 Tuhan
berkata, “Jika tangan kananmu memberi
sedekah, tangan kirimu tidak usah tahu.” Tuhan Yesus menggunakan istilah
‘tangan kiri’ yang adalah anggota tubuh kita sendiri, ini menunjukkan bahwa
sebetulnya bukan saja orang lain yang tidak usah tahu tetapi kita juga tidak
perlu pamer kepada hati kita sendiri sehingga kita menganggap diri baik dan
memuji diri sendiri. Sisi gelap dari <i>Narsistic Leader </i>ini hanya dapat diatasi
ketika setiap anak Tuhan terus menjaga motivasinya yang <i>God-center</i> bukan <i>self center</i>. Citra Tuhan itulah yang menjadi fokus bukan
citra diri. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Ilustrasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Ada seorang hamba Tuhan yang punya
masa lalu yang pahit, yaitu pernah mengalami penolakan pada waktu ia duduk di
bangku SD. Ketika itu, ia ditinggalkan oleh teman-temannya dan dianggap anak
yang kuper. Penolakan teman-teman sekelasnya itu, membuatnya menjadi anak yang sangat
minder dan merasa tidak dihargai. Tidak
heran, anak itu bertumbuh menjadi anak haus akan penghargaan orang lain. Kalau ada orang yang lebih dari dirinya maka
ia sangat resah dan ia selalu berusaha untuk melabur citra dirinya supaya
kelihatan baik dan tidak kalah dengan orang lain. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Namun sungguh kemurahan Allah itu besar, anak itu dipanggil Tuhan menjadi
hamba-Nya. Semasa kuliah, sisi gelap ini
hadir mewarnai dirinya. Kadang sangat
bangga kalau ia dicap pintar oleh temannya, kadang sangat bangga kalau ia
disebut baik oleh orang lain, kadang sangat bangga ketika orang mengakui
kelebihannya. Hanya dia dan Tuhan yang
tahu betapa sering motivasi pelayanannya terfokus pada dirinya sendiri, bukan
pada kemuliaan Tuhan. Tapi, sekali lagi Allah itu begitu baik, maka diajarnya
ia. Dalam suatu pelayanan yang dilakukannya, ia diizinkan gagal oleh Tuhan
bahkan dikritik oleh banyak orang. Saat
itulah hatinya hancur dan merasa tidak berharga lagi. Saat itulah Tuhan berkata
kepadanya, “Mengapa engkau sangat
memikirkan perkataan orang lain terhadap dirimu? mengapa engkau sangat sedih ketika
orang lain mengecapmu buruk? mengapa sangat resah dirimu ketika orang tidak
menghargai dirimu?” Pertanyaan Tuhan
itu menyadarkannya untuk terus memerangi sisi gelap seorang Narsistic Leader di
dalam dirinya. Melalui konseling yang dijalaninya dan pimpinan Roh Kudus yang
membimbingnya, sedikit demi sedikit Tuhan memulihkan dirinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Suatu kali sebelum ia berkhotbah, perasaan narsis itu muncul lagi. Ini
membuatnya gentar dan merasa tidak layak
dengan isi Firman Tuhan yang akan ia khotbahkan. Ketika itulah ia berdoa, “Bapa, tanpa aku berkhotbah pun Roh Kudus-Mu
bisa bekerja. Karena itu sadarkan aku, apapun hasil dari pelayanan ini, baik
itu pujian maupun kritikan, itu tidak penting bagiku. Yang kurindukan adalah
namu-Mu dimuliakan.” Doa itu telah
menolongnya untuk lebih fokus dalam menyampaikan firman. Tuhan memurnikan
motivasinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Aplikasi <o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Saudara, keinginan untuk mendapat
pujian, penghargaan dari orang lain, itu wajar. Tetapi tidak wajar bila
penghargaan yang seharusnya diperuntukkan kepada Tuhan, dialihkan kepada diri
kita dengan sandiwara rohani yang kita jalankan. Biarlah, Tuhan yang patut kita
muliakan dan senangkan setiap saat dari setiap tindakan kita. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saya kagum dengan komitmen <i>“The
Modesto Manifesto”</i> yaitu komitmen yang dibuat oleh <i>Billy Graham Evengelism Associatio</i>n (BGEA). Komitmen pertama dari BGEA ini adalah mereka
tidak akan melebih-lebihkan atau membesar-besarkan pelayanan BGEA ini di media
masa demi BGEA nampak lebih baik. Billy
Graham memandang komitmen ini sangat serius.
Dan biar kita belajar dari apa yang baik ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saudara, jangan biarkan kemuliaan Allah dikorbankan demi kemuliaan
kita. Perlu ada komitmen yang serius
yang berasal dari hati kita untuk memuliakan Allah senantiasa. SS, jangan sampai kita keluar dari sini
sebagai pemimpin dan sisi gelap yaitu mencari kemuliaan diri ini masih dengan
subur bekerja dalam diri kita. Allah
tidak berkenan atas hal itu. Sdr, mari
kita terus menjaga hati dan motivasi kita supaya tetap fokus untuk memuliakan
Allah saja. Mungkin itu dengan cara
konseling, membuat <i>commitment statement</i>
pribadi, berdoa secara khusus sebelum melakukan tindakan tertentu. Apapun itu, biarkan hanya citra dan kemuliaan
Allah yang senantiasa menjadi hasrat dan tujuan kita. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Saudara, hari ini firman Tuhan mengingatkan bahwa Allah kita tidak
berkenan kita memiliki motivasi hati mencari kemuliaan diri dari setiap
tindakan kesalehan kita.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Untuk itu, kita
perlu menyadari bahwa Allah lah dan kemuliaan-Nya yang seharusnya menjadi pusat
bukan kemuliaan kita.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">kita perlu terus
meminta Tuhan memurnikan motivasi dari setiap perbuatan kita.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Saya yakin Roh Kudus akan menolong kita untuk
benar-benar memiliki hati yang murni demi kemuliaan Allah.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Dan saya yakin, ketika kemuliaan Allah itulah
yang menjadi hasrat dan tujuan utama dalam setiap perbuatan kita, ada damai
sejahtera yang luar biasa.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Biarkan moto
hidup kita selamanya adalah Soli Deo Gloria, Segala kemuliaan hanya bagi
Allah.</span><span style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b>Amin<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-74567453282823419612012-03-31T02:44:00.003-07:002012-03-31T02:46:54.292-07:00Khotbah Ulangan 7:1-11<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Berperang Melawan Keserupaan Dengan Dunia<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Oleh Vincent Tansil<o:p></o:p></span></b></div></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><b><br />
</b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Indonesia sedang berada dalam kondisi yang mencekam dan menakutkan. Betapa tidak, dalam rentetan dekade terakhir ini, entah sudah berapa banyak terdengar ancaman dan bahkan, aksi kekerasan yang terjadi di bumi nusantara ini. Masih segar keluar dari dapur berita dunia internasional mengenai kematian dari Osama bin Laden—pemimpin al-Qaeda yang tersohor tersebut—potret dari beliau sudah terpampang di <i>Jakarta Post</i>. Namun potret tersebut tidak hanya hadir sebagai sebuah pengumuman selintas. Di depan kantor pusat Front Pembela Islam Jakarta, potret tersebut ditampilkan, dan disandingkan bersama dengan wajah Barack Obama. Sebuah ayat kitab suci yang berbunyi, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizqi” diletakkan langsung setelah potret Osama. Apa yang dipandang sebagai pembasmian terorisme oleh warga dunia ternyata dipandang berbeda oleh sebagian lainnya. Bagi sebagian orang Osama merupakan seorang pahlawan besar yang heroik. Lagipula ia melaksanakannya demi sebuah pemurnian agama. Mereka merasa sedang membela kebenaran; melakukan “Perang Suci.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saudara, itulah wajah dunia saat ini. Agama yang ditaksir membawa damai ternyata menimbulkan hal yang nyata-nyata terbalik dari asumsi orang kebanyakan. Tetapi bagaimanakah orang Kristen memandang hal ini? Dengan adanya teks yang kita baca barusan tidakkah terbersit dalam benak kita akan gambaran sebuah “Perang Suci” seperti yang biasa dikumandangkan oleh media? Saudara, kita pun wajib melakukan Perang Suci. Tetapi bersama dengan Kristus, maka oknum yang ditarget harus berubah. <b>Kita melakukan Perang Suci melawan keserupaan dengan dunia ini karena kasih karunia dan kesetiaan Allah.<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi sebelumnya, apa persisnya kaitan Perang Suci Israel dengan Perang Suci orang Kristen?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: -21.3pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Melakukan Perang Suci melawan keserupaan dengan dunia (1-5)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saudara, ketika seseorang divonis penyakit terminal, ia tidak akan menjalani hidupnya dengan sama lagi. Ia mungkin akan mengambil beberapa pantangan-pantangan ekstrim untuk menyelamatkan dirinya dari penyakit kronis tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Begitu juga dengan bangsa Israel yang tengah berbondong-bondong berjalan menuju tanah yang dijanjikan bagi mereka. Tatkala tanah Kanaan menghampiri penglihatan mereka, turunlah perintah dari Allah untuk “menumpas” bangsa-bangsa di tanah tersebut. Sebuah langkah yang ekstrim untuk penyakit terminal bangsa Israel—penyembahan berhala. Ketujuh bangsa yang disebutkan dalam teks ini melambangkan keseluruhan dari bangsa-bangsa di tanah perjanjian. Jangankan kawin mengawinkan atau mengikat perjanjian, mereka wajib ditumpas hingga habis. Tetapi mengapa demikian keras?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saudara, bangsa Israel merupakan bangsa yang telah terikat perjanjian yang sangat eksklusif dengan Yahweh. Menikah, pada masa itu, biasa bersifat politis. Dalam sebuah perjanjian politis allah dari kedua belah pihak diundang untuk menjadi saksi. Tetapi jelas bahwa Allah Israel tidak bisa disandingkan dengan batu dan kayu semata. Karena itu penolakan untuk menikah dan penghancuran struktur bangunan adalah sebuah tanda terbuka bahwa Israel tidak mengakui allah-allah mereka memiliki kuasa sama sekali. Allah tidak akan mengizinkan Israel, kekasih-Nya, dicondongkan hatinya kepada allah selain diri-Nya. Pesan utamanya jelas: kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala, apabila tidak ditumpas, akan mempengaruhi umat pilihan untuk menjauhi Tuhan. Karena itu mereka harus ditumpas habis!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi bagaimana dengan kita hari ini? Bagaimana dengan kita yang hidup di zaman setelah kematian dan kebangkitan Yesus? Persis seperti pada masa Israel di mana mereka wajib untuk menyatakan identitasnya di tengah budaya-budaya yang menyimpang, maka kita pada hari ini juga wajib membedakan diri kita dengan ilah-ilah budaya di sekitar. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini” kata Roma 12:2; sebab kitalah “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,” demikian menurut 1 Petrus 2:9. Perang masih terus berlanjut; bukan lagi melawan darah dan daging orang lain, tetapi melawan daging kita sendiri. Melawan nafsu dari tubuh kita; “mematikan” manusia lama kita yang mudah dicemarkan oleh dunia. Menghidupi panggilan kita untuk berada di dalam dunia tetapi berbeda dengan dunia. John Stott pernah mengatakan bahwa hal yang paling menyakitkan bagi orang Kristen adalah ketika kita memperkenalkan diri kita sebagai orang Kristen, tetapi orang tersebut terkejut dan menjawab, “tetapi anda tidak beda dengan orang lain!”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kristus merupakan contoh yang paling mencolok dalam Perjanjian Baru. Ketika masyarakat pada masa itu terbiasa menggunakan pedang dan pentungan untuk menyelesaikan masalah, Yesus berkata, “sarungkan pedang itu.” Di tengah berkecamuknya balas dendam dan kekerasan, Yesus mengatakan “ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Tatkala menjadi egois merupakan pilihan yang wajar, Yesus mengorbankan diri-Nya di kayu salib demi mereka yang masih memusuhi-Nya; menjadi “seteru-Nya.” Seturut dengan Kristus, kita pun wajib melawan keserupaan dengan dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saudara, ada seorang pria yang bekerja di sebuah perusahaan ikan asin. Pada hari pertama bekerja, ia diberi di tempatkan dalam bagian pengepakan ikan asin. Pagi hari ia memasuki ruang kerjanya dengan semangat. Ia terkejut dengan bau ikan asin yang sangat menusuk hidungnya, tetapi ia dengan segera membiasakan diri; kalau tidak bagaimana ia dapat bekerja? Hari berjalan dengan begitu cepat, waktu untuk pulang sudah tiba. Saat ia pulang ke rumah, tiba-tiba keluarganya terkejut. Mereka heran bahwa rumah mereka menjadi bau ikan asin. Segera mereka menyadari bahwa bau ikan itu bersumber dari pria tersebut. Yang heran pria tersebut tidak sadar bahwa bau itu bersumber dari dirinya. Ia sudah terbiasa dengan bau ikan asin sehingga ia tidak merasa ada yang salah dengan dirinya. Bukankah kita juga seperti demikian? Karena kita hidup dalam budaya dunia ini, seringkali kita tidak menyadari bahwa dunia ini sedang mempengaruhi kita. Diperlukan sebuah kesadaran bahwa ilah-ilah tersebut harus dikenali dan dihadapi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saudara, dunia ini seperti sebuah mesin percetakan. Ia akan senantiasa berusaha mencetak kita menurut gambar dan rupa dunia, bukan gambar dan rupa Allah. Baik kita menyadarinya atau tidak, dunia ini akan selalu berusaha mempengaruhi kita; membelokkan kita dari apa yang Allah inginkan. Berbeda dengan sebuah pabrik sabun, dunia ini bukan memberikan keharuman, malah bau busuk yang dibenci oleh Allah! Kita juga rentan menjadi begitu terbiasa dengan dunia ini hingga tidak menyadari bahwa dunia ini telah membentuk kita sedemikian rupa. Tugas kita adalah menyadarinya, mengevaluasi diri kita dengan kritis; apakah kita semakin serupa dengan Kristus atau malahan semakin serupa dengan dunia ini? Apabila kita menemukan bahwa kita memiliki keserupaan dengan dunia: mulut yang menjatuhkan orang lain, semangat kompetisi yang tidak sehat, iri hari, kebencian, keegoisan, tidak mau mengampuni, baik di dalam diri kita maupun pada komunitas tempat kita melayani, sudah sepatutnya kita menumpas mereka. “Janganlah engkau mengasihani mereka!” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi bukankah itu merupakan hal yang tidak mudah? Bukankah berperang melawan kedagingan seringkali menyakitkan, penuh pengorbanan, dan terkadang memalukan? Atas dasar apakah kita wajib melakukan Perang Suci tersebut?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: -21.3pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Melakukan Perang Suci dengan Dasar Kasih Karunia (6-11)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Saudara, teks yang kita baca mengatakan bahwa bangsa Israel adalah pilihan Allah sendiri. Ia merupakan “umat kesayangan-Nya;” atau lebih tepat lagi, “harta kesayangan-Nya!” Melihat segala yang dikerjakan oleh Allah kepada bangsa Israel, rasanya keterlaluan apabila Israel tidak menyadari bahwa ia begitu spesial, begitu berharga. Israel sangatlah istimewa, tetapi bukan karena banyak jumlah mereka; bukan karena gagah prajurit-prajurit mereka; malahan mereka adalah bangsa yang paling kecil dari segala bangsa. Bukan karena semua ini Allah <i>hashaq</i>;<i> </i>“terpikat”—yang memiliki makna seorang pemuda yang terpikat oleh seorang wanita—kepada Israel. Tetapi oleh karena Allah memang mengasihi mereka; dan juga karena kesetiaan-Nya kepada janji-Nya kepada Abraham. Bangsa Israel tidak berhak mendapatkannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Sejarah mencatat bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang tegar tengkuk dan bebal luar biasa. Betapa sering hati Allah didukakan oleh mereka. Perintah ini tidak datang sebelum pemberontakan-pemberontakan Israel, malah setelah berulang-ulang kali Israel menyakiti Allah. Tetapi di tengah semuanya ini Allah masih tetap setia kepada bangsa Israel. Saudara, bukankah ini kasih setia? Bukankah ini kasih karunia? “Jadi,” Allah melanjutkan, “berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan.” Kasih setia Allah patut diimbali ketaatan kita!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Paulus menyadari betul hal ini. Ia mengatakan bahwa hanya oleh kasih karunia ia diselamatkan. Tetapi semuanya ini tidak ia biarkan menjadi sia-sia; sebaliknya, ia bekerja lebih keras daripada semua rasul. Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali, dosa terbesar yang dapat dilakukan orang percaya—penyangkalan—mendapat kesempatan kedua. Ia diberi-Nya kesempatan untuk menggembalakan domba-domba Tuhan. Petrus, Paulus, Yakobus, Yohanes, mereka yang pernah mengecap kasih setia Allah takkan pernah menjadi sama lagi. Kasih Allah kepada kita—gerejanya hari ini—seharusnya mendatangkan respon yang sama pula: ketaatan!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> O, saudara, tidakkah kita melihat Kristus? Bukankah begitu besar yang telah Ia lakukan bagi kita? Bukan karena kita mampu; bukan karena kita suci; bukan karena kita sudah melayani puluhan tahun sekalipun. Malah kita pun sering mendukakan Dia. Tetapi bagi kaum seperti kita ini Ia memerintahkan kita; memanggil kita menjadi hamba-hamba-Nya—memberitakan firman Tuhan, menggembalakan domba-domba-Nya. Sungguh besar karya Allah kita! Sungguh besar karya Kristus dalam hidup kita! Tidakkah ini membawa kita kepada penyerahan hidup yang total? Menggulirkan seluruh aspek hidup kita menuju peperangan Suci mahadahsyat, melawan keserupaan dunia dengan gigih.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Jean Valjean, seorang tokoh dalam novel <i>Les Miserables</i> karangan Victor Hugo, mengilustrasikan gambaran ini dengan sangat baik. Ia adalah seorang yang kehidupannya sangat malang. Hanya karena mencuri roti untuk memberi makan sepupunya, ia harus dipenjara selama puluhan tahun, mengakhirinya dengan status sebagai seorang mantan narapidana kelas berat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Satu kali ia masuk ke sebuah kota dengan baju compang-camping serta wajah yang garang, tak pernah mengenal belas kasihan selama puluhan tahun. Ia diusir dari penginapan, yang sempat menerima ia sampai duduk, hanya untuk mengusirnya ketika identitasnya diketahui. Berjalan luntang-luntung diterpa angin dingin, ia memutuskan untuk meletakkan kepalanya di pinggir jalan. Seorang suster menawarkan sebuah tempat berteduh, Jean pesimis ada orang yang mau menerimanya. Suster tersebut menunjuk kepada sebuah gereja dan ia berkata, “anda pasti belum mencoba rumah itu.” Bangkitlah Jean mencoba peruntungannya. Ketika masuk, ia berkata dengan lantang-lantang bahwa ia hanya ingin menumpang tidur—di kandang pun boleh. Sang imam langsung menyiapkan sebuah kamar tidur, tepat bersebelahan dengan kamar sang imam; hidangan panas dan hangat dari perabot emas digunakan. Jean terkejut dan terheran. Setelah menikmati semuanya dengan kasar, ia menidurkan dirinya di atas apa yang tak pernah dikecapnya selama puluhan tahun. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Namun, pada malam hari ia melompati pagar, membawa seluruh perabotan emas dan perak milik imam tersebut—ia merampok tempat di mana ia diberikan tempat tinggal! Keesokan harinya sang imam dan suster-suster terbangun, terkejut melihat barang-barang yang hilang. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Selang berapa waktu kemudian Jean Valjean datang, dikawal oleh dua orang berseragam—ia tertangkap basah. Dua opsir tersebut bertanya kepada imam, apakah ia pernah melihat orang mencurigakan ini. Imam tersebut berseru, “mengapa engkau pergi bergitu cepat dan melupakan beberapa hal!” Ia berlari masuk ke dalam rumah dan mengambil beberapa perabotan perak yang tertinggal; memasukkannya ke dalam kantong Jean yang sudah hampir penuh. Jean melongo, begitu pula kedua opsir tersebut. Setelah kedua opsir tersebut pergi, imam tersebut berkata kepada Jean yang masih tidak bergerak tersebut, “jiwamu telah kubeli. Ambillah seluruh perabotan ini untuk memulai segala sesuatunya dari awal.” Lalu imam tersebut meninggalkan Jean berdiri terpaku. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Digenggam oleh ingatan akan kasih karunia tersebut, seorang penjahat, lebih-lebih pemberontak dan penipu, ia tidak pernah hidup sama lagi. Sampai akhir dari hidupnya, ia tidak pernah lagi melakukan kejahatan. Ia habiskan hidupnya untuk memerangi ketidakadilan pada masanya. Menolong seorang janda melarat bernama Fantine dan seorang gadis yatim piatu bernama Corsette, tidak ada yang sanggup menahannya. Kasih karunia selalu mengubah hidup manusia. Kasih karunia merupakan insentif terbesar seorang pejuang yang berpanji kekudusan Tuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Saudara, tidakkah kita melihat cerminan diri kita pada kisah ini? Bukankah kita telah diselamatkan, diberikan tempat beribadah, diberikan kesempatan menjadi hamba-Nya, diberikan tempat untuk meletakkan kepala, diberikan kecukupan makanan, saudara-saudara, kekurangankah kita!? Tetapi balasan kita adalah gerutu, bersungut-sungut, menghambur-hamburkan uang, waktu kita, tenaga kita, melekat erat dengan dosa—persis dengan apa yang akan dilakukan oleh dunia ini bila keinginannya tidak terpenuhi; persis dengan kelakuan yang sudah mengurat-akar dalam daging; persis dengan kehidupan manusia lama kita! Apa jawab Tuhan? “Mulailah lagi; modalnya masih tetap kuberikan; kasih karunia masih ada.” Akankah kita menolak-Nya sekali lagi? Tidak saudara. Jangan. Sebaliknya singsingkanlah lengan baju kita; hadapilah keserupaan dengan dunia ini dengan segala kejahatannya. Dengan ingatan yang lekat di kepala: sesungguhnya aku ini hina, namun diselamatkan dan diampuni berulang kali. Masakan aku berdosa kembali? Masakan aku tidak berkarya? Sekalipun jangan!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Perang Suci kita bukanlah melawan darah dan daging. Lawan kita hari ini adalah keserupaan dengan dunia. Alasan kita melakukan perang tersebut adalah kasih karunia dari Allah saja. Allah akan menolong kita dalam perang tersebut—itulah jaminan-Nya. Maukah saudara terlibat? Maukah kita berikhtiar bersama-sama untuk menghadapinya? Marilah kita melaksanakan Perang Suci tersebut bersama Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kita adalah “harta kesayangan-Nya.” Tahukah saudara bahwa Ia sangat mengasihi kita? Ia tidak rela kita hidup berbalik dari pada-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <o:p></o:p></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Amin<o:p></o:p></span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-1609330135115904412012-03-21T11:38:00.006-07:002012-03-21T18:32:58.953-07:00Khotbah Hosea 3:1-5<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">K</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">asih Setia Allah</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">O</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">leh</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Vivi M</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">.</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">Rahayu</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> saya </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pernah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">melakukan survei </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">informal</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kepada beberapa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> teman pria. </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saya memilih beberapa orang dengan berbagai macam karakter dan kepribadian, yang saya rasa cukup mewakili. Saya ingin tahu tanggapan mereka mengenai apa yang mereka rasakan jika </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mereka </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati dan akankah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mereka mau mengasihi kembali orang yang telah meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati mereka</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> itu</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Inilah jawabannya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ara filsuf menjawab, “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">T</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">idak tahu kar</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">na saya tidak pernah mengalaminya,” “kecewa <i>dong</i>.” Sanguinis men</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yatakan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">N</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">angis seminggu, makan segila-gilanya,” dan “pukul-pukul kasur.” Para plegmatis </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berpendapat</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">aya </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ga</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> pernah di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati” (karena belum pernah pacaran, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara), lalu ada yang menjawab</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">edih <i>dong</i> pastinya,” “saya akan berdiam diri dan menenangkan diri.” Para melowers men</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ulis</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> demikian, “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">M</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">arah,” “menjaga jarak dengan orang tersebut,” “tidak makan empat hari,” “nangis empat hari” dan jawaban yang paling melow ialah, “terluka” (gaya R</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">h</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">oma Irama).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lalu, bagaimanakah tanggapan mereka tentang pertanyaan kedua saudara, apakah mereka akan mengasihi kembali orang yang telah menghianati mereka? Kebanyakan menjawab</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">“</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">T</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ergantung,” “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lihat dulu </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">alasannya mengapa di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati,” tetapi ada juga yang mengatakan “mau mengasihi kembali orang yang telah meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">apa pun jawaban mereka, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sesunguhnya tidak ada seorang pun yang mau di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati karena peng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianatan begitu menyakitkan dan melukai hati. Namun, di</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sinilah kasih itu </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">uji. Melalui survei ini saya dapat melihat bahwa sebenarnya “kasih”–yang katanya menjadi ciri khas orang Kristen—</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bukan sesuatu yang mudah dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tetap menjadi pergumulan bagi banyak orang, termasuk </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">para </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hamba Tuhan. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Apalagi, mengasihi </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">orang yang telah meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati kita</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, jelas tidak mudah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun, pernahkah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> berpikir bahwa sehubungan dengan Allah, justru kita sering kali menjadi pengkhianat kasih-Nya? </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">adalah bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">natur dosa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang ada </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di dalam diri kita, sering kali</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">membawa kita kepada ketidaksetiaan kepada Allah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ita </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sangat </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">rentan jatuh dalam lubang dosa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> K</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asih </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kita </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kepada Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sering </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kali begitu mudah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">beralih kepada </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hal-hal lain, seperti </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">materi, orang yang kita cintai, atau kepada sesuatu yang menawarkan kenikmatan semu. Bila kita melihat kepada “perselingkuhan” kita, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">masihkah kita berani berharap bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tuhan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">akan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tetap setia untuk mengasihi kita? </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sudah selayaknya kita tidak berharap demikian karena kita menyadari kekotoran diri kita. Namun, yang ajaib, f</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">irman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk melihat suatu realita bahwa <b>meski kita </b></span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">telah berulang kali </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">meng</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati-Nya,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <b>Allah tetap setia mengasihi kita.</b></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Inilah berita baik yang membuat kita mempunyai pengharapan besar di dalam Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, gambaran tentang kasih setia Allah dapat kita lihat dengan sangat jelas dalam kehidupan Hosea. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">itab Hosea menceritakan bagaimana bangsa Israel membelakangi Allah dengan menyembah kepada berhala. Hosea hidup pada pemerintahan Yerobeam II, dimana Israel utara berada pada zaman keemasannya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ironisnya, pada masa ini malah terjadi kebobrokan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">moral dan spiritual </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang sangat parah dalam </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">diri orang-orang Israel</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Kemakmuran yang seharusnya membawa mereka semakin bersyukur dan dekat dengan Allah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> malah membawa mereka </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">m</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">eng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">Allah dengan cara menyembah kepada berhala-berhala. Untuk hal inilah Hosea dipanggil Allah</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Ia</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ingin mengingatkan bangsa Israel akan ketidaksetiaan mereka </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan berbalik kembali kepada </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-saudara, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> jika kita membaca kitab Hosea, pada pasal yang pertama kita akan m</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">endapat</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i Allah memerintahkan Hosea untuk menikahi Gomer, seorang perempuan sundal. Namun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> apa yang terjadi setelah menikah, Gomer masih tetap hidup dalam dosa, ia masih terus melakukan perzinahan dengan laki-laki lain tanpa menghormati keberadaan suaminya. Bahkan, ia menjadi pelacur yang dimiliki orang lain. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun, dalam pasal ketiga ini</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kita me</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lihat</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah kembali memerintahkan Hosea</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah.” </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">Hosea </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">diminta Allah untuk tetap </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mengasihi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">istri</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang telah jelas-jelas menghianati </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">diri</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nya dengan terus hidup dalam perzinahan. Dalam bahasa aslinya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kata </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">cintailah (</span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">love</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menunjukkan suatu ekspresi perasaan yang mendalam yang disertai dengan komitmen yang teguh. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">memerintahkan Hosea untuk </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berinisiatif mengambil Gomer </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kembali </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sebagai istrinya. Allah mau Hosea mengasihi Gomer bukan hanya dengan perkataan namun dengan sebuah tindakan yang nyata.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, apakah yang saudara lakukan jika saudara diperhadapkan pada posisi Hosea? Apakah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara akan tetap setia mengasihi dan mau menerima Gomer kembali? Ini sesuatu yang hampir mustahil untuk kita lakukan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> bukan? Namun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">sikap itu</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang diambil Hosea. Hosea menebus Gomer dengan cara membelinya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> seharga </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai, yakni seharga seorang budak pada masa itu. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">atutkah Gomer mendapatkan perlakuan Hosea yang sedemikian setelah ia menghianati dan menyakiti hati Hosea? Jelas, Gomer tidak layak untuk menerima kasih Hosea. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hanya karena kasih setia Hosealah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gomer </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ditebus dan tetap dicintai.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, setelah menebus Gomer, Hosea memberikan pe</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">m</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">batasan kepada Gomer</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Gomer harus mengalami masa karantina untuk tinggal diam</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Ia </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tidak boleh bersundal lagi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, ia </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tidak </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">boleh </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menjadi kepunyaan siapapun, dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hosea pun tidak bersetubuh dengan Gomer, sampai ia menjadi istri Hosea lagi. Tindakan ini adalah tidakan memenuhi perintah Allah yang bertujuan untuk melindungi Gomer. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, tindakan yang dilakukan Hosea adalah miniatur dari kasih dan tindakkan Allah kepada Israel. Pada ayat 1b, jelas dikatakan di</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sana</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">eperti Tuhan juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis.” Gomer</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">wanita sundal</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> adalah gambaran dari bangsa Israel yang tidak setia, yang meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati Allah dan berzinah dengan menyembah kepada allah-allah lain. Mereka begitu menyukai kue kismis, yakni sesuatu persembahan yang istimewa yang di bawa sebagai persembahan kepada Baal. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah juga memberlakukan hal yang sama sebagaimana Hosea lakukan kepada Gomer. Allah akan membiarkan bangsa Israel dalam masa ka</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">antina. Masa dimana Israel tidak akan memiliki pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala, tiada efod (baju yang dipakai Imam besar dalam prosesi penyembahan), tiada terafim (semacam benda yang berkaitan dengan ilmu tenung)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Israel dijauhkan dari segala sesuatu yang membuat mereka “berzinah” dengan kegiatan penyembahan yang biasa mereka lakukan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Tujuannya adalah agar Israel sungguh-sungguh kudus kembali.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sekalipun Israel tergar tengkuk dan “meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati Allah”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah tidak melupakan perjanjiaan-Nya dengan bangsa ini. Betapa indahnya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara, narasi pendek ini ditutup dengan janji kasih setia Allah yang sangat luar biasa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">” </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah masa karantina yang dilalui bangsa Israel, mereka akan berbalik mencari Allah. Allah menjanjikan seorang raja dari keturunan Daud, dimana dalam hal ini merujuk kepada kedatangan sang Mesias. Saudara, dari cerita ini kita dapat melihat </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kasih Allah tidak pernah berubah, meskipun orang Israel telah meng</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hianati-Nya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara dalam bukunya <i>Knowing God</i></span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> J.I Packer mengatakan bahwa Kasih Allah adalah praktik kebaikan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kepada orang-orang berdosa. Dari semua kebaikan Allah, kasih Allah merupakan manifestasi yang paling utama dan paling mulia. Saudara, kasih Allah diwujudnyatakan dengan tindakan kebaikan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nya. Kasih Allah memang yang paling utama dalam kehidupan umat pilihan-Nya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, bukankah kasih yang sama telah Tuhan nyatakan di dalam kehidupan kita sebagai bangsa Israel rohani. Kasih yang besar itu terwujud dalam kerelaan hati Allah untuk mengutus anak-Nya yang tunggal untuk datang ke dunia dan menebus dosa setiap kita, yang adalah umat pilihan Allah. Saudara, keberdosaan kita yang sesungguhnya tidak layak menerima pengampunan telah ditebus dengan darah yang mahal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">D</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ari atas kayu salib Tuhan Yesus berkata, “Ya bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lukas 23:34</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">).</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US">Hebat bukan? Di</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tengah penderitaan yang Yesus alami, Ia masih sanggup meminta kepada Bapa untuk memberikan pengampunan. Ini adalah salah satu perkataan yang sangat memilukan sepanjang masa. Sang raja Agung</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">—</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mesias</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">utra Allah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">—</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mati di kayu salib, supaya orang-orang berdosa, termasuk </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara dan saya dapat kembali datang kepada Bapa. Saudara, ini adalah tindakan yang sangat luar biasa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">telah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berinisiatif mengasihi bangsa Israel yang tegar tengkuk, j</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">uga </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berinisiatif menebus kita sekalian. Kasih setia Allah tetap bagi orang-orang pilihan-Nya, meskipun kita telah menghianati-Nya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, ada seorang ibu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> mengalami pengalaman pahit di dalam kehidupan pernikahannya. Ia memiliki seorang suami yang kasar, yang tidak segan-segan untuk memukuli istrinya. Di masa-masa pernikahannya ibu ini terus mengalami perlakuan-perlakuan yang kasar </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan pengkhianatan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">suaminya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ampai suatu ketika sang suami mengalami kecelakaan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menyebabkan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ia mengalami </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kelumpuhan total. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pada saat seperti itu, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bukankah ibu ini memiliki alasan yang kuat untuk menunjukkan rasa kecewanya, sakit hatinya, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">meninggalkan suaminya tanpa harus bersusah payah merawatnya. Tetapi apakah yang dilakukan ibu ini? Dengan kasih setianya i</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> malah merawat suaminya. Bahkan, ketika luka di dalam tubuh suaminya membusuk dan menyebabkan adanya belatung-belatung, ibu ini</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tak jijik</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> membersihkannya. Saudara, seberapa tahan kita mengasihi orang yang telah menyakiti kita? Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Lima tahun tahun? Berapa lama kita mampu saudara? Saudara, ibu yang saya ceritakan tadi mampu melakukannya selama dua puluh tahun. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengapa ibu ini dapat berbuat seperti itu? Jawabnya adalah karena ada satu </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kasih </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang sangat luar biasa yang telah menjamah jiwanya saat ia hidup dalam kegelapan dosa. Kasih itu adalah kasih Allah. Kasih itulah yang me</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mampu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kannya untuk mengasihi suaminya </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang telah menyakitinya.</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara, betapa pun kotornya diri Saudara, betapa pun tidak layaknya Saudara, Allah tetap mengasihi Saudara. Ia tahu Saudara dan saya adalah orang-orang bebal, pengkhianat-pengkhianat yang kotor, jauh dari setia, namun kasih-Nya tidak berubah. Allah tetap mengasihi Saudara dan saya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara yang dikasihi Tuhan, bukankah Tuhan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yesus pernah berk</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">atakan bahwa buluh yang terkulai takkan dipatahkan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-N</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ya, sumbu yang pudar nyalanya takkan dipadamkan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-N</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ya? Saudara, ini adalah suatu bukti tentang kasih Allah yang tetap bagi setiap kita. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita akan kasih setia Allah kepada kita, meski kita menghianati-Nya. Kasih Allah yang tetap menanti</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, mengharapkan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kita berbalik kepada-Nya. Tangan Allah tetap terbuka untuk setiap kita</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> anak-anakNya. Allah akan merangkul kita dalam dekapan-Nya. Saudara, adakah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara memiliki hati yang mau kembali </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kepada</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kasih Allah? </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Datanglah! Allah menanti Saudara, Ia ingin mengkuduskan diri Saudara dari segala dosa ketidaksetiaan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada s</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">atu </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lagu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang telah menjadi berkat bagi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> saya secara pribadi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lagu ini mengisahkan tentang kesempatan yang selalu diberikan Tuhan kepada siapa yang mau datang kepada-Nya. Saya percaya lagu ini juga akan menjadi berkat bagi Saudara sekalian.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kau berikan kesempatan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><u><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">U</span></u><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ntuk belajar dari kesalahanku <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di masa yang telah lalu<br />
Kau berikan ku iman untuk mencoba lagi <br />
Sampai ku jadi sempurna s’pertiMu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
Meskipun ku jatuh berulang kali<br />
Namun oleh kasih Mu ku bangkit kembali<br />
Ku tak dapat sungguh menyia-nyiakan <br />
Kepercayaan Mu kepadaku Tuhan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kau berikan ku iman untuk mencoba lagi <br />
Sampai ku jadi sempurna s’pertiMu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Amin.</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-84289397324018668632012-03-19T08:53:00.000-07:002012-03-19T08:53:08.863-07:00Khotbah 1 Korintus 3:10-15<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Apakah Yang Sedang Engkau Bangun?<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Oleh Silvy Inawati<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span style="font-size: 19px; line-height: 28px;"><b><br />
</b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Saudara-saudara, beberapa saat yang lalu ketika saya pulang ke Karawang, Saya pergi dengan kakak saya. Ketika melewati sebuah jalan di <i>bypass</i>, mobil kakak saya harus melaju dengan sangat pelan. Mengapa? Karena jalannya rusak parah sekali. Kakak saya geleng-geleng kepala sambil berkata, “<i>Duh nih</i> jalan, baru <i>dibetulin udah</i> rusak lagi. <i>Gimana sih</i>...” Saya pun jadi ikut <i>geleng-geleng</i> kepala. Jadi ikut <i>kesel</i>. Terpikir dalam benak saya, pasti bahan yang digunakan <i>ga</i> sesuai standar, dikorupsi sana-sini untuk kepentingan pribadi. Dalam kekesalan saya itu, saya jadi teringat beberapa fasilitas umum lain yang juga cepat sekali rusak. Saya ingat jalan Tol menuju ke Bandung yang sesaat setelah diselesaikan sudah mulai berlubang. Lalu baru-baru ini, jembatan Kutai nan megah di Kalimantan yang rubuh, padahal baru dibangun 10 tahun yang lalu. Sungguh berbeda dengan jembatan di San Fransisco yang berumur 90 tahun, namun masih tegak berdiri sampai saat ini. Saudara-saudara, rasanya kesal sekali dengan orang-orang yang diberi tanggung jawab untuk mengerjakan fasilitas-fasilitas umum ini. Mereka adalah pekerja yang tidak bertanggungjawab. Pekerja yang mengerjakan fasilitas masyarakat seenaknya sendiri. Tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara, ketika saya membayangkan tentang pekerja-pekerja ini, tiba-tiba saya tertegun. Kalau dipikir lebih jauh bukankah kita juga adalah pekerja yang diberi kepercayaan membangun jemaat Allah? Seperti sebuah lagu yang sering kita nyanyikan bersama: “Satu saat Yesus panggilku menjadi pekerja. Melayani jadi saksi bagi-Nya. Bukan sembarang pekerja...ya...ya...ya...” Saudara-saudara, saya jadi berpikir, bila pekerjaan kita dinilai oleh Tuhan yang adalah pemilik pekerjaan itu, apakah Ia puas dengan kita? Atau jangan-jangan Tuhan geleng-geleng kepala ketika melihat pekerjaan kita, karena di mata-Nya kita adalah pekerja sembarangan. Pekerja-pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan standar Tuhan. Mengerjakan ini dan itu, tampak begitu sibuk, tetapi jauh dari apa yang Tuhan harapkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <b>Saudara, Tuhan ingin setiap kita melakukan pekerjaan kita, yakni membangun jemaat Tuhan sesuai dengan standar Allah.</b> Dalam perikop yang kita baca kita bisa belajar bagaimana menjadi pekerja Tuhan yang membangun jemaat Tuhan dengan benar dan bertanggungjawab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Meletakkan dengan dasar yang benar, yakni Kristus<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, ini adalah foto gedung tingkat 20 di Shanghai yang baru selesai di bangun dan roboh (perlihatkan di layar LCD). Saudara, lihatlah gedungnya tidak rusak sedikit pun. Diduga bangunan ini roboh karena ada masalah dengan fondasinya. Fondasi suatu bangunan adalah sesuatu yang sangat krusial. Tanpa fondasi, bangunan semewah apa pun yang dibangun tidak akan bertahan. Demikian pula dengan jemaat Allah, tanpa fondasi yang benar tentu saja sia-sia jemaat itu dibangun. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara, kalau kita pikir-pikir, Jemaat Korintus itu “betis,” beda-beda tipis dengan jemaat kita saat ini. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang mengagung-agungkan kemampuan pribadi. Mereka dikenal sebagai tukang pamer. Menilai orang dan diri mereka sendiri berdasarkan prestasi dan pencapaian mereka. Mereka mengagung-agungkan orang yang mempunyai hikmat atau pemikiran yang cemerlang. Karenanya tidak heran bila sebagian jemaat mengagung-agungkan Paulus, sebagian mengagung-agungkan Apolos, Petrus, dan yang lainnya. Mereka berfokus pada manusia. Sebuah fokus yang salah! Fokus yang tentu saja membuat jemaat mengalami perselisihan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Di tengah kondisi jemaat yang sedang berselisih inilah Paulus menuliskan suratnya. Paulus menegur mereka. Pada ayat 5-9, Paulus menjelaskan dengan metafora pertanian, bahwa ia dan Apolos hanyalah pekerja tani. Dalam perikop yang sedang kita pelajari ini, kembali Paulus menegur mereka dengan metafora yang berbeda, yakni bangunan (9c), dimana dirinya dan Apolos pun hanyalah pekerja bangunan. Pada ayatnya yang ke-10, Paulus memposisikan dirinya sebagai ahli bangunan yang cakap yang telah meletakkan dasar, sedangkan pelayan yang lain sebagai orang lain yang membangun terus di atasnya. Posisi ini menjelaskan perannya dalam jemaat Korintus, dimana ia adalah rasul Yesus Kristus yang oleh anugerah Tuhan memberitakan Injil dan pekerja lain berkhotbah membangun jemaat. Posisi yang tidak lebih tinggi dari yang lainnya. Mereka hanyalah pekerja di dalam bangunannya Allah. Mereka tidak penting, dasarlah yang penting dalam sebuah bangunan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dasar yang telah diletakkan oleh Paulus adalah Kristus. Dalam Korintus 2:2 dikatakan bahwa “sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain dari Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Kristuslah yang seharusnya menjadi fokus jemaat dan bukan yang lain. Kata kerja yang digunakan untuk menjelaskan kata telah meletakkan adalah <i>I laid</i>, dalam bahasa Yunani </span><span lang="EL" style="font-family: Gentium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EL; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ἔθηκα</span><span lang="EL" style="font-family: Gentium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">merupakan kata kerja yang ditulis dalam bentuk <i>aorist</i>, yang berarti satu kali untuk selamanya. Kristus adalah fondasi mereka yang kekal. Karenanya pada ayat 11 dikatakan “tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Hanya satu fondasi yang diperlukan untuk membangun. Setelah fondasi itu diletakkan tidak perlu diulang lagi. Dan hanya Kristuslah dasar yang benar dan bukan yang lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Saudara-saudara, Paulus pekerja yang tahu apa yang dibangunnya. Ia, tidak silau dengan orang-orang yang mengagungkan dirinya sebagai guru yang besar. Atau tidak galau karena sebagian yang lain mengagung-agungkan Apolos dan pekerja yang lain. Namun sebagai pekerja bangunan, ia menyadari apa yang sedang dibangunnya. Ia menyadari apa yang menjadi fokus pekerjaannya, yakni Kristus, sang fondasi yang kokoh dan kuat. Dalam pelayanannya, ia tidak menjadikan dirinya fokus, sebaliknya ia bekerja keras mengabarkan Injil. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Saudara, saya bersyukur bisa berkuliah di SAAT ini. Selain mendapatkan pengajaran yang dalam sangat baik melalui dosen-dosen di tempat ini, saya juga belajar melalui teladan hidup dari para dosen di tempat ini. Salah satunya adalah Pdt. Peter Wongso. Sebagai salah satu orang yang turut merintis SAAT ini dari awal, beliau tidak silau dengan jabatan. Dalam buku berjudul “Hamba Yang Melayani” yang didedikasikan untuk ulang tahun ke-80 dari Pak Peter Wongso. Pak Daniel Lukas menuliskan bahwa Pelayanan Pak Wongso selama ini bukanlah pelayanan yang biasa-biasa saja. Sepanjang hidupnya ia memberikan sebuah contoh kehidupan dan pelayanan yang berkualitas dan signifikan bagi kerajaan sorga dan gereja-gereja Tionghoa di Indonesia maupun manca negara. Saudara-saudara, meski pun ada banyak orang yang mengagumi pelayanannya, ia tidak menjadikan dirinya fokus atas apa yang dicapainya. Dalam khotbahnya di wisuda tahun lalu, ia tidak menceritakan mengenai prestasi-prestasinya, ia tidak membangun reputasi dirinya atas keberhasilan seminari ini, sebaliknya dengan terharu ia mengatakan syukurnya kepada Tuhan atas pemeliharaan yang Tuhan beri untuk seminari ini. Beliau memiliki hidup yang berfokus pada dasar yang benar yakni Kristus dan bukan dirinya. Pak Wongso bukan sedang membangun dirinya. Ketika orang melihat SAAT, orang bukan melihat Peter Wongso ataupun Andrew Gih, tapi orang melihat Tuhan yang menjadi dasar atas sekolah ini. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Saudara-saudara, suatu saat nanti mungkin kita akan dipakai Tuhan untuk melayani di berbagai bidang, atau dipercayakan Tuhan sebuah jemaat, entah besar entah kecil. Akan jadi seperti apakah pelayanan kita nanti tergantung pada fondasi yang kita letakan hari ini di hati kita. Apakah kita ingin meletakkan pelayanan kita di atas fondasi yang benar, yaitu Kristus, atau diri sendiri? Apakah kita sibuk dengan diri kita? Membangun diri kita di tengah jemaat. Ataukah kita sungguh berfokus kepada orang-orang yang kita layani dan meletakkan dasar, yakni Kristus dalam hidup mereka. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal kedua yang harus kita lakukan dalam membangun jemaat Allah adalah:<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Membangun sesuai dengan standar Allah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, bukan hanya fondasi yang penting, melainkan juga pembangunan di atas fondasi itu pun penting. Pada ayatnya yang ke 10b, Paulus memperingatkan agar tiap-tiap orang memperhatikan bagaimana ia membangun di fondasi yang telah diletakkan. Kata “</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">orang lain” di sini mengacu pada Apolos ataupun pekerja yang lainnya. Siapapun yang membangun di atas fondasi Kristus itu tidak penting karenanya hanyalah pekerja. Namun yang terpenting adalah setiap orang, siapapun dia harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya! Apakah pekerja itu membangunnya dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami (ay.12).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ada standar yang Allah tetapkan dalam proses pembangunan jemaatnya. Keenam bahan bangunan yang disebutkan pada bagian ini dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah emas, perak, dan batu permata. Kategori ini merupakan bahan yang tahan terhadap api. Sedangkan kategori yang kedua adalah kayu, rumput kering atau jerami. Kategori material yang tidak tahan terhadap api. Melalui penggambaran ini Paulus hendak menjelaskan mengenai kualitas pekerjaan yang seharusnya dimiliki oleh pekerja. Suatu kualitas yang berhubungan dengan kesungguhan pekerja dalam membangun ke arah Kristus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pekerja yang membangun dengan emas, perak, dan batu permata adalah pekerja yang sungguh-sungguh melakukan pekerjaanya sesuai dengan firman Tuhan. Seorang pekerja yang mengajarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh membangun jemaat Allah, bukan ke arah dirinya, namun ke arah Kristus. Dalam kesungguhannya, pekerja Kristus akan mempersiapkan pengajarannya dengan baik sesuai dengan Firman Allah, yang menolong jemaat bertumbuh semakin mengenal Kristus. Dalam kesungguhan juga, seorang pekerja Kristus akan menghidupi kehidupannya sesuai dengan firman Allah. Dalam kesungguhan ia pun akan terus menguji motivasi pelayanannya. Dengan demikian kualitas seorang pekerja berhubungan dengan keseluruhan hidupnya yang sungguh-sungguh dipakai untuk membangun jemaat ke arah Kristus. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kepada jemaat Korintus yang seringkali menilai orang berdasarkan prestasi, kemampuan dan kecakapan yang dilihat mata ini, Paulus mengatakan:</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: HE;"> </span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;"> <i>“</i></span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: HE;">sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;"> </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: HE;">Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;"> Paulus menyatakan bahwa Tuhan adalah hakim yang paling berhak menilai setiap pekerja. Apa yang dibangun oleh pekerja akan diuji oleh Tuhan. Manusia boleh saja mengevaluasi pekerjaan seorang akan yang lain, namun penilaian terakhir ada di tangan Tuhan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Pada akhir zaman, yakni ketika Kristus datang keduakalinya, setiap pekerjaan kita akan diuji oleh Tuhan. Hari penghakiman Tuhan ini digambarkan dengan api. Sebuah gambaran yang tidak asing bagi orang Korintus. Kota Korintus adalah kota yang pernah dihancurkan dan dibangun kembali. Dan sebagian bangunan baru dibangun dari kerangka bangunan lama. Selain itu daerah Korintus memiliki iklim yang sangat kering sehingga bangunan mudah terbakar. Rumah-rumah penduduk biasanya dibangun dengan rangka kayu dan dindingnya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan rumput kering dan jerami, sehingga mudah sekali hangus terbakar. Sedangkan kuil-kuil dan bangunan pemerintah dibangun dengan bahan yang berkualitas dan tidak mudah terbakar. Bagi orang Korintus, api merupakan ujian tertinggi bagi bangunan-bangunan yang mereka miliki. Dengan api inilah pekerjaan setiap pekerja Tuhan akan diuji. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Tujuan pengujian dengan api ini bukanlah untuk menghukum (Yudas 7), menghancurkan (Matius 3:10), atau untuk memperbaiki (Zakharia 13:9), tetapi untuk mengungkap kualitas dari pekerjaan orang Kristen. Paulus mengatakan bahwa pada Hari Tuhan ini, Tuhan akan menerangi apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">Orang-orang Kristen yang pekerjaannya bertahan dalam api akan mendapat upah, yakni pujian dari Allah seperti dituliskan dalam Matius 25:14-30: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: HE;">Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">... Pekerja Tuhan itu akan mendapatkan pujian dari tuannya... <i>“</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: HE;">Well done, good and faithful servant.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;">”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-language: HE;"> Sedangkan orang-orang Kristen yang tidak bekerja dengan sungguh... pekerjaannya akan terbakar, ia akan menderita kerugian tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Mereka yang pekerjaannya terbakar oleh api, kondisi mereka seperti orang yang melompat keluar dari kerangka bangunan kayu mereka yang terbakar. Mereka selamat, tetapi tanpa pekerjaan-pekerjaan yang dapat dipersembahkan kepada Kristus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, beberapa saat yang lalu saya masuk ke auditorium SAAT yang sedang dibangun. Meski belum jadi, namun bangunan itu sudah membuat saya dan teman-teman lain yang melihatnya terkagum-kagum (Tunjukkan beberapa fotonya). Tahap demi tahap pembangunannya dikerjakan dengan serius. Bukan hanya itu, pembangunan ini juga disertai dengan doa, kerja keras dan kemurnian motivasi di dalamnya, seperti seorang dosen mengatakan, “SAAT membangun gedung ini bukan untuk mencari nama, tetapi bangunan ini dibuat untuk kemuliaan Kristus.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal yang sama juga seharusnya ada di dalam diri kita ketika kita membangun jemaat Allah. Kita harus membangunnya dengan stadar Allah. Saudara, ketika Tuhan melihat pelayanan kita, sungguhkah Ia puas dengan apa yang kita kerjakan? <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, kepada kita Tuhan mempercayakan bangunan-Nya, jemaat-Nya yang begitu dikasihi-Nya. Apa yang selama ini Saudara dan saya bangun? Apakah kita pekerja yang membangun sesuai dengan standar Allah? Membangun dengan kualitas yang Ia inginkan? Pengajaran seperti apakah yang kita berikan kepada jemaat yang Tuhan percayakan kepada kita? Apakah kita sungguh mempersiapkan diri dengan baik. Apakah kita sudah menggali firman Tuhan baik-baik, melakukannya dan mengajarkannya dengan baik? Adakah hati yang sungguh rindu mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan? Saudara-saudara, dengan bahan apakah engkau membangun jemaat Allah? Emas, perak, permata ataukah kayu, rumput kering atau jerami?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, ketika saya merefleksikan firman Tuhan ini dalam kehidupan saya. Saya sungguh gentar. Sejauh ini perjalanan saya mengikut Tuhan, menjadi pekerja baginya, “meninggalkan” pekerjaan yang mapan, teman-teman yang menyenangkan, keluarga yang saya kasihi, berkuliah selama 3 tahun di sini, melayani <i>weekend </i>setiap minggu, sibuk ini dan itu, rasanya sudah mengerjakan banyak bagi Tuhan. Namun, ketika pekerjaan saya diuji Tuhan, mungkin semuanya hangus, tanpa bekas, kecuali abu. Saat itu mungkin saya akan tertunduk malu masuk ke dalam Kerajaan-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, saya menyadari ada banyak pelayanan yang saya tidak persiapkan dengan sungguh, ada banyak pelayanan juga yang saya siapkan dengan sungguh namun dengan motivasi yang tidak sungguh. Pelayanan yang nampak besar di mata orang, tetapi tidak bernilai, hangus ketika diuji Tuhan. Saudara-saudara, saya sungguh rindu menjalani panggilan sebagai pekerja Tuhan ini dengan lebih sungguh lagi. <i>Ga pa pa</i> cape sedikit, tidur malam, bangun pagi, untuk menggali firman Tuhan. <i>Ga pa pa</i> diproses terus dalam hidup ini untuk semakin murni, karena saya ingin membawa persembahan pelayanan yang berkenan di mata Tuhan. Saya ingin mendengar pujian dari mulut-Nya yang mengatakan, “Well done my servant, well done!”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saudara-saudara, biarlah kerinduan saya ini pun menjadi kerinduan kita semua. Saya yakin bukan kebetulan kita bisa sama-sama mendapat kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan ini. Tuhan mau kita membangun jemaat yang Tuhan percayakan kepada kita dengan baik. Ia rindu kita meletakkan dasar yang benar melalui Injil yang murni. Ia juga rindu kita membangun jemaat dengan bahan yang sesuai dengan standar Allah, yakni kesungguhan kita dalam mengajarkan firman Tuhan yang murni dan kesungguhan kita untuk menghidupi firman itu seumur hidup kita. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saya percaya Tuhan akan memampukan kita menjadi pekerja yang baik. Mari terus berjuang, biarlah setiap kali kita selalu mengevaluasi diri kita pertanyaan: Apakah yang sedang kau bangun? Biarlah satu kali ketika kita berada di tahta penghakiman Allah, Tuhan menemukan kita sebagai pekerja-Nya yang setia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saya rindu menutup khotbah saya ini dengan sebuah pujian yang digubah oleh Cindy Berry, berjudul <i>Faithfull Servant.</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lord, we would be faithful<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lord we would follow You<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">We would be pure and holy, devoted and true<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">At the end of our journey, on the glorious day<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">When gaze into Your eyes, we want to hear you say...<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Well done my good and faithfull servant<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Enter to my kingdom, you have fouth the fight<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">You have kept the faith according to my Word<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Well done my good and faithfull servant<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Great is your reward<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">You have been faithfull, now your race is run<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Well done my servant well done<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Amin.<o:p></o:p></span></b></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-91668344001102716452012-03-07T09:57:00.000-08:002012-03-07T09:57:35.918-08:00Khotbah Filipi 1:12-26<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">SUKACITA DALAM KESULITAN PELAYANAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 57.75pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Oleh Rudy Setiono<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span style="font-size: 19px; line-height: 28px;"><b><br />
</b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 57.75pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, sebagai hamba Tuhan, tentu kita akan bersukacita jika pelayanan yang kita lakukan membuahkan hasil yang menggembirakan. Bila selesai kita berkhotbah, ada jemaat yang menyalami kita dan berkata, “Terima kasih Pak/Bu khotbahnya benar-benar mengena kepada diri saya.” Atau, bila selesai kita mendoakan orang yang sakit, orang yang kita doakan berkata, “Kedatangan Bapak/Ibu sungguh-sungguh telah menjadi penghiburan dan kekuatan bagi saya.” Atau, bila setelah belasan tahun kita melayani sebuah gereja, jemaat bertumbuh baik dalam jumlah maupun dalam kualitas iman mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 26.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, ketika kita menikmati hasil pelayanan yang menggembirakan, hati kita memang dipenuhi sukacita. Namun, bagaimana bila yang terjadi adalah sebaliknya? Bukan keberhasilan dan pujian, tetapi tantangan dan kritikan yang kita dapati. Apakah kita akan tetap bertahan? Saudara, banyaknya kesulitan dalam pelayanan, seringkali membuat seorang hamba Tuhan yang telah bertahun-tahun melayani kehilangan sukacita sehingga berteriak dalam hati, “Aku capek! Aku benar-benar ingin berhenti dari pelayanan ini.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk itulah Saudara, <b>saya pikir diperlukan perspektif yang benar dalam memandang kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam pelayanan, sehingga kita tidak kehilangan sukacita.</b> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui perikop yang kita baca pagi ini, setidaknya ada dua perspektif dalam memandang kesulitan pelayanan:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.8pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berfokuslah pada kemajuan Injil, bukan pada kesulitan kita</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <b>(ay. 12)</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masalahnya Saudara, ketika seseorang menghadapi masalah yang sulit, nggak gampang utk tidak berfokus pada masalah itu. Kecenderungannya, kita akan terus berfokus pada masalah dan kesulitan yang sedang kita hadapi. Namun, sekalipun susah, bukan berarti tidak mungkin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Paulus telah memberikan teladan kepada kita. Sukacita Paulus dalam melayani tidak hilang, sekalipun dia sedang berada di tengah-tengah penderitaan dan kesulitan. Saudara, ketika menulis surat Filipi ini, Paulus sebenarnya sedang di penjara di Roma sebagai tahanan rumah. Kebebasan Paulus dibelenggu. Ia harus hidup dibawah pengawasan militer yang ketat selama 24 jam. Salah satu tangan Paulus diikat dengan borgol dan borgol itu diikatkan pada salah satu tangan para penjaga Romawi. Setiap 6 jam sekali, para penjaga saling bergantian menjaga Paulus. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, kenyataan pahit ini harus dihadapi oleh Paulus. Dalam kondisi seperti itu, Paulus tidak bisa lagi melakukan perjalanan misi. Padahal kita tahu bukan, hasrat hidup Paulus yang terbesar adalah pergi memberitakan Injil, ke tempat dimana nama Kristus belum dikenal. Namun Saudara, semua hasrat Paulus seolah harus dikubur dalam-dalam karena, dengan penjagaan yang begitu ketat dan tangan yang diborgol, mana mungkin ia dapat pergi memberitakan Injil.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, dalam kondisi seperti itu, normalnya, Paulus seharusnya duduk bersedih hati dan meratapi nasibnya. Sewajarnya, kalau Paulus kehilangan sukacitanya dan mengeluh kepada Tuhan atas kesulitan dan penderitaan yang harus ia hadapi dalam pelayanan pemberitaan Injil. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun Saudara, Alkitab mencatat Paulus tidak kehilangan sukacitanya. Paulus malah menulis surat kepada jemaat Filipi dengan nada penuh sukacita. Ia malah menguatkan jemaat Filipi dan memberi kesaksian positif tentang pemenjaraannya. Dalam ayat 12, Paulus berkata, “<b>Aku menghendaki</b> Saudara-Saudara, supaya <b>kamu tahu</b>, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil.” Artinya Saudara, Paulus menghendaki jemaat Filipi mengetahui perspektifnya dalam memandang penderitaan. Paulus ingin jemaat Filipi punya perspektif yang benar dalam memandang pemenjaraannya, yaitu bukan berfokus pada penderitaannya, namun berfokus pada kemajuan Injil. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, sebenarnya Paulus bisa saja memilih untuk tidak bersukacita ketika ia dipenjara karena sukacita itu suatu pilihan, bukan? Bisa saja Paulus tidak melakukan apa-apa, dan hanya duduk termenung sambil menyesali nasib buruknya. Namun, Paulus memilih yang sebaliknya. Ia memilih untuk berfokus pada kemajuan Injil. Paulus memilih untuk memandang penderitaan yang dialaminya dengan perspektif yang benar. Dia melihat bahwa penderitaannya justru berdampak positif terhadap kemajuan Injil. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Paulus memandang bahwa pememjaraannya bukan suatu kebetulan. Bukan suatu kebetulan jika ia dijaga begitu ketat oleh empat penjaga Romawi secara bergantian setiap harinya. Paulus melihat semua itu sebagai cara Tuhan untuk menyebarkan Injil Kristus di Roma. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, justru melalui penjaralah, Paulus beroleh kesempatan untuk membawa Injil ke tengah-tengah kerajaan Romawi. Sampai-sampai, seluruh kerajaan Romawi tahu bahwa Paulus dipenjarakan bukan karena dia berbuat jahat, tapi karena Injil. Justru melalui penjaralah, banyak orang Kristen yang tadinya takut memberitakan Injil menjadi berani dan tidak gentar lagi, sehingga Injil diberitakan lebih luas. Bahkan, sekalipun di antara mereka, ada yang memberitakan Injil dengan motivasi yang salah: ingin lebih terkenal dari Paulus. Namun Saudara, Paulus tetap berfokus pada kemajuan Injil (ay 18). Bagi Paulus, selama Kristus diberitakan dan Injil yang sejati disebarluaskan, maka tidak ada alasan untuk tidak bersukacita, sekalipun ia harus menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, saya punya seorang teman akrab. Dia adalah seorang penginjil yang sebenarnya punya potensi besar untuk menjadi sukses dan terkenal. Namun, Tuhan menaruh beban pelayanan dalam hatinya untuk melayani anak-anak jalanan. Tidak sedikit orang yang menyesalkan keputusannya untuk tidak terlibat dalam pelayanan gereja. Bahkan, ada beberapa majelis gereja yang berkata, “Benarkah kamu mau melayani anak jalanan? Coba dipikir lagi. Kamu tidak mungkin bisa hidup dengan pelayanan seperti itu.” Namun Saudara, teman saya ini tetap pergi melayani anak-anak jalanan. Ia belajar lebih taat pada Tuhan yang menaruh beban pelayanan dalam hatinya, daripada tergiur dengan segala fasilitas gereja yang ditawarkan padanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, dalam perjalanan pelayanannya, teman saya ini menghadapi berbagai kesulitan pelayanan. Tidaklah mudah untuk melayani orang-orang yang tidak terdidik, dan berlaku liar. Apalagi teman saya ini berasal dari suku yang berbeda. Ia sering kali ditolak, dihina, dan diolok-olok karena perbedaan itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bahkan Saudara, pernah suatu kali, teman saya ini dipukul bertubi-tubi oleh seorang anak jalanan. Namun, tahukah Saudara apa yang dilakukan teman saya? Ia merangkul anak jalanan itu dengan penuh kasih. Sekalipun anak itu terus memukul dengan keras, namun ia tetap merangkul anak itu. Sampai akhirnya, anak itu menangis dengan keras dalam pelukannya. Sementara teman saya ikut menangis bersama anak itu. Puji Tuhan Saudara, karena setelah kejadian tersebut, anak jalanan itu justru lebih terbuka untuk menerima kehadiran teman saya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, sampai hari ini teman saya masih setia melayani anak-anak jalanan, walaupun banyak kesulitan yang ia terus-menerus hadapi. Namun, ia tidak kehilangan sukacita dalam melayani. Malah, ia bersyukur karena Tuhan mempercayakan pelayanan itu kpadanya. Bagi teman saya, tidak apa-apa kalau dia harus menderita. Tidak apa-apa kalau dia harus dipukuli berkali-kali sampai memar, yang penting hati anak-anak jalanan itu menjadi lembut, sehingga terbuka kesempatan agar Injil Kristus diberitakan. Saudara, teman saya tetap bertahan menghadapi kesulitan pelayanan, karena ia belajar untuk mengarahkan pandangan matanya pada kemajuan Injil, bukan pada kesulitan yang ia hadapi. Hal itulah yang membuat dia dapat tetap bersukacita, sekalipun menghadapi berbagai kesulitan dalam pelayanan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aplikasi</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, sebagai hamba Tuhan, seharusnya sukacita terbesar kita adalah ketika melihat jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus bertobat dan dimenangkan bagi Kristus. Biarlah ketika kita menghadapi berbagai kesulitan dalam pelayanan, kita tidak berfokus pada kesulitan itu, namun kita berfokus pada hal yang lebih penting, yaitu pada kemajuan Injil. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya Saudara, perspektif kedua yang harus kita miliki sbg hamba Tuhan, ketika kita menghadapi kesulitan pelayanan adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.8pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berharaplah kemuliaan Kristus dinyatakan, bukan sibuk dengan kemuliaan diri sendiri (ay. 20)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, seringkali sukacita pelayanan dapat begitu mudahnya terampas, karena banyak hamba Tuhan yang terlalu sibuk memikirkan kebutuhannya untuk dihormati, dan diakui. Sampai-sampai, ketika menghadapi kesulitan pelayanan, mereka lupa untuk berdoa dan berharap agar kemuliaan Kristus dinyatakan melalui kesulitan itu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun, tidak demikian dengan Paulus, Saudara. Sekalipun berada di penjara, Paulus tidak merasa malu. Ia tidak sibuk memikirkan harga diri dan kemuliaannya sendiri. Dalam ayat 20, Paulus malah memberi kesaksian dengan berkata, “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, Paulus menggunakan dua kata yang menarik dalam mengungkapkan kerinduan dan harapannya yang terdalam, yaitu </span><span style="font-family: Bwgrkl; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Bwgrkl;">avpokaradoki,a </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">(eager expectation) dan </span><span style="font-family: Bwgrkl; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Bwgrkl;">evlpi,j<b> </b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">(hope). Sebenarnya kedua kata ini mempunyai penekanan arti yang sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pandangan Paulus yang penuh kerinduan, yang berpusat pada satu sasaran keinginan, yaitu agar kemuliaan Kristus dinyatakan. Paulus mengungkapkan kerinduannya, dengan pengharapan yang pasti, bahwa kemuliaan Kristus pasti akan dinyatakan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, dalam menghadapi kesulitan pelayanan, Paulus tidak mau berpusat pada dirinya sendiri. Paulus tidak mau merasa malu karena Injil. Paulus merindukan bahwa apapun yang terjadi padanya, Kristus dimuliakan melalui tubuhnya. Kesulitan, penderitaan, bahkan kematian tidaklah menakutkan bagi Paulus, asal kemuliaan Kristus dinyatakan melaluinya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, pengharapan inilah yang membuat Paulus dapat tetap bersukacita, dan terus memberitakan Injil Kristus dengan berani, sekalipun ia dipenjara. Paulus tahu bahwa ketika Injil diberitakan, maka kemuliaan Kritus akan dinyatakan. Dalam ayat 21, Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Bagi Paulus, jika dia masih hidup, itu berarti ia harus terus memberitakan Kristus. Sedangkan, jika dia harus mati karena Injil, itu berarti adalah keuntungan, karena ia dapat bertemu dengan Kritus, muka dengan muka, dalam kemuliaan. Saudaraku, perspektif hidup Paulus yang berfokus pada kemuliaan Kristus membuat dia tidak kehilangan sukacitanya, sekalipun menghadapi kesulitan dalam pelayanan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, saya mau menyaksikan pengalaman saya ketika menghadapi kesulitan pelayanan. Yah, sebenarnya bukan kesulitan yang berat, nggak bisalah dibandingkan dengan penderitaan yang dialami Paulus. Kesulitan itu bukan berasal dari luar Saudara, tapi berasal dari diri sendiri. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya sungguh bergumul, setiap kali saya dipercaya untuk berkotbah, “Apakah saya bisa berkotbah dengan baik? Apakah saya bisa menjadi berkat bagi jemaat?” Saudara, pergumulan ini membuat saya gentar sekali. Sebenarnya kegentaran saya cukup beralasan. Saya masih ingat benar, waktu SD, saya pernah punya kelemahan yang menyebalkan. Saya gampang banget grogi, Saudara. Kalau sudah grogi dan tegang, <i>wah...nggak</i> usah disuruh, tubuh saya akan langsung memproduksi keringat yang super super banyak. Saya masih ingat, bagaimana guru SD saya, dengan sengaja, selalu meminta saya maju ke depan untuk menulis di papan tulis. Saudara tahu apa yang terjadi ketika itu? <i>Nggak</i> sampai semenit, baju saya <i>buasaahhh puoll</i> karena berkeringat. Dan saat itu juga, saya mendengar, tawa seluruh kelas menggema begitu kerasnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yah, itu dulu Saudara. Sekarang saya sih sudah bisa mengendalikan grogi saya. Namun, dalam pelayanan berkhotbah, saya tidak hanya merasa kesulitan dalam membuat naskah kotbah, namun saya juga merasa grogi ketika harus berkotbah di hadapan banyak jemaat. Ternyata memang tidak mudah ya utk berkotbah dengan menarik. Rasanya hati ini sedih sekali, kalau melihat ada jemaat yang tertidur, ketika saya berkotbah. (Makanya, jangan tidur Saudara. Ingat Firman Tuhan yang berkata: bangun dan berjaga-jagalah senantiasa </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">) <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, suatu kali, ketika saya dipercaya untuk berkotbah di umum, pulangnya istri saya bertanya, “Bagaimana ko, pelayanan Firman hari ini?” Saat itu, dengan sedih saya menjawab hanya dengan sebuah kata, “<i>FAIL</i>...GAGAL” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oh Saudara, saat itu saya betul-betul merasa gagal: gagal karena saya merasa tidak bisa berkotbah dengan menarik. Hati saya benar-benar hancur. Perasaan kecewa menguasai hati saya. Sampai-sampai sulit rasanya untuk dapat bersukacita. Yang ada, saya menjadi berfokus pada diri sendiri, berfokus pada kesulitan dan kegagalan yang saya alami dalam berkotbah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai suatu hari Saudara, Tuhan menyadarkan saya melalui suatu peristiwa. Tuhan mengutus dua orang untuk memberikan konfirmasi bahwa pelayanan Firman yang saya bawakan waktu itu sesungguhnya telah memberkati mereka. Saudara, waktu saya mendengarnya, saya tidak percaya, “Benarkah? Kotbah yang menurutku gagal dan banyak kekurangan itu bisa menjadi berkat bagi jemaat?” Saya sungguh tidak bisa percaya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun saat itu, dengan lembut Tuhan berkata dalam hati saya, “Anakk-Ku, lihatlah, bukankah dalam kesulitanmu, Aku tetap bisa memakaimu untuk menyatakan kemuliaan-Ku.” Saudara, saat itu sungguh perasaan saya campur aduk, antara kaget, takjub, terharu, dan bahagia. Dalam hati, saya berkata pada Tuhan, “Ya Tuhan, maafkan, jika aku selama ini terlalu sibuk memikirkan kesulitanku sendiri, sampai-sampai aku melupakan hal terpenting ketika aku melayani-Mu, yaitu berharap kemuliaan-Mu dinyatakan melalui pelayananku.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, saya sungguh bersyukur, karena Tuhan mengajar saya sebuah pelajaran berharga. Tuhan mengajar saya untuk memiliki perspektif yang benar dalam memandang pelayanan dan kesulitannya. Saya belajar untuk tidak berfokus pada kemuliaan sendiri, tidak sibuk memikirkan, “Apakah saya bisa melayani dengan baik? Apakah saya bisa berkotbah dengan baik?” Saya belajar untuk mengubah perspektif berpikir saya, dan berharap akan satu hal yang jauh lebih penting dari semua itu, yaitu berharap agar kemuliaan Kristus dinyatakan melalui kesulitanku. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, kesulitan apakah yang kita hadapi dalam melayani Tuhan? Kelemahan dirikah? Keterbatasan waktukah? Rasa minderkah? Atau mungkin kita menghadapi kesulitan dalam mempersiapkan kotbah di tengah-tengah kesibukan pelayanan kita. Mungkin kita menghadapi kesulitan-kesulitan dari luar: kita disalahmengerti ketika melayani, padahal kita sudah berusaha memberikan yang terbaik. Atau mungkin kita menghadapi masalah relasi dengan rekan sepelayanan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, apapun persoalan pelayanan yang kita hadapi, entahkah itu dari dalam ataupun dari luar, mari kita membawa semua itu di hadapan Tuhan. Mari kita meminta Tuhan menolong kita, untuk memiliki perspektif yang benar dalam menghadapi semua kesulitan itu. Mari kita tidak berusaha menghadapi kesulitan itu dengan kekuatan kita sendiri. Namun, mari kita menggunakan lutut kita utk berdoa, “Tuhan, kami adalah hamba-Mu. Ajar kami utk tetap bersukacita dalam melayani-Mu, sekalipun di tengah-tengah kesulitan yang kami hadapi. Nyatakanlah kemuliaan-Mu ya Tuhan melalui kesulitan ini.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 30.05pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -2.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penutup</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudara, ketika Kristus hidup di dunia, Ia juga mengalami berbagai kesulitan dalam melayani. Namun, Kristus tetap mengarahkan pandangan-Nya pada hal yang jauh lebih penting, yaitu melakukan kehendak Bapa. Sebagai anak Allah, Kristus tahu benar fokus hidup-Nya. Itu sebabnya, tidak ada kesulitan apapun yang bisa menghalangi misi-Nya, bahkan sekalipun salib penderitaan harus dihadapi-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saudaraku, sebagai hamba Tuhan, bukankah fokus hidup kita adalah melayani Tuhan? Bukankah seharusnya tidak ada kesulitan apapun yang dapat merampas sukacita kita, asal Injil disebarluaskan dan kemuliaan Kristus dinyatakan? <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mari Saudara, kita memiliki perspektif yang benar dalam memandang kesulitan pelayanan yang kita hadapi, sehingga kita tidak kehilangan sukacita dalam melayani Tuhan. Marilah kita berfokus pada kemajuan Injil, bukan pada kesulitan kita. Marilah kita berharap kemuliaan Kristus dinyatakan, bukan sibuk dengan kemuliaan diri sendiri. Ketika kita memiliki perspektif ini, maka hati kita akan senantiasa dipenuhi sukacita yang berlimpah dalam melayani Tuhan, seberat apapun kesulitan yang kita hadapi, karena, sukacita kita tidak ditentukan oleh kesulitan dan penderitaan. Melainkan, sukacita pelayanan kita berfokus pada hal-hal yang jauh lebih penting, yaitu kemajuan Injil dan kemuliaan Kristus. Kiranya Tuhan memampukan kita para hamba-Nya untuk senantiasa bersukacita dalam melayani-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Amin.</span></b><o:p></o:p></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-53555180605427967652012-03-07T08:52:00.002-08:002012-03-07T08:52:52.923-08:00Khotbah 1 Tesalonika 4:1-8<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">L</span></b><b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">IVED IN HOLLINES <o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Oleh Rini Anggraini<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: 19px; line-height: 28px;"><b><br />
</b></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 35.1pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, masa kecil adalah masa yang penuh dengan kenangan. Entah itu kenangan baik, buruk, menggelikan, memalukan – semuanya pasti turut mewarnai perjalanan hidup kita. Masa kecil juga adalah masa di mana setiap kita biasa berlomba-lomba mengisahkan impian. Saudara ingat bukan, dulu sebagian dari kita sering bertukar “buku kenangan” dengan teman-teman sekelas. Biasanya selain mengisi biodata, tak lupa akan kita cantumkan cita-cita kita. Beragam impian masa kecil yang polos dan kocak akan tertumpah ruah di sana. Kalau diingat kembali, mungkin saat ini kita akan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum-senyum sendiri. <i>Mun</i> <i>ceuk urang Sunda-na mah, “Duh, ieu budak teh aya-aya wae cita-cita-na.”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 35.1pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, saya pun ingat dengan jelas bahwa ketika kecil saya punya sebuah impian yang “unik.” Di saat orang-orang berbondong-bondong ingin menjadi dokter, insinyur, guru, pengusaha, </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">R</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">ini kecil justru menggantungkan cita-citanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Oh Saudara, waktu itu rasanya menyenangkan sekali bila membayangkan bisa mendapat pangeran ganteng, sedikit hitam tapi manis, baik hati, Hamba Tuhan, fasih berbahasa mandarin. <i>Yah</i>, Saudara tahu-lah <i>yah </i>gimana kira-kira gambaran pangeran masa kecil saya.<i> </i>Wah, pokoknya <i>gak </i>sabar <i>deh</i> untuk bisa segera menikah, menggenapi Firman Tuhan untuk beranak cucu, dan membangun sebuah pernikahan yang <i>happily ever after</i>. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Akan tetapi, Saudara, seiring berjalannya waktu saya semakin disadarkan bahwa realitas tidaklah seindah impian. Pernikahan yang <i>happily ever after</i> itu tampaknya cuma ada di dalam dongeng-dongeng. Ironis sekali melihat fakta bahwa saat ini 1 dari 3 pernikahan justru berakhir dengan perceraian. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, pernikahan Kristen pun tidak luput dari hal ini. Saudara, saya kira sebagian besar dari kita telah menyadari bahwa semakin lama semakin terjadi degradasi moral dalam kesakralan pernikahan. Ada begitu banyak imoralitas seksual yang kerap mewarnai kehidupan pernikahan seseorang. Perzinahan dan seks bebas; bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Tampaknya, kekudusan hidup di dalam pernikahan sudah tergolong ke dalam kategori “</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">barang</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> langka.” </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">-saudara</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">, hal yang sama rupanya terjadi pula pada masa pelayanan Paulus di kota Tesalonika. Ketika memberitakan kebenaran tentang kedatangan-Nya nanti yang kedua, <i>issue</i> mengenai kekudusan hidup menjadi satu bagian penting yang juga disampaikan Paulus pada jemaat di sana. Ia ingin, di dalam masa eskatologis ini, jemaat dapat setia menanti dengan tetap menjaga kekudusan hidupnya. Saudara, perlu kita ketahui sebelumnya bahwa belum pernah ada masa di sepanjang sejarah di mana janji pernikahan begitu diremehkan. Perceraian begitu marak terjadi di kota Tesalonika. Percabulan pun telah menjadi sebuah gaya hidup. Sama seperti makan dan minum, mereka kerap kali melakukan hubungan seksual dengan siapa saja tanpa rasa bersalah. Bahkan, tak jarang mereka melakukannya di rumah-rumah ibadat. Demosthenes, seorang ahli filsafat Yunani merangkumkan bagaimana pandangan yang berlaku saat itu: “Kita memelihara orang sundal untuk kesenangan, kita memelihara gundik untuk keperluan badani sehari-hari, kita memelihara istri untuk beranak dan memelihara rumah tangga.” Saudara, kira-kira seperti itulah gambaran kehidupan di kota Tesalonika. Mengerikan sekali bukan? Dapat Saudara bayangkan bagaimana rasanya hidup di tengah zaman yang moralnya sudah tidak ada bedanya dengan binatang?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Namun, ada satu hal yang menarik perhatian saya, Saudara. Ketika Paulus me</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">nulis</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">kan surat ini, jemaat Tesalonika sesungguhnya berada dalam kondisi kerohanian yang sangat baik. Hanya 3 minggu saja Paulus berkesempatan melayani jemaat ini, tetapi hasil yang diperolehnya luar biasa. Di tengah bobroknya moral kota Tesalonika, mereka tidak undur dalam kerohanian. Mereka tidak jatuh dalam imoralitas seksual. Sebaliknya, iman mereka justru berakar kuat dan kian bertumbuh. Mereka juga menjadi pelaku firman yang setia.</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Tetapi herannya, mengapa di dalam kondisi demikian Paulus justru kembali menekankan agar hidup mereka harus lebih memperkenan Allah? Dalam ay. 1 dikatakan dengan jelas: “Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.” Saudara sekalian, bila kita menilik kembali struktur bahasa aslinya maka akan tampak dengan jelas bahwa perkataan Paulus ini bukan sekadar permohonan yang biasa-biasa saja. Ada nuansa “penegasan,” “himbauan” dan “urgensitas” yang begitu kuat supaya jemaat melakukan perintah yang ia berikan. Di sini Paulus tidak ingin bila mereka hanya berpuas diri dalam keadaan yang sekarang. Ia sangat berharap iman jemaat dapat terus bertumbuh dan bertambah, terutama dalam hal menjaga kekudusan hidup. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, persoalan mengenai kekudusan hidup rupanya bukan sesuatu yang dianggap sepele oleh Rasul Paulus. Paulus sangat menyadari bahwa jemaat yang tampaknya “sedang aman” pun “tidak imun” dengan imoralitas seksual yang dulu pernah mereka “anggap pantas.” Sewaktu-waktu, jemaat bisa saja lengah. Mari kita coba bayangkan bersama, Saudara. Kira-kira sampai berapa lama jemaat bisa tetap setia menjaga kekudusan hidupnya? Jangan lupa, mereka tinggal di tengah lingkungan yang moralnya begitu bobrok. Selain itu, tentu masih ada </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">“kenangan</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">buruk”</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> <span lang="EN-US">di masa lalu yang sedikit banyak terus membekas. Masih ada ingatan pula akan kebiasaan-kebiasaan berdosa di masa lalu yang sedikit banyak akan menghantui kehidupan Kristiani mereka. Dalam beberapa tahun mungkin mereka masih bisa bertahan. Tetapi selebihnya? Saudara, tak dapat kita pungkiri bahwa merupakan suatu tantangan yang berat untuk bisa sepenuhnya terlepas dari pandangan nenek moyang. Merupakan suatu tantangan yang besar untuk bisa sepenuhnya terhindar dari pengaruh dunia kafir.</span></span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">Saudara, </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">raja Daud</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">,</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> yang disebut</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">-sebut sebagai</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> "seorang yang berkenan di hati Tuhan"</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">pernah </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">juga tergelincir</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> dalam dosa ini</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">Bukankah melalui hal ini kita pun seharusnya disadarkan bahwa kita juga memiliki potensi kejatuhan yang sama? Saudara,</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> titik lemah terhadap dosa </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">sesungguhnya </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">timbul ketika kita berpikir</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> bahwa</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> kita kuat dan</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> hal</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> itu tidak </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">akan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> terjadi pada di</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">ri kita. </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">Paulus </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">berkata dalam Surat Korintus</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">: "Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">ber</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">” Setiap kita yang merasa “sedang aman” pun “tidak pernah imun” dengan dosa seksualitas. Dosa ini akan datang dengan wajah yang sangat lembut, namun sesungguhnya dia memiliki taring besi yang sangat lancip. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, dosa seksual itu bisa datang kapan saja tanpa diundang dan kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Beberapa waktu silam, dunia Kekristenan sempat dikejutkan oleh pernyataan langsung dari Pdt. Gordon MacDonald. Beliau adalah seorang </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">pendeta luar biasa yang pernah </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">menjabat sebagai</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> presiden <i>InterVarsity Christian Fellowship</i></span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. Beliau juga adalah seorang figur pemimpin rohani</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> dengan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">model </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">pernikahan yang</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> sangat ideal; yang </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">juga telah menulis buku</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">-buku mengenai </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">kehidupan keluarga</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Kristen. Dalam pengakuannya, Gordon berkata demikian, “</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Suatu belenggu yang kelihatannya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">merupakan </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">suatu pilihan tanpa dosa berubah menjadi pemusnah, dan itu adalah salah saya. </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pilihan demi pilihan demi pilihan, setiap pilihan nampaknya semakin mudah untuk dibuat, tiap-tiap pilihan secara bertaha</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">p</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> menjadi semakin kelam.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dan kemudian dunia saya </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">pun </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">runtuh</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">;</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> dalam area yang saya prediksikan bakalan aman</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">.” Ya Saudara, pada waktu itu beliau mengakui di hadapan publik bahwa dirinya telah jatuh dalam dosa percabulan. Menariknya, jauh sebelum peristiwa kejatuhan itu terjadi, seseorang pernah mewawancarainya demikian, “Pdt Gordon, menurut Anda kira-kira bagaimana cara setan dapat meraih diri Anda?” Setelah berpikir beberapa saat, ia pun menjawab, “Saya kira setan dapat meraih diri saya melalui segala cara. N</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">amun</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">,</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> saya tahu ada satu cara di</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">mana </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">setan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> tidak akan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">meraih</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> saya.</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Setan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> tidak akan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">dapat meraih </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">saya dalam area hubungan pribadi saya</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> dengan Tuhan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. </span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ada satu tempat di</span><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">mana saya tidak </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">pernah menyang</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">si</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">kan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> bahwa saya kuat </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">dan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> anda </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">semua pun </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">bisa mendapatkannya</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">.” Tetapi siapa yang menyangka Saudara, b</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">eberapa tahun setelah percakapan tersebut </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">beliau harus mengakui di hadapan publik bahwa</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> dirinya telah jatuh dalam dosa seksual.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.1pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Itulah sebabnya Saudara, Paulus tak henti-hentinya mengingatkan jemaat Tesalonika: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, supaya kamu menjauhi percabulan” (ay. 3). Saudara, kekudusan hidup adalah kehendak langsung dari Allah. Allah itu kudus dan Ia pun menghendaki anak-anakNya hidup kudus. Dalam konteks ini, secara spesifik, Paulus menghimbau jemaat untuk senantiasa menjaga kekudusan dengan cara menjauhi percabulan. Saudara, percabulan di sini dapat kita mengerti sebagai segala bentuk dosa seksual yang dilakukan untuk memuaskan hawa nafsu. Ini bisa berupa perzinahan, <i>petting</i>, pornografi, masturbasi, pikiran-pikiran liar dan kotor, perkataan-perkataan tidak senonoh, serta berbagai bentuk dosa seksualitas lainnya.<span style="color: red;"> </span>Moralitas Kristen tidak pernah mengizinkan hal itu terjadi! Kekristenan tidak akan pernah bisa berkompromi dengan segala bentuk percabulan!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Lebih lanjut Paulus menegaskan di dalam ay. 4. Saudara, menurut saya terjemahan di dalam bahasa Inggris dan Mandarin akan terasa lebih tepat karena lebih mendekati bahasa aslinya dan juga lebih cocok dengan konteks keseluruhan surat Tesalonika. Terjemahan tersebut kira-kira berbunyi demikian: “Hendaklah kamu masing-masing tahu menguasai tubuhmu dan hidup dalam pengudusan serta penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.” Saudara, sesungguhnya nasihat Paulus untuk menjaga kekudusan hidup tidak hanya berlaku bagi para pria saja. Nasihat ini tidak hanya berlaku bagi konteks pernikahan saja. Nasihat ini berlaku bagi semua orang percaya – baik pria maupun wanita; baik yang telah menikah, yang belum menikah, maupun yang tidak menikah – kita semua harus senantiasa menjaga kekudusan tubuh. Tubuh ini adalah bejana milik Allah. Tubuh ini telah ditebus dengan darah yang begitu mahal. Tubuh ini juga adalah tempat kediaman Roh Kudus. Karena itulah, kita harus hidup dalam pengudusan dan penghormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu seperti yang dibuat mereka yang tidak mengenal Allah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, Allah sangat membenci dosa percabulan! Dosa ini merupakan berhala terbesar yang pernah ditegakkan untuk menentang Allah. Dosa ini menyebabkan bangsa-bangsa terjatuh. Dosa ini menyebabkan impotensi kerohanian bagi banyak orang. Dosa ini merusak kesehatan dan perkembangan kepribadian seseorang. Dosa ini berulang kali meruntuhkan kesucian sebuah keluarga. Dosa ini menyebabkan puluhan bahkan ratusan ribu pasangan bercerai. Dosa ini menyebabkan anak-anak harus kehilangan keluarga mereka. Dan dosa ini pula yang telah menghancurkan masa depan anak-anak muda.</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, lantas bagaimana respon kita ketika mengetahui bahwa Allah sangat benci dengan dosa percabulan? Apakah perasaan Allah yang demikian dimiliki pula oleh setiap kita? Sejauh mana kekudusan hidup itu telah kita jalani? Seberapa kokoh benteng pertahanan itu telah kita dirikan? Saudara, harus saya akui secara jujur bahwa saat ini saya merasa sangat gentar berdiri di sini untuk mengkhotbahkan sesuatu yang masih menjadi pergumulan saya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, saya tidak tahu bagaimana dengan kehidupan Saudara sekalian. Saudara yang paling mengerti apa yang seringkali Saudara lakukan di tempat paling tersembunyi – ketika <i>searching</i> di<i> </i>internet seorang diri? Apa yang seringkali Saudara tonton dan baca? Apa yang seringkali mengisi pikiran Saudara? Apa yang Saudara lakukan ketika hanya berduaan bersama sang kekasih? Apa yang Saudara perbuat ketika berada di kamar, di rumah, atau di tempat mana pun di mana kita pikir tidak ada seorang pun yang tahu. Apa pula yang Saudara pikirkan atau lakukan dengan orang lain yang mungkin lebih menarik dibanding pasangan hidup Saudara? Bersyukur kalau sampai hari ini Saudara ternyata telah berjaga-jaga dan senantiasa menjaga kekudusan hidup. Tetapi bagi sebagian Saudara yang mungkin masih bergumul seperti yang saya alami, mari kita bersama-sama menyadari bahwa hal itu adalah kekejian bagi Allah! Allah tidak akan pernah membiarkan dosa berlalu begitu saja, kapan pun dan di mana pun Ia menemukannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Dan tidak berhenti sampai di sana. Sadarkah Saudara bahwa segala bentuk percabulan itu pun memiliki kuasa destruktif terhadap relasi kita dalam tubuh Kristus? Dalam usaha berburu “kenikmatan,” kita hanya akan memburu tubuh, tetapi mengabaikan manusianya. Kita hanya akan memburu rangsangan, tetapi mengorbankan individunya. Dalam usaha berburu “gairah sensualitas,” kita hanya akan memuja-muja kedagingan, tetapi menajiskan manusianya. Saudara, percabulan akan membuat kita merendahkan sesama karena sekadar menjadikannya sebagai objek nafsu kita. Percabulan akan menyelewengkan karunia seksualitas kita, yakni panggilan Allah bagi kita untuk menjadi berkat yang indah bagi sesama. Percabulan juga akan menjadikan kita sibuk dengan diri sendiri sehingga mengkhianati komitmen suci kita kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 40.5pt; text-indent: 35.3pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, kekudusan hidup sesungguhnya merupakan sesuatu yang amat krusial dalam hidup ini. Allah sangat rindu melihat kehidupan kita senantiasa memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi sesama. Tampaknya, hanya bila kita melihat hidup ini melalui kematian</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Yesus </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">untuk Saudara dan saya, kita baru bi<b>s</b>a melihat betapa mahal harga yang harus </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Ia</span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> bayar untuk menguduskan hidup kita. Jeritan kesepian yang paling memilukan sepanjang sejarah itu datangnya dari suatu bukit, suatu salib, dari seseorang yang menjerit pada Bapa-Nya. Tidak pernah ada kata-kata yang mengandung kepedihan yang begitu besar. Tidak pernah ada makhluk yang begitu kesepian bila dibandingkan dengan-Nya. Rasa putus asa yang Yesus rasakan jauh lebih kelam daripada langit. Saudara, siapakah yang dapat membayangkan Yesus, yang adalah ungkapan perasaan dari Allah, saat ini harus ditinggalkan? Siapakah yang dapat membayangkan Yesus, yang telah bersama Allah sampai kekal, saat ini harus seorang diri? Bagaimana mungkin Tritunggal dibongkar? Ke-esa-an dilebur. Dan Ketuhanan pun seakan-akan terserak. Namun kita tahu, Saudara, Ia rela mengambil jalan terjauh, terkeras, dan paling berbahaya. Supaya melalui kematian-Nya kita memperoleh hidup. Melalui kepedihan-Nya kita memperoleh pengampunan. Dan melalui penderitaan-Nya kita memperoleh pengudusan.</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Saudara, layakkah bila ketaatan yang agung itu dikhianati oleh hidup kita yang sembarangan? Layakkah bila kasih yang agung itu dicemarkan oleh hidup kita yang tidak memperkenan hati-Nya? Sadarilah Saudara bahwa <b>Allah telah memanggil setiap orang percaya bukan untuk melakukan apa yang cemar melainkan apa yang kudus. </b>Kekudusan hidup merupakan sesuatu yang amat krusial bagi Allah.<b> </b>Tidak pernah ada persembahan yang lebih utuh dibanding memberikan tubuh kita sendiri kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Karena itu, mulai saat ini, mari kita bersama-sama menetapkan hati untuk tidak melakukan apa pun yang terkait dengan tubuh maupun pikiran – kurang atau pun lebih – kecuali yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan menjadi berkat bagi sesama. </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Amin</span></b><b><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">.</span></b><b><o:p></o:p></b></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-75706254664554902122012-03-06T05:29:00.001-08:002012-03-06T05:44:33.175-08:00Khotbah Roma 8: 18-30<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">BERTEKUN DALAM MASA PENANTIAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Oleh Renold Afrianto Oloan<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span style="font-size: 19px; line-height: 28px;"><b><br />
</b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, pada zaman <i>bahela</i> (dulu), ada seorang pemuda yang jatuh hati kepada seorang gadis ayu di desanya. Pada satu kesempatan ia memberanikan diri mengungkapkan rasa itu kepada gadis pujaannya. Sang pemuda berkata: “Ju (Juleha), aku mencintaimu. Maukah engkau menjadi kekasihku?” Gadis itu diam dan tersipu malu, namun dalam hatinya ia berkata “yes”, akhirnya ia mengungkapkannya juga. Gayung pun bersambut dan mereka menjalani masa pacaran yang penuh dengan warna. Namun suatu ketika tiba saatnya bagi sang pemuda untuk pergi ke kota mencari nafkah dan mempersiapkan masa depan bagi hidup mereka kelak kalau mereka sudah menikah. Ia menjumpai kekasihnya dan berkata: “Sayang, aku harus pergi. Tapi percayalah aku pasti kembali. Nantikanlah aku di batas desa ini.” Dengan disertai derai airmata sang kekasih, akhirnya sang pemuda pun pergi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Hari-hari berlalu. Juleha menghadapi masa-masa penantian dengan satu harapan bahwa sang kakanda akan segera pulang. 1 bulan, 2 bulan, 1 tahun, 2 tahun, sang kakanda tak kunjung tiba. Namun Juleha tetap tekun dalam masa penantiannya. Ada banyak orang yang mempengaruhinya untuk berhenti menanti. “Sudahlah, mungkin saja ia telah ingkar janji.” Begitu juga dengan pria-pria tampan datang silih berganti. Ada perjaka, ada juga duda. Namun tidak digubrisnya. Ia tetap bertahan dan bertekun dalam penantiannya. Namun apa daya, di tahun ketiga Juleha mulai ragu dan kecewa kepada kekasihnya. Ia mulai bertanya dalam hatinya: “Apakah aku harus tetap bertahan?” Pertahanan Juleha semakin lama semakin lemah. Ketika seorang pemuda tampan dengan berbagai rayuan datang terus-menerus menggodanya, ia pun menyerah dan jatuh ke dalam pelukannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Tibalah waktu bagi sang kakanda untuk pulang ke desa. Ia merasa sudah waktunya untuk menikahi sang dambaan hati dan membawanya ikut serta ke kota. Tapi apa hendak di kata, ketika ia tiba, hanya “tenda biru” yang dapat dilihatnya. Yang ada hanya kebisuan ditemani tetesan air-mata. Ia setia kepada janjinya. Seharusnya mereka bisa bersama, tetapi apa daya, sang kekasih tak bertekun dalam masa penantiannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara, kisah ini bisa jadi cermin mengenai hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita tetap berpegang pada janji Tuhan dalam masa penantian, atau seperti Juleha? Kita menjadi ragu ketika cobaan dan penderitaan datang dan tergoda untuk jatuh ke dalam pelukan kenikmatan dan kenyamanan yang dunia tawarkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penderitaan sering menjadi kabut tebal yang menghalangi mata iman untuk memandang kepada janji-janji Tuhan. Membuat kita lemah, terkadang ragu, dan bahkan kecewa kepada Allah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, tidak ada seorang pun yang menginginkan kehadiran penderitaan. Namun bila penderitaan itu Tuhan izinkan hadir dalam masa penantian, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai hamba-hambaNya? <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Firman Tuhan hari ini memanggil kita untuk tetap <b>bertekun dalam masa penantian, meski hidup sarat dengan penderitaan</b>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengapa Saudara?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena penantian kita bukanlah penantian yang sia-sia. Itu adalah sesuatu yang riil dan pasti terjadi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, salah besar bila ada seorang berpikir bahwa dengan menjadi anak Tuhan hidupnya akan jauh dari penderitaan, kekurangan, dan penolakan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di ayat 17, bagian sebelum perikop yang kita baca, Paulus berkata dengan jelas bahwa anak-anak Allah akan mewarisi kemuliaan Kristus di masa yang akan datang jika mereka menderita bersama-sama dengan Dia pada masa sekarang.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> I</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> artinya bahwa</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> di dalam dunia,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">anak-anak Tuhan tidak luput dari </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">penderitaan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara, pembagian dua masa yang dilakukan Paulus identik dengan sistem pembagian masa dalam pemikiran apokaliptik Yahudi. Ada dua masa penting dalam pemikiran Apokaliptik Yahudi, yakni sekarang dan masa yang akan datang. Apokaliptik biasanya lahir oleh karena adanya masa yang begitu berat, dimana orang Yahudi mengalami penindasan dan perbudakan dari bangsa lain, yang memunculkan suatu harapan akan hadirnya bumi dan dunia yang baru dimana mereka dibebaskan dari perbudakan dan penderitaan. Paulus mengadopsi konsep ini untuk menggambarkan keberadaan dunia yang menderita dalam ayat 19-22.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dikatakan bahwa <i>masa sekarang</i> seluruh makhluk (<i>ktisis</i>) telah ditaklukkan kepada kesia-siaan dan hidup dalam perbudakan kebinasaan. Mereka mengeluh seperti wanita bersalin dan menderita dalam masa penantiannya. Sementara masa yang akan datang adalah masa pembebasan, yakni saat anak-anak Allah dinyatakan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Hal ini direlasikan dengan kehidupan orang percaya dalam ayat 23-24, dimana di masa sekarang anak-anak Allah juga mengeluh dalam hati mereka sambil menantikan masa yang akan datang, yakni saat dimana mereka dibebaskan dari tubuh yang fana dan dimuliakan bersama-sama Kristus. Karena di dalam tubuh, mereka berjuang melawan tabiat jahat yang bertentangan dengan Roh Allah yang mendiami hati mereka dan diluar mereka menghadapi dunia yang tidak mau tunduk kepada kebenaran Tuhan. Ketika mereka menjalankan kebenaran, menjungkirbalikkan nilai-nilai dunia, maka hal yang sangat mungkin untuk mereka alami adalah penolakan, dimusuhi, dan dibenci dunia. Di dalam dunia, mereka mungkin akan mengalami penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya atau pedang. Bukankah Yesus pernah berkata di Yoh. 15:19: “Kamu akan dibenci karena Aku”. Di dalam masa penantiannya orang percaya akan menderita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Paulus punya kesaksian akan hal ini dalam 2 Korintus 11:23-27. Ia lebih banyak berjerih lelah, lebih sering di dalam penjara, menanggung pukulan di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali ia menanggung pukulan oleh orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali menderita pukulan, satu kali dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalanan ia sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi. Bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Ia banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali tidak tidur; lapar dan dahaga; kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Suatu perjalanan hidup yang tak mudah dan terkadang membuat hamba Tuhan undur dari pelayanannya. Tetapi tidak bagi Paulus. Ia tetap bertahan. Mengapa Saudara? Karena padanya ada pengharapan bahwa saatnya akan datang. Dalam Roma 5:5 Paulus katakan bahwa pengharapan orang percaya bukanlah pengharapan yang mengecewakan. Bagi Paulus pengharapan akan kedatangan Kristus adalah sesuatu yang konkrit, riil, dan setiap saat bisa terjadi. Itu bukan penantian yang sia-sia. Karena itu di ayat 25 ia berkata kepada jemaat Roma yang sedang mengalami penderitaan karena imannya: “bertekunlah.” <b>Bertekunlah dalam masa penantian meski hidup sarat dengan penderitaan, karena penantianmu dalam pengharapan tidak akan pernah sia-sia.<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilustrasi <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, dengan indah Paulus menggambarkan masa penantian ini dalam metafora tentang seorang ibu yang sakit bersalin. Jujur saya sulit mengerti rasa sakit yang ditimbulkan oleh karena bersalin, karena saya tidak pernah dan tidak akan pernah mengalaminya. Oleh karena itu saya bertanya kepada ibu saya untuk mengetahui mengenai hal ini. Saya berkata kepada mama: “Ma, tolong ceritakan apa yang mama rasakan saat melahirkanku?” dengan semangat mama menceritakan hal itu kepada saya, bahkan mama memulainya dari sejak saya ada dalam kandungan. Mama berkata: “Selama 9 bulan, mama sering muntah-muntah. Tidur terganggu. Miring ke samping salah, tengkurap apalagi. Tapi yang paling sakit adalah saat hendak melahirkan. Jam 6 pagi perut mama udah mulai sakit dan ia harus menderita dan berjuang selama 6 jam dalam proses persalinan yang hanya ditemani beberapa perawat. Mama bilang itu adalah sakit yang paling sakit yang pernah ia alami sepanjang hidup. Rasa sakit yang luar biasa yang harus ia tanggung, bahkan ia mempertaruhkan nyawanya demi satu harapan melihat kehadiran saya di dunia. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Satu hal yang mengharukan bagi saya ketika mama berkata: “Saat mendengar tangisan pertamamu, semua rasa sakit itu hilang. Rasa sakit itu seperti terbang dan tidak lagi dirasakan.” Mama katakan sukacita itu terlalu besar, tak sebanding dengan rasa sakit yang harus ditahan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara, inilah gambaran Paulus tentang penantian orang percaya. Tindakan mama menantikan kelahiran saya bukankah sesuatu yang riil? Pengharapan mama akan kehadiran seorang bayi sudah ada sejak saya ada dalam rahim mama dan bergerak. Tangisan pertama saya adalah klimaks dari penantian itu, tetapi sesungguhnya pengharapan itu sudah ada sebelumnya. Penantian mama adalah sesuatu yang riil, bukan sesuatu yang sia-sia. Oleh karena itu ia tekun meski menderita, ia menjalaninya karena ada pengharapan yang pasti akan hadirnya seorang bayi idamannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, demikianlah kiranya dengan kita. Meskipun saat ini Tuhan izinkan penderitaan hadir dalam hidup Saudara dan saya, bertekunlah. Penderitaan betapapun beratnya, tidak pernah bernilai kekal di dalam hidup kita dibanding dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima bersama-sama Kristus pada masa kedatangan-Nya. Percayalah, bahwa penantian kita tidak akan sia-sia, karena pengharapan yang ada pada kita adalah pengharapan yang riil dan pasti terjadi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Jangan kiranya penderitaan mengaburkan mata iman kita untuk tetap memandang kepada pengharapan. Pengharapan yang ada dalam diri Paulus telah mendorong ia untuk tetap bertekun. Kiranya pengharapan yang sama yang mendorong kita untuk tetap bertekun dalam masa penantian, meski hidup sarat dengan penderitaan. Karena pengharapan yang ada pada kita adalah pengharapan yang riil dan setiapsat pasti terjadi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Hal kedua yang menjadi alasan mengapa kita harus tetap bertekun dalam masa penantian meski hidup sarat dengan penderitaan adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena ada Roh Allah yang turut bekerja di dalam kita.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di dalam ayat 23-25 paulus menyampaikan 3 hal yang menyertai hidup orang percaya, yakni penderitaan, pengharapan, dan Roh Kudus. Adanya penderitaan tanpa pengharapan mustahil orang bisa bertahan. Tetapi adanya pengharapan juga tak cukup untuk menjadi alasan untuk seseorang bisa bertahan. Setiap orang percaya membutuhkan Roh Tuhan. Oleh karena itu Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada setiap orang percaya untuk dapat bertahan dalam masa penantian. Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban, bukan roh ketakutan. Roh yang memimpin orang percaya melewati banyak hal dalam kehidupannya, melakukan apa yang tidak mampu dilakukan orang percaya. Roh yang tahu jawaban dari setiap pergumulan anak-anak-Nya dan Ia menolong orang percaya dalam kelemahannya, membawa mereka mengerti apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidupnya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah tidak membiarkan anak-anakNya bergumul sendirian. Hal ini jelas disampaikan Paulus dalam ayat 28, bagi orang-orang yang mengasihi-Nya, Ia ada dan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan yang tidak mengacu kepada kenikmatan atau kenyamanan duniawi, tetapi kesesuaian dengan Kristus. Artinya melalui penderitaan demi penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi, Allah ingin kita semakin serupa dengan gambar anak-Nya, dan memuliakan-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, sebelum Paulus menulis surat ini di Korintus, di dalam perjalanan misinya yang kedua sebelum tiba di Korintus dia mengalami berbagai penderitaan. Di Filipi dia ditangkap dan dipenjarakan (Kis. 16:13-40). Di Tesalonika dan Berea dia hampir ditangkap (Kis. 17: 1-15). Lari ke Atena ia ditolak. Masuk ke Korintus ia dimusuhi dan dihujat. Paulus mengalami ketakutan dan keputus-asaan, namun tidak menyerah dan tetap bertahan dalam penderitaan. Ia tetap bertekun dalam semuanya itu. Dalam 2 Tim. 1:12 ia berkata: “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” Saudara-saudara, Paulus sadar bahwa di dalam pergumulannya menghadapi penderitaan ada Roh Allah yang senantiasa bekerja. Roh yang ia percaya mampu melakukan apa yang tidak mampu ia lakukan. Inilah yang mendorong Paulus tetap bertekun dalam masa penantian meski hidup sarat dengan penderitaan, karena ia percaya ada Roh Allah yang turut bekerja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, bukankah Yesus juga memberikan teladan bagi setiap kita. Ia tahu apa yang harus dialami-Nya di dalam dunia. Ia yang mulia tidak bertanggung jawab terhadap dosa setiap kita. Namun Ia yang kudus rela datang ke dalam dunia yang penuh dengan kenajisan. Ia hidup dengan manusia yang cemar, ditolak, dihina, dianiaya. Ia ditinggal oleh murid-muridNya saat Ia harus berjalan menyusuri via dolorosa. Tetapi bukankah Ia yang berkata kepada murid-murid-Nya dalam Yoh. 16:32: Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.” Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Ku. Di taman Getsemani Ia bergumul dengan cucuran keringat menyerupai darah. Namun setelah itu Ia tetap tekun melewati Via Dolorosa yang penuh dengan penderitaan. Yesus tahu siapa yang menyertai Dia dan Ia percaya BapaNya yang disorga berkuasa melakukan apa saja seturut kehendakNya. Ia tahu bahwa itu jalan bagi Dia untuk memuliakan Bapa-Nya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ditengah pergumulan dan penderitaan Allah tak pernah biarkan Saudara sendirian. Ia akan melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Yang harus kita lakukan adalah tetap bertekun dalam masa penantian meski hidup sarat dengan penderitaan karena Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap kita yang mengasihiNya, membentuk kita menjadi serupa gambar Anak-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilustrasi <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, kampung Dubravy, Slovakia adalah kampung yang berbangga karena semua penduduknya tidak beragama alias ateis. Namun pada tahun 1962 sebuah keluarga bertobat, berbalik kepada Tuhan setelah dengan sembunyi-sembunyi membaca Alkitab Perjanjian Baru yang diberikan oleh seorang ibu di rumah mereka dan mendengarkan siaran rohani radio dari luar negeri. Mereka mengajak beberapa saudara mereka yang lain untuk membaca dan mendengarkan firman Tuhan dan mereka pun menjadi percaya. Kehidupan mereka berubah. Perubahan itu dirasakan oleh orang-orang sekitar dan akibatnya mereka dianiaya. Batu-batu dilempar sehingga menghancurkan kaca jendela. Listrik rumah diputuskan sehingga mereka tidak bisa mendengarkan radio lagi. Mereka dikucilkan dari serikat petani di pertanian kolektif dan hak pakai untuk sebidang tanah dicabut. Meskipun begitu, mereka tetap bertekun. Mereka berkata: “Tidak ada keraguan apa pun tentang kebenaran Injil, karena kami telah membaca ayat yang berkata: “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu (Yoh. 15:20).” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lalu instansi pemerintah pun ikut bertindak. Mereka mengambil kedua anak perempuan mereka dan diasingkan dari rumah jauh dari kasih sayang ibunya. Dua kali anak-anak mereka lari dari rumah piatu, namun dua kali juga tangan penguasa yang tidak berbelaskasihan menangkap mereka dan mengembalikan mereka ke tempat penampungan. Mereka berteriak: “Tolong! Tolong! Tetapi penduduk kampung hanya membuka tangan dan berkata: “apa boleh buat?” Apakah mereka menyerah? Tidak. Mereka berkata: “Tuhan melatih kami langsung melalui penderitaan. Dia memimpin kami melalui suatu jalan berduri.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penganiayaan berhenti? Tidak. Akhir tahun 1968 istri tercinta dan beberapa saudara ditangkap karena kesaksian mereka tentang Kristus. Mereka dipenjara selam 3-4 tahun. Tapi sang istri ketika digiring keluar dari ruang pengadilan bernyanyi: “Apabila pencobaan datang, waktu letih dalam pertempuran, dan engkau merasa tidak tahan lagi, jangan jatuh, tetapi berjuang terus. Jangan mengeluh karena nasib, sebab dalam itulah ada iman, pengharapan, dan kasih.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada 16 Januari 1970 pemerintah kembali membuat ulah. Mereka mengambil ketiga anak mereka yang lain yang masih kecil untuk dimasukkan ke rumah piatu. Mereka bertanya: “Siapakah yang bisa mengerti kesusahan kami?” Dan mereka menjawab: “Sebenarnya ada! Dialah yang telah memberikan hidup-Nya untuk kita. Dialah yang memikul penderitaan kami dan menguatkan kami.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, keluarga ini telah menunjukkan bahwa penderitaan, betapapun beratnya dapat dilalui bersama dengan Tuhan. Mereka tahu kepada siapa mereka percaya. Mereka percaya bahwa Allah akan melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Mereka bertekun dalam masa penantian meski hidup mereka sarat dengan penderitaan, dengan jalan memberi hidup secara total bagi Tuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, bagaimana dengan kita? Adakah kita juga tetap bertekun dalam masa penantian meski hidup kita sarat dengan penderitaan? Adakah kita sedia menderita untuk Tuhan? Adakah kita sedia untuk jauh dari orang-orang yang kita kasihi, ditinggal oleh orang yang paling kita cintai, meninggalkan kenyamanan yang ada, untuk pergi kemana Tuhan ingin kita pergi?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, saya tidak tahu apa yang menjadi pergumulan dan penderitaan yang membebani Saudara hari ini. Sakit penyakit yang Tuhan izinkan hadir, ketidakmampuan dalam study dan pekerjaan, perasaan ditolak, ditinggal orang-orang yang dikasihi, kondisi keluarga yang bermasalah, atau masalah lain yang menekan Saudara hari ini. Allah turut merasakan penderitaan itu Saudara. Allah ada disana untuk menemani Saudara dan Ia turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi saudara yang mengasihi-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Serahkanlah pada Tuhan yang mampu melakukan lebih dari apa yang mampu kita lakukan. Tetaplah berjuang, bertekun dalam masa penantian, meski hidup sarat dengan penderitaan karena pengharapanmu dalam Tuhan tidak sia-sia dan percayalah ada Roh Allah yang turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap kita yang mengasihiNya. Dalam menapaki jalan panggilan, sedialah untuk berkata seperti keluarga yang berasal dari Dubravy, Slovakia, meski menderita, saya mau iring Yesus selamanya. Kiranya Tuhan dipermuliakan dalam kehidupan setiap kita anak-anak-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Amin.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-87899335223125377022012-03-05T22:35:00.003-08:002012-03-06T05:31:17.180-08:00Khotbah Lukas 18:1-8<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">GOD'S PROMISE FOR JUSTICE</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Oleh Ruth Monika</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara-saudara</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, apa yang Saudara</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pikirkan ketika Saudara melihat tas yang biasa Saudara bawa dipenuhi oleh uang 10 juta milik teman Saudara, dan memang saat itu teman Saudara sedang mencari uangnya yang hilang dengan jumlah yang sama? Ditambah lagi orang-orang di sekeliling Saudara sedang menuduh Saudara sebagai pencuri uang itu. Saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tidak </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US"> tahu </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bagaimana uang itu bisa berada di tas S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">audara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. K</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">etika Saudara ingin mengatakan sejujurnya bahwa Saudara tidak mencurinya, kerongkongan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> terasa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tersumbat. Mau mengatakan bahwa, “Bukan aku pelakunya!” Tapi ko</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> uangnya ada di tas Saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="EN-US"> Mau pasrah</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tanpa pembelaan, tapi taruhannya masuk ke dalam penjara. Saudara-saudara, mungkin pada saat itu juga Saudara, berpikir bahwa, “Ini tidak adil! Saya harus bertanggungjawab atas </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sesuatu yang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">saya tidak melakukannya.” Tapi memang kenyataannya tidak ada bukti yang sanggup menolong Saudara, yang menyatakan bahwa Saudara tidak bersalah. Kalau sudah begini, apa yang akan Saudara lakukan? Saudara, ada </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tiga</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> pilihan yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mungkin Saudara bisa lakukan. Pert</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ama, Saudara berusaha membela diri dengan sekuat tenaga dengan menyogok hakimnya untuk menyelesaikan masalah ini? </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">edua, pasrah menerima nasib. Yah masuk penjara ya <i>udahlah</i>... <i>Toh</i>, saya juga <i>nggak</i> punya uang buat <i>nyogok</i> hakimnya, <i>ntar</i> juga keluar. Atau ketiga, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang tampaknya sepele dan dianggap sepi oleh kebanyakan orang, yaitu </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berdoa memohon keadilan itu ditegakkan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Alternatif terakhir ini tampaknya sangat naif, bukan?</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, d</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">iperlakukan tidak adil itu </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">memang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sangatlah tidak menyenangkan. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">D</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">alam kehidupan sehari-hari, kita banyak menjumpai kasus-kasus ketidakadilan yang terjadi. Bahkan bisa saja akan menimpa saya dan Saudara. Dalam posisi kita yang sangat terhimpit ini, pasti kebanyakan dari kita akan memilih pilihan yang pertama atau kedua. Siapa <i>sih</i> yang mau menanggung penderitaan, yang seharusnya kita <i>nggak</i> tanggung? Mau pakai cara apa pun ya <i>nggak</i> apa-apa, yang penting kita selamat, ya <i>kan</i>? Saudara-saudara, Tuhan pasti tidak menghendaki kita untuk mencapai keadilan itu dengan cara yang salah. Tetapi Tuhan juga tidak menginginkan kita hanya pasrah saja seperti pilihan yang kedua. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ebagai anak Tuhan, kita </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">seharusnya m</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">emilih jawaban yang ketiga, yaitu berdoa memohon keadilan itu kepada-Nya. Meskipun dalam kenyataannya sangat sulit, bahkan mustahil keadilan itu akan ditegakkan, ketika kita terhimpit dalam ketidakadilan, namun perca</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ya</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lah Saudara-saudara, keadilan itu akan selalu muncul jika kita tetap bertekun dalam doa. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, <b>berdoalah bagi keadilan dengan tidak jemu-jemu, karena Allah berjanji akan membenarkan </b></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kita</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang berdoa demikian.</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, j</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">anji Allah ini nyata dalam perumpamaan yang telah kita baca tadi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">D</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">alam</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> perumpamaan ini, kita dapat melihat ada seorang hakim yang jahat. Mengapa dikatakan demikian? Sebab hakim ini adalah hakim yang tidak takut akan Allah, tidak mempedulikan sesamanya, dan ia hakim yang tidak adil.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ini dapat dilihat dari ayat 2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hakim ini</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> seorang penjilat, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang hanya</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mempedulikan orang-orang yang memiliki jabatan atau juga orang kaya. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada zaman itu, hakim seperti ini adalah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> hakim Romawi yang tidak </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mempedulikan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hak </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">orang-orang Yahud</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">H</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">akim </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">seperti </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ini sering disebut</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dayyaneh Geze</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">l</span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">oth</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">diartikan sebagai hakim-hakim pencuri</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, sebab ia hanya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> mementingkan <i>UUD</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <i> </i></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ukan Undang-Undang Dasar, tapi</span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ujung-Ujungnya Duit!</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nah, suatu saat hakim ini kedatangan seorang janda. Sepertinya janda ini memiliki masala</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">h berat</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sehingga janda ini datang kepada hakim itu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> berharap supaya hak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nya</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ini dibela oleh hakim </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tersebut</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pa yang menjadi permasalahan dari janda ini? </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita tidak tahu pasti. Yang jelas </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">janda itu adalah orang Yahudi yang miskin, yang <i>nggak</i> memiliki tempat untuk berlindung </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">apa</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> pun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. H</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">idupnya sebatang kara. Nah, inilah yang menjadi sasaran empuk bagi “lawannya”, yaitu </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">orang-orang jahat yang bertidak tidak adil kepadanya. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, dapat dibayangkan seorang ibu yang nggak punya suami, nggak punya keluarga, hidupnya di bawah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pas-pasan</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menderita, eh<i>… </i></span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">malah</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">diperas sama seorang <i>preman</i>. Aduh… pasti </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ibu itu </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sangat menderita. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, ketika janda ini datang kepada hakim itu,bukannya </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ia mendapat per</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tolong</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">an</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">justru<i> </i></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ia tidak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> di</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pedulikan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">oleh hakim tersebut</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Padahal janda ini memiliki hak yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sama dengan orang lain, bahkan sebagai orang miskin seharusnya ia mendapat perhatian lebih</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Tapi, yah memang dasarnya hakim </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KUHP (Kasih Uang Habis Perkara)</span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> orang kecil <i>kayak</i> janda ini </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bukan orang yang diharapkan datang kepadanya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mungkin dalam hatinya ia berkata</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, ”<i>Emang gue pikirin</i>. <i>Loe</i> <i>nggak</i> punya <i>duit</i>, <i>gue</i> <i>nggak</i> peduli!” </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun kedatangan janda ini bukannya cuma sekali dua kali datang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, tetapi terus menerus datang dan lagi-lagi datang walaupun </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ditolak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> terus menerus. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alkitab mencatat, kata “selalu” pada ayat 3 menunjukkan bahwa janda ini mendapat perlakuan yang terus menerus diganggu oleh </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lawan perkaranya </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">itu, sehingga ia terus juga datang pada hakim ini untuk memohon pertolongan. Dan oleh karena janda itu terus meminta tolong agar haknya itu dibela kapada hakim ini, akhirnya hakim ini mengabulkan permohonan janda itu. Pemikiran hakim itu buka</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “Aduh kasian janda ini <i>udah</i> miskin, <i>nggak</i> punya orang yang bisa melindungi, hidup lagi! Ya <i>udah deh,</i> aku kasih aja apa yang dia minta, kan aku hakim yang adil.” Saudara-saudara, pemikiran ini lebih untung daripada yang sebenarnya ia pikirkan. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ebenarnya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> mengapa hakim ini mau mengabulkannya? Mari kita lihat ay. 5. Hakim ini merasa risih dengan datangnya janda itu dan bahkan hakim ini takut. Dia takut kalau sampai-sampai janda ini menyerang dia, karena hak janda ini tidak dipedulikannya. Akhirnya janda itu beroleh keadilan dari hakim itu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hakim yang digambarkan dalam </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">perumpamaan in</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sangat berbeda dengan Allah. Allah adalah hakim bagi orang hidup dan juga orang mati. Dia adil dalam memberi segala keputusan,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tetapi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> hakim ini tidak. Hakim itu sangat tidak adil, ketika seorang janda memohon pertolongan untuk dirinya diberi perlindungan, ia tidak mau mempedulikannya. Hakim ini tidak sadar, siapa dirinya, sehingga ia meninggikan dirinya dengan tidak mempeduli sesama dan meremehkan mereka</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sedangkan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah kita adalah Allah yang Maha</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asih, yang melihat setiap umat ciptaan-Nya sebagai seseorang yang sangat berharga dengan memelihara hidup mereka. Allah kita tidak sama seperti hakim yang tidak mau mendengar keluh kesah janda itu, tetapi Ia adalah Allah yang selalu mau mendengar seruan permohonan anak-anak-Nya. Jika hakim yang tak benar saja mau mengabulkan pemohonan janda ini, meskipun pada kenyataannya ia hanya terpaksa, apalagi Bapa kita yang Maha</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asih itu, Ia pasti akan mengabulkan permohonan kita yang berseru kepada-Nya dengan penuh kerelaan dan kelimpahan. Inilah yang dikatakan pada ayat 7</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">embenaran” d</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">alam ayat ini</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> bukan mengatakan tentang keselamatan, namun </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mengatakan tentang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sebuah keadila</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. NIV mencatat lebih jelas, bahwa kata yang dipakai untuk kata pembenaran adalah kata “<i>justice”</i>, yang artinya adalah keadilan. Dengan demikian sudah jelas, bahwa Allah akan memberikan janji untuk menegakkan keadilan bagi orang-orang pilihan-Nya yang bertekun dan tetap berseru pada-Nya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini juga didukung oleh 1</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Petrus 3:12</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang mengatakan, </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun Saudara-saudara, yang menjadi permasalahannya sekarang, apakah ada orang-orang yang mau setia dan tekun memohon keadilan itu dalam doa? Tentu saja pasti sangat enak, jika keadilan itu langsung ada. Ketika kita memohon, tiba-tiba keadilan itu muncul. Ibaratnya seperti menang <i>sebuah doorprice</i> yang berhadiah sangat mewah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan isntan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Tapi tunggu dulu Saudara-saudara, memang Allah pasti akan menjawab setiap permohonan kita</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">api terkadang kita harus melalui proses </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">penungguan yang panjang dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menyak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">itkan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di a</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yat terakhir</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, Yesus menutupnya dengan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">suatu pertanyaan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, “</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">”</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Dari pertanyaan inilah Tuhan menginginkan orang percaya untuk tetap memiliki iman dalam memohon suatu keadilan itu sampai Anak Manusia itu datang kedua kalinya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, tentu selayaknya kita memohon keadilan itu dengan bertekun dalam doa. Bertekun dalam doa bukan berarti memiliki doa yang panjang, kata-katanya banyak dan diulang-ulang, tetapi doa yang memiliki suatu iman dan pengharapan kepada Tuhan di dalamnya. Dalam doa itu kita yakin, bahwa Tuhan akan mendengar dan menjawab doa kita. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sama seperti Hana yang terus berdoa memohon seorang anak. Saat itu ia menderita dengan perlakuan Penina istri lain dari Elkana, suaminya itu. Penina mengejek Hana karena ia tidak memiliki anak. Seolah-olah Penina membuat Hana memiliki perasaan bahwa suaminya ini tidak mengasihi Hana. Padahal dalam kenyataannya tidak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hana terus berdoa supaya keadilan dapat ia tegakkan dalam dirinya. A</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">khirnya, A</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">llah mendengar doa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nya</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan memberi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nya seorang anak, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Samuel </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">namanya</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, suatu saat sahabat saya men-<i>sharing</i>-kan suatu pergumulan yang ia alami bersama keluarganya. Ayah dari sahabat saya ini seorang pengacara, namun suatu kali dalam suatu kasus ia dijebak. Bukan oleh siapa-siapa, tapi oleh saudaranya sendiri, sehingga ia masuk dalam penjara. Sebenarnya ia tidak bersalah, hakim pun mengetahui hal itu. Tapi justru hakim me</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ngail</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> keuntungan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dalam</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kekeruhan masalah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nya. Keluarga ini kecewa dengan keputusan hakim </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tersebut. N</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">amun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> mereka tidak pernah kecewa kepada Allah. Mereka terus berdoa, bukan untuk seminggu, sebulan, tetapi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berbulan-bulan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Mereka terus-menerus menaruh pengharapan kepada Allah. Seperti Paulus mengatakan pengharapan itu tidak mengecewakan, dan pengharapan mereka juga tidak mengecewakan. Allah yang Mah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ak</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asih</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Mahaadil itu menolong keluarga ini melalui rekan-rekan ayah sahabat saya. Mereka naik banding dan membelanya. Ia pun terbebaskan. Allah telah menjawab doa anak-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">anak-</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nya yang bertekun kepada-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aplikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, bagaimana jika kitalah yang diperhadapkan dengan situasi serupa? Mungkin kita merasa geram, marah, dan menderita atas keadaan yang menimpa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kita</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Ketika kita difitnah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, diperlakukan dengan tidak adil</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan merasa keadilan itu mustahil terjadi, m</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asihkah kita berharap kepada Tuhan? </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Janganlah kehilangan pengharapan, Saudara. Tuhan mendengar doa kita. Ia melihat perlakukan yang buruk terhadap diri kita. Ia membenci ketidakadilan. Ia pasti akan turun tangan, hanya kita perlu sabar dan tekun menanti waktunya Tuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">enutup</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sdr, Allah menginginkan kita untuk tetap berdoa memohon keadilan di</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tengah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-tengah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kondisi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang mustahil keadilan ditegakkan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">M</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">arilah kita percaya dan selalu berharap kepada Tuhan melalui doa-doa kita. Sebab Ia akan membenarkan setiap orang yang bertekun di dalam-Nya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suatu hari, Ia sendiri akan menyatakan keadilannya sebagai jawaban dari doa-doa yang kita panjatkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Amin</span></b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-16335824622160119312012-03-05T08:02:00.002-08:002012-03-06T05:32:11.659-08:00Khotbah 1 Korintus 1:10-17<div class="MsoTitle" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=1633582462216011931&from=pencil" name="_GoBack"></a></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><b>SATU HARMONI DALAM KRISTUS</b></span></div><div class="MsoTitle" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Oleh Titus </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span style="font-size: 19px; line-height: 28px;"><b><br />
</b></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, saya yakin bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kita tahu semboyan yang satu ini: </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Bhinneka Tunggal Ika</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">” </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tentu semua masih ingat artinya: B</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">erbeda-beda tetapi tetap satu jua. Para bapak bangsa, ketika </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menelurkan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">semboyan ini, tentu tahu betul bahwa bangsa Indonesia </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">memiliki keragaman </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">suku, bahasa, budaya, agama, dll. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meskipun demikian, ada </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">cita-cita </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dalam diri mereka agar </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bangsa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ini menjadi bangsa Indonesia yang bersatu. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun kalau kita </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">melihat keadaan saat ini, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bisakah dikatakan bahwa bangsa Indonesia sudah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bersatu? D</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ulu para pejuang kemerdekaan bahu-membahu mengusir penjajah</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, tetapi generasi sekarang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ini</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> justru sering </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bahu-membahu untuk menyerang kelompok lain yang tidak sepaham, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">meskipun sama-sama saudara sebangsa. Jika demikian, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di manakah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">semangat untuk bersatu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">? </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semangat untuk bersatu seolah-olah hanya menjadi kata-kata yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tercetak dalam dokumen yang telah usang dan lapuk dimakan usia</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">; terasa kuno dan tidak relevan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-US">Ketika saudara mendengar ini, mungkin ada </span>yang berpikir, “Ah, itu bukan urusan saya. Urusan saya <span lang="EN-US">adalah </span>jemaat-jemaat yang saya layani. <span lang="EN-US">Persatuan dan kesatuan bangsa adalah </span>urusan pemerintah.” <span lang="EN-US">Tetapi jika kita renungkan lebih dalam, sesungguhnya keadaan gereja seringkali tidak berbeda dengan keadaan bangsa ini. Kita sering menjumpai jemaat Tuhan </span>yang terpecah<span lang="EN-US"> belah </span> akibat berbagai macam perselisihan<span lang="EN-US">, padahal semua orang percaya sudah dipersatukan dalam satu tubuh Kristus</span>. <span lang="EN-US">Jika demikian</span>, di manakah kesatuan itu? <span lang="EN-US">Mengapa perpecahan itu sampai terjadi</span>? <o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent">Saudara-saudara, <span lang="EN-US">F</span>irman Tuhan yang kita baca <span lang="EN-US">mengajarkan bahwa </span>bahwa <b>sebagai orang percaya yang merupakan satu tubuh Kristus, hendaknya kita memelihara kesatuan tersebut</b>. <span lang="EN-US">Firman Tuhan mengajarkan bagaimana orang percaya dapat </span>memelihara kesatuan tersebut<span lang="EN-US">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 17.1pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -17.1pt;"><b>I.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><b>Kesatuan tubuh Kristus dapat dipelihara jika orang percaya seia sekata dan sehati sepikir (ay. 10-11)<o:p></o:p></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 17.1pt; text-indent: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0cm;"><b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 35.1pt;">Dalam perikop sebelumnya (ay. 5-6) dikatakan bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya dalam segala hal, baik <span lang="EN-US">dalam </span>perkataan <span lang="EN-US">maupun </span>pengetahuan (ay. 5). Di ayat 7 dikatakan: “<i>Demikianlah kamu tidak kekurangan satu karuniapun...</i>” <span lang="EN-US">dan </span>Paulus sangat mengucap syukur <span lang="EN-US">akan semua ini </span>(ay. 4). <span lang="EN-US">Sayangnya</span>, di dalam segala kelebihan yang dimiliki oleh jemaat Korintus, ada <span lang="EN-US">borok yang jika dibiarkan dapat menjadi infeksi yang menyebar dan membahayakan kesatuan tubuh Kristus, yakni </span>perpecahan.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.1pt;">Saudara<span lang="EN-US">-saudara</span>, <span lang="EN-US">di ayat 7 </span>Paulus memberikan <span lang="EN-US">nasihat </span>kepada jemaat Korintus dengan <span lang="EN-US">memakai </span>bentuk <span lang="EN-US">paralelisme </span>antitesis. Paulus memakai frasa<span lang="EN-US">-frasa</span> “<span lang="EN-US">s</span>eia sekata” (a)—“jangan ada perpecahan” (b)—“erat bersatu” (b’)—“sehati sepikir” (a’). Dengan bentuk demikian, kita tahu bahwa Paulus menghendaki supaya jemaat Korintus dapat bersatu <span lang="EN-US">dan tidak terpecah </span>dengan cara seia sekata dan sehati sepikir.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 35.1pt;">Untuk memelihara kesatuan tubuh Kristus, rasul Paulus di dalam nama Yesus Kristus menasihatkan dengan <span lang="EN-US">tegas</span> agar jemaat seia sekata dan sehati sepikir (<b>Baca ayat 10</b>). Perhatikan<span lang="EN-US">lah bahwa</span> nasihat ini <span lang="EN-US">disampaikan dengan </span>sungguh-sungguh! Paulus tidak meminta <span lang="EN-US">jemaat seia sekata hanya untuk </span>menghormati dia, melainkan <span lang="EN-US">karena Kristus</span>. “Seia sekata” yang <span lang="EN-US">dimaksudkan </span>Paulus adalah kesatuan <span lang="EN-US">jemaat </span>dalam pemberitaan dan pengajaran Injil yang murni, yaitu Injil yang tidak terkontaminasi oleh hikmat manusia (2:1-5). Selanjutnya<span lang="EN-US">, Paulus menggunakan frasa </span>“sehati sepikir” <span lang="EN-US">dengan maksud agar </span>jemaat Korintus memiliki kesatuan dalam <i>mind-set</i> mereka bahwa <span lang="EN-US">karunia-karunia berbeda yang dimiliki harus dipakai untuk </span>saling melengkapi sebagai <span lang="EN-US">sesama anggota </span>tubuh Kristus. <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 35.1pt;">Namun <span lang="EN-US">saudara, </span>bukan hanya perbedaan karunia saja yang mengancam <span lang="EN-US">kesatuan </span>tubuh Kristus di Korintus, tetapi juga perselisihan tajam <span lang="EN-US">di antara </span> kelompok<span lang="EN-US">-kelompok</span> yang ada. <span lang="EN-US">Hal ini </span>dilaporkan oleh anggota keluarga Kloe<span lang="EN-US">, yang dikenal oleh jemaat Korintus. </span>Berdasarkan laporan <span lang="EN-US">tersebut, tampaknya </span>perselisihan antar kelompok sudah tidak wajar lagi. <span lang="EN-US">Pemicu utamanya adalah </span>tidak adanya sikap yang “seia sekata” dan “sehati sepikir.” Akibatnya <span lang="EN-US">terjadi perselisihan di</span> dalam pengajaran (ps. 1-4), percabulan (ps. 5-6), <span lang="EN-US">masalah dalam </span>pernikahan (ps. 7), <span lang="EN-US">perdebatan tentang </span>makan persembahan berhala (ps. 8), penyimpangan dalam Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus (ps. 11), <span lang="EN-US">kekurangan </span>kasih (ps. 13), ketidaktertiban dalam ibadah (ps. 14), <span lang="EN-US">bahkan keraguan akan </span>kebangkitan Kristus (ps. 15). Bagian pembuka yang sederhana ini Paulus tuliskan untuk meneropong panorama <span lang="EN-US">kitab </span>1 Korintus secara utuh <span lang="EN-US">dan </span>menunjukkan bahwa jemaat ini sedang dalam masa kritis dan harus segera diobati. Karena itu, dengan yakin Paulus menasihatkan bahwa kalau saja setiap orang percaya dapat seia sekata dan sehati sepikir, maka kesatuan tubuh Kristus sudah pasti akan tetap terpelihara.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 35.1pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b>Ilustrasi<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.1pt;">Saudara<span lang="EN-US">-saudara</span>, gambaran setiap orang percaya yang seia sekata dan sehati sepikir dapat <span lang="EN-US">dibandingkan dengan </span>penampilan sebuah orkestra. <span lang="EN-US">G</span>esekan dawai biola dipadu<span lang="EN-US">kan</span> dengan tiupan <i>saxophone</i><span lang="EN-US">, </span>petikan harpa<span lang="EN-US">, pukulan </span><i>drum</i><i><span lang="EN-US">, </span></i><span lang="EN-US">dan ditambah dengan </span><i>choir</i><i> </i>nan merdu, yang <span lang="EN-US">semuanya dipadukan menjadi sebuah </span>harmoni yang begitu indah di bawah komando sang <i>conductor</i>. <span lang="EN-US">Hasilnya adalah </span>alunan musik dan lirik yang sangat mengagumkan. <i>That’s amazing</i>. Inilah kesatuan itu, yaitu harmoni. Dari perbedaan peran masing-masing<span lang="EN-US"> pihak</span>, tercipta <span lang="EN-US">sebuah </span>harmoni yang indah. Jika <span lang="EN-US">masing-masing pihak bermain semaunya sendiri, hasilnya tidak akan </span>indah<span lang="EN-US">, tetapi kacau</span>. <span lang="EN-US">Di sinilah ada </span>kesatuan di dalam <span lang="EN-US">keragaman: <i>u</i></span><i>nity in diversity</i>.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b>Aplikasi<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.1pt;">Saudara<span lang="EN-US">-saudara</span>, <span lang="EN-US">sebuah orkestra dapat menjadi gambaran dari </span>tubuh Kristus. <span lang="EN-US">Setiap bagiannya memiliki </span>peran, karunia, dan keunikan masing-masing. Allah memang menciptakan kita <span lang="EN-US">berbeda dan unik </span>satu sama lain<span lang="EN-US">, dengan </span>berbagai macam latar belakang budaya, karunia, talenta, karakter, kepribadian, dan minat. <span lang="EN-US">Tentunya </span>Allah tidak menghendaki <span lang="EN-US">perbedaan yang ada membuat </span>kita terpecah belah<span lang="EN-US">, tetapi supaya k</span>ita dapat menciptakan kesatuan untuk kemuliaan-Nya. <span lang="EN-US">Dapat di</span>katakan bahwa kita adalah bagian dari orkestra agung yang Allah ciptakan sehingga dengan perbedaan itu, kita seharusnya menciptakan sebuah harmoni yang indah di bawah arahan sang <i><span lang="EN-US">C</span>onductor</i> <span lang="EN-US">A</span>gung kita, yaitu Yesus Kristus.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.1pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 17.1pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -17.1pt;"><b>II.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><b>Kesatuan tubuh Kristus dapat dipelihara jika orang percaya tidak terjebak dalam semangat favoritisme (ay. 12-17)<o:p></o:p></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 17.1pt; text-indent: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0cm;"><b>Penjelasan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-saudara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, orang Korintus pada umumnya sangat bangga akan kemampuan intelektual yang mereka miliki. Kalau kita perhatikan 1Kor. 1:18 d</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">an seterusnya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, maka kita akan melihat bahwa semakin tinggi kemampuan intelektual seseorang, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dia akan semakin dihargai oleh </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">masyarakat. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kalau saja kejadiannya di zaman sekarang, mungkin orang akan datang berbondong-bondong </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">untuk </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mendengarkan orang tersebut berbicara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mungkin </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">rela merogoh <i>kocek</i> lebih dalam hanya untuk selembar tiket yang dijual para calo tiket. Pemberitaan media pun akan menambah semarak dari penyelenggaran ceramah tersebut. Akan ada banyak stasiun TV yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hak </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tayang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ceramah tersebut secara <i>live</i>. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">O</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">rang-orang “pintar” tersebut </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tentu akan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">menjadi magnet yang memiliki daya tarik yang luar biasa bagi orang-orang Korintus pada masa itu</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> karena memang itulah yang menjadi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kesukaan dan hiburan mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span lang="EN-US">D</span>engan latar belakang budaya masyarakat yang demikian itu, hampir dapat dipastikan bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang memiliki kebudayaan yang tinggi dan kritis. Dapat dipastikan juga bahwa telinga mereka tidak hanya terbiasa untuk mendengar<span lang="EN-US">kan</span> khotbah-khotbah mingguan, tetapi juga ceramah-ceramah dari filsuf-filsuf tersebut. Dan sama seperti kebanyakan orang di Korintus, para jemaat pun nge<i>-fans</i> berat kepada pemimpin-pemimpin gereja yang memberi kesan khusus bagi mereka. Sikap itulah yang akhirnya menimbulkan penggolongan-penggolongan dalam jemaat Korintus<span lang="EN-US">, tetapi penggolongan seperti </span>inilah yang <span lang="EN-US">dilihat </span>Paulus sebagai benih perpecahan jemaat. Mari kita lihat <span lang="EN-US">sejenak </span>penggolongan itu.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Golongan pertama menyebut diri mereka <b><i>Paulmania</i></b>. Mereka ini adalah<i> supporter</i> fanatik Paulus, <span lang="EN-US">yakni </span>orang yang mendirikan jemaat Korintus dan menjadi bapa rohani mereka. Sebagian besar <i>member</i> dari kelompok ini adalah orang-orang non-Yahudi yang terkesan dengan khotbah Paulus tentang kebebasan Kristiani dan berakhirnya hukum Taurat. Kelompok ini berusaha untuk mengubah kebebasan menjadi lisensi dan menggunakan kekristenan mereka yang baru sebagai sebuah alasan untuk bertindak sesuka hati. Mereka lupa bahwa mereka diselamatkan bukan supaya mereka merdeka untuk berbuat dosa, melainkan supaya merdeka untuk tidak berbuat dosa. <span lang="EN-US">Mereka mungkin </span>adalah kelompok yang melakukan percabulan dan memakan persembahan kepada berhala.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Golongan kedua menyebut diri mereka <b>AU (Apolos <i>United</i>)</b>. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang memiliki intelektual yang cukup tinggi dan menyukai hal-hal yang berbau filsafat. Mereka sangat suka kalau Injil itu dibumbui dengan pemikiran-pemikiran filsafat terkenal. Mereka kagum akan kemampuan berkhotbah dan retorika dari seorang Apolos. Mereka mengatakan bahwa Apolos-lah yang berperan penting dalam pertumbuhan jemaat Korintus karena <span lang="EN-US">dia </span>yang mengajar dan membuat jemaat menjadi tumbuh berkembang sampai sebesar ini. <span lang="EN-US">Mereka mungkin </span>adalah kelompok yang melakukan penyimpangan terhadap perjamuan Kudus dan melanggar ketertiban dalam ibadah.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Yang ketiga adalah mereka yang tergabung dalam <b>PC (<i>Peter’s Community</i>)</b>. Anggotanya kebanyakan <span lang="EN-US">adalah </span>orang-orang Yahudi. Mereka suka <span lang="EN-US">dengan ajaran yang mengatakan </span>bahwa orang percaya harus tetap patuh <span lang="EN-US">ke</span>pada hukum Taurat. <span lang="EN-US">M</span>ereka adalah kaum legalis yang mengagung-agungkan hukum, <span lang="EN-US">namun </span>sekaligus meremehkan karunia dan yang menganggap bahwa pemberitaan tentang salib adalah sebuah kebodohan.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Dan yang terakhir adalah mereka yang menamakan diri sebagai <b>CFC (Christ Fans Club)</b>. Dengan nama itu saja, orang bisa langsung melihat bahwa mereka adalah kumpulan orang-orang yang sombong<span lang="EN-US">, menganggap </span>diri mereka lebih benar dari kelompok lain karena memiliki hubungan khusus dengan Kristus. Dengan berani mereka <span lang="EN-US">mengatakan </span>bahwa <span lang="EN-US">“</span>Kristus adalah milikku dan bukan milikmu.<span lang="EN-US">”</span> <span lang="EN-US"> Mungkin kelompok </span>inilah yang meragukan kebangkitan tubuh karena memandang Kristus dari sisi manusia saja.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Saudara<span lang="EN-US">-saudara</span>, tokoh-tokoh yang <span lang="EN-US">disebut </span>di atas bukan pemimpin atau pendiri dari kelompok-kelompok tersebut. Mereka justru tidak tahu-menahu akan kelompok-kelompok tersebut. <span lang="EN-US">J</span>emaatlah yang membentuk kelompok-kelompok itu karena kekaguman mereka <span lang="EN-US">ke</span>pada <span lang="EN-US">tokoh-tokoh tersebut</span>. Memang semua <span lang="EN-US">tokoh </span>tersebut memiliki kualifikasi yang mumpuni, kemampuan yang hebat, dan berkharisma, tetapi justru hal tersebutlah yang membuat jemaat terjebak dalam pengultusan pribadi dan merendahkan kelompok yang lain. Inilah yang dinamakan dengan semangat favoritisme.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Apa yang telah dilakukan oleh para <span lang="EN-US">tokoh tersebut </span>sebenarnya tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Kristus bagi jemaat. Dalam bagian ini, Paulus mengungkapkan kewaspadaannya <span lang="EN-US">agar </span>sebagai pemimpin <span lang="EN-US">ia </span>tidak mencuri kemuliaan Tuhan. Memang <span lang="EN-US">Paulus</span> punya banyak <i>fans</i><span lang="EN-US">. Ia telah </span>membaptis beberapa orang dan bisa saja ia menjadi pujaan di antara jemaat, namun ia <span lang="EN-US">mengatakan </span>bahwa <span lang="EN-US">tujuannya bukan </span>itu. Tujuannya hanyalah untuk memberitakan Injil supaya salib Kristus tidak menjadi sia-sia.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span lang="EN-US">Tentang hal ini, </span>Paulus memberikan contoh dirinya sendiri. <span lang="EN-US">Paulus sangat sadar </span>bahwa ia hanya alat yang dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil. Ia tidak disalibkan seperti Kristus<span lang="EN-US">; Apolos dan Petrus </span>juga tidak. Kristuslah yang telah melakukan segalanya untuk jemaat, maka sudah seharusnya jemaat hanya setia mengikut Kristus, dan bukan berpaling kepada para pemimpin rohani. Para pemimpin itu hanya alat yang dipakai Allah untuk memberitakan salib Kristus bagi penebusan dosa.<span lang="EN-US"> Kalau begitu, maka jelaslah bahwa sebenarnya saat itu </span>jemaat Korintus bukan mengutamakan <b><i>berita</i></b> firman Tuhan, tetapi justru mengutamakan <b><i>pemberitanya</i></b>. Mereka telah berpaling dari Tuhan kepada hamba-hamba-Nya sehingga tidak heran kalau akhirnya timbul perselisihan di antara mereka. Inilah akibat dari perangkap semangat favoritisme.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-indent: 0cm;"><b>Aplikasi</b><o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin-bottom: 10.0pt;">Saudara<span lang="EN-US">-saudara, setiap orang tentu memiliki figur pemimpin </span>yang <span lang="EN-US">di</span>kagumi<span lang="EN-US">.</span> <span lang="EN-US"> K</span>ekaguman adalah hal yang sangat manusiawi <span lang="EN-US">dan wajar dimiliki.</span> Kita kagum pada sosok hamba Tuhan tertentu, teolog tertentu, <span lang="EN-US">tokoh tertentu, atau </span>doktrin tertentu<span lang="EN-US">. Semuanya masih wajar, tetapi kalau </span>kita sampai terjebak <span lang="EN-US">ke </span>dalam semangat favoritisme, itu <span lang="EN-US">menjadi sesuatu yang </span>tidak wajar. Kita membeda-bedakan orang-orang yang tidak sepaham dengan kita. Kita mengatakan, “Aku aliran Reformed,” “Kamu aliran Karismatik, itu salah<span lang="EN-US"> dan</span> sesat.” <span lang="EN-US">K</span>ita saling menjelek-jelekkan kelompok-kelompok lain. <b>Saudara</b><b><span lang="EN-US">-saudara</span>, itu </b><b><span lang="EN-US">ber</span>bahaya</b>. Itulah benih perpecahan dan <span lang="EN-US">dapat </span>menjadi bom atom yang meledak sewaktu-waktu sehingga merusak kesatuan tubuh Kristus. <span lang="EN-US">Karena itu, sejak sekarang, marilah </span>kita <span lang="EN-US">sadar </span>akan <span lang="EN-US">bahaya </span>semangat favoritisme tersebut. Mari kita selidiki hati kita masing-masing, apakah semangat favoritisme ini <span lang="EN-US">juga </span>ada pada <span lang="EN-US">diri </span>kita. Mari sedini mungkin kita kikis semangat itu untuk dapat memelihara kesatuan tubuh Kristus.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-indent: 0cm;"><b>Penutup<o:p></o:p></b></div><div class="MsoBodyTextIndent2">Saudara<span lang="EN-US">-saudara, entah sekarang atau kelak, mungkin kita menjadi pemimpin di gereja atau lembaga Kristen. Mungkin akan ada </span>jemaat <span lang="EN-US">atau orang Kristen </span>yang <span lang="EN-US">mengagumi </span>dan <span lang="EN-US">sangat </span>terkesan dengan kita, bahkan nge-<i>fans </i>berat sama kita. Mereka <span lang="EN-US">mungkin </span>akan memuja-muja kita<span lang="EN-US">.</span> Kita mungkin bisa <span lang="EN-US">mengatakan bahwa hal itu </span>wajar karena kita<span lang="EN-US">lah</span> yang merintis <span lang="EN-US">atau membesarkan suatu pelayanan</span>. Tetapi, waspadalah! Itu adalah godaan dari si Iblis supaya kita mencuri kemuliaan Kristus<span lang="EN-US"> sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan di kalangan orang yang kita pimpin</span>. <span lang="EN-US">Seberapapun hebatnya kita, siapakah sesungguhnya diri kita? Ingatlah bahwa k</span>ita hanyalah alat dan posisi kita sama dengan <span lang="EN-US">orang Kristen lainnya</span>, yaitu anggota tubuh Kristus. Bukan kita kepalanya, tetapi Kristus. Dalam Kol. 1:18, “<i>Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu</i>.” Kristus harus menjadi yang terutama dalam kehidupan <span lang="EN-US">orang yang kita layani</span>, bukan kita. <span lang="EN-US">Memandang kepada Kristus, dan bukan diri kita, adalah hal yang dapat membangun kesatuan dalam tubuh Kristus. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span lang="EN-US">Inilah pesan hari ini, </span>yaitu bahwa <b>sebagai orang percaya kita ini satu tubuh</b>. <b>Karena itu, kita harus saling memelihara kesatuan</b>. <b>Mari kita ciptakan satu harmoni yang indah di dalam Kristus!</b><b><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Dengan demikian, semua orang </span>dapat menjadi saksi Kristus yang hidup dan akhirnya nama Kristuslah yang dimuliakan.<span lang="EN-US"> </span><i>Solus Christus. Soli Deo Gloria</i>.<o:p></o:p></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Amin.</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-60955565548438054882012-03-03T08:29:00.005-08:002012-03-05T07:50:16.111-08:00Khotbah Markus 13: 3-13<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=6095556554843805488" name="_GoBack"></a><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">WATCH!</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Oleh Astrid Angelina<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 90.0pt; text-indent: -90.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 40.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -40.3pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara mungkin masih mengingat tokoh populer dan berkharisma yang bernama Mbah Marijan. Dia bukanlah pria idaman saya, namun demikian saya tetap mengagumi satu hal dari dirinya, yakni kesetiaannya. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Mbah Marijan menjadi salah satu korban tewas akibat sapuan awan panas yang meluncur 200 km/jam dari puncak Merapi ke arah desanya di dalam peristiwa letusan Merapi. Menariknya, jenazah Mbah Marijan ditemukan dalam keadaan sujud dengan sekujur tubuh dipenuhi luka bakar. Konon, ia menolak dievakuasi oleh Tim SAR karena “Sri Sultan” yang disembahnya tidak memberikan instruksi untuk mengungsi. Ia tetap bertahan di tempatnya sampai hembusan nafas yang terakhir. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, jika seorang Mbah Marijan bisa bertahan sampai akhir demi sesembahannya yang sesungguhnya bukan Allah, bagaimana dengan kita yang memiliki dan menyembah Allah yang hidup dan berkuasa? Kita kadang-kadang menjumpai fakta yang ironis karena sejumlah orang “Kristen” dengan mudah meninggalkan Allah yang disembahnya. Beberapa dari antara mereka diperdaya oleh pengajaran-pengajaran sesat dan filsafat-filsafat kosong yang menawarkan kenikmatan semu. Beberapa yang lain berpindah keyakinan karena tidak tahan menghadapi tantangan atau penganiayaan dari pihak orang-orang yang membenci Kristus dan pengikutnya. Beberapa yang lainnya meninggalkan Tuhan demi demi mengejar keuntungan atau kenikmatan duniawi. Berbagai godaan dan ancaman dapat menggoda orang untuk meninggalkan Tuhan. Itulah sebabnya, <b>sebagai orang percaya, kita harus senantiasa berjaga-jaga agar di tengah-tengah penyesatan dan penderitaan yang terjadi, kita bisa tetap setia sampai akhir</b>. Inilah kebenaran yang ingin disampaikan oleh perikop Firman Tuhan yang akan kita pelajari. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">enjelasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, khotbah Yesus di perikop ini bermula dari ungkapan kekaguman salah seorang murid akan kemegahan Bait Allah di Yerusalem. Murid tersebut berkata: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!” Saudara, saya membayangkan, mungkin kekaguman murid tersebut pada Bait Allah mirip dengan kekaguman kita ketika melihat untuk pertama kalinya sebuah gereja yang begitu agung dan megah. Kita mungkin akan mengatakan, “wuahhh…”. Namun demikian bagaimanakah tanggapan kita seandainya pada waktu kita mengungkapkan kekaguman tersebut kepada pemimpin rohani kita dan menerima jawaban: “Kaulihat gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.” Mungkin Saudara akan sangat terkejut dan berpikir: “Hah? Apa aku <i>nggak</i> salah dengar nih? Pasti dia bercanda, nggak mungkin ah akan terjadi hal seperti itu. Itu kan tempat di mana orang beribadah kepada Tuhan. Tentulah Tuhan akan menjaganya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, pikiran seperti itulah yang mungkin kira-kira ada di benak murid tadi ketika mendengar tanggapan Yesus. Tidak mungkin Bait Allah akan dihancurkan sampai rata dengan tanah. Bahkan menurut konsep yang mereka pegang turun temurun sebagai orang Yahudi, bukankah Bait Allah nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Mesias. Mereka yakin bahwa Mesias akan datang untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan dan kemudian memulai pemerintahan yang baru dengan Bait Allah sebagai istananya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh sebab itulah, tanggapan Yesus menyisakan tanda tanya yang besar di benak para murid. Dipicu oleh rasa penasaran dan ketidakpuasan akan pernyataan Yesus, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas mengajukan pertanyaan kepada-Nya. Ada dua hal yang mereka tanyakan: <i>pertama</i>, bilamanakah itu akan terjadi? Dan <i>kedua</i>, apakah tandanya, kalau semua itu akan sampai kepada kesudahannya?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sampai di sini, ada pertanyaan kritis muncul di benak saya. Jika melihat konteksnya, para murid menanyakan kapan saatnya Bait Allah akan dihancurkan. Namun, mengapa LAI memberi judul “Khotbah Akhir Zaman”? Tentu saja LAI tidak akan sembarangan memberi judul. Saya mencoba mencari jawabannya dengan mempelajari kata “kesudahannya” dari bahasa aslinya (<i>suntheleisthai</i>). Kata kerja <i>sunteleisthai </i>tidak mutlak harus dihubungkan dengan kesudahan dunia (<i>sunteleia tou aionos</i>). Kata kerja itu dapat juga bersifat umum, yaitu selesainya masa tertentu (Luk. 4:2, 40 hari; Kis. 21:27, tujuh hari) atau tuntasnya perbuatan tertentu (Luk. 4:13, pencobaan di padang gurun). Oleh karena itu, berdasarkan konteks pembicaraan sebelumnya, sangat kuat kemungkinan bahwa para murid memakainya untuk merujuk pada kehancuran Bait Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun analisa kata tersebut tidak cukup memuaskan saya karena tanda-tanda yang diberikan Yesus di ayat 5-13 sepertinya mengarah kepada akhir zaman. Pencarian saya berujung manis ketika saya membaca tulisan Anthony A. Hoekema. Ia mengatakan bahwa me</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tode pengajaran yang dipakai oleh Yesus dalam Markus 13 adalah nubuat ganda, artinya peristiwa-peristiwa yang masih jauh di depan dan perstiwa-peristiwa yang akan segera terjadi dibicarakan secara simultan, sehingga seolah-olah keduanya terjadi pada waktu yang bersamaan. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi, Yesus sedang menjawab pertanyaan para murid mengenai saat kehancuran bait Allah, sekaligus memanfaatkannya untuk menjelaskan mengenai akhir zaman. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode nubuat ganda </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ini sebenarnya bukanlah hal yang aneh karena sering dilakukan oleh </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">nabi-nabi dalam PL.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Untuk lebih jelasnya, mari kita memperhatikan tanda-tanda yang diberikan oleh Yesus:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Munculnya mesias-mesias palsu<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam ayat 6 ditulis: “Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” Dengan kata lain, akan muncul orang-orang yang mengaku diri sebagai Mesias/Kristus. Tentu saja klaim itu akan dibarengi dengan kemampuan mengadakan tanda-tanda dahsyat dan berbagai mukjizat. Dalam sejarah Yahudi, fenomena mesias palsu ini mencuat terutama pada Revolusi Yahudi tahun 66 Masehi, di mana situasi yang ada membuat pengharapan akan kedatangan mesias begitu besar. Banyak orang mengaku diri sebagai mesias dan sebagian memimpin gerakan melawan pemerintahan Romawi. Contohnya, orang bernama Theudas mengaku mampu membelah Sungai Yordan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun mesias-mesias palsu ternyata bukan hanya ada di zaman dahulu. Pada tahun 1983, David Koresh mengaku mendapatkan wahyu sebagai orang yang terpilih untuk menyelamatkan dunia. Beberapa waktu kemudian ia malah mengaku sebagai mesias. Kedoknya baru terbuka ketika ia tewas bersama sekitar 80 pengikutnya di Waco, Texas, di tengah kepungan FBI atas tuduhan kepemilikan senjata api ilegal. Baru-baru ini, seorang pendeta dari gereja <i>Growing In Grace</i> di South Florida juga memproklamirkan diri sebagai penjelmaan Yesus Kristus. Nama pendeta itu adalah Jose Luis De Jesús Miranda. Namun, pengakuan itu sama sekali tidak dapat dipercaya karena kehidupannya tidak memperlihatkan karakter ilahi. Berasal dari Puerto Rico, De Jesus mulai terlibat narkoba sejak usia 14 tahun dan sempat masuk keluar penjara akibat keterlibatannya dalam berbagai bentuk kejahatan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari fakta-fakta tadi, jelaslah bahwa mesias-mesias palsu muncul dari zaman ke zaman, bukan hanya ada sebelum kehancuran bait Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terjadi perang, gempa bumi, dan kelaparan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kembali ke perikop yang kita pelajari, ayat 8 mencatat: “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan.” Saudara-saudara, seringkali orang menghubungkan pernyataan ini dengan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">peperangan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">antara </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Roma dan Partia</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> atau</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> perang saudara </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang terjadi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sesudah Nero meninggal (68-69</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Masehi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">), </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bencana </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kelaparan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dalam </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pemerintahan Kaisar Claudius,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> serta</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> gempa bumi di Kolose, Laodikia, Kreta dan Smirna. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi jika kita mau kritis, bukankah sampai saat ini pun peperangan masih terus terjadi: India dan Pakistan, Palestina dan Israel, dan sebagainya? Mengenai gempa bumi, tidak perlu jauh-jauh mencari contoh di negara lain. Tentu masih segar di ingatan kita bahwa beberapa wilayah Indonesia silih berganti diguncang gempa: Aceh, Padang, Bengkulu, Mentawai, dan sebagainya. Kelaparan pun adalah fenomena umum di sekitar kita. Jadi, tanda kedua ini pun tetap terjadi dari dulu hingga kini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terjadi penganiayaan orang percaya<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ayat 9 dari perikop kita mencatat peringatan Yesus kepada para murid: “Tetapi kamu ini, hati-hatilah. Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku…” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kita tahu bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus itu telah dialami sendiri oleh para Rasul dan orang-orang percaya pada masa pemerintahan Romawi. Penganiayaan itu berlanjut sampai dengan masa kini. Di sejumlah negara, orang Kristen sangat sering dianiaya. Di Korea Utara, misalnya, seluruh kegiatan keagamaan dilihat sebagai pemberontakan terhadap pemujaan Kim Jong Il dan ayahnya. Ketika orang-orang Kristen ditemukan, mereka sering ditangkap, disiksa, dan kadang-kadang bahkan dibunuh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tanda ketiga ini pun tidak hanya terjadi sebelum keruntuhan bait Allah, melainkan hingga saat ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan demikian dapat kita simpulkan seluruh tanda yang diberikan oleh Yesus sebenarnya merupakan peristiwa-peristiwa yang umum terjadi dari zaman ke zaman, bukan hanya terjadi di suatu masa. Kalau begitu, apakah tujuan Yesus menyebutkan tanda-tanda tersebut? Outline Markus 13:5-13 memberikan hal yang menarik:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Waspadalah (<i>blepete) </i></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">...<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Semuanya itu harus terjadi,<b> tetapi itu belum kesudahannya.<o:p></o:p></b></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">…<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Semua itu <b>barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.<o:p></o:p></b></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi kamu ini<b>, hati-hatilah (<i>blepete)</i>! <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">...<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi, perkataan Yesus tersebut sebenarnya adalah sebuah retorika, suatu model pembicaraan seperti yang digunakan oleh seorang dosen berikut ini:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lustrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di sebuah sekolah teologi, ada seorang dosen yang memiliki metode pengajaran yang unik. Di dalam silabus yang diberikan tertulis bahwa nilai akhir para siswa sebesar 100% ditentukan oleh nilai ujian. Namun hal yang mengusik para mahasiswa adalah di silabus tersebut tidak dicantumkan akan ada berapa kali ujian, bagaimana bentuknya, dan tanggal berapa ujian tersebut akan dilaksanakan. Padahal, kejelasan mengenai ujian tersebut sangat penting karena menentukan lulus atau tidaknya mereka dari mata kuliah itu. Maka segera saja para mahasiswa yang kritis mengangkat tangan mereka dan bertanya mengenai hal itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menghadapi pertanyaan para mahasiswa, dosen tersebut tersenyum dan dengan tenang menjawab: “Dalam kuliah saya nanti, ada saatnya kalian diminta untuk membentuk kelompok untuk berdiskusi, namun itu bukanlah ujian. Akan ada beberapa bahan yang diberikan untuk dibaca, namun itu hanyalah persiapan untuk ujian. Ada waktunya kalian akan saya ajak keluar kampus untuk secara langsung mempraktikkan apa yang telah kita pelajari kepada masyarakat. Namun itu juga bukan ujian yang dimaksud.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mendengar jawaban tersebut, salah seorang mahasiswa kembali mengangkat tangannya dan bertanya: “Maaf, pak, sepertinya pertanyaan saya belum terjawab. Saya menanyakan <i>kapan</i> ujian tersebut akan dilangsungkan dan <i>bagaimana bentuknya.</i> Tetapi yang bapak paparkan tadi malah yang <i>bukan</i> ujian.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dosen itu dengan senyum lebih lebar lagi berkata: “Tepat! Justru itulah, saya ingin kalian senantiasa siap sehingga kapanpun ujian dilaksanakan dan bagaimanapun bentuknya, kalian akan dapat mengerjakannya dengan baik.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, seperti dosen tadi, Yesus juga menggunakan retorika yang sama untuk memperingatkan para murid agar senantiasa berjaga-jaga sehingga kapan pun Ia datang kembali, mereka didapati tetap setia. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seorang penafsir berkata bahwa tema utama dalam pasal 13 adalah “<i>watch</i>” (Yun: <i>blepete; </i>Ind: lihat, hati-hatilah, berjaga-jagalah). Kata Yunani <i>blepete </i>diulang sampat lima kali di pasal oleh Markus, yaitu di ayat 2 (kaulihat), 5 (waspadalah), 9 (hati-hatilah), 23 (hati-hatilah), dan 33 (hati-hatilah). Kata-kata yang diulang adalah kata-kata penting. Hal ini makin meneguhkan bahwa Yesus sedang sungguh-sungguh mengingatkan para murid agar senantiasa waspada terhadap penyesatan dan penganiayaan yang akan mereka alami sehingga tidak sampai membuat mereka berbalik dari imannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">plikasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, sebagai orang-orang percaya kita patut bersyukur karena memiliki pengharapan sejati di dalam Tuhan Yesus Kristus. Namun pergumulan hidup di tengah penyesatan dan penganiayaan dapat menutup mata rohani sehingga orang-orang percaya dialihkan dari pengharapan itu. Ada banyak orang Kristen yang menderita karena imannya dan mungkin mulai berpikir untuk meninggalkan Tuhan. Mereka membutuhkan orang-orang untuk mengajarkan kebenaran dan membentengi mereka dari penyesatan. Mereka membutuhkan orang-orang untuk memberi kekuatan ketika berada dalam pergumulan dan imannya mulai goyah. Siapakah orang-orang yang dipanggil untuk menjalankan tugas mahapenting tersebut? Saudara dan saya, orang-orang yang tahu kebenaran akan hal ini! Namun, apa jadinya jika kita sendiri justru tidak mampu membedakan mana mesias asli dan mesias palsu; mana ajaran yang benar dan mana yang sesat? Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk membekali diri dengan pemahaman Alkitab yang benar, sekaligus menghidupi pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa pemahaman Alkitab yang <i>benar</i> kita akan mudah terpedaya oleh mesias-mesias palsu dan ajarannya yang menyesatkan. Tanpa pemahaman Alkitab yang <i>benar</i>, kita tidak akan dapat berapologetika ketika kekristenan digugat. Tanpa pemahaman Alkitab yang <i>benar-benar</i> kita hidupi, kita tidak akan dapat bertahan ketika mengalami tantangan hidup/penganiayaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kita patut bersyukur jika saat ini negara kita masih memberi kebebasan pada orang Kristen untuk beribadah. Namun itu tidak menjamin selamanya kita akan hidup aman dan damai. Ada banyak orang yang berusaha menghambat kekristenan dan menghambat kita untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan, bahkan hambatan itu bisa muncul dari orang-orang terdekat dengan kita seperti keluarga kita. Menembus hambatan itu tentu bukan perkara yang mudah. Namun demikian, jangan takut Saudara, tetaplah berdiri teguh dan kerjakan tugas pelayanan kita sebab kita tidak pernah ditinggalkan sendiri. Allah akan menolong kita, bahkan menjadikan kita mampu menjadi saksi bagi mereka yang ingin berbuat jahat terhadap kekristenan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">enutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saudara, mesias-mesias palsu akan terus-menerus bermunculan untuk menyesatkan orang percaya. Penganiayaan demi penganiayaan akan terus terjadi untuk membuat orang-orang Kristen berbalik dari imannya. Namun semua itu tidak berarti kita harus diam dan menyerah dengan keadaan. Biarlah kita membiarkan diri terus dibakar oleh api Roh Kudus utnuk mencari dan menyuarakan kebenaran; tetap teguh berdiri di jalan Tuhan sampai akhir hidup sekalipun harus menderita aniaya. Tuhan telah berfirman: barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat. Kiranya Tuhan menolong kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Amin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-22734383177873014622012-02-18T22:58:00.001-08:002012-03-06T05:33:34.045-08:00Khotbah Mazmur 13<div class="WordSection1"><h1><div style="text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 120%;">MENENGAK KESEGARAN DI PADANG GURUN</span></div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 120%;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 120%;">Oleh </span><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 120%;">Danny A. Gamadhi</span></div></span></h1><div class="MsoNormal"><div style="text-align: center;">(Dikutip dari buku <i>Mengkhotbahkan Mazmur Ratapan</i> oleh Danny A. Gamadhi)</div></div><div align="left" class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 120%;"><br />
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"><o:p></o:p></span></div><h2><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Adegan 1: Ketika mengalami kesesakan, apa respons kita?<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Bertahun-tahun yang lalu, sebelum telepon selular menjadi benda yang lazim, seorang pemimpin seminar bertanya kepada para pesertanya, “Jika seseorang datang ke pertemuan ini, memanggil nama Anda, dan berkata, ‘Ada telepon untuk Anda,’ apakah Anda menduga telepon itu akan menyampaikan kabar baik atau kabar buruk?” Sebagian besar dari kita mengakui bahwa kita akan berpikir itu kabar buruk, tetapi kita tidak yakin mengapa dapat berpikir demikian. Hal ini menunjukkan beban yang pada umumnya ditanggung banyak orang, yakni rasa takut terhadap kabar buruk. Mengapa bisa demikian? Karena memang pada dasarnya hidup kita hari ini dipenuhi dengan kabar buruk, penderitaan, dan masalah yang berlarut-larut. Pengalaman kesesakan ini membawa kita merasa seperti tengah berada di padang gurun yang luas: gersang, panas, tidak ada pemandangan yang indah, dan tidak tampak ujung dari gurun tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Para teolog juga sering kali mengaitkan pengalaman kesesakan dengan suasana di padang gurun. Oleh sebab itu, dalam perbendaharaan Teologi Spiritual ada sebuah terminologi yang menggambarkan keadaan kekeringan rohani, tidak ditolong Allah, dan penderitaan yang tak kunjung usai sebagai, “<i>the wilderness</i>” atau padang gurun. Keadaan seperti ini dapat dipastikan dialami oleh setiap orang percaya. Pengalaman berada di “padang gurun” dialami seorang janda yang baru kehilangan suaminya. Pengalaman berada di “padang gurun” dialami seorang ayah yang telah tiga bulan di-PHK dan belum mendapatkan pekerjaan lagi. Pengalaman berada di “padang gurun” juga dialami oleh seorang yang terbaring di atas ranjang rumah sakit selama berbulan-bulan dan tak kunjung membaik. “Padang gurun” juga dialami oleh Saudara dan saya hari ini.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">(Di sini pengkhotbah dapat memutar video yang berisi pergumulan hidup yang berat, keputusasaan seseorang, masalah rumah tangga, masalah pergaulan, dan kejadian-kejadian lain yang memilukan hati penderitanya. Contoh-contoh konkret dari pergumulan sehari-hari dapat juga ditampilkan dalam bentuk video maupun foto-foto.)<o:p></o:p></span></i></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Ada seorang gadis yang baru bertunangan dengan seorang pemuda yang bekerja sebagai tentara. Sebagai kekasih seorang tentara, ia sangat bangga memiliki tunangan yang gagah, tampan, dan yang terpenting sangat mengasihi dirinya. Ketika mereka hendak menikah, mereka terpaksa menunda tanggalnya karena sang pemuda diutus untuk berperang. Sembilan bulan sudah sejak sang pemuda berangkat, tak sekalipun sang gadis mendengar kabar tentangnya. Pikirannya mulai panik dan setiap sore ia berdiri di pintu gerbang rumahnya menanti tunangannya pulang. <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Suatu sore pada bulan November yang sejuk, seorang yang pincang berjalan dari kejauhan. Ia berjalan terus menuju rumah si gadis. Gadis tersebut memperhatikan wajah orang ini yang hancur, kulit tubuhnya yang penuh luka bakar, dan sebuah kaki palsu untuk menopang tubuhnya. Tapi yang paling mengejutkan bagi si gadis ialah ia memanggil sang gadis dengan sebutan yang hanya digunakan oleh kekasihnya. Mulutnya terkatup rapat, “Mungkinkah dia itu …?” Pria itu memanggil sekali lagi dan sadarlah ia seketika bahwa orang ini adalah kekasihnya yang pulang dari perang. Sang gadis berlari mendapati kekasihnya, dan dengan mencucurkan air mata, ia memeluknya dengan erat. Saudara tahu kata-kata apa yang pertama kali keluar dari mulut sang gadis? Ia berkata, “<i>Thank God, you’re alive</i>” dan memeluk kekasihnya kembali. Di tengah tragedi yang menimpa gadis itu, ia mampu tetap bersukacita di tengah kesesakan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Lain halnya dengan gadis tadi, ada beberapa orang lain yang juga menghadapi kesesakan dalam hidupnya. Pada tahun yang sama setidaknya ada empat orang yang menjatuhkan dirinya dari lantai atas sebuah mal besar di Jakarta. Tubuh mereka menghantam lantai yang keras dan kehilangan nyawanya seketika. Salah satu dari mereka adalah seorang bapak berusia 61 tahun. Ia sudah lama tidak bekerja dan tidak memiliki uang lagi. Putus asa dengan hidupnya yang berat, ia memilih untuk mengakhirinya dengan instan. Tetapi tiga di antaranya adalah para gadis muda. Mereka sehat, punya pendapatan, dan punya masa depan. Salah satu dari wanita itu hatinya hancur tatkala ditinggalkan oleh kekasihnya. Ia merasa tidak punya alasan untuk hidup lagi. Pada suatu sore ia menjatuhkan dirinya dari sebuah balkon apartemen yang tingginya lebih dari 20 lantai. Tubuhnya terkejang di tanah setelah menghantam aspal yang keras sampai akhirnya ia tidak bergerak lagi.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Manusia hidup tidak lepas dari masalah dan kesesakan. Kita hidup di tengah dunia yang kompleks, <i>demanding</i>, penuh intrik, melelahkan, bersaing ketat, dan jahat. Pertanyaannya adalah, ketika mengalami kesesakan, apa respons kita? Dapatkah kita tetap segar di tengah padang gurun?<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><h2><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Adegan 2: Dalam menghadapi kesesakan, Daud meratap kepada Allah (ay. 2-3)<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Ketika masalah datang, sebagian orang punya kecenderungan untuk menutupi dan melupakan masalah itu. Ada yang berusaha menenggelamkan masalahnya dengan minum-minuman keras tetapi mereka lupa bahwa “masalah dapat berenang.” Ada yang melampiaskan stres mereka dengan mencari hiburan malam. Alhasil, masalah mereka bertambah banyak. Ada yang berpikir bahwa “<i>time will heal</i>” tetapi itu pun hanya mitos. Waktu tidak menyembuhkan. Akhirnya masalah mulai merampas keceriaan, kebebasan, waktu-waktu berkualitas, dan akhirnya kesehatan kita. Sambil “tertatih-tatih” kita menjalani hidup yang berat di tengah dunia yang kejam. Dunia tidak peduli dengan keadaan kita, ia memaksa kita untuk tetap senang dan tidak memikirkan masalah. Namun sebenarnya, masalah itu masih ada dan terus menggerogoti siang dan malam. Inilah yang terjadi pada Raja Daud.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Suatu kali Daud mengalami kesesakan yang sangat berat. Ia tidak memberi tahu dengan jelas kesesakan apa yang tengah dihadapinya, ia seolah memberi ruang bagi kita untuk meletakkan kaki kita di sepatunya. Di tengah kesesakannya itu ia menggubah sebuah mazmur yang mengutarakan semua kekecewaan, ketakutan, dan penderitaannya. Hari ini Daud mengundang kita untuk masuk ke dalam pergumulan beratnya melalui M</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">a</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">zm</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">ur</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"> 13, sebuah mazmur ratapan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Daud memulai ratapannya secara “<i>to the point</i>” dan dengan tegas menyatakan perasaannya yang terdalam, “Berapa lama lagi <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> Kaulupakan aku, selamanya? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?” (ay. 2). Daud yang dikenal gemar memuji Allah kali ini bukan dalam keadaan yang penuh iman dan bersuka karena Allahnya. Ia sedang mengacungkan tangannya terhadap Allah dan berteriak sambil mencucurkan air mata. Allah yang dahulu menolongnya menghadapi binatang buas, kini meninggalkannya dalam kelemahan. Allah yang dahulu menyertainya ketika berhadapan dengan musuh-musuhnya, kini meninggalkannya sendirian dalam ketakutan dan kegelapan yang paling kelam.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Daud mengatakan bahwa Allah telah melupakan dan menyembunyikan wajah-Nya. Wajah Allah melambangkan kehadiran Allah yang membawa berkat dan pertolongan. Ketika Daud tak kunjung melihat wajah Allah, ia merasa Allah berlambat-lambat dalam menolongnya atau bahkan menolak untuk menolongnya. Oleh karena itu Daud berseru, “Berapa lama lagi <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>? Selamanya?” Di satu sisi Daud masih menanti dan menanti, di sisi lain hatinya mulai ragu tatkala melihat tangan yang Maha</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">k</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">uasa berubah. Allah mendiamkannya. Jiwanya dipenuhi konflik antara realitas dan iman. Imannya mengatakan untuk tetap menanti pertolongan <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, namun realitas berkata lain: “Allahmu telah meninggalkan engkau!”<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Penderitaan yang Daud alami kini memasuki area yang lebih dalam. Ia bukan hanya menderita tekanan dari luar tetapi jiwanyapun tersiksa. Dengan pilu Daud berkata, “Berapa lama lagi aku harus merasakan kesakitan di dalam jiwaku, kesedihan di dalam hatiku, siang dan malam. Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?” (ay. 3).<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Setelah Daud meratap bahwa Allah telah mengabaikan dan melupakannya, ia terduduk dalam keputusasaan. Mulutnya terkatup. Hatinya sakit bagaikan disayat-sayat belati. Penderitaan Daud tidak berhenti di situ. Ia berkata bahwa ia merasakan penderitaan psikis siang dan malam, alias setiap saat! Ia merasakan ketidakmampuan dalam menghadapi masalahnya, musuh-musuhnya berkuasa atas dia, dan Allah? Allah, satu-satunya Penolong yang dapat diandalkan diam seribu bahasa.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Pernahkah Saudara mengalami pergumulan yang Daud alami? Pernahkah Saudara disudutkan dari berbagai sisi, rekan-rekan kerja Saudara bersepakat untuk menjerumuskan Saudara, teman-teman dekat Saudara tidak mampu menolong dan yang lain terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Satu-satunya harapan Saudara terletak pada atasan Saudara yang bisa menolong dan membela. Ia yang tahu bahwa Saudara tidak bersalah. Tetapi alih-alih membela Saudara, ia malah melepaskan diri dari masalah dan menolak untuk ikut campur. Bagaikan seorang dokter yang paling ahli untuk mengobati penyakit Anda, tetapi alih-alih memberikan resep obat dan memberikan perawatan, ia menutup pintu dan menolak untuk menolong Anda. Ia meninggalkan Saudara ketika Saudara paling membutuhkan pertolongannya.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Inilah yang Daud alami, pada saat-saat kritis ketika Daud paling membutuhkan kehadiran <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, Ia malah menghilang tanpa jejak, tidak menolong, bahkan meninggalkan Daud sendirian. Oleh karena itu ia berseru, “Berapa lama lagi, <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Kaulupakan aku, selamanya? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"> Oh, betapa mengerikan keadaan ini. Apabila Allah saja tidak menolong, siapa yang mampu menolong?<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Bertanya atau mempertanyakan Allah merupakan hal yang lazim dalam tradisi Israel kuno. Dalam Kejadian 4, Kain bertanya pada Allah, “Apakah aku penjaga adikku?” (Kej. 4:9). Abram menjawab Allah yang berjanji dengan mengajukan pertanyaan, “A</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">pakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu” (15:2). Dan dalam kitab Ayub, dicatat Ayub mempertanyakan Allah mulai dari pasal 3 dan tidak berhenti hingga di pasal 38 Allah akhirnya menampakkan diri padanya.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bukanlah permintaan sederhana untuk mencari tahu sebuah informasi melainkan sebuah ekspresi keraguan yang mendalam. Mereka perlahan-lahan mulai meragukan karakter dan aktivitas Allah serta dampaknya pada hidup manusia. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan produk dan respons terhadap pengalaman <i>the hiddenness of God</i>, Allah yang menyembunyikan diri-Nya. Terlebih lagi, Ia berdiam diri, menolak untuk hadir dan bertindak sebagaimana diharapkan manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"> Bukannya informasi, pertanyaan-pertanyaan ini menantikan kehadiran ilahi di tengah kesesakan yang menimpa. Pertanyaan-pertanyaan ini menantikan tindakan nyata dari Allah. Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan iman seseorang yang masih menantikan <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> tatkala pilar-pilar kepercayaannya mulai digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang menyakitkan. Pertanyaan-pertanyaan ini menjaga seseorang tetap waras di tengah segala tekanan berat yang menimpanya. Dalam keadaan seperti ini, Asaf, pemazmur lainnya, juga bertanya-tanya,<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">“Untuk selamanyakah Tuhan menolak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> dan tidak kembali bermurah hati lagi? <sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> telah berakhirkah janji itu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> berlaku turun-temurun? <sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> karena murka-Nya?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Maka kataku: “Inilah yang menikam hatiku, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah.”<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(Mzm. 77:8-10)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Selain Daud dan Asaf, di bagian dunia yang lain pada masa yang lain ada seorang yang pernah mengalami hal tragis dalam hidupnya. Ia adalah seorang pengacara dan dosen hukum di Chicago yang sukses dan terkenal. Ketika menginjak usia 40, karirnya menanjak, ia menjadi kaya raya dan menanam investasi yang sangat besar pada bisnis <i>real estate</i> di pusat kota Chicago. Namun satu bulan kemudian terjadi kebakaran besar di kota itu dan rumah-rumah di tepi sungai Michigan, tempatnya menanam modal, hangus terbakar tak bersisa padahal belum lama sebelum kebakaran tersebut, sang pengacara baru saja kehilangan putranya. Tidakkah hatinya menjerit? Tetapi penderitaannya belum berakhir.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Dua tahun setelah kebakaran, pengacara yang adalah seorang Kristen yang melayani ini merencanakan sebuah perjalanan ke Eropa bersama keluarganya. Ia hendak menyusul pendetanya yang pergi untuk melayani dan mengajak serta keluarganya untuk berlibur di Eropa. Ketika mereka hendak berangkat, tiba-tiba seorang rekan bisnis menghubunginya dan meminta agar ia menyelesaikan transaksi bisnisnya yang tidak dapat ditunda. Akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di Chicago beberapa hari dan menyusul dengan kapal yang berikutnya.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Keluarga pengacara ini berlayar di atas kapal pesiar megah yang bernama <i>Ville du Havre</i>. Pada tanggal 22 November kapal ini dihantam kapal Inggris, <i>Lockhearn</i>, dan tenggelam seketika dalam dua belas menit. Sembilan hari kemudian, ia menerima telegram dari istrinya yang saat itu berada di Wales yang berisi, “<i>Saved alone</i>”, “selamat sendiri.” Keempat putrinya yang turut berlayar tewas tenggelam di tengah laut.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">“Di mana Allah ketika kebakaran terjadi? Di mana Allah ketika putranya sekarat? Di mana Allah ketika anak dan istrinya menjerit minta tolong di tengah lautan? Di mana Allah ketika keempat putrinya kehabisan napas dan merasakan paru-parunya terbakar karena kehabisan oksigen? Di mana Allah? Apa yang Ia sedang lakukan? Mengapa semua ini terjadi?” Mungkin ini juga seruan yang keluar dari mulut kita ketika bencana menimpa, sakit-penyakit, musuh, atau kesesakan apapun menimpa, terutama ketika Allah seakan menghilang dan tak kunjung memberikan pertolongan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Apabila saat-saat seperti itu datang dalam hidup Saudara, merataplah di hadapan Tuhan. Bawa semua kesesakan Saudara pada-Nya. Jangan tahan-tahan kepenatan yang Saudara rasakan, utarakanlah kepada Tuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">(Pada bagian ini, berhentilah berkhotbah untuk beberapa saat. Lantunkanlah musik yang tenang untuk mengiringi jemaat menyelami pengalaman hidup mereka yang berat dan penuh pergumulan. Berikan mereka waktu untuk merasakan kembali kesesakan yang tengah mereka alami).<o:p></o:p></span></i></div><div class="Normal2"><br />
</div><h2><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Adegan 3: Tetapi Daud tidak berhenti pada ratapannya, ia memohon dengan gigih (ay. 4-5)<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Setiap orang memiliki respons yang berbeda ketika diperhadapkan dengan masalah. Sebagian orang menjadi nekad, sebagian lagi memilih untuk mundur dan menerima keadaan apa adanya, tetapi apa yang Daud lakukan? Daud memilih untuk berdoa. Berdoa memohon pada <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> yang empunya langit dan bumi untuk menolong. Inilah yang Daud lakukan. Setelah menaikkan protesnya kepada Allah, Daud tidak mencuci muka lalu pergi begitu saja. Daud berdoa, dan memohon dengan sangat, “Pandanglah kiranya, <i>dengarlah</i> aku, ya <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, Allahku!” (ay. 4). Permohonan ini merupakan doa koresponden dari ratapannya. Jikalau sebelumnya Daud merasa Allah menyembunyikan wajah-Nya, sekarang ia memohon agar Allah <i>memandang</i> padanya. Jika sebelumnya Daud merasa Allah melupakannya, kini ia memohon agar Allah <i>menjawab</i> dan <i>mendengarnya</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Daud “berani” memohon kepada <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> sebab ia memandang <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> sebagai Allah yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya. Hal ini nyata ketika Daud untuk pertama kalinya dalam mazmur ini menyebut <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> sebagai, “<i>My God</i>”, “Allahku” (ay. 4a). Di sini ia mengklaim bahwa <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> adalah <i>Allahnya</i> Daud secara personal. Dengan demikian, Daud memiliki hak untuk memanggil dengan keyakinan kokoh bahwa ia akan didengarkan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Setelah memohon, “pandanglah,” “jawablah,” dengan keyakinan yang sama Daud memohon lagi, “Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dalam kematian” (ay. 4b). Mata yang redup melambangkan habisnya kekuatan atau bahkan kematian. Ketika memohon agar <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> membuat matanya bercahaya, Daud sedang memohon agar diberikan kekuatan baru dan kelepasan dari maut yang mengancamnya. <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Mazmur ini sarat dengan emosi pemazmur yang berkecamuk. Jika di bagian pertama berulang kali Daud berseru, “Berapa lama lagi?” dalam bagian ini ia memohon dengan gigih. Hal ini tampak bukan hanya dari tiga kata seru, “Pandanglah … jawablah … buatlah bercahaya!” tetapi juga dari alasan Daud, “Supaya jangan musuhku berkata: ‘Aku telah mengalahkannya,’ dan lawanku bersukacita atas kejatuhanku” (ay. 5). <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Permohonan Daud sungguh gigih. Ia bagaikan seorang anak yang menarik tangan ibunya dan sambil menatap ibunya, ia berkata, “Bu, dengarkan aku!” atau seperti seorang karyawan yang memohon belas kasihan atasannya, “Pak, saya mohon beri saya satu kesempatan lagi. Saya pasti memperbaiki kesalahan saya. Saya mohon jangan pecat saya.” Inilah yang menjadi kunci kemenangan Daud juga, ia <i>memohon</i> pada Allah. Ia memohon dengan gigih dan tiba-tiba, ia mendapati dirinya dipenuhi dengan sukacita. Daud meletakkan bebannya pada Allah dan ia mengalami hatinya terangkat dari penjara ketakutan kepada pujian dan penyembahan.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><h2><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Adegan 4: Permohonan Daud menghasilkan kesegaran di tengah kesesakan (ay. 6)<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Daud dipojokkan oleh musuh-musuhnya, didera sakit-penyakit, dirudung maut, dan “ditinggalkan” Allah tetapi tiba-tiba ia berbalik arah. Hati Daud tiba-tiba melonjak, seperti Yohanes Pembaptis yang melonjak dalam kandungan ketika berjumpa Yesus. Kesedihannya sirna seperti embun yang diterangi cahaya mentari. Matanya berseri-seri lagi, tangannya mengepal dengan kekuatan, mulutnya penuh dengan tertawa, dan lidahnya penuh dengan sorak-sorai,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tetapi aku, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">di dalam kasih setia-Mu aku percaya,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> hatiku bersukacita di dalam keselamatan-Mu, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">aku hendak bernyanyi kepada <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoQuote"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> karena Ia melimpahkan kebaikan padaku.” <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(ay. 6)<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Ia berdiri dan meminyaki rambut kepalanya. Ia mengenakan jubah rajanya kembali dan mengambil alat-alat musiknya. Daud bernyanyi lagi! Kali ini lebih girang dari sebelumnya. Ia telah menemukan rahasia besar: <i>kesegaran di padang gurun</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"> Apa yang membuatnya demikian bersukacita di tengah-tengah kesesakan? Apakah ia berhasil melupakan masalahnya? Tidak. Apakah dia pasrah saja dan menolak memikirkannya lagi? Tidak. Apakah dia tiba-tiba mendapat jalan keluar yang ajaib: musuh-musuhnya tersapu tsunami dan penyakitnya hilang? Tidak.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"><o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Jawabannya adalah, Daud menemukan apa yang disebut dalam bahasa Ibrani “<i>ḥesed ā<u>ḏ</u>ōnāy</i>” atau dalam bahasa Inggris, “<i>God’s unfailing love</i>.” Dalam frasa ini terkandung makna loyalitas Allah terhadap suatu perjanjian. “<i>Unfailing love</i>” yang dimaksud bukanlah emosi semata melainkan sebuah kesetiaan dalam kasih itu sendiri – sebuah komitmen yang dijalankan dalam sebuah relasi kasih antara Allah dan umat-Nya.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Daud berjumpa kembali dengan kasih setia <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> Allah. Tabung imannya terisi penuh kembali dengan anak-anak panah “pengertian akan karakter Allah” dan “kebaikan Allah pada masa lalu.” Memorinya memanggil kembali ingatan-ingatan tentang kebesaran <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span> pada masa lalu. Ia mengingat bagaimana Allah memilih Israel untuk menjadi umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka. Allah mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir, membelah samudera, memimpin di padang gurun dengan tiang awan dan tiang api, memberi makan manna dan burung puyuh setiap hari, mengeluarkan mata air dari batu, memberikan kemenangan atas orang-orang Amon, Filistin, Amalek, Moab, Edom, dan meskipun Israel gagal dalam memegang janji Allah, Allah tetap setia. Ia mengingat kasih dan kebesaran Allah pada masa lalu.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Ada sepasang suami istri yang memutuskan untuk bercerai setelah dua puluh tahun menikah. Ketika mengurus pembagian harta “<i>gono-gini</i>” dan perjanjian finansial, sang suami membongkar sebuah kotak tua yang berisikan bukti-bukti pembayaran, dan cek-cek yang pernah ditulisnya. Tiba-tiba ia menggenggam secarik nota berwarna kekuningan karena dimakan waktu. Nota itu mencatat bukti pembayaran hotel di mana ia dan istrinya berbulan madu setelah menikah. Ya, bulan madu mereka dua puluh tahun yang lalu! Kemudian secarik kertas lain, kali ini sebuah bukti angsuran mobil bekas pertama mereka. Ia juga mendapati sebuah cek pembayaran rumah sakit untuk biaya kelahiran putri pertama mereka. <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Memandangi kertas-kertas usang tersebut, sang suami terdiam seribu bahasa. Tanpa sadar air mata meleleh di pipinya. Perasaan tegang sekaligus senang yang dahulu ia rasakan tatkala menulis sebuah cek untuk membayar angsuran rumah pertama mereka, kembali memenuhi dadanya. Ingatan itu tiba-tiba menjadi begitu jelas, seperti hari kemarin. Memori itu terus meluncur: romantisnya berbulan madu bersama istri tercinta, tegangnya menantikan kelahiran putri pertama, dan bangganya dapat mengangsur mobil bekas serta membayar uang muka rumah yang mereka diami sampai hari ini. <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Ia tidak dapat melanjutkan urusannya, ia meletakkan kotak tersebut dan tanpa menunda menelpon istrinya. Ia berkata, “Kita telah melalui banyak hal bersama. Banyak hal indah dan ingatan itu masih begitu jelas dalam ingatanku. Sudah terlalu banyak cinta yang kauukir dalam hidupku. Kesetiaanmu selama dua puluh tahun tidak dapat dibayar dengan apapun. Aku … aku ingin kita memulai hubungan kita dari awal lagi.”<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Saudara, memori akan kasih pada masa lalu membawa sukacita yang baru. Inilah yang Daud rasakan ketika ia berkata, “Tetapi aku, di dalam kasih setia-Mu aku percaya … Aku mau menyanyi untuk <span style="font-variant: small-caps;">Tuhan</span>, karena Ia telah berbuat baik kepadaku” (ay. 6b). Ratapan Daud beralih pada permohonan yang gigih dan setelah itu ia menemukan dirinya berada di tengah sukacita tatkala mengingat kasih setia Tuhan pada masa lampau. Allah tidak pernah meninggalkannya sedikitpun. Allah telah berbuat baik kepadanya seumur hidupnya. Bukankah kedua hal ini cukup untuk menguatkan kita? Di tengah kesesakan yang dihadapi, Allah tidak pernah meninggalkan kita dan selama ini Ia telah berbuat baik kepada kita.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><h2><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Adegan 5: Kita juga bisa tetap segar di tengah kesesakan dengan kembali memohon kepada Tuhan<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Apakah saat ini Saudara berada di “padang gurun” kesesakan? “Padang gurun” kehilangan orang yang kita kasihi, kegagalan dalam karier, ditinggalkan kekasih, dikhianati sahabat, sakit yang tak kunjung sembuh, dikeluarkan dari komunitas, vonis dokter, masa depan yang tidak jelas, dan serentetan penderitaan yang tidak akan habis disebutkan. Saudara, Anda dapat tetap bersukacita di tengah semua ini! Anda dapat menenggak kesegaran di padang gurun. Bawalah beban Saudara di bawah kaki salib Kristus dengan meratap dan memohon. Tuhan Yesus sudah menanggung semua derita kita. Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (Yes. 53:5). Tuhan Yesus dapat melepaskan kita dari semua masalah kita. Yesus dan hanya Yesus. Ia telah mematahkan kutuk atas kita dengan mati di atas kayu salib menggantikan Saudara dan saya. <o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Saat ini, apakah yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang? Dalam semuanya itu kita lebih dari pada pemenang. Sebab aku yakin, bahwa baik maut </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rm. 8:35-39).</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"><o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Saya ingin melanjutkan sedikit kisah dari pengacara yang kehilangan <i>real estate</i>-nya, seorang putra, dan keempat putrinya. Ketika berlayar dari New York untuk menjumpai istrinya di Inggris, sang kapten kapal memanggil para penumpang kapal dan berkata, “Berdasarkan perhitungan yang tepat, dalamnya laut di bawah Saudara adalah tiga mil dan saat ini kita berada tepat di titik di mana kapal <i>du Havre</i> bertabrakan dengan <i>Lockhearn </i>dan tenggelam.” Melihat pemandangan itu, sang pengacara yang bernama lengkap Horatio G. Spafford kembali ke kabinnya dan menuliskan lirik sebuah himne yang terkenal,<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">When peace, like a river, attendeth my way,<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">When sorrows like sea billows roll;<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Whatever my lot, Thou has taught me to say:<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> It is well, it is well, with my soul,<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> It is well, with my soul,<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoQuote" style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> It is well, it is well, with my soul.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">(Pengkhotbah menyanyikan lagu ini atau meminta seorang yang berbakat menyanyikannya)<o:p></o:p></span></i></div><div class="Normal2"><br />
</div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Di tengah badai kehidupan, Allah adalah tempat perlindungan utama. Waktu Tuhan adalah sempurna, tidak terlambat, tidak terlalu dini. Sambil menunggu waktu penyelamatan Tuhan, marilah kita menanti sambil memuji Dia. Tinggikan anugerah-Nya, puji kebaikan-Nya, dan nyanyikanlah lagu bagi Tuhan yang layak diagungkan. Karena segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp. 4:13). Tuhan kita adalah Allah yang hidup, mampu menolong segala persoalan Anda, dan yang terpenting, Ia mengasihimu. Mari, bawalah pergumulanmu kepada Tuhan hari ini. Dengan meratap dan memohon pertolongan Tuhan, hati kita akan dipenuhi kelegaan dan sukacita bagaikan <i>menenggak kesegaran di padang gurun</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="Normal2"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"><br />
</span></div><div class="Normal2" style="text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;">Amin</span></div></div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 120%;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-16150599384388277992012-02-18T11:49:00.003-08:002012-03-28T21:51:23.503-07:00Khotbah Mazmur 42:1-6<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;">ABSENNYA ALLAH DALAM PERSOALAN HIDUP KITA</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;"><br />
</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;">Oleh Benny Solihin<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p>(Dikutip dari buku: <i>Mengkhotbahkan Mazmur Ratapan</i> oleh Danny A. Gamadhi)</o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pengantar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 18pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mazmur 42 dan 43 sebenarnya adalah satu mazmur. Ayat 10cd dari pasal 42 sama dengan ayat 2bc dari pasal 43. Tambah lagi, refrain kedua mazmur ini juga sama, yaitu ayat 6, 12, dan 43:5. Namun, karena keterbatasan tempat dan waktu, khotbah ini hanya berfokus pada pasal 42:1-6 saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah pribahasa yang paling tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam kehidupan seorang ibu yang saya akan cerita ini. Dulu suaminya adalah seorang pengusaha. Mereka hidup bahagia dan berkecukupan. Suatu hari suaminya menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan. Semua usahanya dilepaskan dan dia menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi. Setelah lulus, suaminya melayani sebuah gereja yang sederhana. <i>Income</i> mereka menurun drastis, pengeluaran membengkak, bukan karena mereka bertambah boros, melainkan karena hati mereka tidak pernah bisa tahan melihat jemaat yang berkekurangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pada suatu pagi, suaminya berpamitan untuk pergi pelayanan ke suatu daerah. Tiga jam kemudian, ia menerima kabar bahwa suaminya mendapat kecelakaan, tertabrak sebuah bus yang <i>ngebut</i> dengan kecepatan tinggi. Suaminya terlempar dan meninggal seketika. Tragisnya, menurut beberapa saksi mata, suamiya tertabrak saat menolong seorang pengendara sepeda motor yang menjadi korban tabrak lari. Setelah pemakaman selesai, ibu ini masih berpikir bahwa Allah memiliki rencana lain bagi dirinya. Ia tampak begitu tabah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Beberapa bulan setelah suaminya meninggal, putri pertamanya, seorang importir alat-alat rumah tangga, mengalami masalah. Ia ditipu oleh rekan bisnisnya sehingga hampir seluruh modalnya habis, bahkan ia harus menjual rumah dan mobilnya untuk membayar hutang-hutang perusahaannya. Rumah tangga putrinya pun tergoncang dan berakhir dengan perceraian. Hati ibu pendeta ini tercabik melihat badai kelam yang menimpa putrinya. Namun, ia merasa harus tetap tegar agar dapat menguatkan iman putrinya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Namun, rupanya kesusahan belum berhenti mengikuti hidup ibu pendeta ini. Suatu hari, ia mendapati putranya yang kuliah di semester terakhir muntah-muntah dan seluruh tubuhnya mengigil di kamarnya. Segera ia melarikan ke rumah sakit. Betapa terkejutnya ia ketika dokter mengatakan bahwa putranya sedang sakau dan telah menjadi pecandu berat narkoba. Hati ibu pendeta ini hancur. Demi putranya, ia terpaksa menjual rumahnya untuk membiaya rehabilitasi putranya dan tinggal di rumah kontrakan yang kecil. Setelah setengah tahun di pusat rehabilitasi, anaknya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Namun sebulan kemudian, ia ditangkap polisi dengan tuduhan sebagai pengedar narkoba. Pengadilan menjatuhinya hukuman tiga tahun penjara. Hati ibu manakah yang tidak akan patah mengalami persoalan seperti ini? Namun, ia masih berharap bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan anaknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kehidupan ibu pendeta ini semakin susah. Perekonomiannya morat-marit. Saudara-saudara kandungnya yang tidak seiman mencemoohkan dia sebagai orang kurang berhikmat karena mengizinkan suaminya menjadi hamba Tuhan. Jiwanya semakin tertekan dan kesehatannya menurun. Keadaan ginjalnya yang sejak dulu lemah, mulai sering kambuh. Beberapa kali ia harus ke luar masuk rumah sakit. Sampai akhirnya, ia gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah seminggu sekali. Runtuhlah seluruh kekuatannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tengah malam di ranjang rumah sakit, tangisnya pecah. Ia tidak kuat lagi menanggung beban yang terlampau berat. Ia menjerit memanggil-manggil nama suaminya, bukan Allah. Ia sudah terlalu kecewa kepada Allah; baginya Allah tidak dapat dipercaya. Allah kejam membiarkan semuanya terjadi, padahal Dia dapat mencegahnya. Dalam tangisannya ia mengajukan satu pertanyaan kepada Allah, “Di manakah Engkau, Tuhan?” Tak ada jawaban sama sekali. Ibu pendeta itu hanya mendengar suara tangisannya sendiri sampai ia tertidur dalam kesunyian dini hari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Halaman I: Absennya Allah dalam Persoalan Hidup Orang Kristen Masa Kini<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Apa yang dialami oleh ibu pendeta tadi merupakan kenyataan hidup yang bisa terjadi pada setiap orang percaya. Tuhan kadang kala tidak mudah ditemui. Pengalaman hidup kita mengatakan demikian. Yang lebih membuat frustrasi, justru di saat-saat kita sangat membutuhkan-Nya, Ia absen dari hidup kita. Sebagaimana seorang anak yang lepas dari tangan bapaknya di tengah-tengah keramaian orang, demikianlah kita. Kita merasa sendirian tanpa pegangan. Allah sama sekali tidak peduli dengan apa yang kita alami. Tak jarang saat kita menghadapi situasi-situasi yang sulit, kita meragukan Allah. Seorang pengubah lagu, James Bignon, mengungkapkannya dengan sangat menyentuh dalam lagunya <i>Answer me</i>. Sebagian liriknya berbunyi demikian: <o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Answer me, sweet Jesus<br />
Don't you hear me calling you?<br />
I need you lord<br />
<br />
Lord, I've run out of words to say<br />
All I can do right now is moan<br />
I cannot pray, like all of the sudden<br />
But let me know my prayer's being heard<br />
<br />
Lord, I've held on a long time<br />
And all my actions depends upon you<br />
I’</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ve </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">been patient and highly understanding<br />
Now I don't </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">know </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">what there is left to do<br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Halaman II: Absennya Allah dalam Persoalan Hidup Pemazmur<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pemazmur yang menulis Mazmur 42 ini juga mengalami pergumulan absennya Tuhan dalam kesulitan hidup yang ia alami. Jiwanya gelisah dan tertekan. Melalui lirik-lirik yang memilukan, ia mengungkapkan perasaan hatinya. Maka, lahirah Mazmur Ratapan ini. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Besar kemungkinan, saat itu ia dan orang-orang Israel lainnya menjadi tawanan kerajaan Babel dan hidup dalam pembuangan di sana. Bila demikian, kita bisa membayangkan bahwa perlakuan yang tidak manusiawi, seperti kerja paksa, makian, dan cemoohan menjadi bagian hidup sehari-hari mereka. Jiwa mereka tertekan. Kebanggaan bahwa mereka pernah menjadi bangsa yang besar, umat kesayangan Allah, hanya menjadi kenangan. Bertahun-tahun mereka hidup menderita. Berulang-ulang mereka berseru kepada Allah, memohon kemurahan-Nya, tetapi Allah tak menjawab seolah Dia tak lagi hadir dalam kehidupan umat-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kerinduan untuk bertemu dengan Allah melanda hati umat Allah dan kerinduan ini diwakili oleh sang pemazmur dalam ungkapannya, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah”<i> </i>(ay. 2). Ketika para pelukis mengambil rusa sebagai obyek lukisan, biasanya mereka cenderung memanjakan mata orang dengan menonjolkan segi keindahannya. Namun, dalam simile ini, saya kira pemazmur tidak bermaksud melukiskan rusa yang demikian; tetapi, seekor rusa yang berada di sebuah hutan yang kering kerontang terbakar kemarau panjang. Tak ada lagi daun yang hijau, tak ada lagi kupu-kupu yang terbang, tak ada lagi burung-burung yang berkicauan, dan tak ada lagi rumput yang hijau, selain petak-petak tanah kering dan retak-retak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dalam imaginasi saya, rusa itu berjalan dengan gontai sambil menyeret tubuhnya. Pandangan matanya sayu penuh kekecewaan; perasaannya tertekan dan gelisah. Telah berhari-berhari ia berjuang menahan haus. Kekeringan menyengat tenggorokan dan seluruh jaringan tubuhnya. Tidak ada kebutuhan lain yang ada di dalam dirinya, kecuali menemukan sungai yang berair. Ia sadar, tanpa air hidupnya akan berakhir. Itulah pelukisan jiwa yang dilanda kerinduan untuk bertemu dengan Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ratapan kerinduannya akan Allah diungkapkan lebih lanjut dengan berkata, “Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (ay.3). Sekarang ia melukiskan kerinduannya dengan suatu pengontrasan yang menggugah. Jiwanya yang haus dibandingkan dengan Allah yang hidup. Perkataan “Allah yang hidup” melukiskan bahwa Allah adalah Pribadi yang hidup yang berbeda dengan dewa-dewa Babel yang mati, dan juga menyatakan bahwa Allah adalah sumber kehidupan dari segala sesuatu di mana jiwa pemazmur sendiri bergantung kepada-Nya. Tanpa Allah, ia akan binasa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Di tengah-tengah keadaan seperti itu ia bertanya, “Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” Ini merupakan suatu pertanyaan yang lahir karena kebutuhan yang sangat besar dan mendesak. “Bilakah” atau “Kapankah” menunjukkan bahwa kehausan pemazmur sudah berlangsung demikian lama dan permohonannya telah diajukan berulang-ulang. Namun, respon dari Allah tak pernah ada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Andaikata mazmur-mazmur dalam Alkitab disertai dengan audio CD atau DVD seperti buku-buku masa kini, niscaya kita dapat menangkap <i>mode</i> pengucapannya sehingga bisa ikut merasakan perasaan pemazmur di balik kata-kata yang ditulisnya. Namun demikian, kita tidak perlu berkecil hati. Dalam menafsir mazmur memang diperlukan kecerdasan emosi untuk menerka <i>mode</i>-nya sehingga perasaan pemazmur yang sedang <i>curhat</i> kepada Allah dapat kita ketahui.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Apabila pertanyaan pemazmur, “Bilakah aku boleh melihat Allah?” diekspresikan dengan <i>mode</i> kemarahan atau otoritatif, tentu akan terasa janggal. Nada perintah membuat pemazmur menjadi penguasa dan Allah menjadi bawahannya. Padahal, keadaannya sedang terpuruk dan ia membutuhkan kehadiran Allah. Juga sukar dibayangkan bila pertanyaan ini diekspresikan dengan <i>mode</i> sinis atau pun intimidatif. Jika kita setuju bahwa konteks sejarah mazmur ini adalah masa pembuangan di Babel, pemazmur pasti menyadari siapakah dirinya dan siapakah Allahnya. Dirinya adalah orang berdosa dan hukuman; sedangkan, Allah adalah Pribadi yang kudus dan berdaulat. Bila Allah tidak berkenan ditemui, tidak seorang pun yang dapat berjumpa dengan-Nya. Jelas, nada intimidatif tidak sesuai dengan konteksnya. Satu-satunya <i>mode</i> yang paling tepat adalah <i>mode</i> permohonan, <i>mode</i> yang mengharapkan belas kasihan seperti seorang pengemis yang mengharapkan sedekah dari seorang tuan yang kaya raya. “Bilakah aku boleh melihat Allah?” lebih mungkin diucapkan dengan nada minor yang memilukan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Sekarang Israel, yang diwakili oleh diri pemazmur, baru bisa menghargai apa artinya bersekutu dengan Tuhan itu. Dulu mereka mengabaikan Allah, tidak menaruh perhatian pada kehadiran-Nya, firman-Nya, teguran-Nya, dan kasih-Nya. Sekarang Israel tiba pada pemahaman bahw</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">bersekutu dengan Tuhan itu merupakan suatu anugerah. Mereka tidak mempunyai hak apapun untuk memaksa Allah meresponi mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pemazmur hanya bisa mengharap belas kasihan Allah dan meratapi kerinduannya. Ia berkata, “Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?” Di dalam pembuangan, menerima perlakuan yang tidak enak sudah menjadi hal yang umum, mungkin juga, termasuk tekanan untuk menyembah dewa-dewa orang-orang Babel. Ketika pemazmur berusaha mempertahankan imannya, mereka mencemoohkannya, “Di mana Allahmu?” Cemoohan itu menghancurkan hatinya. Bagai anak ayam kehilangan induknya, ia tidak punya tempat untuk berlindung. Karenanya, ia berkata, “Air mataku menjadi makananku siang dan malam.” Sepanjang hari ia berduka, dirundung kesedihan. Celakanya, Allah pergi entah ke mana.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Daud juga pernah merasakan kehilangan Allah dalam hidupnya, sampai-sampai ia meratap kepada Allah, “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair” (Mzr. 63:2). </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Di tengah-tengah kesusahannya, Ayub pun pernah tidak dapat melihat kehadiran Allah. Dalam dukacitanya ia mengeluh, “Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia” (Ayb. 23:8-9). Bahkan, Yesus Kritus mengalami absennya Allah justru saat Ia sekarat di salib, saat Ia paling membutuhkan penyertaan dan penghiburan-Nya. Di situlah Ia menjerit, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 15:34).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Kita bisa memiliki pengalaman yang sama seperti mereka, yaitu perasaan ditinggalkan oleh Allah. Sebagian dari kita mungkin diam-diam menyimpan kepahitan terhadap Allah. Hanya kita merasa tidak pantas untuk mengungkapkannya secara terbuka dalam doa-doa kita, ataupun menceritakannya kepada orang-orang dekat kita. Namun, hal itu pelan-pelan membuat kita semakin jauh dari Allah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Saya pikir wajar bila kita pernah merasa kecewa kepada Allah; kita merasa ditinggalkan dan diabaikan oleh Tuhan. Juga wajar bila kita mengeluh dan meratap, mengekspresikan secara verbal perasaan kecewa kita kepada-Nya seperti yang dilakukan oleh pemazmur ini dan ibu pendeta tadi. Saya percaya Allah dapat memahami sepenuhnya kekecewaan, kesakitan, kesedihan, ataupun ketakutan yang kita rasakan. Dia bukan Allah yang mudah tersingung dan pemarah. Namun, jangan cuma berhenti sebatas meratap, iman kita akan terpuruk, tetapi majulah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">sambil</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">berharap. Inilah yang dilakukan oleh pemazmur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Halaman III dan IV: Belajar dari Pemazmur, Kita mengubah Ratapan Menjadi Genderang Kemenangan <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengingat masa-masa indah bersama dengan Allah<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Setelah sekian lama pemazmur membiarkan jiwanya terpuruk, ia memutuskan untuk tidak membiarkan keadaannya berlarut-larut. Ia mengarahkan mata imannya kembali kepada Allah dan menembus kegelapan di hadapannya. Karena itu ia berkata,<i> </i>“Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan” (ay. 5).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Apa maksud perkataannya ini? Rupanya pemazmur ingin mengingat masa-masa indah bersama dengan Allah dulu, sebelum bangsa Israel dijajah dan dibuang ke Babel. Pada waktu itu, mereka seringkali mengadakan perayaan atau kebaktian di Bait Allah, di Yerusalem. Sebagai salah satu penyanyi dari bani Korah, ia memimpin umat Israel berjalan ke rumah Tuhan. Dalam kepadatan umat yang berduyun-duyun datang untuk bersembahyang, ia berjalan mendahului mereka dengan sorak sorai dan nyanyian syukur, melangkah untuk bertemu dan menyembah Allah. Di sana Allah telah menanti mereka, seperti seorang bapak menanti kedatangan anak-anaknya. Kehadiran dan penerimaan Allah mendatangkan sukacita besar bagi umat-Nya. Allah bukanlah Allah yang dingin, acuh tak acuh, tak peduli pada apa yang dialami oleh umat-Nya. Sebaliknya, Ia adalah Allah yang hangat, menikmati persekutuan, dan penuh perhatian pada umat-Nya. Inilah saat-saat manis bersama dengan Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengenang saat-saat manis bersama dengan Allah penting bagi pemazmur dan juga bagi kita, khususnya saat jiwa kita gundah gulana dan meragukan kasih Allah. Kenangan ini memaksa kita melihat lagi “album foto” kenangan kita dengan Allah. Ada banyak momen-momen indah yang telah kita lewatkan bersama-sama dengan-Nya. Saat-saat di mana kita merasa kagum kepada pribadi-Nya, kasih-Nya, kebaikan-Nya. Tak ada keraguan sedikit pun bahwa Ia adalah Allah yang selalu menepati janji-Nya. Nah, kenangan-kenangan manis inilah yang akan menjadi <i>starting step</i> mengembalikan iman kita kepada-Nya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Setiap kita pasti mempunyai “album foto” kenangan bersama dengan Allah. Begitu juga dengan saya. Setelah 34 tahun bergaul dengan Allah, “album foto” itu bertambah banyak. “Foto-foto” itu mengisahkan cerita yang berbeda-beda, tetapi pesan yang dikandungnya sama: Allah mengasihi saya. Saya masih ingat tatkala saya baru menjadi orang Kristen, suatu pagi saya mengendarai motor saya untuk mengikuti ujian negara. Di tengah jalan, tiba-tiba motor itu mogok. Saya telah berusaha keras untuk menghidupkannya kembali, tetapi tak berhasil. Keringat menetes membasahi sekujur tubuh saya. Saya melihat jam tangan saya, sepuluh menit lagi ujian akan dimulai. Saya duduk di trotoar dalam kebingungan. Apa yang harus saya perbuat? Kalau saya menitip motor saya pada seseorang yang tidak saya kenal, saya kuatir motor itu akan hilang. Kalau saya mendorongnya sampai ke tempat ujian, saya akan sangat terlambat. Dalam kebingungan terlintas suatu pikiran, “Mengapa tidak berdoa? Bukankah sekarang saya mempunyai Tuhan yang berkuasa atas segalanya?” Namun, saya masih ragu. Saya percaya Tuhan itu Maha Kuasa, tetapi apa urusannya dengan motor saya? Namun, karena tidak ada jalan lain, saya mencoba untuk berdoa, “Tuhan saya mau ujian, tapi motor saya mogok. Mau <i>enggak </i>Tuhan memperbaiki motor saya? Tolong ya, Tuhan. Dalam nama Yesus, Amin.” Segera setelah itu, saya menghampiri motor saya dan mulai <i>menstarterya</i>. Apa yang terjadi? Ajaib, motor itu hidup kembali. Tanpa membuang waktu, saya kebut motor itu dan sampai ke tempat ujian. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kenangan manis itu saya <i>jepret</i> dalam kamera ingatan saya. Setiap kali saya melihatnya lagi, saya selalu berkata pada diri saya sendiri, “Tuhan itu sangat mengasihi saya, sampai-sampai Ia rela menjadi mo</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">n</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">tir saya.” Ini adalah salah satu “foto” kenangan saya bersama dengan Allah. Bila saya melihat “foto-foto” kenangan yang lain, hati saya penuh dengan rasa haru atas kebaikan Allah yang melimpah. Hal ini sangat menolong saya untuk tetap percaya kepada Allah, khususnya saat saya menghadapi kelamnya kehidupan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pada waktu persoalan hidup yang berat dan beruntun datang dalam hidup kita, kebanyakan kita akan cenderung terpaku pada persoalan-persoalan tersebut. Ketika tidak mendapatkan solusinya, kita cenderung menyalahkan Allah. Kita kecewa kepadanya dan meragukan kasih-Nya. Kita lupa bahwa Ia adalah Allah yang selalu mengasihi kita. Lihatlah kembali “album foto” kenangan Saudara bersama dengan Allah! Masihkah Saudara akan menganggap Ia jahat?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengendalikan perasaan dengan pikiran<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Hal kedua yang diperbuat pemazmur untuk membangkitkan imannya kembali ialah mengendalikan perasaannya dengan pikirannya. Kepada jiwanya Pemazmur bertanya, “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku?” (ay. 6a). Dalam diri pemazmur seolah-olah ada dua pribadi yang saling silang pendapat, yaitu pikiran dan jiwa. Pikiran mewakili pengenalannya akan Allah; sedangkan, jiwa mewakili perasaannya yang berespon terhadap persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Selama ini diri pemazmur dikuasai oleh perasaannya sehingga imannya terombang-ambing. Namun, setelah membuka kembali album kenangan bersama Allah dan memperoleh keyakinan bahwa selama ini Allah adalah Pribadi yang baik dan setia, ia menegur jiwanya, “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku?” Tampak jelas ada nada ketidaksenangan di dalam pertanyaan ini. Walaupun tampaknya Allah absen, tidak peduli, tidak bertindak apa-apa untuk menolong dia dan bangsanya, itu bukan berarti bahwa Allah tidak setia. Pemazmur menyadari bahwa ia tidak boleh dikendalikan oleh perasaannya sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Setelah Elia memperoleh kemenangan iman yang besar dengan mengalahkan 450 nabi Baal dan membunuh mereka semua, ia dikuasai oleh perasaan takut mendengar acaman pembunuhan yang diberikan oleh Izebel. Segera ia bangkit dan melarikan diri ke Bersyeba, ke padang gurun. Dalam kefrustrasian menanggung tantangan hidup yang berat, ia merasa ingin mati. Elia larut dalam perasaannya. Ia merasa cemas, gelisah, dan sendiri. Pikirannya atau pengenalannya akan Allah dikalahkan oleh perasaannya. Padahal, dengan mata kepala sendiri, ia baru saja menyaksikan api Tuhan menyambar habis korban bakaran yang menandakan kuasa Allah lebih besar daripada kuasa siapa pun. Pengalamannya bersama dengan Allah itu seharusnya meneguhkan imannya. Tetapi sayangnya perasaaannya lebih banyak berperan, maka terombang-ambinglah dia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Jerry Bri</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">d</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ges, seorang tokoh dari Navigator, berkata, “Ketika kita menghadapi situasi-situasi yang sulit, emosi kita menguasai pikiran kita. Ketika kita merasa Allah sangat jauh, maka Allah akan menjadi sangat jauh. Ketika kita merasa kesepian, maka Allah tidak akan berserta dengan kita.” Tentu saja ia tidak bermaksud mengatakan bahwa keberadaan Allah ditentukan oleh perasaan kita, melainkan betapa riskannya apabila teologi kita ditentukan oleh perasaan kita. Perasaan itu subyektif. Penilaiannya sering didasarkan bukan pada benar atau salah, melainkan mana lebih menyenangkan, lebih nyaman. Lagi pula, ia mudah berubah-ubah tergantung situasi. Oleh karena itu, bila iman kita didasarkan atas perasaan bukan pada pikiran atau pengenalan yang kokoh, sulitlah bagi kita untuk mempunyai iman yang stabil dalam menghadapi badai gelombang hidup kita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Saya yakin seharusnya teologi kita dibangun atas pengetahuan akan Allah sebagaimana yang dinyatakan oleh Alkitab. Dari firman-Nya kita mengetahui Allah berkata, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibr. 13:5). Ini adalah janji Allah. Pengkhotbah Puritan Thomas Lye menjelaskan bahwa dalam bahasa Yunaninya kalimat ini memiliki lima kata tidak, sehingga dapat diterjemahkan demikian, “Aku tidak akan, tidak mungkin membiarkanmu; juga tidak, tidak akan, tidak mungkin meninggalkanmu.” Lima kali Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia menginginkan kita memahami kebenaran ini tanpa ragu. Setelah mengetahui kebenaran tentang Allah tersebut, kita harus memutuskan apakah kita akan mempercayai kebenaran ini atau kita akan mengikuti perasaan kita. Jika kita mempercayai Allah, kita harus berkata, “Aku percaya kepada-Mu meski aku tidak merasakan kehadiran dan tidak melihat pertolongan-Mu.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Menaruh Harapan kepada Allah sebagai satu-satunya sumber pertolongan<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Hal ketiga yang diperbuat pemazmur untuk membangkitkan imannya kembali ialah dengan berharap lagi kepada Allah sebagai penolong dan Allahnya. Setelah pemazmur menegur jiwanya yang terombang-ambing, dengan mantap ia memerintahkannya, “Berharaplah kepada Allah!” (ay. 6a). Sekarang pengenalannya akan Allah mulai mendominasi perasaan pesimisnya. Ia bangkit dari perasaan mengasihi diri sendiri dan kembali percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Walaupun doanya belum terjawab, permohonannya belum terpenuhi, dan keadaannya belum berubah, ia beriman bahwa Allah hadir sama seperti ketika dulu di Yerusalem. Itulah sebabnya, ia berkata, “Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku” (ay. 6b). Suatu komitmen telah dibuat, komitmen untuk bersyukur kepada Tuhan seperti dulu. Eugene Peterson menerjemahkan “Allahku, Penolongku” dengan “He Puts a smile on my face, He is my God” yang secara harafiah dapat diterjemahkan menjadi, “Ia menaruh sebuah senyuman di wajahku, Ia adalah Allahku.” Wajah pemazmur yang dirundung ratapan, kini berubah menjadi sukacita karena ia kembali berharap kepada Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Menunggu 11 tahun lahirnya seorang anak dalam pernikahan bukan waktu yang singkat dan mudah, tetapi akhirnya apa yang diharapkan pasutri ini tiba juga. Betapa tak terkiranya kebahagiaan mereka. Sebut saja nama mereka Naomi dan David, dua orang anak Tuhan yang setia dalam melayani Tuhan. Hati yang penuh dengan luapan syukur mendorong mereka untuk bersaksi di mana-mana bahwa Allah itu kasih dan mukjizat itu nyata dalam diri mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Semuanya berjalan dengan baik sampai memasuki bulan kelima, suatu pagi perut Naomi terasa sakit, pendarahan terjadi, dan suhu tubuhnya meninggi. Segera ia menelpon suaminya dan pergi ke rumah sakit dengan taksi. Atas instruksi dokter kandungan, ia dilarikan ke Unit Gawat Darurat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Setelah beberapa jam melewati pemeriksaan, USG, dan diinfus, akhirnya dokter dengan sangat hati-hati memberitahukan bahwa bayinya telah meninggal. Melihat kondisi Naomi yang mengkuatirkan, dokter menyarankan kepada David untuk mengizinkan istrinya dioperasi darurat. Pasutri ini berpelukan sambil menangis. Pengharapan akan hadirnya si kecil hilang sudah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Paskah operasi, pasutri ini tenggelam dalam dukacita yang panjang. Mereka sungguh tidak siap menerima kenyataan yang menimpa mereka. Hal yang lebih buruk terjadi pada Naomi. Ia tak mampu membendung duka yang selalu bergejolak dalam hatinya. Ada kemarahan kepada Allah dalam hatinya. Baginya sungguh tidak masuk di akal bila Allah yang Maha Kuasa tak mampu menjaga bayinya. Yang benar adalah Allah tak mau menjaganya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Selama dua tahun Naomi tidak dapat berdoa kepada Tuhan. Ia pun tidak mau melayani lagi. Sering kali ia bermimpi meng</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">g</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">endong bayinya, tersenyum dan tertawa bersama dengannya. Kala ia bangun dan menemukan realita, hidupnya kehilangan harapan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berharap kepada Allah di masa-masa sulit, apalagi setelah Allah tampak mendiamkan kita dalam pergumulan yang panjang, bukanlah hal mudah. Saya percaya itu tidak semudah seperti kita memutuskan akan pergi ke <i>Mall</i> atau tidak. Namun, menjalani masa-masa sulit tanpa harapan, ibarat sebuah sampan yang terkatung-katung tanpa arah di tengah lautan luas dan buas. Harapan kepada Allah adalah keyakinan bahwa apa yang Allah firmankan atau janjikan akan terjadi dalam hidup kita. Harapan berkaitan dengan iman. Ketika kita percaya kepada Allah dengan segala perkataan-Nya, kita mempunyai harapan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berharap kepada Allah tidak berarti kesulitan-kesulitan hidup selesai, kadang malah memberat. Namun semangat hidup berubah, kita mendapat keyakinan. Kita tidak lagi seperti orang yang meraba-raba dalam gelap, tetapi berjalan dalam kepastian. Dalam kepedihan Yesus menjerit “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Suatu pertanyaan absah yang lahir dari hati yang tersayat: digantung oleh manusia dan ditinggalkan Allah. Allah, satu-satunya tempat perlindungan yang diharapkan dapat menaungi-Nya, malah memalingkan wajah-Nya. Namun, beberapa saat sebelum hembusan nafas terakhirnya, Ia kembali menyatakan iman dan pengharapan-Nya kepada Allah. Ia berkata, “Bapa, kepada-Mu kuserahkan nyawa-Ku.” Penderitaan dan kematian tidak berlalu, tetapi pengharapan-Nya kepada Tuhan memberi Dia keberanian dan damai sejahtera untuk menjalani semua yang harus Dia jalani. Dalam kalimat terakhir-Nya, “Sudahlah genap”, kita mendapati Yesus telah mengubah nada ratapan-Nya menjadi kemenangan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ratapan dukacita Naomi baru berubah menjadi sukacita ketika suatu kali ia berbicara dengan seorang gadis kecil yang baru saja kehilangan adiknya karena leukemia. Gadis itu berkata, “Tante Naomi tahu <i>enggak</i>? Saat adikku sangat menderita dan tak ada dokter yang dapat meringankan sakitnya, Tuhan Yesus datang memeluknya. Begitu sayang Tuhan sama adikku, lalu digendongnya ia ke sorga.” Tenggorokkan Naomi tersekat sampai-sampai ia tidak dapat berbicara apa-apa. Pemahaman teologi gadis kecil itu membuka selaput mata imannya yang selama ini tertutup dengan kepicikan. Ia tidak pernah melihat seperti gadis kecil ini melihat Allah. Tuhan tidak jahat, Ia baik; Tuhan tidak absen, Ia selalu hadir dan bertindak. Sepanjang perjalanan pulang, entah bagaimana album kenangan bersama dengan Allah tiba-tiba terbuka dalam pikirannya. Ia melihat lagi satu per satu “foto-foto” itu. Derai air matanya mengalir, hatinya berbisik kepada Tuhan, “Engkau baik, Tuhan!” Ajaib sekali, tiba-tiba ia merasakan pelukan Tuhan. Suatu pelukan yang memberikan rasa damai yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ada air yang mengalir dalam tubuhnya, dan ia sepenuhnya telah terhubung dengan sumber air itu. Pengharapannya terbangun kembali.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Penutup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pada hari puncak perayaan Pondok Daun, hari yang ke-7, Yesus berdiri di tengah-tengah orang Yahudi dan berseru, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum.” Orang-orang Yahudi dalam perayaan tersebut mengharapkan air hujan untuk panen mereka, tetapi Tuhan mengetahui kebutuhan mereka yang paling utama: air hidup yang memberikan kelegaan atas kehausan rohani mereka. Karena itu, Ia mengundang siapa saja yang merasa dahaga dan kekeringan akan hadirat Allah untuk datang kepada-Nya dan menerima kelegaan. Dalam Wahyu 21:6 Yesus berkata, “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang-orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.” Yesuslah sumber air kehidupan itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Datanglah kepada Yesus! Berharaplah kepada-Nya! Jangan biarkan diri kita berlarut-larut dalam kesedihan, hidup kita akan hancur! <b>Tetaplah percaya dan berharap kepada Allah sebagai penolong kita meskipun Ia tampak absen di tengah-tengah pergumulan hidup kita yang berat. </b>Tiba waktunya Ia akan mengubah ratapan kita menjadi genderang kemenangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Amin<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Doa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tuhan, tak mampu lagi aku hidup<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dalam kehampaan masa silam.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Sekadar berada di suatu tempat<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang lama telah Kaulupakan.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Aku harus bangkit ... sekali lagi.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Bukan lagi untuk berkubang dalam kepedihan<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">tapi untuk mengubur masa lalu yang sudah mati;<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">rasa bersalah yang semu atas kegagalan<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang masih kutanggung hingga hari ini.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tuhan, berilah aku keberanian<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">untuk mengatasinya tanpa rasa takut<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">menghadapinya tanpa kemarahan<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dan meninggalkannya tanpa rasa malu.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berilah aku hikmat<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">untuk bangkit tanpa mengasihi diri sendiri<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">percaya tanpa kompromi<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dan terus maju tanpa rasa bersalah<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Bapa, beri akau pengertian<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">hingga akhirnya kuperoleh<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">masa depan yang layak kudapat.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berdiri teguh dalam imanku;<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dan menjawab tantangan.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(Maria Krugh Leaser)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: left;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Khotbah ini pernah disampaikan dalam SAAT Preaching Conference 2012 di Surabaya dan Jakarta. Bila Saudara ingin melihatnya dapat di-<i>download</i> di:</span></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.917969); color: #500050; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; text-align: -webkit-auto;"><u></u></div><div class="MsoNormal" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.917969); color: #500050; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; text-align: -webkit-auto;">1. <a avglsprocessed="1" href="https://docs.google.com/open?id=0B7_OOfpss6-cclRmdE5JRWlSdS1zVlBFaUd4QXNMUQ" style="color: #1155cc;" target="_blank">https://docs.google.com/open?<wbr></wbr>id=0B7_OOfpss6-<wbr></wbr>cclRmdE5JRWlSdS1zVlBFaUd4QXNMU<wbr></wbr>Q</a><u></u><u></u></div><div class="MsoNormal" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.917969); color: #500050; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; text-align: -webkit-auto;">2. <a avglsprocessed="1" href="https://docs.google.com/open?id=0B7_OOfpss6-cZy1BenN1cHZSRGFUSUtrN0IwYnJfQQ" style="color: #1155cc;" target="_blank">https://docs.google.com/open?<wbr></wbr>id=0B7_OOfpss6-<wbr></wbr>cZy1BenN1cHZSRGFUSUtrN0IwYnJfQ<wbr></wbr>Q</a><u></u><u></u></div><div class="MsoNormal" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.917969); color: #500050; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; text-align: -webkit-auto;">3. <a avglsprocessed="1" href="https://docs.google.com/open?id=0B7_OOfpss6-cREk3R1Z0bXJTUlNmY2dvWnB4Qzh0Zw" style="color: #1155cc;" target="_blank">https://docs.google.com/open?<wbr></wbr>id=0B7_OOfpss6-<wbr></wbr>cREk3R1Z0bXJTUlNmY2dvWnB4Qzh0Z<wbr></wbr>w</a></div><br />
<div style="text-align: left;"><br />
</div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br />
</span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-72336139927796627322011-10-31T15:41:00.000-07:002011-11-01T16:27:19.597-07:00Khotbah Matius 18:21-35<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“MELUPAKAN”</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">OLEH DANIEL D. SIMANJUNTAK</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, ada dua <i>moment</i> yang paling tidak bisa dilupakan manusia (<i>the unforgotten moment</i>). Yang pertama, biasanya disebut dengan <i>the sweet unforgotten moment</i> atau kenangan indah. Kenangan indah itu bisa berupa apa saja yang menjadikan hidup lebih menarik, lebih berwarna dan lebih berarti. Misalnya, saat kita pertama bertemu dengan kekasih kita atau yang sekarang jadi istri atau suami kita. Pasti kenangan indah itu akan menjadi cerita sampai empat turunan. Saudara, <i>the unforgotten moment</i> yang kedua adalah yang biasa disebut dengan <i>the bad unforgotten moment</i> atau kenangan buruk. Kenangan buruk itu bisa berupa apa saja yang mengakibatkan rasa pahit, sedih dan sakit hati yang mendalam. Itu bisa berupa sebuah kecelakaan, penyakit, bencana, termasuk peristiwa ketika kita diremehkan, dianggap bodoh, dilecehkan, ditipu atau dikhianati. Peristiwa-peristiwa seperti itu tidak mungkin kita dapat lupakan begitu saja. Kita akan terus mengingat wajah orang yang telah menyakiti kita. Kita tidak mampu melupakannya dan kita pun tidak mau untuk mengampuni. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Lalu bagaimana Saudara,? Apakah <i>the bad unforgotten moment</i> itu akan terus kita simpan di dalam hidup kita? Apakah kita tidak akan pernah dan bisa untuk mengampuni orang-orang yang telah menghadirkan kenangan buruk itu?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara,memang mengampuni bukanlah suatu hal yang dapat dengan mudah untuk kita lakukan. Apalagi jika ada seorang menyakiti kita bukan hanya sekali namun berkali-kali, perkataan “aku mengampunimu” pasti akan sangat sulit untuk kita lontarkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, saya rasa itu juga yang dirasakan oleh Petrus dalam perikop yang kita baca tadi. Saudara, di perikop sebelumnya Tuhan Yesus mengajarkan kepadanya tentang menegur dan menasihati saudara yang berdosa. Pengajaran tersebut ternyata memunculkan suatu pertanyaan dalam benak Petrus. Mungkin ia berpikir: “baiklah Tuhan, itu yang harus kulakukan: menegur saudara yang berdosa terhadap aku. Namun jika ia terus-menerus berdosa apa yang harus aku lakukan? Sampai kapan aku akan mengampuninya terus?” Saudara, saya rasa itu yang dipikirkan Petrus sehingga ia bertanya di ayat 21: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">"Tuhan, sampai berapa kali aku <b>harus</b> mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ternyata Petrus bukan hanya bertanya namun juga memberikan <i>option</i> jawaban bagi Tuhan Yesus.: “Sampai tujuh kali?” Saudara, dalam pengajaran rabi-rabi pada waktu itu, seseorang cukup mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya sebanyak tiga kali saja. Jika lebih dari pada itu, pengampunan tidak dibutuhkan lagi. Namun, apa jawaban Tuhan Yesus? Ia berkata, “Bukan! Aku berkata kepadamu bukan sampai tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Saudara, angka tujuh dan sepuluh adalah angka-angka yang melambangkan kesempurnaan. Oleh karena itu ketika Tuhan Yesus berkata tujuh puluh kali tujuh kali, Ia sedang berbicara tentang kesempurnaan dikali kesempurnaan ditambah dengan kesempurnaan. Ia sedang menyatakan pengampunan yang tanpa batas. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara bisa bayangkan bagaimana respon Petrus pada waktu itu. Ia sudah menawarkan jawaban yang cukup baik, ia memberikan ukuran yang cukup longgar: tujuh kali. Tetapi ternyata Tuhan mempunyai ukuran yang lebih tinggi; <b>pengampunan tanpa batas</b>. Bagaimana mungkin itu bisa dilakukan? Sekali saja sulitnya setengah mati, apalagi berkali-kali. Tampaknya, pernyataan Tuhan Yesus itu kurang manusiawi. Namun, tentu Tuhan Yesus punya alasan. Kalau begitu apa alasannya, Saudara,? Mari kita melihat perumpamaan yang diceritakan Tuhan Yesus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Tuhan Yesus menceritakan ada seorang raja yang memanggil hamba-hamba-Nya untuk mengadakan perhitungan. Setelah diadakan perhitungan, ternyata didapati seorang hamba yang berhutang kepada raja dengan jumlah yang mengejutkan. Ia berhutang 10.000 talenta. Saudara, jika nilai ini dirupiahkan dengan UMR per hari Rp.40.000,- maka jumlahnya mencapai Rp. 2,4 Triliun. Saudara, bisa bayangkan, apa yang bisa kita beli dengan jumlah uang segitu? Mobil mewah, rumah mewah, Ipod, Ipad, Ipin, Upin, dan sebagainya, saudara. Jika di zaman sekarang saja jumlah ini sudah sangat besar bagi kita, apalagi pada zaman Tuhan Yesus. Pada zaman itu Raja Herodes Agung saja hanya mendapatkan pajak sebesar 900 talenta setiap tahunnya dari seluruh wilayah kerajaannya. Hamba itu berhutang lebih dari 11 kali lipat dari pajak yang didapat Herodes Agung. Jadi, hutang hamba tersebut sebenarnya adalah jumlah yang sama sekali tidak bisa dibayarnya. Oleh karena itu, wajar ketika raja mendengar hal itu ia marah dan memberikan perintah supaya hamba tersebut beserta anak isterinya dan segala miliknya dijual demi melunasi hutangnya yang besar itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Namun Saudara,begitu mendengar keputusan raja itu sang hamba segera bersujud kepada raja dan memohonkan belas kasihan dari sang raja. Mungkin ia menangis dan memohon dengan sangat kepada raja. Oleh sebab itu, ketika raja melihat hal itu, tiba-tiba berubah 180 derajat, raja berbelas kasihan. Maka ia berkata, “Baiklah, seluruh hutangmu tidak perlu lagi engkau bayar. Aku menghapuskan segala hutangmu.” Saudara, bisa bayangkan, alangkah sukacitanya hamba itu ketika raja menghapuskan hutangnya? Saudara, saya saja kalau punya hutang 50.000 ribu kepada seorang teman, dan dia bilang, “Udah lu gak usah bayar utang lu lagi deh” pasti saya senangnya setengah mati. Apalagi hamba ini hutangnya 2,4T dan dihapuskan begitu saja? Saudara, yang menarik adalah raja tidak menyuruh hamba itu membayar setengah atau seperempat saja dari hutangnya. Ia menghapuskan semuanya! Hamba ini mendapatkan kemurahan dari sang raja, Saudara, <b>Kemurahan yang pada dasarnya tidak pernah layak didapatkan oleh hamba itu</b>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, jika pikir lebih dalam, tampaknya cerita ini berlebihan. Tuhan Yesus agak <i>lebai</i>. Benar <i>ga</i>, Saudara? Namun, apa yang sebenarnya ingin ditekankan Tuhan Yesus melalui kelebaian itu? Saudara, mari kita perhatikan cerita selanjutnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, sang hamba pulang dengan sukacita yang meluap. Dia sangat senang sekali. Tapi tiba-tiba di tengah jalan ia bertemu dengan temannya yang berhutang 100 dinar kepadanya. Saudara,100 dinar bukanlah jumlah yang besar dibandingkan 10000 talenta. Kalau dirupiahkan hanya sekitar Rp.4.000.000. Namun, ketika melihat temannya itu, rasa sukacita hamba tersebut tiba-tiba berubah menjadi rasa benci dan marah. Mungkin ia mengingat temannya ini, sudah berhutang cukup lama kepada dia dan belum dibayar-bayar, Saudara,. Maka, dia langsung mendatangi temannya itu. Dengan geram ia mencekik temannya dan berkata, “Eh, lu belum bayar hutang ke gue, ya? Ayoo, buruan bayar.” Saudara, temannya itu pun berkata, “ Sabarlah sedikit, hutangku itu akan kulunaskan.” Apa yang dilakukan hamba itu? Kepalanya yang telah dipenuhi rasa geram dan benci membuat dia semakin marah dan berkata, “Enak aza lu, sini lu!” Saudara, hamba itu menyeret temannya itu sendiri dan memasukkannya ke penjara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kisah ini dilanjutkan dengan dilaporkannya perbuatan hamba itu kepada raja oleh teman-temannya. Saat itu juga raja menjadi marah dan memanggil hamba itu. Raja berkata kepadanya, “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Hai hamba yang <b>jahat</b>, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau <b><i>memohonkannya</i></b> kepadaku.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Bukankah engkau</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">pun <b>harus</b> <b>mengasihani</b> kawanmu seperti <b>aku telah mengasihani</b> engkau?</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">” Saudara, raja itu begitu marah, dan akhirnya menyerahkan hamba tersebut kepada algojo-algojo sampai ia melunaskan hutang-hutangnya. Tuhan Yesus mengakhiri kisah ini dengan mengatakan, ”</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, perhatikan detail cerita ini. Tuhan Yesus sengaja mengisahkan seorang hamba yang punya hutang begitu besar yang tidak bisa dibayar, namun dihapuskan begitu saja oleh sang raja. Sebenarnya Tuhan Yesus ingin menekankan satu hal yang namanya “kemurahan” kepada Petrus. Nilai hutang sang hamba dalam cerita ini, sengaja dibuat begitu besar oleh Tuhan Yesus, untuk menggambarkan bahwa sebenarnya dari awal hamba itu tidak akan mampu membayar hutang itu. Dia hanya akan menjadi seorang hamba yang berhutang seumur hidupnya. Hanya kemurahanlah dari sang rajalah yang dapat membayar hutang itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Pada akhirnya, sang hamba mendapatkan kemurahan itu. Tetapi apa responnya setelah itu? Ketika ada temannya yang berhutang kepadanya dan memohon belas kasihan kepadanya, ia tidak memberikan kemurahan. Ia lupa bahwa dirinya baru saja mendapatkan kemurahan yang begitu besar dari sang raja. Ia lupa akan pekerjaan besar yang sudah dilakukan raja dalam hidupnya. Ia lupa betapa besarnya kasih karunia yang sudah ia dapatkan, namun ia tidak mau memberikan hal yang sama kepada orang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, jelas melalui kisah ini Tuhan Yesus sedang menggambarkan pengampunan vertikal dan horizontal. Hamba yang hutangnya begitu besar dan dihapuskan begitu saja oleh raja menggambarkan bagaimana besarnya kasih Allah yang mau memberi kemurahan kepada orang berdosa, yang mau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah terhadap Dia. Namun yang seringkali terjadi adalah orang yang sudah diampuni itu tidak mau memberi pengampunan kepada orang lain. Oleh sebab itu, Yesus ingin mengajarkan kepada Petrus bahwa hal itu tidak boleh demikian. Sebaliknya, <b>setiap orang yang sudah mendapatakan pengampunan vertikal, harus siap untuk memberikan pengampunan horizontal. Setiap orang yang sudah diampuni Allah, harus siap untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Setiap orang yang sudah mendapatkan kasih karunia dari Allah, harus siap untuk memberi pengampunan.</b> Inilah yang menjadi alasan Tuhan Yesus mengapa ia meminta Petrus untuk memberikan pengampunan tanpa batas. Sesungguhnya, <b>kasih karunia yang sudah ia dapatkan dari Allah harusnya memampukan dia untuk mengampuni orang lain. </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, ada yang kenal orang ini? Ibu ini bernama Kim Phuc. Dia lahir di Trang Brang, Vietnam Selatan. Ibu ini adalah orang yang sama dalam foto ini. Foto ini diambil pada tahun 1972 dan memenangkan hadiah pulitzer, sebuah penghargaan yang diberikan Amerika Serikat kepada koran, junalisme, sastra atau musik. Saudara, apa yang terjadi pada saat itu? Ketika berumur sembilan tahun, ia hidup dalam kondisi peperangan di Vietnam dan pada saat itu,pasukan Vietnam Utara berhasil menduduki desa Trang Brang, yang merupakan wilayah selatan itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Pada suatu hari tepatnya tanggal 8 Juni 1972 terjadilah suatu tragedi. Pasukan Vietnam Selatan mengira para penduduk sipil desa Trang Brang sudah dievakuasi dari desa tersebut. Mereka mengira desa tersebut hanya dihuni oleh pasukan militer Vietnam Utara, sehingga mereka menjatuhkan bom-bom di desa tersebut untuk menyerang pasukan Vietnam utara. Tetapi ternyata tanpa diketahui ada warga sipil yang bersembunyi di desa itu, salah satunya adalah ibu Kim Puch ini. Mereka terkena serangan bom. Di tengah kekacauan itu Kim puch berlari telanjang, dan berteriak, “Panas, panas sekali.” Saudara,ia terkena luka bakar yang mengerikan di punggungnya, sehingga ia harus dirawat di Rumah sakit selama 14 bulan dan harus mengalami operasi sebanyak 17 kali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ternyata di balik tragedi menyedihkan ini, ada orang yang sangat merasa bersalah, dia adalah Pdt. John Plummer. Pada saat serangan ke desa Kim Puch itu ingin dilakukan, John Plummer adalah salah seorang yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada rakyat sipil di daerah itu. Dia berkata bahwa dia telah benar-benar memastikan bahwa tidak ada rakyat sipil di daerah itu. Namun terjadi kesalahan yang besar. Dia tidak tahu ada rakyat sipil yang bersembunyi di kuil. Serangan itu menyebabkan luka bakar yang mengerikan pada punggung ibu Kim Puch tadi dan dia juga harus kehilangan dua orang saudaranya. Plummer merasa sangat bersalah dan sangat ingin meminta maaf kepada Kim Puch.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Dua puluh lima tahun kemudian, dalam pertemuan Vietnam Veterans Memorial di Washington D. C., ternyata Plummer bertemu dengan Kim Phuc. Saudara-saudara, tidak disangka pada saat pertemuan itu, Kim Puch memberikan pernyataan pengampunan secara publik atas tragedi yang menimpa dia di Vietnam. Pada saat itu ia berkata, “Jika saya bertemu dengan pilot pesawat yang menyerang desa saya, saya akan berkata kepadanya, “Saya memaafkannya. Kita tidak dapat mengubah masa lalu, namun saya berharap kita bisa bekerja sama untuk masa depan.” Saudara-saudara, kisah ini sangat menyentuh hati Plummer, dia menulis artikel dalam sebuah majalah tentang kisah ini, dia mengatakan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">“<i>She saw my grief, my pain, my sorrow, she held out her arms to me and embraced me, all i could say was: “I’m Sorry; I’m sorry” over and over again. At the time she was saying, “it’s alright,it’s alright: I forgive, I forgive.”</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, hati saya tersentuh ketika membaca kisah ini, dan hal itu membuat saya bertanya-tanya. “Bukankah Kim Puch pada saat menerima serangan itu bukanlah seorang Kristen? Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan Kim Puch dapat mengampuni orang yang menyebabkan tragedi buruk itu terjadi?” Saudara,saya menyelidikinya di internet, dan saya menemukan jawabannya. Dalam satu wawancara di sebuah stasiun radio tahun 1950, dia menceritakan tragedi buruk yang tidak akan pernah ia lupakan itu. Saya tertegun ketika mendengar beberapa kalimat yang ia ucapkan, ia berkata: </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>“Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi saya ketika saya pulang dari rumah sakit. Rumah kami hancur, kami kehilangan segalanya dan kami hanya bertahan dari hari ke hari. Kemarahan di dalam diriku seperti kebencian setinggi gunung<span class="google-src-text">.</span> Aku membenci hidupku. Aku benar-benar ingin mati berkali-kali. Kemudian aku menghabiskan siang hariku di perpustakaan untuk membaca banyak buku-buku agama untuk menemukan tujuan hidup saya. Salah satu buku yang saya baca adalah Alkitab. </i></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><i>Pada Natal 1982, saya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi saya. Itu adalah titik balik luar biasa dalam hidup saya. Allah membantu saya untuk belajar mengampuni – pelajaran yang paling sulit dari semua pelajaran. Ini tidaklah terjadi dalam sehari dan itu tidak mudah.<span class="google-src-text">.</span> Tapi akhirnya saya berhasil. Pengampunan membuat saya bebas dari kebencian. Saya masih memiliki bekas luka yang banyak di tubuh saya dan menyisakan hari-hari yang menyedihkan tetapi paling tidak hati saya telah dibersihkan. Bom kimia itu memang sangat kuat tetapi iman, pengampunan dan kasih jauh lebih kuat. Kita tidak akan ada perang sama sekali jika semua orang bisa belajar bagaimana hidup dengan cinta sejati, pengharapan, dan pengampunan.”</i></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Saudara, saya percaya hanya orang yang sudah diberilah yang akan dapat memberi. Hanya orang yang sudah mendapatkan kemurahan yang dapat memberikan kemurahan kepada orang lain. Orang yang sudah mendapatkan anugerah pengampunan dari Allah harusnya dapat memberikan pengampunan bagi orang lain. Kim Puch telah memberikan kita contoh. Ia telah meresponi kasih karunia yang ia dapatkan dengan tepat. Lalu bagaimana dengan kita Saudara,?</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><b>Aplikasi</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, mengampuni bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kita berhadapan dengan yang namanya, kepedihan, kepahitan dan rasa sakit hati yang mendalam. Sulit sungguh sangat sulit. Rasa sakit hati, benci dan dendam yang bercampur itu membuat kita berada dalam keadaan hidup tanpa pengampunan. Namun, sampai kapan kita akan hidup dalam keadaan demikian? Sampai kapan kita akan terus menyimpan gumpalan kepahitan itu dan membangun tembok-tembok dendam dan kebencian? Saudara-saudara, kita butuh pemulihan, kita perlu mengampuni. Ingatlah, bukankah kita hamba-hamba yang tidak mampu melunasi hutang-hutang dosa kita kepada Allah? Tetapi bukankah kita juga yang telah memperoleh kasih karunia dari pada Allah, memperoleh anugerah pengampunan-Nya melalui kematian Kristus di kayu salib? Tidakkah kita ingat betapa besar harga yang dibayar Kristus untuk menebus dosa kita? Saudara-saudara, saya percaya setiap kita yang ada di sini adalah orang-orang yang telah memperoleh kasih karunia dari Allah dan saya yakin hanya orang yang sungguh-sungguh mengalami kasih karunia Allah-lah yang bisa dengan segenap hati mengampuni orang lain. Jika kita benar-benar telah mengalami kasih karunia itu mengapa kita tidak bisa mengampuni orang yang pernah menganggap kita remeh, tidak menghargai kita dan menyakiti hati kita? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, jangan tampung sampah kebencian itu lagi. Mari kita akhiri rasa sakit hati itu hari ini. Mari kita mengampuni. Saya rasa bukan tidak bisa kita mengampuni, tetapi kadang kita lupa akan kasih karunia yang sudah kita dapatkan dari Allah. Ingatlah kasih karunia itu, ingatlah anugerah pengampunan yang telah Allah berikan. Itu lebih dari cukup agar kita dapat mengampuni orang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Penutup</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, saya akan mengakhiri khotbah ini dengan menampilkan sebuah video yang saya harap dapat mengingatkan kita kembali betapa besar harga yang dibayar Kristus untuk menebus dosa kita. Betapa besar kasih karunia yang Ia berikan kepada kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">(PUTARKAN VIDEO <i>AMAZING LOVE</i>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara,itulah yang telah dilakukan Kristus bagi kita. Ia datang ke dunia ini. ia memberikan kita pengampunan. Ia memberikan kasih karunia yang begitu besar bagi kita. Mari kita ingat kasih karunia itu. Biarkan kasih karunia itu mengalir ke seluruh sendi kehidupan kita, bagaikan air yang mengalir di setiap celah-celah hidup kita yang kering. Jangan biarkan tembok-tembok ego, kebencian dan dendam menghalanginya. Hancurkan tembok-tembok itu, supaya kita bisa berkata kepada orang yang telah menyakiti kita, “aku mengampunimu.” Sesungguhnya Saudara, ketika rekonsiliasi itu terjadi, <i>the bad unforgotten moment </i>itu akan hilang dan berubah menjadi<i> the sweet</i> <i>unforgotten moment.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Amin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-34420614573130313702011-10-30T12:58:00.001-07:002011-11-01T16:26:42.203-07:00Khotbah Efesus 4:17-32<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">MANUSIA BARU</span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">OLEH ANDREY THUNGGAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pendahuluan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, ketika beberapa bulan yang lalu pelayanan di Manado, saya mengalami sebuah kejadian yang menarik. Suatu saat saya berjalan pulang dari gereja melewati sebuah jalan yang sedikit lenggang. Ada beberapa mobil memang, namun masih cukup jauh, dan saya menyeberangi jalan itu bersama beberapa orang. Namun tiba-tiba ada sebuah mobil kijang merah yang ugal-ugalan, ngebut, dan hampir menabrak sekelompok ibu-ibu di depan saya. Sontak sang sopir langsung berteriak, sambil memaki, lalu berkata: <i>“Ngoni pe badan besi sto?!” </i>(“Kalian punya badan besi ya?!”) Dalam sekejab, saya langsung menyaksikan percekcokan antara bapak-bapak dari dalam mobil dengan ibu-ibu itu; seperti di sinetron-sinetron, namun yang ini bukan sandiwara. Yang lebih menarik saudara, di kaca depan kijang merah itu, tertulis: Panitia HUT Kaum Bapa se-gereja-gereja ... (sensor).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, saya pikir kasus yang saya hadapi itu adalah satu dari sekian banyak kasus lain yang juga Saudara mungkin pernah alami; kasus yang membuktikan bahwa identitas Kristen seseorang itu tidak menjamin perilakunya sesuai dengan imannya. Padahal perilaku seseorang itu bagaikan sebuah baju yang dikenakan, yang menunjukkan identitasnya sang pemakainya. Perilaku orang Kristen tentu seharusnya menunjukkan identitasnya sebagai orang Kristen. Namun yang menjadi masalahnya adalah, tidak sedikit dari mereka tidak menyadari bahwa tingkah laku yang mereka tunjukkan itu sebenarnya tidak <i>matching</i> dengan identitas mereka. Contohnya saja bapak-bapak yang tadi itu. Namun hal ini bukan hanya terjadi di kalangan jemaat, namun terjadi juga dalam kehidupan hamba Tuhan. Di daerah-daerah tertentu kita dapat menemukan hamba Tuhan yang mabuk sebelum berkhotbah, bahkan mengajak anak-anak pemuda untuk mabuk bersama sebelum besoknya mereka di-sidi. Bahkan tidak jarang kita mendengar hamba-hamba Tuhan yang selingkuh, menjadi hamba uang, bahkan hidup dalam berbagai hawa nafsunya. Mereka tidak menyadari, bahwa mereka masih hidup dalam cara hidup yang lama. Jangan lupa Saudara, mereka adalah orang-orang yang dulunya ada di seminari, yang duduk juga dalam kuliah maupun ibadah, dididik untuk menjadi hamba Tuhan yang hidup dalam cara hidup yang benar. Namun ternyata kita temukan bahwa hal tersebut tidak menjamin seorang kebal terhadap kasus tersebut. Jika hal ini tidak diwaspadai sedari dini, maka bukan tidak mungkin kita juga akan hidup dalam cara hidup yang demikian.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Oleh karena itu Saudara, penting bagi kita untuk memiliki cara hidup yang <i>matching </i>dengan identitas kita sebagai hamba Tuhan. Penting bagi kita untuk mewaspadai sedari dini, cara hidup yang tidak berkenan pada Allah itu. Penting bagi kita untuk menyelidiki dalam kehidupan kita, apakah cara hidup kita sudah berkenan kepada Allah, menunjukkan identitas kita sebagai hamba-hamba-Nya. Penting bagi kita untuk menanggalkan cara hidup kita yang lama, dan mengenakan cara hidup yang baru. <b>Penting bagi kita untuk menanggalkan manusia lama, dan mengenakan manusia baru.</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penjelasan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nah Saudara, hal inilah yang juga disampaikan oleh Paulus dalam surat Efesus ini. Saudara, jika kita menghubungkan perikop ini dengan bagian pembukaan pasal 4, di sana Paulus mengatakan bahwa, “aku menasihatkan kamu . . . supaya hidupmu berpadanan dengan panggilan itu.” Dan dalam ayat 17-32 di tekankan lebih lanjut tentang hidup yang berpadanan dengan panggilan Allah. Karena itu ia menulis di ayat 17, “sebab itu, kukatakan dan kutegaskan agar jangan hidup lagi sama seperti orang yang tidak mengenal Allah.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Siapakah figur orang yang tidak mengenal Allah ini? Paulus mendeskripsikan mereka di ayat 17-19 sebagai orang yang memiliki pikiran yang sia-sia, hati yang gelap, jauh dari Allah, bodoh dan degil, sehingga mereka menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan berbuat segala kecemaran. Paulus menggunakan istilah <i>pleonexia</i> yang diterjemahkan oleh LAI sebagai hawa nafsu. Istilah ini dalam pengertian aslinya menggambarkan sifat rakus, tidak pernah puas, tamak, iri hati. Dengan kata lain, istilah ini dapat diartikan sebagai nafsu serakah yang mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri sendiri; nafsu yang tidak terkendali untuk memiliki sesuatu yang bukan haknya; dan hal ini muncul melalui</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">berbagai tindakan seperti mencuri, memaksakan kehendak, penipuan, pertengkaran, ataupun berbagai rupa-rupa percabulan. Mereka inilah yang disebut oleh Paulus di ayat 22 sebagai manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan. Jadi manusia lama itu terlihat dengan jelas sebagai mereka yang hidup dengan hawa nafsunya, yang melakukan segala macam perbuatan cemar.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dengan menunjuk pada figur manusia lama itulah, Paulus mengingatkan orang percaya akan identitas mereka sebagai orang-orang yang telah mengenal Allah. Paulus mengatakan di ayat 20-21, “tetapi kamu bukanlah demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus, mendengar tentang Dia, dan menerima pengajaran dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus.” Paulus mengingatkan bahwa merekalah orang-orang yang telah mendapat anugerah Allah, mereka yang dulu berjalan dalam kecemaran dan hawa nafsu menuju kebinasaan itu, ditarik keluar oleh Allah. Kepada mereka inilah, Paulus mengingatkan mereka agar mereka tidak menjadi sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Di ayat 22-24 dikatakan: “kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, konsep manusia lama – manusia baru ini merupakan salah satu tema penting dalam teologi Paulus. Roma 6:6 mengatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sementara Galatia 3:27 mengatakan bahwa identitas anak-anak Allah adalah mengenakan Kristus. Mengenai hal ini, Thomas Schreiner menyebutkan bahwa orang percaya dimampukan untuk melepaskan manusia lama, yaitu natur Adam yang pertama, yang telah mati melalui kematian Adam kedua di kayu salib; demikian juga orang percaya dimampukan untuk mengenakan manusia baru, Adam kedua, melalui kebangkitan Kristus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Konsep ini semakin jelas ketika kita mencoba menyimak paralelisme bagian ini dengan tulisan Paulus yang lain, dalam Kolose 3:9-10.</span></span></div><br />
<br />
<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; margin-left: 4.7pt; width: 483px;"><tbody>
<tr style="height: 15pt;"> <td colspan="2" nowrap="nowrap" style="border: 1pt solid windowtext; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 138.45pt;" width="185"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Kolose 3:9-10</div></td> <td colspan="2" nowrap="nowrap" style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 151.9pt;" width="203"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Efesus 4:22-24</div></td> <td nowrap="nowrap" style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.85pt;" width="96"><br />
</td> </tr>
<tr style="height: 15pt;"> <td nowrap="nowrap" style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-right: 1pt solid windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">3:9</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 106.3pt;" width="142"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">ἀποθέσθαι . . . τὸν παλαιὸν ἄνθρωπον</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">4:22</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 119.75pt;" width="160"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">ἀπεκδυσάμενοι τὸν παλαιὸν ἄνθρωπον</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.85pt;" width="96"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">telah menanggalkan manusia lama</div></td> </tr>
<tr style="height: 15pt;"> <td nowrap="nowrap" style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-right: 1pt solid windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">3:10</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 106.3pt;" width="142"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">ἐνδυσάμενοι τὸν νέον</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">4:24</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 119.75pt;" width="160"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">ἐνδύσασθαι τὸν καινὸν ἄνθρωπον</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.85pt;" width="96"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">telah mengenakan manusia baru</div></td> </tr>
<tr style="height: 15pt;"> <td nowrap="nowrap" style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-right: 1pt solid windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">3:10</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 106.3pt;" width="142"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">τὸν ἀνακαινούμενον εἰς ἐπίγνωσιν</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 32.15pt;" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">4:23</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 119.75pt;" width="160"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">ἀνανεοῦσθαι δὲ τῷ πνεύματι τοῦ νοὸς ὑμῶν</div></td> <td nowrap="nowrap" style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.85pt;" width="96"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">terus-menerus diperbaharui</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kata kerja yang digunakan oleh kedua bagian ini, yakni <i>apothesthai-apekdusamenoi</i> dan <i>endusamenoi-endusasthai</i> menggunakan <i>tense aorist</i>, yang berarti bahwa hal tersebut telah terjadi satu kali di masa lampau, dan efeknya berlangsung hingga kini. Artinya, ketika seseorang mengenal Kristus, maka ia telah menanggalkan manusia lama, dan pada saat itu telah mengenakan manusia baru, yaitu Kristus. Namun kondisi ini tidak berhenti di situ saja; Paulus memakai istilah <i>anakainoumenon</i> dan <i>ananeousthai </i>yang menggunakan <i>tense present passive</i>, yang sama-sama dapat diartikan dengan makna terus-menerus diperbaharui. Hal ini menunjukkan bahwa pembaharuan, atau pengudusan orang percaya itu merupakan karya Roh Kudus yang memampukan orang percaya agar terus-menerus diperbaharui. Dengan kata lain, perubahan status manusia lama menjadi manusia baru itu terjadi satu kali saja, namun pembaharuan hidup orang percaya itu terjadi terus-menerus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Suatu pertanyaan mungkin timbul dalam pikiran kita, “Diperbaharui dalam hal apa?” Di ayat 23 Paulus menggunakan istilah <i>to pneumati tou noos humon</i> yang secara literal diterjemahkan sebagai <i>the spirit of your mind</i>, atau roh dari akal budimu. Istilah ini dapat kita mengerti dengan lebih jelas apabila kita melihat karakteristik gaya penulisan surat zaman itu yang menggabungkan dua kata sinonim, sehingga istilah ini sebenarnya dapat diartikan sebagai bagian “inner,” di dalam manusia. Jika kita bandingkan dengan tulisan Paulus di Roma 12:2, maka di situ Paulus menasihatkan jemaat Roma agar berubah oleh pembaharuan budi, <i>noos</i>. Sementara itu ayat serupa di Kolose 3:10, Paulus menjelaskan perubahan terus-menerus itu agar orang percaya dapat memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pembaharuan yang terjadi dalam orang percaya adalah pembaharuan akal budi atau pikiran seseorang yang semakin serupa Kristus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu, Paulus menyadari, bahwa tanda seseorang mengenakan manusia baru itu terlihat dari perubahan akal budi/pola pikir yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga nampak dari perilaku orang tersebut. Sehingga di ayat 25-32, Paulus menjabarkan serangkaian nasihat praktis sebagai wujud orang yang mengenakan manusia baru.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; width: 508px;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid black; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><span style="font-size: large;"><br />
</span></td> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Larangan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div></td> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nasihat</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div></td> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Alasan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color black black; border-right: 1pt solid black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4:25</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kebohongan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mengatakan kebenaran</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sesama anggota</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color black black; border-right: 1pt solid black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4:26-27</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Amarah berkepanjangan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penyelesaian konflik dan amarah</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mencegah iblis mengambil kesempatan</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color black black; border-right: 1pt solid black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4:28</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mencuri</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bekerja sendiri</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Membagikan sesuatu kepada yang berkekurangan</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color black black; border-right: 1pt solid black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4:29-30</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Perkataan kotor</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pakai perkataan yang membangun</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Membagikan kasih karunia pada orang lain; tidak mendukakan Roh Kudus.</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; border-color: -moz-use-text-color black black; border-right: 1pt solid black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 47.95pt;" width="64"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4:31-32</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 107.75pt;" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah, kejahatan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 120.5pt;" width="161"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ramah terhadap yang lain, penuh kasih mesra, saling mengampuni</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 104.85pt;" width="140"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita</span></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Yang menarik bahwa dalam bagian ini Paulus tidak hanya sekadar memberikan nasihat, namun ia juga memberikan alasan mengapa hal tersebut harus dilakukan. Jelas sekali hal ini berhubungan dengan argumen Paulus sebelumnya, bahwa Roh Kudus berkarya membaharui akal budi orang percaya secara terus-menerus; pembaharuan akal budi menghasilkan praksis yang benar.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Secara singkat Saudara, pada perikop ini Paulus menegaskan bagi orang percaya, agar mereka tidak lagi hidup sama seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka itulah orang-orang yang disebut sebagai manusia lama, yang akan binasa karena hidup menurut hawa nafsu mereka. Oleh karya Kristus, orang percaya telah dimampukan untuk menanggalkan manusia lama itu, dan mengenakan manusia baru. Dan dalam kemanusiaan yang baru itulah, akal budi/pola pikir orang percaya terus-menerus diperbaharui oleh Roh Kudus. Sehingga melalui pola pikir yang diperbaharui itulah, muncul praksis yang benar; yakni perilaku manusia baru. Menanggalkan perbuatan-perbuatan manusia lama yang penuh dengan hawa nafsu, dan mengenakan manusia baru yang semakin serupa Kristus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ilustrasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, suatu kali sementara makan bersama, seorang adik tingkat mengeluh, <i>“Aduuhh...yak opo yo carane bagi waktu? Tugas-tugas durung mari, belom pertemuan ini itu, eh bajuku wes numpuk pula.”</i> Saudara, saya pikir keluhan sang adik tingkat ini sangat manusiawi. Di tengah kepadatan jadwal di seminari tersebut, masuk akal jika untuk mata kuliah cuci baju ini pun perlu di-<i>manage</i> dengan baik. Bayangkan saja saudara, untuk mencuci baju yang telah menumpuk selama seminggu, dibutuhkan waktu merendam, mengucek, serta membilas yang tidak sedikit; bahkan ada yang suka merendam semalaman. Tak hanya itu, perlu waktu untuk menjemur dan menyetrika. Setidaknya Saudara, mata kuliah cucilogi ini memakan waktu 2 SKS, 50 menit untuk rendam, kucek dan bilas, 50 menit untuk proses jemur dan setrika. Tidak heran Saudara, ada beberapa mahasiswa yang telah berhasil menemukan cara kreatif untuk menyasati mata kuliah ini, yakni dengan menggunakan filsafat<i> rotasisisme</i>. Filsafat ini membantu sekali dalam mengurangi jumlah baju yang dipakai. Jumlah baju yang seharusnya sejumlah 6 hari, dapat diminimalkan hingga setengahnya. Saudara mau tahu bagaimana caranya? Baju kuliah hari Senin “didaur-ulang” untuk hari Kamis, Selasa untuk hari Jumat, dan Rabu untuk hari Sabtu. Tentu kesan yang ditampilkan adalah baju yang dipakai itu berganti-ganti, namun kalau diperhatikan, selama seminggu hanya ada 3 baju kuliah. Ramah lingkungan Saudara.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, filsafat rotasisisme ini mungkin menggelikan bagi sebagian kita, namun tidak sedikit juga di antara kita yang <i>“rada jijik”</i> dengan filsafat ini. Memang standar setiap orang berbeda, namun saya yakin bahwa untuk memakai baju yang sama selama seminggu saja, adalah sebuah ketidak-wajaran. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aplikasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, kita semua sadar, tidak seharusnya seseorang mengenakan baju yang lama terus-menerus, ia harus menggantinya dengan yang baju yang baru. Namun ketika memaknai perikop ini, saya menjadi tertegun; ternyata saya lebih “jijik” untuk memakai baju yang lama terus-menerus, namun saya kurang merasa “terganggu” dengan memakai “baju” perilaku yang lama terus-menerus. Ya Saudara, agaknya kita perlu kembali menyelidiki “baju” perilaku yang selama ini kita kenakan, jangan-jangan “baju” perilaku kita itu adalah “baju’ yang lama. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mungkin kita <i>familiar</i> ketika berbicara mengenai Allah, iman, maupun kekristenan, namun kita sebenarnya berada di titik rawan; rawan ketika iman maupun pengetahuan akan Allah itu hanya berada pada <i>level</i> konsep, wacana, maupun doktrin belaka. Mungkin kita fasih dalam berteologi, namun di sisi lain, mungkin kita gagap dalam bertindak, gagap ketika cara hidup kita dilihat. Mungkin, sadar atau tidak sadar kita terhanyut dalam perkataan atau perbincangan yang sia-sia, gosip, atau malah cenderung menjelek-jelekkan orang lain, istilahnya pembunuhan karakter orang lain. Mungkin kita menjadi orang yang dengan mudahnya mengikuti amarah kita, bahkan menyimpan kesalahan orang lain dengan begitu mendalam. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mungkin kita adalah orang-orang yang terusik ketika melihat rekan kita mampu lebih pandai, lebih mampu daripada kita. Iri hati ketika rekan kita “lebih diberkati” daripada kita. Mungkin demi kepentingan diri kita sendiri, kita memilih untuk memelintir kebenaran, kompromi demi memuaskan hawa nafsu kita. Kita lebih suka dilayani, meskipun sudah seharusnya kita melayani. Kita lebih mengutamakan kepentingan diri kita sendiri, daripada menaruh perhatian terhadap kepentingan orang lain. Atau mungkin juga, kita terlihat baik di luar, namun kita malu kalau cara hidup kita yang selama ini tersembunyi itu diketahui orang lain. Kita tertunduk malu, karena kita sadar, ternyata kita masih mengenakan baju yang lama, yakni manusia lama itu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, mari kita tunduk sejenak di hadapan Tuhan. Mari kita merenungkan kembali makna penebusan Kristus dalam hidup kita ketika Engkau dan saya bertemu dengan anugerah Allah itu. Kita yang seharusnya binasa, tenggelam dalam lumpur dosa itu, ditebus dengan darah-Nya yang kudus. Ia memilih untuk memikul cela dan malu kita, supaya kita menjadi umat kesayangan-Nya, umat yang kudus, milik kepunyaan Allah sendiri. Kita yang dulunya berjalan dalam kecemaran dan kesia-siaan, telah dimampukan untuk berjalan dalam kebenaran dan kekudusan. Kita yang seharusnya tak dapat memilih yang apa yang benar, kini diperbaharui sehingga kita dapat memilih apa yang menyenangkan Dia.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penutup</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara, untuk apa kita tinggal dalam cara hidup manusia lama? Untuk apa kita berkubang dalam cara hidup yang sia-sia itu? Buatlah keputusan hari ini, dan tinggalkan semua cara hidupmu yang lama. Masuklah dalam penyerahan yang penuh pada Roh Kudus, dan izinkan Dia memperbaharui hati dan pikiran kita, sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang berkenan di hadapan-Nya. Menjadi hamba yang dipakai dan diperkenan oleh Allah. Kiranya Roh Kudus senantiasa menolong dan memampukan kita semua. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Amin</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-22881537370552638972011-10-30T12:50:00.000-07:002011-11-01T16:16:05.246-07:00Khotbah Roma 12:9-21<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">KARAKTERISTIK KASIH</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">OLEH ANTHONY CHANDRA</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, hari ini saya berkhotbah mengenai kasih. Kita sudah tahu bahwa hidup seorang Kristen harus mencerminkan kasih. Kasih itu tidak bisa hanya sekedar di mulut, tetapi kasih itu harus riil. Saya setidaknya menemukan beberapa persamaan antara karakteristik kasih orang Kristen dengan puisi yang sudah saya bacakan tadi.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Tidak malu untuk dikeluarkan, tetapi mengGALAUkan hati jika ditahan</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Harusnya keluar dengan sendirinya dan tidak bisa disembunyikan</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Bisa menyerang siapapun yang sudah percaya kepada Kristus</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Hanya memberi, tak harap kembali</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Janganlah malu mengakuinya</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Wujudnya nyata dan jelas adanya</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Dapat dilihat dan bisa dirasakan</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Alamiah, dan keluar dengan sendirinya</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih orang percaya</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i>Tidak mengenal umur untuk dinyatakan</i></b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, di dalam perikop yang sudah kita baca tadi, dengan jelas kita melihat bahwa Paulus berulang-ulang memberikan contoh mengenai karakteristik kasih. <b>Hari ini kita akan belajar dua karakteristik kasih.</b></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">I.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="line-height: 150%;">Kasih itu tulus, tidak mengharapkan fulus (ay. 9-13)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, Paulus membuka perikop 12:9-21 dengan mengatakan “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura.” Kasih itu harus tulus, dan tidak mengharapkan fulus. Kasih itu tidak munafik. Kasih yang tulus seperti Allah mengasihi manusia, dan tentunya sudah dirasakan oleh orang percaya. Kasih merupakan dasar dari keselamatan orang percaya. Kasih bukan sekedar perasaan mengasihi, namun kasih membawa orang percaya kepada tindakan nyata kepada sesamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ayat 9-13, Paulus menjelaskan hal-hal praktis mengenai kasih yang seharusnya dilakukan orang percaya kepada sesama orang percaya. Di dalam ayat 10 “</span><span style="font-family: "SBL Greek"; font-size: large; line-height: 150%;">τῇ <b><u><span style="background: none repeat scroll 0% 0% yellow;">φιλαδελφίᾳ</span></u></b> εἰς ἀλλήλους φιλόστοργοι, τῇ τιμῇ ἀλλήλους προηγούμενοι</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">(Rm. 12:10; BNT).”</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;"> Paulus menggunakan “<i>philadelphia</i>” yang berarti ikatan kasih yang terjadi di dalam keluarga. Kasih yang ditunjukkan kepada sesama anggota keluarga. Paulus dengan tepat memberikan contoh-contoh kasih yang harus dilakukan orang percaya atas dasar <i>philadelphia</i>, kasih di dalam keluarga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kasih di dalam keluarga merupakan contoh kasih yang tulus, yaitu kasih orangtua kepada anak-anaknya. Kasih yang keluar dengan sendirinya, tanpa dipaksa, dan tanpa mengharapkan imbalan. Orangtua mengasihi anaknya, dan pastilah orangtua tahu bahwa anaknya tidak mampu untuk membayar pengorbanan yang sudah mereka berikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, di dalam keluarga, saya adalah anak kesayangan papi dan mami. Saya yakin adik-adik saya juga disayang sama mereka. Namun saya tidak pernah mendengar papi atau mami saya bilang kepada kami “Anthony! Bayar pelukan mami 50 ribu.” Kalau memang mami berkata seperti itu saya akan berkata “APA??? Mati aku, tau gitu ga usah dipeluk.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, saya jadi ingat dengan lagu “Kasih Ibu” yang mengatakan tentang kasih yang tulus. Liriknya berkata seperti ini:</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kasih ibu kepada beta</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Tak terhingga sepanjang masa</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Hanya memberi, tak harap kembali</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><i>Bagai sang surya menyinari dunia</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, Paulus menasehati jemaat Roma untuk menyatakan kasih yang terjadi di dalam keluarga. Kasih yang tulus, tidak mengharapkan fulus. Kasih yang hanya memberi, tak harap kembali. Seperti sinar mentari yang memberikan cahayanya, dan tidak pernah mengharapkan cahayanya itu kembali kepadanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Kemudian Paulus memberikan contoh-contoh kasih yang tulus itu di dalam <b>AYAT 9-13; 15. </b>Ia berkata, “</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.</span><span style="font-size: large;"><sup><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"> </span></sup></span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> <sup> </sup></span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;"> Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-, suatu kali saya mau parkir di stasiun Gambir. Seperti biasanya, ada seorang juru parkir yang datang membantu saya. Setelah saya selesai parkir dan hendak meninggalkan tempat parkir, tiba-tiba si juru parkir berteriak kepada saya. “Woi mas mana uangnya?” Saya sengaja tidak memberikan uang parkir kepada dia, karena saya sudah membayar biaya parkir di loket masuk, dan bagi saya itu sudah cukup. Ya namanya juga mahasiswa, harus pinter-pinter ngatur duit. Sebenarnya agak gak tega sih, tapi mau gimana lagi? Uang parkir yang saya bayar di depan aja minjem sama temen sebelah. Eh... ini malah minta lebih. Dan lebih parahnya lagi, di seragam tukang parkir tersebut tertulis dengan jelas “NO TIPPING.” Saudara-saudara, budaya meminta tip setelah berbuat baik kepada orang lain nampaknya sudah lekat dengan kehidupan kita. Walaupun seragam si tukang parkir itu tertulis “NO TIPPING” tapi baginya kasih identik dengan fulus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kasih itu hendaknya dilakukan dengan hati yang tulus, dan tidak mengharapkan fulus. Kalau dunia mengharapkan imbalan setelah berbuat baik, betapa malunya kita sebagai anak Allah ketika juga mengharapkan imbalan ketika kita berbuat baik kepada orang lain. Kita adalah anak-anak Allah yang telah menerima kasih yang tulus dari Kristus. Kasih yang dia berikan ketika kita masih berdosa. Kasih yang tidak mengharapkan imbalan dari siapapun yang menerima kasih-Nya. Bahkan kasih-Nya yang lebih mahal dari perak dan emas itu tidak mungkin kita mampu untuk membayar-Nya. Karena itu, tuluslah dalam mengasihi orang lain, sama seperti Kristus mengasihi orang berdosa. Kasih seperti sinar mentari yang menerangi bumi. Tulus memberi, dan tidak mengharapkan kembali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">II.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="line-height: 150%;">Kasih itu tidak membalas kejahatan (ay. 14-21)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kondisi jemaat Roma pada waktu itu tidaklah baik. Ada konflik antara orang Yahudi Kristen dengan Gentile Kristen, dan ditambah lagi adanya penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Saudara-saudara, saya membagi keadaan jemaat Roma menjadi dua macam, yaitu</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="line-height: 150%;">Sakit yang muncul di dalam tubuh Kristus</span></b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, jemaat Roma yang terdiri dari Yahudi Kristen dan Gentile Kristen mengalami konflik. Awal mula konflik mereka bermula ketika orang Yahudi Kristen yang dahulunya merupakan mayoritas orang Kristen di Roma diusir oleh Kaisar Claudius pada tahun 49, dan setelah Claudius meninggal, orang Yahudi Kristen kembali lagi ke Roma. Mereka kaget ketika mendapati bahwa gereja Roma telah didominasi oleh orang Gentile. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya ketegangan sosial di antara mereka. Yahudi Kristen dan Gentile saling mengejek, dan menganggap dirinya paling benar. Hal inilah yang menimbulkan rasa sakit yang muncul di dalam tubuh Kristus. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="line-height: 150%;">Sakit yang berasal dari luar tubuh</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, orang Kristen abad pertama tidak lepas dari yang namanya penganiayaan dari orang Yahudi, Yunani, maupun Romawi. Orang Kristen dianggap batu sandungan oleh orang Yahudi, orang bodoh oleh orang Yunani, dan pemberontak oleh orang Romawi. Semua penganiayaan orang Kristen disebabkan karena mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, tentunya keadaan ini merupakan sebuah pergumulan bagi jemaat Roma untuk mengasihi orang yang telah berbuat jahat kepada mereka. Walaupun tidak mudah, namun itulah kasih yang seharusnya ditunjukkan orang percaya kepada sesama dan dunia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Di dalam ayat 14 Paulus mengatakan “</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">”</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;"> Dia mengutip pengajaran Yesus dalam Matius 5:44, “</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">” dan Lukas 6:28 “M</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; line-height: 150%;">intalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">” Meminta berkat kepada Allah berkaitan erat dengan sebuah doa. Bukanlah hal mudah untuk berdoa kepada Allah memohon berkat kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita, namun berkali-kali Paulus mengingatkan jemaat Roma “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan!” “Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” “Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kasih itu tidak membalas kejahatan, karena di dalam kasih terkandung pengampunan. kasih juga tidak menuntut pembalasan, tetapi menyadari bahwa pembalasan adalah hak Allah, dan Allah sendirilah yang akan menuntut pembalasan. Allah tahu segala sakit hati kita ketika orang lain berbuat jahat kepada kita, meskipun demikian Allah tidak mengijinkan kita mengambil hak-Nya untuk membalaskan kejahatan. Allah tidak diam melihat kejahatan, namun Allah masih memberikan waktu kepada orang jahat untuk bertobat. Oleh sebab itu, seharusnya menjadi suatu kehormatan bagi setiap orang percaya untuk mempunyai sikap kasih yang tidak membalas kejahatan dengan cara m</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">emberikan makan ketika kita melihat seteru kita lapar, </span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">m</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">emberikan minum ketika kita melihat seteru kita haus</span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">. </span><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Dengan demikian, kita menumpukkan bara api di atas kepalanya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Frasa “menumpukkan bara api di atas kepalanya” tentu tidak dapat diartikan secara harafiah. Melalui kutipan dari Amsal ini Paulus mendorong jemaat Roma untuk tetap menunjukkan kebaikan kepada orang yang berbuat jahat kepada mereka dengan harapan supaya mereka malu dengan perbuatannya yang jahat. Malu karena orang percaya membalas perbuatan jahatnya dengan perbuatan baik. Semua perbuatan baik itu bertujuan supaya mereka bertobat dan menerima kasih Kristus dalam kehidupannya. Mengasihi orang yang belum percaya atau bahkan musuh kita merupakan karakteristik kasih yang harus kita tunjukkan secara riil.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; font-weight: normal; line-height: 150%;">Saudara-saudara, ada sebuah kisah mengenai dua teman yang sedang berjalan-jalan di padang pasir. Pada suatu saat, tiba-tiba saja obrolan mereka berubah menjadi suatu perdebatan yang keras sehingga salah seorang dari mereka menampar wajah temannya. Yang ditampar pipinya, biarpun sakit, diam membisu, dengan jarinya ia menulis di pasir: "Hari ini, temanku menampar pipiku."</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; font-weight: normal; line-height: 150%;">Kemudian, mereka meneruskan perjalanan dan sampai di sebuah oase. Mereka berhenti di sana untuk menyegarkan diri. Orang yang ditampar itu mulai turun ke oase. Namun tiba-tiba, ia terpersok dan mulai tenggelam. Melihat temannya tenggelam, temannya yang menampar itu langsung menolongnya. Ia dengan cepat menarik temannya keluar dan menyelamatkannya. Setelah selamat dan lepas dari rasa takut, orang itu menulis di atas sebuah batu: "Hari ini temanku menyelamatkanku." Kawannya yang menolong dan menampar sahabat itu, bertanya, "Mengapa setelah aku menyakitimu, kau menulis di pasir, dan sekarang setelah menyelamatkanmu, kau menulis di atas sebuah batu?" Sambil tersenyum temannya menjawab, "Apabila seorang menyakiti kita, hendaklah kita menulisnya di atas pasir, dimana angin pengampunan nantinya akan meniup dan menghilangkannya. Tetapi bila terjadi peristiwa agung, hendaklah itu kita ukir dalam batu hati kita, dimana tidak pernah akan ada angin yang bisa menghapusnya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, Paulus dengan indah menutup perikop ini dengan mengatakan “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” Saudara, kalahkanlah kejahatan yang orang lain lakukan kepada kita dengan tindakan kasih yang nyata. Dengan kasih yang tidak membalas kejahatan itu, kita berdoa supaya orang yang melihat dan merasakan kasih yang kita tunjukkan dapat mengenal Kristus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 150%;">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, saya sangat bersyukur mempunyai seorang teladan yang hidupnya mempraktekan kedua karakteristik kasih di atas. Saya ingat ketika nenek saya berniat untuk membelikan laptop untuk saya. Dia menabung sedikit demi sedikit dari uang bulanan yang diberikan anaknya sampai uang yang terkumpul itu cukup untuk membelikan saya laptop. Saya tahu bahwa sebenarnya uang yang dia kumpulkan dapat dia gunakan untuk pergi ke dokter dan berobat, tetapi dia sengaja mengumpulkannya supaya saya bisa menjadi mahasiswa yang baik. Nenek saya pasti tahu bahwa saya tidak dapat membalas perbuatannya, tetapi hal itu tidak menyurutkan kasihnya kepada saya. Dia dengan tulus melakukan semua itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Selain itu, di dalam keluarga, nenek merupakan orang yang menjadi korban dari kemarahan dari anaknya yang pertama. Saya pernah mendengar anaknya yang pertama memarahi nenek saya. Dia marah bukan karena kesalahan nenek, tetapi karena kesalahan dari adik-adiknya. Dia melampiaskan amarahnya kepada nenek saya. Saudara-saudara, respon nenek saya hanya diam dan menangis. Apakah dia marah? Apakah dia benci? Ternyata tidak! Pada malam harinya ketika nenek saya berdoa, saya kaget ketika dia mendoakan anaknya yang pertama dengan berlinang air mata. Dia hanya bisa menyerahkan kesedihan karena sikap anaknya kepada Tuhan. Di dalam doanya, dia tidak berkata “Tuhan, kutuk anak itu.” Tetapi yang keluar dari mulutnya adalah berkat supaya anaknya itu sadar dan sikapnya berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, kasih yang tulus dan tidak membalaskan kejahatan memang bukanlah perkara yang mudah. Banyak pergumulan, dan kesulitan ketika kita mengusahakannya. Tetapi saya yakin Roh Kudus akan menolong dan memampukan kita untuk mengasihi orang lain dengan tulus dan tidak membalaskan kejahatan. Biarlah di dalam kehidupan sehari-hari, kita melaksanakan firman Tuhan ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;">Amin.</span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-76063141329493044682011-10-29T10:11:00.003-07:002012-03-05T07:41:32.927-08:00Eksegese Yohanes 7:53 – 8:11<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">YESUS, MESIAS YANG ADIL DAN KASIH</span></b><span style="font-size: 14pt;"></span></div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">Oleh Astrid Angelina</span></b><span style="font-size: 14pt;"></span></div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Pendahuluan</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Narasi mengenai perempuan yang berzinah dalam Yohanes 7:53 – 8:11 ini merupakan salah satu perikop yang kontroversial dan banyak diperdebatkan oleh para sarjana biblika sehubungan dengan keotentikan teksnya. Berdasarkan analisis terhadap bukti-bukti eksternal, memang didapati bahwa sangat kuat kemungkinan teks ini bukan bagian asli dari Injil Yohanes, melainkan ditambahkan kemudian.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref1"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn1" title="">[1]</a></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Keunikan tersebut menggelitik pemikiran penulis untuk mempelajari teks ini secara lebih mendalam. Timbul pertanyaan di benak penulis, apa signifikansi teks ini sehingga konsili gereja kemudian memasukkannya ke dalam kanon Perjanjian Baru, secara khusus di antara Yohanes 7:52 dan 8:11. Penulis yakin tentu ada suatu hal yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh Allah kepada jemaat-Nya sehingga Roh Kudus memimpin orang-orang yang terlibat dalam proses kanonisasi saat itu untuk memasukkan teks ini.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Berpijak pada hal itu, karya tulis ini hendak mengajak pembaca untuk menyelidiki apa pesan penting yang terkandung dalam perikop Yohanes 7:53 – 8:11 dan kemudian menarik implikasinya bagi kehidupan masa kini. Berhubung karya tulis ini difokuskan untuk mendapatkan amanat teks dari perikop tersebut, maka perdebatan mengenai keotentikan teks hingga bagaimana proses teks ini dapat dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru tidak akan dibahas di sini.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Amanat Teks Yohanes 7:53 – 8:11</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">LAI memberi judul “Perempuan yang Berzinah” untuk perikop ini. Sekilas membaca judul tersebut, ada beberapa orang yang menerka fokus pembicaraan bagian ini adalah mengenai masalah perzinahan. Sebagai implikasinya, mereka menjadikan ayat-ayat ini sebagai landasan untuk berkhotbah mengenai perzinahan. Parahnya lagi, ada oknum-oknum tertentu yang memaksa bagian ini untuk mendukung kebobrokan moral mereka dengan alasan bahwa Yesus sendiri tidak menghukum perempuan yang berzinah tersebut.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref2"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn2" title="">[2]</a> Itu artinya dosa perzinahan adalah dosa yang ringan sehingga tidak terlalu menjadi masalah jika dilakukan. Tuhan pasti sangat mengerti sifat kedagingan manusia yang lemah terhadap godaan hawa nafsu seksual. Tidak apa-apa jika kadang-kadang terjatuh, asal setelah itu jangan lupa memohon ampun. Tentu saja pemikiran seperti itu sama sekali menyimpang dari maksud Alkitab. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Di sisi lain, ada juga orang-orang yang menggunakan perikop ini untuk mendukung feminisme. Mereka menekankan pembahasan pada sikap Yesus terhadap perempuan itu; betapa Yesus mengasihi dan memandang berharga kaum wanita sehingga membelanya sedemikian rupa. Cara penafsiran seperti ini juga tidak tepat karena hanya mengambil sebagian teks dengan mencabut dari konteksnya untuk mendukung pemikiran mereka dan tidak memperhatikan pesan yang ingin disampaikan teks secara keseluruhan (eisegesis).</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Penafsiran lain yang lebih umum beredar di kalangan gereja secara luas adalah bahwa perikop ini berbicara mengenai pengampunan; bahwa Yesus tetap mengasihi orang berdosa dan mau mengampuninya sehingga kita juga harus mengampuni sesama kita yang berbuat kesalahan. Pandangan itu memang tidak sepenuhnya salah dan merupakan salah satu implikasi logis dari bagian ini. Namun, apakah itu pesan yang utama sesungguhnya ingin disampaikan? Adalah hal yang sangat penting bagi orang-orang Kristen untuk menggali dan memahaminya dengan tepat. Itulah yang coba dicapai dalam karya tulis ini. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large; letter-spacing: -0.2pt;">Setelah dilakukan penyelidikan secara komprehensif terhadap teks, didapati bahwasanya makna perikop ini jauh lebih kaya daripada “sekedar” Yesus mengampuni seorang perempuan yang jatuh dalam dosa perzinahan (tanpa bermaksud mengecilkan arti dari pengampunan itu sendiri). Di dalamnya terkandung tema keadilan dan kasih yang mengontraskan penghakiman manusia dan penghakiman Kristus. Untuk lebih memahami pesan yang ingin disampaikan lewat narasi ini, pertama-tama akan diberikan gambaran mengenai <i>setting</i> kejadiannya dan diikuti dengan penjelasan bagian per bagian. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i>Latar Belakang Kejadian (Yoh. 7:53 – 8:2)</i></b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Kisah dalam perikop ini merupakan salah satu peristiwa yang terjadi dalam kunjungan Yesus ke Yerusalem untuk merayakan hari raya pondok Daun di tahun terakhir-Nya (band. 7:37).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref3"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn3" title="">[3]</a> Sebagai laki-laki Yahudi, Yesus memang memiliki kewajiban untuk datang beribadah ke Bait Allah di Yerusalem pada hari raya-hari raya tertentu (Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun) setiap tahunnya (Ul. 16:16).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref4"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn4" title="">[4]</a> Selain beribadah, Yesus rupanya tidak menyia-nyiakan momen di mana semua orang Yahudi berkumpul di Yerusalem tersebut untuk mengajar mereka. Sejak pagi hari Yesus sudah ada di Bait Allah untuk mengajar dan malam harinya ia beristirahat di rumah Maria dan Marta di Betania yang terletak di bagian Timur Bukit Zaitun.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref5"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn5" title="">[5]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i>Muslihat di balik Kasus Wanita yang Berzinah (Yoh 8:3-6a)</i></b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Suatu pagi ketika Yesus sedang duduk mengajar di Bait Allah seperti biasa, tiba-tiba ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menghadapkan seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah kepada Yesus. Sekilas mungkin tidak nampak kejanggalan dalam peristiwa ini, namun jika kita mempelajari lebih lanjut konsep perzinahan pada masa itu, ditemukan banyak kejanggalan yang menggiring pada suatu kesimpulan negatif. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Konsep Perzinahan Pada Masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Dalam Perjanjian Lama, yang dimaksud dengan perzinahan (bahasa Ibrani: <i>naaph</i>) meliputi dua hal: <i>pertama,</i> semua hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang wanita yang sudah menikah dengan pria yang bukan suaminya; dan <i>kedua</i>, semua hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan oleh seorang pria dengan wanita yang sudah bertunangan (Kej. 38:15-16; Im. 19:20-22; Ul. 22:28-29).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref6"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn6" title="">[6]</a> Semua bentuk hubungan seksual di luar nikah dilarang bagi seorang wanita karena ia adalah milik suaminya.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref7"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn7" title="">[7]</a> Sebaliknya, pria berkewajiban untuk menghindari semua hubungan seksual di luar nikah. Seorang pria baru akan dianggap berzinah jika ia melakukan hubungan seksual dengan istri orang lain.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref8"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn8" title="">[8]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Lebih lanjut lagi, perzinahan bagi orang Israel bukan saja merupakan pelanggaran terhadap pernikahan dan keluarga, namun juga merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah yang Kudus (Kel. 20:14) sehingga para pezinah harus dihapuskan dari antara orang Israel (Ul. 22:22b).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref9"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn9" title="">[9]</a> Hukuman untuk perzinahan adalah hukuman mati. Seorang wanita yang sudah bertunangan jika kedapatan berzinah akan dilempari batu sampai mati bersama dengan pria selingkuhannya (Ul. 22:23-27). Seorang istri yang kedapatan melakukan hubungan seksual dengan pria yang bukan suaminya juga harus dihukum mati bersama dengan pria tersebut (Im. 21:10; Ul. 22:22), namun Hukum Taurat tidak mengatur secara spesifik bagaimana metode yang harus digunakan untuk menghukum mati mereka.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref10"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn10" title="">[10]</a> Sehubungan dengan beratnya hukuman terhadap perzinahan ini, tentu saja perlu ada pemeriksaan yang cermat terhadap setiap pengaduan perkara. Jika ada seorang wanita yang dituduh oleh suaminya telah melakukan perzinahan, imam harus melakukan sebuah ujian cemburuan dengan air pahit untuk membuktikan apakah ia benar-benar bersalah atau tidak (Bil. 5:11-31).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref11"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn11" title="">[11]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Konsep perzinahan di Perjanjian Lama tersebut masih terus dipegang sampai dengan masa Perjanjian Baru, termasuk dalam perikop ini.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref12"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn12" title="">[12]</a> Hal ini dibuktikan dengan dikutipnya Keluaran 20:14 di beberapa bagian Perjanjian Baru (Mat. 19:18; Mrk. 10:19; Luk. 18:19; Yak. 2:11). Namun perlu menjadi perhatian khusus, hukuman bagi pezinah menjadi rancu pada jaman kekuasaan Romawi karena hukum Roma mengatur bahwa para pezinah tidak harus dihukum mati, hanya akan diceraikan tanpa mendapatkan uang cerai dan tidak diijinkan menikah dengan selingkuhannya.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref13"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn13" title="">[13]</a> Para pezinah itu kemudian akan dibuang/diasingkan dan kehilangan harta bendanya.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref14"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn14" title="">[14]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Konsep perzinahan yang telah dijabarkan di atas akan memberi wawasan yang benar untuk menangkap motif sesungguhnya di balik tindakan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berzinah kepada Yesus.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Kejanggalan-Kejanggalan dalam Yohanes 7:53 – 8:11</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Berpijak pada uraian di atas, dapat diduga wanita yang dihadapkan kepada Yesus dalam perikop ini adalah seorang yang sudah bertunangan sehingga ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi hendak melempari dia dengan batu ketika mendapatinya berzinah. Namun, ada beberapa hal yang perlu disoroti dalam teks ini: <i>pertama, </i>menurut hukum Taurat, pasangan yang kedapatan sedang berbuat zinah – baik pria maupun wanita – harus dihukum mati (Ul. 22:22). Namun pada peristiwa ini hanya si wanita yang kemudian ditangkap dan diperhadapkan pada Yesus sementara prianya dibiarkan lolos.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref15"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn15" title="">[15]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><i>Kedua</i></span><span style="font-size: large;">, hukum Taurat menuntut adanya pemeriksaan yang seksama terhadap tuduhan perzinahan yang dilontarkan pada seseorang (Ul. 19:15-19).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref16"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn16" title="">[16]</a> Hukuman mati tidak dapat sembarangan dilakukan hanya atas dasar kesaksian seseorang yang kurang jelas tanpa pemeriksaan lebih lanjut. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><i>Ketiga, </i></span><span style="font-size: large;">wanita tersebut diperhadapkan pada Yesus di tengah orang banyak yang sedang mendengarkan pengajaran Yesus. Di sini terlihat para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tersebut sengaja ingin agar peristiwa ini diketahui oleh masyarakat luas.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><i>Keempat, </i></span><span style="font-size: large;"> hukum yang diberlakukan oleh pemerintah Roma di pengadilan Yahudi pada saat itu tidak memberlakukan hukuman mati bagi kasus perzinahan. Hanya <i>temple violation</i> yang bisa dituntut dengan hukuman mati.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref17"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn17" title="">[17]</a> </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Dari beberapa hal yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa</span><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">pertanyaan yang diajukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di ayat 4-5 tidak ditujukan untuk mencari nasihat, namun mereka ingin menjebak Yesus dalam suatu dilema yang sama-sama berujung pada kehancuran-Nya. Jika Yesus mengutamakan Taurat, Ia berkontradiksi dengan gaya hidup dan pengajaran-Nya, juga mengabaikan hukum Roma.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref18"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn18" title="">[18]</a> Seperti telah dijelaskan di atas, hukum Roma yang berlaku saat itu hanya menuntut hukuman cerai dan pengasingan bagi wanita yang berzinah. Dengan menyetujui perajaman terhadap wanita tersebut, Yesus dapat didakwa dengan beberapa tuntutan: <i>pertama,</i> tidak taat pada hukum yang berlaku dan dengan demikian melawan otoritas pemerintah Romawi; <i>kedua,</i> memprovokasi massa sehingga menimbulkan kekacauan di dan pembunuhan. Dua hal tersebut cukup untuk menuduh Yesus telah memberontak terhadap pemerintah Romawi dan menyebabkan Dia dijatuhi hukuman mati. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Di sisi lain, jika Yesus melarang mereka melempari wanita tersebut dengan batu, Ia memperlihatkan diri-Nya sebagai orang yang mengabaikan hukum Musa.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref19"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn19" title="">[19]</a> Hukum Musa – seperti kita ketahui – adalah hal yang sangat dijunjung tinggi oleh orang Yahudi, bahkan dianggap sebagai bagian dari identitas mereka sebagai bangsa pilihan Allah. <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Bangsa Yahudi memandang orang yang tidak memegang hukum Musa sebagai orang kafir yang tidak pantas disebut sebagai umat Allah. Tentu saja sangat mustahil mereka akan menerima orang tersebut adalah Mesias yang diutus Allah. Cara ini tentu sangat efektif digunakan untuk mendiskredikan Yesus.</span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi memanfaatkan kasus wanita yang berzinah tersebut untuk menjebak Yesus. Tindakan itu dilatarbelakangi penolakan mereka terhadap kemesiasan Yesus yang dinyatakan melalui perkataan-perkataan dan karya-Nya, di mana mereka malah melihatnya sebagai salah satu bentuk penghujatan terhadap Yahweh. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i>Respon Yesus (Yoh. 8:6b-11)</i></b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Yesus melakukan beberapa hal untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tersebut, yang sesungguhnya ingin mengomunikasikan sesuatu. Pesan itulah yang harus ditangkap untuk memperjelas maksud dari perikop ini secara keseluruhan. Respon itu berupa tindakan membungkuk dan menulis sesuatu di tanah, mempersilakan orang yang tidak berdosa untuk melempar batu pertama kali, serta membiarkan wanita tersebut pergi. Berikut ini akan diberikan uraian mengenai respon tersebut.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 1cm; text-align: justify; text-indent: -27.6pt;"><span style="font-size: large;"><b>I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b><b>Menulis pada tanah/debu (Yoh. 8:6, 8)</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Hal pertama yang dilakukan setelah pertanyaan para ahli Taurat dan orang Farisi itu diajukan adalah Ia membungkuk lalu menulis sesuatu dengan jari-Nya di tanah. Tentu saja huruf Yunani yang bisa ditulis-Nya tanpa berpindah tempat sangat terbatas, hanya sekitar enam belas karakter. Memang tidak ada petunjuk yang kuat untuk dapat mengetahui dengan pasti apa yang ditulis-Nya, namun ada beberapa dugaan kalimat yang diusulkan oleh para ahli, yang panjangnya sesuai dengan keterangan di atas. Ada yang menafsirkan Yesus menulis baris pertama dari hukum kesepuluh: “Jangan mengingini istri sesamamu.” <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Hal ini dihubungkan dengan Allah yang menulis Sepuluh Hukum dengan jari-Nya (Kel. 31:18; Ul. 9:10).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref20"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn20" title="">[20]</a> Tafsiran lain mengusulkan yang ditulis oleh Yesus pertama kali (ay. 6) adalah Keluaran 23:1b “janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar” dan yang kedua kali (ay. 8) adalah Keluaran 23:7 “Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah.”<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref21"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn21" title="">[21]</a> </span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Meskipun terlalu sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang ditulis oleh Yesus, namun dari penyelidikan terhadap ungkapan yang biasa digunakan oleh orang pada saat itu, kita dapat mengerti apa maksud Yesus dengan membungkuk dan menulis di tanah dengan jari-Nya. Kata “tanah” atau “debu” (<i>earth</i>) kadang-kadang menunjuk pada “dunia bawah” atau dunia orang mati (Mzm. 61:2, Ayb. 7:21), yang digunakan juga dalam literatur-literatur Kanaan dan Mesoptamia kuno.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref22"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn22" title="">[22]</a> Yeremia 17:3 adalah salah satu contoh ayat yang menggunakan kata tersebut: “…<i>those who turn away from you shall be written in the earth, for they have forsaken the LORD, the fountain of living water</i>.” Ungkapan “ditulis pada tanah/debu” (<i>written in the earth</i> – ESV, KJV, NKJ / <i>written in the dust</i> – NIV), mengandung arti “<i>destinated for death</i>” sebagai kontras dari “ditulis dalam kitab kehidupan” (“<i>writen in the book of life</i>”) yang berarti akan mendapatkan hidup yang kekal (band. Kel. 32:32; Dan. 12:1; Mzm. 69:28; Luk. 10:20; Why. 20:12; 21:27 ).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref23"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn23" title="">[23]</a> Yesus melakukan hal itu mungkin untuk mengingatkan perempuan itu bahwa dirinyalah yang dimaksud oleh firman Tuhan tersebut. Di sini tersirat bahwa Yesuslah pintu untuk memperoleh keselamatan. Ia memiliki otoritas untuk menentukan nasib manusia dalam kekekalan; hidup kekal ato selamanya binasa. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 1cm; text-align: justify; text-indent: -27.6pt;"><span style="font-size: large;"><b>II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b><b>Mempersilakan Orang yang Tidak Berdosa untuk Melempar Batu Pertama Kali (Yoh. 8:7)</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Karena para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus menerus bertanya pada Yesus, maka Ia kemudian berdiri dan berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Kalimat yang penuh hikmat ini merupakan pukulan telak bagi para pemuka agama itu. Taktik mereka gagal total. Yesus tidak melanggar hukum Taurat maupun hukum Roma, namun justru menelanjangi kemunafikan mereka. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Berdasarkan hukum Taurat, saksi-saksi mata seharusnya adalah orang pertama yang melempar batu, tetapi saksi-saksi palsu akan menerima hukuman yang sama dengan yang dialami oleh korban mereka (Ul. 17:7; 19:15-19).<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref24"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn24" title="">[24]</a> Jika Yesus hanya “memberi restu” pada orang banyak itu untuk bertindak sesuai dengan hukum Taurat, mungkin apa yang direncanakan oleh para pemuka agama itu akan terjadi. <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Namun pernyataan Yesus agar orang yang tidak berdosalah yang pertama melempar batu, membuat mereka tak dapat berbuat apa-apa selain pergi. Pernyataan itu menyadarkan bahwa sesungguhnya mereka semua juga adalah orang-orang berdosa di hadapan Allah, sama dengan wanita yang berzinah itu. Satu-satunya orang yang tidak berdosa di sana dan berhak melempari wanita itu adalah Yesus.</span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 36.75pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;"><b>III.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b><b>Memberi Putusan (Yoh. 8:10-11)</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Setelah semua orang pergi meninggalkan Yesus berdua dengan perempuan itu, berkatalah Yesus: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Perempuan itu menjawab: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu Yesus melanjutkan: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Kata-kata Yesus yang terakhir kuat menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan kasih. Yesus adalah Anak Allah memiliki kuasa untuk menghakimi manusia. Keadilan-Nya nampak ketika Ia tidak menyangkali dosa perempuan itu. Ia menyatakan perempuan itu bersalah. Namun alih-alih menghukum perempuan tersebut, Yesus memilih untuk mengampuni dan memberikan kesempatan kedua. Di situlah letak kasih dan anugerah-Nya yang begitu besar. Bukan kehancuran/kebinasaan manusia berdosa yang dikehendaki oleh Yesus, melainkan pertobatan mereka.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Dengan demikian, dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perikop ini sesungguhnya hendak menyaksikan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan kasih; Mesias yang memiliki berkuasa untuk menghakimi serta menghukum kesalahan namun memilih untuk memberi pengampunan dan kesempatan kedua berdasarkan kebesaran kasih setia-Nya. Kebenaran ini sejalan dengan tujuan penulisan Injil Yohanes: “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah.” (Yoh. 20:31). </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Signifikasi Narasi Yohanes 7:53-8:11</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Salah satu tema yang cukup menonjol dalam Injil Yohanes adalah mengenai penghakiman. Tema tersebut makin kuat dalam narasi kisah-kisah yang terjadi di sekitar hari raya Pondok Daun mulai dari 7:1. Secara garis besar, 7:1-52 berbicara mengenai penilaian dan penghakiman orang-orang terhadap Yesus. Di sana kontroversi mulai berkembang. Pasal 7:1-13 menunjukkan penilaian-penilaian orang terhadap Yesus. Ada yang memandang-Nya sebagai orang baik, namun ada pula yang menuduh-Nya telah menyesatkan rakyat. Menanggapi itu, Yesus memberi kesaksian tentang diri-Nya di ayat 14-24 dan memperingatkan mereka agar jangan menghakimi apa yang nampak, tetapi haruslah menghakimi dengan adil. Mendengar jawaban Yesus tersebut, banyak orang yang kemudian berusaha menangkap-Nya, meskipun ada juga di antara orang banyak itu yang kemudian menjadi percaya (ay. 25-36). Pada hari terakhir perayaan Pondok Daun, Yesus sekali lagi menyaksikan kemesiasan-Nya dengan menyatakan diri sebagai sumber air hidup (ay. 37-44), yang kembali menghasilkan bermacam-macam respon. Ada yang menganggap-Nya nabi, Mesias, tetapi ada juga yang menolak-Nya karena melihat dari kota asal Yesus. Kali ini Yesus dibela oleh seorang bernama Nikodemus (ay. 45-52). Jika disimpulkan, Yohanes 7:1-52 bicara mengenai penghakiman manusia.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Perikop selanjutnya, 7:53-8:11, seperti telah disebutkan dalam pendahuluan, merupakan narasi yang disisipkan kemudian. Tanpa narasi ini banyak sarjana melihat justru alur kisahnya mengalir dengan lebih lancar dan lebih kronologis menuju ke pernyataan Yesus bahwa Ia adalah terang dunia (8:12-20). Menurut beberapa ahli, Yesus mengucapkannya pada momen akhir hari raya Pondok Daun karena di saat itu orang-orang Yahudi akan menyalakan empat lampu besar di Pelataran Wanita dan bersukacita menari sepanjang malam dengan obor.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7976713270044809204&postID=7606314132949304468" name="_ftnref25"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7976713270044809204#_ftn25" title="">[25]</a> Melalui analogi tersebut, Yesus ingin menyatakan identitasnya sebagai Juruselamat dunia yang memberi terang hidup kepada manusia yang sedang ada dalam kegelapan dosa. Penyataan ini memicu terjadinya kontroversi yang menggiring pada tema pembahasan mengenai penghakiman Kristus yang adil dan benar, berbeda dengan penghakiman manusia. </span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Kenyataan bahwa pernyataan mengenai terang dunia di atas diucapkan Yesus pada saat puncak hari raya Pondok Daun memperlihatkan sesungguhnya perikop 8:12-20 adalah sambungan dari 7:37-52. <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Jika demikian, pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah apa signifikasi keberadaan narasi 7:53 – 8:11 sehingga dianggap perlu untuk disisipkan dalam bagian ini. </span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Pada bagian pertama tulisan ini telah diperlihatkan dengan jelas bahwa Yohanes 7:53 – 8:11 hendak menyaksikan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan kasih. Di dalamnya terkandung tema penghakiman yang memperbandingkan antara penghakiman manusia dengan penghakiman Kristus. Manusia yang dalam perikop ini diwakili oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi cenderung hanya melihat kesalahan dari orang lain dan tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka juga adalah orang berdosa. Mereka lebih senang melihat orang lain dihukum daripada diampuni. Tidak terlihat adanya belas kasihan, yang ada hanya perasaan superior, bahwa diri mereka yang paling benar. Kontras sekali dengan penghakiman Kristus yang adil namun penuh belas kasihan. Yesus menyatakan kesalahan perempuan yang berzinah itu tetapi memilih untuk mengampuni dan memberikan kesempatan kedua padanya untuk bertobat. Tema penghakiman dalam perikop ini memang ditemui juga dalam perikop sebelum dan sesudahnya<span style="letter-spacing: -0.2pt;">. Namun keberadaan perikop ini signifikan untuk menunjukkan secara konkret perbedaan antara penghakiman manusia yang korup dan egosentris dengan penghakiman Allah yang adil dan berlandaskan kasih.</span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Kesimpulan dan Aplikasi</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large; letter-spacing: -0.3pt;">Perikop ini hendak menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan kasih. Ketika kita terjatuh dalam dosa, masih tersedia pengampunan dan kesempatan kedua bagi kita. Yang harus kita lakukan adalah mengakui dosa kita, memohon pengampunan, dan berbalik dari perbuatan kita yang jahat.</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Ketika mendengar atau mendapati ada saudara yang jatuh dalam dosa, kita tidak boleh langsung menghakimi dan menghukum mereka, apalagi mengasingkan mereka dari gereja. Sebagai anggota tubuh Kristus, kita wajib untuk menegur orang-orang tersebut. Tentu saja ketika menegur, kita harus benar-benar memeriksa motivasi kita terlebih dahulu. <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Kita menegur bukan dengan semangat ingin menjatuhkan mereka dan menunjukkan bahwa diri kita lebih baik, melainkan dengan kesadaran penuh bahwa kita adalah sama-sama manusia yang rentan jatuh dalam dosa. Tujuan kita menegur adalah agar mereka menyadari dosa mereka dan kemudian bertobat. Oleh karena itu kita juga wajib menerima mereka kembali ketika mereka menyadari kesalahannya dan memberikan kesempatan kedua bagi mereka. Tentu saja teguran harus dilakukan dengan baik sesuai dengan firman Tuhan.</span></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;">Demikian pula ketika ada orang lain yang berbuat kesalahan kepada kita sehingga menyakiti hati kita. Kita juga wajib mengampuni mereka. Sejujurnya kita juga adalah sama-sama berdosa seperti wanita yang berzinah dalam perikop ini. Namun Yesus telah menebus dan mengampuni kita. Sudah selayaknyalah kita yang telah mendapat pengampunan juga memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita.</span></div><div align="center" style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>DAFTAR KEPUSTAKAAN</b></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Balz, Horst dan Schneider, Gerhard. <i>Exegetical Dictionary of te New Testament Volume 2</i>. Grand Rapids: Eerdmans, 1981.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Barker, Kenneth. <i>The NIV Study Bible. </i>Grand Rapids: Zondervan, 1985.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Bauer, Walter. <i>A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature. </i>Chicago: Chicago Press, 1957.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Beasley,George R. <i>Word Biblical Commentary: John</i>. Waco: Word Books, 1987.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Burge, Gary M. <i>The NIV Application Commentary: John</i>. Grand Rapids: Zondervan, 2000. </span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Carson, D.A. <i>PNTC: The Gospel According to John</i>. Grand Rapids: Eerdmans, 1991.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Feinberg, C.L . <i>Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid </i>II. Jakarta: OMF, 1995.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Hagelberg, Dave. <i>Tafsiran Injil Yohanes Pasal 6-12. </i>Yogyakarta: Andi, 2001.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Keener, Craig S. <i>The IVP Bible Backgroun Commentary: New Testament</i>. Illinois: InterVarsity, 1993. </span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Kittel, Gerhard. <i>Theological Dictionary of the New Testament Volume IV. </i>Grand Rapids: Eerdmans, 1967.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Verbrugge, Verlyn D. <i>The NIV Theological Dictionary of New Testament Words. </i>Grand Rapids: Zondervan, 2000. </span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Withacre, Rodney A. <i>The IVP New Testament Commentary Series: John</i>. Illinois: InterVarsity, 1999. </span><span style="font-size: large;"></span></div><div style="margin: 0cm 26.05pt 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: large;">Wright, J.S. dan Thompson, J.A. <i>Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II</i>. Jakarta: OMF, 1995.</span><span style="font-size: large;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 26.05pt; margin-top: 0cm;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-71586526704537251022011-10-29T10:06:00.000-07:002011-11-01T16:12:07.540-07:00Khotbah Markus 5:1-20<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">SUPERIORITAS TUHAN YESUS ATAS ROH JAHAT</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">OLEH SIUJONO</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, suatu kali ada seorang pemuda Kristen yang ditempatkan di sebuah mess karyawan oleh bosnya. Pada saat itu, hanya ia dan seorang penjaga yang tinggal di situ. Penjaga mess tersebut berpesan kepada pemuda itu, “<i>Mas, kalau waktu malam jangan sering-sering keluar.</i>” “<i>Emangnya kenapa Pak?</i>” “<i>Soalnya tempat ini angker, pernah ada yang bunuh diri di sini.</i>” Mendengar hal itu, pemuda tersebut menjadi ketakutan. Jadi pada saat malam hari, ia berdiam dalam kamarnya, ia tidak berani keluar. Walaupun ia <i>kebelet</i> buang air kecil pun, ia berusaha tahan, karena ia teringat akan cerita bapak penjaga tersebut. Tidurnya menjadi tidak tenang, ia tidak berani mematikan lampu, ia seolah-olah mendengar suara yang aneh-aneh. Saat itu ia tidak lagi dapat menggunakan pikiran sehatnya, sehingga malam itu menjadi malam yang sangat panjang baginya, malam yang penuh dengan ketakutan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, rasa takut akan setan atau roh jahat telah begitu menguasai pemuda tersebut. Hal ini membuat ia harus mengalami kejadian yang tidak mengenakkan itu. Bagaimana kalau kita yang ditempatkan di posisi pemuda itu? Apakah kita juga akan melakukan hal yang sama? Saya rasa mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami ketakutan seperti itu atau paling tidak pernah mendengar cerita seperti itu. Pertanyaannya adalah mengapa kita sebagai anak-anak Tuhan masih saja bisa ditakut-takuti oleh setan atau roh jahat? Bukankah kita semua adalah anak-anak Tuhan yang senantiasa dijaga oleh-Nya? Atau apakah mungkin karena kita tidak yakin akan kuasa Tuhan yang dapat menolong kita? Lalu jika kita sendiri belum sungguh-sungguh percaya, bagaimana mungkin kita dapat menyaksikan kepada orang lain tentang kuasa Tuhan Yesus? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara-saudara, Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas segala roh jahat yang mengganggu manusia, Ia menginginkan kita semua untuk sungguh-sungguh percaya kepada-Nya sehingga kita dapat menjadi saksi-Nya.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hal inilah yang ingin disampaikan dalam teks yang tadi telah dibacakan. Melalui perikop ini, kita dapat melihat bukti superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat dan bagaimana seharusnya respons kita terhadap kuasa yang ditunjukkan-Nya. Mari kita perhatikan bagian pertama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">I.</span></b></span><span style="font-size: large;"> <b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bukti superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam kisah pengusiran roh jahat di daerah orang Gerasa ini, paling tidak kita dapat menemukan empat bukti yang dapat membawa kita pada kesimpulan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas roh jahat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bukti pertama dapat kita temukan dari reaksi orang yang kerasukan tersebut akan kedatangan Tuhan Yesus. Pada saat ia melihat Tuhan Yesus, ia segera berlari untuk mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, ia berlutut di hadapan Tuhan Yesus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Jangan lupa Saudara, bahwa orang ini sedang dirasuki roh jahat. Markus memberikan kita gambaran yang jelas dan rinci tentang kondisi orang ini pada ayat 3-5. Dikatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup mengikatnya, bahkan dengan rantai dan belenggu pun tidak bisa. Setiap kali tangan dan kakinya diikat, rantainya diputuskan dan belenggunya dimusnahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Gambaran Markus tentang orang ini lebih cocok ditujukan kepada binatang buas daripada seorang manusia. Pada ayat 4 dikatakan “tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk <i>menjinakkannya</i>.” Kata Yunani dari “menjinakkan” adalah </span><span style="font-family: Koine; font-size: large;">damavsai </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">dengan kata dasar </span><span style="font-family: Koine; font-size: large;">damavzw</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">. Kata ini dipakai dalam Yakobus 3:7 untuk menjelaskan tindakan menjinakkan binatang buas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Biasanya orang yang buas ini berlari mengejar orang lain dan mengamuk, tetapi kini dia berlari kepada Tuhan Yesus dengan rasa hormat. Meskipun Tuhan Yesus tidak membawa rantai atau belenggu, Ia dapat mengendalikan orang yang kerasukan tersebut. Bahkan roh jahat yang ada di dalam dirinya gemetar dan tunduk di hadapan Tuhan Yesus. Ini merupakan bukti pertama superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara, bukti kedua dapat kita lihat pada identitas roh jahat yang dicatat pada ayat 9. Pada ayat ini Tuhan Yesus menanyakan nama dari orang itu, dan ia menjawab, “<i>Namaku Legion, karena kami banyak.</i>” Kata Legion ini merupakan suatu istilah militer yang berarti suatu pasukan besar yang terdiri atas kurang lebih 6000 prajurit. Tuhan Yesus tidak sedang berhadapan dengan satu setan saja, tetapi sepasukan setan. Pantas saja tidak ada orang yang bisa menaklukkannya, hanya Tuhan Yesus yang bisa, karena Dialah Allah yang berkuasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kemudian, bukti selanjutnya dapat kita lihat pada ayat 10-13. Roh jahat itu memohon kepada Yesus untuk jangan mengusir mereka keluar dari daerah itu, mereka tunduk kepada Yesus, mereka tidak bisa melakukan apa-apa tanpa seijin Yesus. Roh-roh tersebut kemudian meminta kepada Tuhan Yesus, “<i>Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!</i>” Saat itu memang ada babi-babi yang sedang mencari makan di lereng bukit. Tuhan Yesus mengabulkan permohonan mereka dan kemudian keluarlah roh jahat itu dan memasuki babi-babi yang kira-kira berjumlah dua ribu ekor. Kemudian babi-babi tersebut terjun ke danau dan mati lemas. Kata “suruhlah” dan “biarkanlah” yang dipakai di sini menunjukkan suatu kepatuhan total terhadap otoritas Tuhan Yesus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, bukti yang terakhir dan yang terutama adalah pada pengenalan dan pengakuan roh jahat itu pada ayat 7. Ia berkata, “<i>Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!</i>”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Tindakan dari orang yang kerasukan ini sangat mirip dengan yang digambarkan oleh Markus dalam pengusiran roh jahat oleh Tuhan Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum. Pada dua kejadian ini, orang yang kerasukan tersebut berteriak dan menangis dengan keras. Mereka mengakui keilahian Kristus serta menunjukkan ketakutan bahwa Yesus akan menyiksa mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Orang yang kerasukan tersebut mengenal Tuhan Yesus dan ia mengakui bahwa memang benar “Yesus adalah Allah Yang Mahatinggi.” Dalam kepercayaan orang Yahudi sendiri, kata “Allah Yang Mahatinggi” merupakan suatu penekanan dan pengagungan Allah Israel di atas dewa-dewa bangsa lain. Dengan kata lain, ungkapan ini ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang berkuasa melebihi kuasa-kuasa lainnya termasuk roh jahat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ilustrasi </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, kita tentu setuju bahwa orang-orang pada umumnya tidak akan mudah untuk percaya begitu saja dengan perkataan orang lain. Pada saat suatu <i>statement </i>disampaikan, reaksi pertama dari pendengar adalah bertanya, “Apa benar begitu? Buktikan dulu dong, baru saya percaya.” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Misalnya: suatu kali ada seorang pemuda yang berkata kepada seorang gadis, “Aku cinta padamu, maukah engkau menjadi pacarku.” Apa reaksi gadis itu? Apa ia langsung terima? Tidak, tunggu dulu. Si gadis berkata, “Masa sih Mas, buktikan dulu cintamu padaku, baru aku akan menerimamu.” “Ok…ok..tak buktiin,” kata pemuda itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hal yang sama terjadi juga pada seorang penjual obat di jalanan. Ia berkata, “Mari Bapak-bapak, ibu-ibu, belilah obat ini, bisa menyembuhkan semua penyakit.” “Ayo mari pak,bu, datang sakit, pulang sembuh, dijamin.” Kemudian orang-orang mulai berkerumun dan seorang ibu bertanya, “Bener pak pakai obat ini bisa sembuh?” “Bener Bu, dijamin pasti sembuh.” Kemudian tiba-tiba datang seorang Bapak yang sakit kakinya, sambil memegang tongkat, ia berkata, “Pak…Pak..saya mau coba.” “Mari pak, silakan.” Kemudian penjual obat tersebut mengoleskan obatnya, dan Bapak yang sakit itu berdiri dan berkata, “aku sembuh.” “Tuh Pak, Bu, Bapak ini sudah sembuh, sekarang percaya bukan?” “Ayo siapa yang mau beli?” “Mau..mau..Pak.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara, itulah kekuatan dari suatu pembuktian. Dengan adanya bukti yang mendukung suatu <i>statement</i>, orang-orang yang mendengarkan akan menjadi percaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Demikian pula dengan pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa, orang-orang juga mungkin tidak akan percaya begitu saja. Tetapi melalui tindakan Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa, dapat dibuktikan bahwa memang Tuhan Yesus adalah benar-benar Allah yang berkuasa, tidak ada kuasa manapun yang mampu menyamai kuasa Tuhan Yesus. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bukti-bukti yang disodorkan manusia bisa saja berupa penipuan, misalnya dalam kasus penjual obat tadi, bapak yang sakit kakinya itu bisa saja adalah teman penjual obat yang berpura-pura sakit untuk menipu konsumen. Tetapi berbeda sekali dengan bukti yang kita temukan dalam Alkitab karena Alkitab merupakan sumber yang benar dan terpercaya. Sehingga tidak ada alasan untuk meragukannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara, biarlah setelah kita melihat bukti yang ditunjukkan dalam bagian Alkitab ini, dari mulut kita keluar suatu pengakuan “Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa. Ia sanggup mengalahkan kuasa roh jahat yang mengganggu manusia.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Namun apakah cukup jika kita hanya mengakui kuasa-Nya? Tidak saudara-saudara. Tuhan Yesus menuntut respons yang lebih dari itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">II.</span></b></span><span style="font-size: large;"> <b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Respons yang seharusnya kita miliki setelah melihat kuasa yang</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> ditunjukkan Tuhan Yesus</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, setiap orang tentu saja memiliki respons yang berbeda akan sesuatu yang dialaminya atau diketahuinya. Ada orang-orang yang memberikan respons yang baik, tetapi banyak juga yang memberikan respons negatif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Seperti yang kita lihat dari respons orang-orang di daerah Gerasa terhadap tindakan Tuhan Yesus yang telah mengusir roh jahat. Orang-orang yang tinggal di daerah tersebut tidak memberikan respons yang baik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Rupanya kabar mengenai apa yang dilakukan Tuhan Yesus telah sampai ke kampung dan kota sekitar. Para penjaga babi tersebut yang melaporkannya, mereka tidak ingin disalahkan atas matinya babi-babi tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kemudian orang-orang kota tersebut datang dan melihat suatu mukjizat yang menakjubkan, mereka melihat orang yang tadinya kerasukan tersebut sekarang telah waras, yang tadinya telanjang sekarang berpakaian, yang tadinya mengamuk sekarang duduk tenang di dekat kaki Yesus. Mereka ketakutan, sebelumnya mereka telah putus asa untuk menjinakkan orang itu dengan rantai dan belenggu, sedangkan Tuhan Yesus membebaskan dia hanya dengan kata-kata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kondisi ini paralel dengan apa yang terjadi kepada murid-murid Yesus sebelum mereka sampai di daerah orang Gerasa. Saat itu perahu yang mereka tumpangi dilanda angin topan yang dahsyat. Murid-murid Tuhan Yesus sudah berusaha mengendalikan perahu tersebut dan mereka sudah mulai putus asa, akhirnya mereka membangunkan Tuhan Yesus yang sedang tidur. Kemudian Tuhan Yesus bangun dan berkata, “<i>Diam! Tenanglah!</i>” Lalu angin itu reda dan danau menjadi tenang. Saat itu murid-murid ketakutan dan berkata seorang kepada yang lain: “<i>Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?</i>”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kemungkinan dalam benak orang-orang kota itu timbul pertanyaan, “<i>Siapa orang ini, sehingga orang yang kerasukan tersebut dapat ditaklukkan hanya dengan kata-kata saja.</i>” Tetapi sayang sekali ini tidak membuat mereka mau menerima Tuhan Yesus. Seharusnya dengan senang hati mereka mengundang Tuhan Yesus ke rumah mereka, atau membawa Tuhan Yesus kepada orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Namun ayat 17 mengatakan pada akhirnya mereka mendesak Tuhan Yesus untuk meninggalkan daerah tersebut. Kata “mendesak” yang dipakai di sini bukan menunjukkan bahwa mereka lebih berotoritas sehingga dapat mengusir Tuhan Yesus, apa yang mereka lakukan lebih kepada suatu tindakan yang memohon dengan sangat agar Tuhan Yesus meninggalkan daerah itu. Mereka telah kehilangan dua ribu ekor babi, barang kali mereka takut jika Yesus tetap tinggal di situ, mungkin masih ada lagi yang harus dikorbankan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Namun respons dari orang yang disembuhkan itu berbeda, ia tidak saja mengakui keilahian Tuhan Yesus, ia bahkan meminta supaya ia diperkenankan menyertai Tuhan Yesus. Hanya saja Tuhan Yesus tidak mengizinkannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Apakah Tuhan Yesus melihat adanya ketidaktulusan dari orang itu? Atau Tuhan Yesus meragukan komitmennya? Tidak Saudara, Tuhan Yesus menolak permintaannya karena Ia tahu bahwa orang ini memiliki kesempatan untuk menyebarkan berita tentang apa yang telah Yesus lakukan baginya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hal ini dapat kita lihat dalam perintah Tuhan Yesus kepadanya pada ayat 19, “<i>Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!</i>” Orang tersebut kemudian pergi dan mulai memberitakan apa yang telah Tuhan lakukan baginya dan mereka yang mendengarkannya menjadi takjub.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, hendaklah kita menjadi seperti orang tersebut. Setelah ia merasakan dan mengakui kuasa dari Tuhan Yesus atas roh jahat, ia bersedia untuk diutus Tuhan Yesus sebagai saksi-Nya, yang ia andalkan hanya iman kepada Tuhan Yesus yang telah membebaskannya dari kuasa roh jahat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Tetapi mungkin ada di antara kita yang berkata, “Saya percaya bahwa Tuhan Yesus berkuasa, saya mau menjadi saksi-Nya. Tetapi saya masih diliputi ketakutan terhadap kuasa roh jahat. Pada malam hari, saya tidak berani ke toilet sendirian, saya juga tidak berani tidur sendirian. Setiap kali saya mendengar cerita tentang setan, hantu, saya akan menjadi takut sekali. Bagaimana mungkin saya dapat bersaksi dengan baik?” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, suatu kali saya pernah ditugaskan untuk menjaga <i>stand</i> penjualan kaos. Kemudian ada seorang ibu yang bertanya, “Ini harganya berapa?” Saya menjawab, “Tiga puluh ribu Bu.” Kemudian waktu ibu ini sedang memilih baju yang diinginkannya, dan sedang menimbang-nimbang apakah mau membeli atau tidak, ia bertanya, “Ini kualitasnya gimana, enak dipakai gak? Tahan lama gak?” Tahukah apa jawaban saya Saudara? Saya berkata, “Eh.. gak tahu ya Bu, soalnya saya juga belum pernah pakai.” Ibu ini tersenyum, saya menebak dalam hatinya ia berkata, “Yaa.. penjualnya aja kagak yakin akan kualitas produknya, ngapain saya beli..”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Mungkin ini lah yang kita alami Saudara-saudara, kita seperti penjual produk yang tidak yakin akan kualitas dari produk yang kita tawarkan, sehingga kesaksian kita akan kurang meyakinkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, kita semua yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, memiliki status sebagai anak-anak Tuhan yang berkuasa. Kita tidak perlu lagi dikuasai rasa takut akan roh jahat atau setan karena ada kuasa Tuhan Yesus yang akan melindungi kita. Kita hanya perlu percaya dan mengandalkan Tuhan Yesus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bagi saudara-saudara yang memiliki anak, mungkin akan merasakan apa yang disebut dengan diandalkan. Saya sendiri merasakannya. Anak saya, entah mengapa, sedari kecil takut sekali jatuh. Pada saat ia berumur beberapa bulan, ia akan memegang dengan erat tubuh kami jika ia digendong. Pada waktu ia belajar berjalan atau menaiki tangga, ia juga berhati-hati sekali. Pada saat turun dari ranjang atau kursi, ia juga akan hati-hati. Tetapi ada kalanya ia berbeda dari biasanya, ia berani untuk melompat dari meja. Ia melakukan hal itu bukan karena ia tidak takut, tetapi karena saat itu ada kami yang berada di dekat meja itu dan siap-siap menyambutnya. Ia berani melompat karena ia yakin kepada kami, ia berani melompat karena ia mengandalkan kami, ia yakin kami akan dapat atau mampu menyambutnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara, hendaknya kita semua sebagai anak-anak Tuhan juga punya keyakinan seperti itu. Kita percaya dan mengandalkan Tuhan karena kita tahu bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa dan mampu untuk menolong kita. Kita tidak perlu takut karena Ia senantiasa menyertai kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, kita akan memiliki banyak kesempatan untuk mempraktikkan firman Tuhan ini karena ketakutan terhadap roh jahat itu bisa kita alami di mana saja. Mungkin kita tinggal di tempat yang dianggap angker seperti pemuda yang saya ceritakan di awal khotbah tadi, apa respons kita? Atau bisa saja kita harus menghadapi dan melayani orang yang kerasukan, apa yang harus kita lakukan? Jika benar-benar terjadi apa tindakan kita? Dapatkah kita menjadi saksi yang baik bagi Tuhan kita yang berkuasa?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudara-saudara, Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas segala roh jahat yang mengganggu manusia. Kita sebagai anak-anak-Nya tentu saja akan dilindunginya. Ia meminta kita untuk mengandalkan kuasa-Nya sehingga kita semua dapat menjadi saksi yang memuliakan nama-Nya. Marilah kita bersama-sama datang kepada Tuhan Yesus, kita meminta Dia untuk berkuasa dalam hati kita. Biarlah Ia yang menghapuskan segala ketakutan kita dan mengaruniakan damai sejahtera bagi kita semua. Dan biarlah Firman Tuhan yang mengubahkan kehidupan itu, boleh menguatkan kita sehingga kita dapat menjadi saksi-saksi yang memberitakan kuasa dan kemuliaan Allah di mana pun kita berada. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 18.95pt 0cm 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Amin</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 18.95pt; margin-top: 0cm;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-89045416533861396122011-10-29T09:36:00.001-07:002011-11-01T16:11:02.834-07:00Khotbah Roma 13:8-14<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PERUBAHAN YANG BERDAMPAK</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">OLEH ANDREIAS</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, di sekeliling kita ada begitu banyak hal yang berubah. Entah perubahan itu adalah perubahan ke arah yang lebih baik atau sebaliknya ke arah yang lebih buruk. Perubahan dengan waktu yang sangat singkat atau yang bertahap. Hidup Kekristenan kita juga tidak bisa lepas dengan yang namanya perubahan. Perubahan ini bukan berbicara tentang perubahan yang bersifaf fisik, tetapi sebuah perubahan yang berkaitan dengan pembaharuan hidup orang percaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Yang menjadi masalah, ada orang yang mengaku Kristen tetapi masih terus hidup di dalam dosa dan tidak ada perubahan di dalam dirinya. Orang seperti ini sering kali berdalih dengan mengatakan, “Ya beginilah saya, terimalah saya apa adanya.” Ia tidak mau berubah. Dia menjadikan kalimat ini sebagai pembenaran untuk tetap tinggal di dalam kebiasaan lamanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Namun, yang saya kuatirkan adalah jangan-jangan tanpa kita sadari sepenuhnya, hidup Saudara dan saya juga hidup yang seperti itu. Kita tidak sungguh-sungguh menginginkan perubahan. <b>Saudara, menjadi seseorang yang percaya pada Kristus dengan sungguh-sungguh, berarti menjadi seseorang yang hidupnya diubahkan.</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sebagaimana ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu, demikian juga orang Kristen bertransformasi dari manusia lama menjadi manusia baru. Dengan kondisi manusia baru inilah seorang manusia akan mengalami pertumbuhan yang salah satu indikasinya adalah sebuah perubahan. Di dalam Roma 13:11-14, Paulus mengungkapkan perubahan ini dengan sebuah frase “menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata perang.” Frase ini kemudian ditekankan lagi oleh Paulus dengan kalimat, “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Ini merupakan suatu metafora yang sering dipakai Paulus untuk memberikan suatu gambaran tentang kehidupan orang percaya yang tidak lagi tinggal di dalam kedagingan tetapi hidup sesuai dengan kebenaran Allah. Hal ini juga tertulis di dalam Efesus 4:22-24. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kedua ungkapan ini ditulis dalam tense yang sama yang menunjukkan suatu kekuatan atau keharusan dari perintah yang disampaikan. Ini berarti Paulus menganggap sangat penting bahwa kehidupan orang percaya harus mengalami perubahan. Bukan perubahan yang dipaksakan dari luar tetapi sebuah perubahan dari dalam yang dikerjakan oleh Allah melalui sebuah ketaatan. Perubahan hidup ini bukan sebuah syarat untuk mendapatkan hidup kekal tetapi berbicara tentang pengudusan (<i>sanctification</i>) yang terjadi setelah pembenaran (<i>justification</i>). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Anthony Hoekema menyatakan bahwa orang percaya akan mengalami pengudusan yaitu karya Roh Kudus yang melibatkan diri orang percaya untuk melepaskan diri dari pencemaran dosa dan untuk memulihkan gambar diri Allah yang rusak. Dengan bahasa yang sederhana bisa dikatakan bahwa seseorang yang telah mendapatkan keselamatan melalui Yesus akan mengalami perubahan di dalam hidupnya. Ia akan terlibat di dalam proses pembentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Yang menjadi pertanyaan adalah kapankah perubahan ini terjadi?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, Paulus menggunakan indikasi waktu “sekarang” untuk menjelaskan kapan perubahan ini terjadi. Kata “sekarang” adalah kata yang dipilih Paulus untuk menjelaskan sebuah rentang waktu antara saat di mana seseorang mulai percaya pada Tuhan dan sedang menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Di masa inilah orang percaya mengalami perubahan-perubahan di dalam kehidupannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sebuah contoh perubahan yang sangat nyata di dalam PB adalah kehidupan seorang kepala pemungut cukai bernama Zakheus. Saudara bisa bayangkan sebagai kepala pemungut cukai dia tentu adalah seorang yang tamak, arogan dan tidak peduli dengan orang lain. Tetapi setelah menerima Yesus, Zakheus yang tamak akan uang kini berubah menjadi seseorang yang dermawan, Zakheus yang arogan kini berubah menjadi menjadi seseorang yang penyayang, dan Zakheus yang cuek dan tidak peduli kini berubah menjadi seseorang yang mau mengasihi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ada sebuah cerita tentang suami istri yang sudah menikah puluhan tahun dan sering berkonflik. Suatu sore sang istri ngidam pisang goreng. Ia pun membuat makanan ini. Setelah selesai sang istri menikmati pisang goreng yang hangat dengan secangkir tea. Tidak terasa haripun mulai senja dan suaminya pulang dari kerja. Ketika masuk rumah, sang suami melihat istrinya sedang menikmati pisang goreng. Karena pulang kerja, tentu sang suami lapar dan pengen juga makan pisang goreng buatan istrinya. Yang jadi masalah pisang gorengnya tinggal satu. Maka berkatalah sang suami, “Istriku boleh saya minta pisang gorengnya sebab ada tertulis kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri?” Istri menjawab, “Pa, goreng sendiri! Sebab ada tertulis, hai pemalas pergilah kepada semut dan belajarlah kepadanya.” Suami menjawab, “Benar, tetapi ada juga tertulis: apa yang kamu kehendaki orang lain perbuat bagimu perbuatlah demikian.” Istri segera berespon, “Tetapi ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja.” Suami mulai kesal dan berkata, “Ma, firman Tuhan juga berkata: mintalah maka engkau akan mendapat.” Maka dengan kesal sang istri pun berkata, “Ya sudah, ini buat papa. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.” Saudara, walaupun cerita ini bernada humor, namun memberikan sebuah gambaran bahwa sering kali suami istri yang masing-masing mengetahui banyak tentang firman Tuhan tetapi tidak hidup dan menghidupi firman Tuhan sehingga tidak ada perubahan apapun yang terjadi dalam diri mereka masing-masing.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, seperti koin yang memiliki dua sisi. Kelahiran baru tidak dapat dipisahkan dengan perubahan. Pembenaran tidak dapat dipisahkan dengan pengudusan. Nah, jika kita melihat kehidupan kita sekarang, adakah kita benar-benar adalah Kristen yang sejati yang telah mengalami perubahan itu. Atau kita mengaku Kristen tetapi tetap hidup di dalam kebiasaan-kebiasaan lama kita dan tidak mau tunduk dengan Yesus yang kita akui sebagai Tuhan di dalam hidup kita. Yang hidup di dalam kekecewaan tetap di dalam kekecewaan dan tidak ada pengampunan. Yang hidup di dalam amarah, tetap di dalam amarah dan tidak ada kesabaran. Yang hidup di dalam percabulan, tetap di dalam percabulan dan tidak ada kekudusan. Yang hidup di dalam kesombongan tetap di dalam kesombongan dan tidak ada kerendahan hati. Jika ini adalah kondisi kita, maka ini saatnya untuk datang kepada Tuhan. Minta ampun kepadanya dan jadikan dia sebagai Allah yang menolong kita untuk dapat berubah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, perubahan di dalam hidup kita bukan hanya untuk membentuk kita untuk menjadi serupa dengan Allah dan menikmati masa pemuliaan pada saatnya nanti, tetapi ada dampak yang lain di balik perubahan yang kita alami. Adapun <b>dampak dari perubahan itu adalah supaya kita dapat menyatakan kasih terhadap sesama kita</b>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan<span style="color: black;"> </span></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ayat 8 dari terjemahan BIS/NIV mengatakan demikian, “Janganlah berutang apa pun kepada siapa juga, kecuali berutang kasih terhadap satu sama lain.” Kata berhutang di sini memiliki arti tanggungjawab yang harus kita selesaikan. Hutang hanya dapat selesai jika sudah dilunasi. Tetapi dalam ayat ini Paulus mengatakan tetaplah dalam kondisi berhutang kasih terhadap sesamamu. Artinya terus lakukan kasih sebagai tanggungjawab yang harus dilakukan kepada sesamamu dan jangan pernah merasa lunas sehingga berhenti untuk mengasihi. Jadi kata ini bukan dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa kita berhutang budi dengan seseorang dan kita membalasnya, tetapi lebih pada jangan pernah berhenti mengasihi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Bagaimanakah kasih itu dinyatakan? Paulus menyatakan dengan contoh-contoh yang konkret seperti jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini milik sesama. Apakah ini sudah semua? Jawabnya adalah tidak. Ini hanya mewakili saja, tetapi intinya adalah kita menyatakan kasih terhadap sesama kita dengan tidak memberikan dampak yang menyakiti, merusak, atau membunuh mereka. Nah, jika kita tidak berubah dan tetap di dalam kondisi manusia lama kita, sanggupkah kita berkata bahwa kita dapat menjadi saluran kasih bagi mereka? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, “kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” Kegenapan di sini memiliki arti “telah memenuhi” atau telah melakukan apa yang diperintahkan oleh hukum Taurat. Saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Dalam Matius 5: 17. Dia pernah berkata “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya.” Memang kata menggenapi di sini dapat berarti bahwa Dialah yang menggenapi semua nubuatan di dalam Taurat. Tetapi ini juga berarti bahwa Dialah yang telah melakukan hukum Taurat itu sendiri yang dapat dirangkum dengan satu kata yaitu “KASIH.” Ya, Tuhan telah memberikan teladan untuk mengasihi manusia dengan tidak berfokus pada kepentingan atau kepuasannya sendiri tetapi kepada kebaikan manusia yang berdosa. Kasih-Nya sangat besar sampai pada titik pengorbanan walaupun manusia sebagai sasaran kasih-Nya tidak layak untuk menerimanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, dalam ayat ini Paulus mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama bukan dengan disalibkan secara harafiah di atas kayu salib seperti yang Yesus alami, tetapi kita diminta untuk menanggalkan perbuatan kedagingan kita yang memiliki orientasi kesenangan atau pemuasan nafsu pribadi dan mengenakan perbuatan terang yang berfokus pada kehendak Allah dan menyatakan kasih kepada sesama seperti yang diteladankan Yesus kepada kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ada seorang anak yang bertumbuh di dalam kekecewaan terhadap papanya. Bagaimana tidak, sejak kecil anak ini diperlakukan dengan sangat tidak baik oleh papanya. Dia sering mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan adiknya. Selain itu, tidak jarang perkataan yang kasar dan menghina keluar dari mulut seseorang papa yang diharapkan dapat menyayanginya. Tidak jarang pula sang papa memukul si anak walaupun usianya beranjak remaja. Kekecewaannya semakin meledak ketika seringkali ia melihat sang papa memukul mama yang berniat membela dirinya. Saudara, anak ini benar-benar bertumbuh di dalam kepahitan. Tetapi ada satu momen di mana kondisi ini berubah. Ini terjadi ketika untuk pertama kalinya sang papa memeluk anaknya dan mengatakan, “Maafkan Papa. Papa sudah terlalu banyak menyakiti hatimu.” Seorang papa yang keras diubahkan menjadi seoorang papa yang lembut. Seorang papa yang kasar diubahkan menjadi seorang papa yang penuh belas kasihan sehingga untuk pertama kalinya sang papa berkata kepada anak-nya ini, “Anakku, papa sangat sayang dengan kamu.” Dan sejak itu relasi Bapak dan anak ini dipulihkan. Saudara, ini adalah kisah nyata. Suatu kali saya bertanya pada anak ini, apa yang kau rasakan ketika papamu memeluk kamu dan meminta maaf atas semua kesalahannya? Dia menjawab, “Puji Tuhan, Yesuslah yang merubah papaku dan aku bersyukur karena sekarang papa benar-benar mengasihiku.” Saudara, perubahan dapat membawa dampak kasih terhadap sesama kita. Perubahan dapat menyuarakan sapaan kasih terhadap orang-orang di sekeliling kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, lihatlah wajah orang-orang di sekitarmu. Bisa jadi dia adalah teman di sampingmu, teman di kamarmu, atau rekan pelayananmu, bisa juga dia adalah orang tua atau saudaramu yang ada di rumah. <span style="color: black;">Jika kita TETAP di dalam kondisi suka berkata-kata kasar terhadap mereka, sanggupkah kita mengatakan bahwa kita mengasihi mereka? Jika kita TETAP di dalam kondisi benci dan kekecewaan terhadap mereka, sanggupkah kita mengatakan bahwa kita mengasihi mereka? Jika kita TETAP di dalam kondisi suka merendahkan mereka, sanggupkah kita mengatakan bahwa kita mengasihi mereka? Atau jika kita TETAP di dalam kondisi iri dan suka berselisih dengan mereka, sanggupkah kita mengatakan bahwa kita mengasihi mereka? Mari kita koreksi hati kita masing-masing. Adakah gaya hidup atau temperamen kita yang lama yang menjadi penghambat bagi kita untuk menjadi saluran kasih bagi sesama? </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, Tuhan sangat mengasihi kita. Dia tidak hanya menyelamatkan, tetapi membawa kita untuk mengalami perubahan hidup sehingga Dia memakai kita untuk menjadi saluran kasih bagi sesama kita. Bersediakah kita untuk meresponi panggilan Allah ini. Bersediakah kita membuka hati dan membiarkan Roh Kudus bekerja mengubah hidup kita setiap hari? Kiranya Tuhan mau menolong kita untuk menanggalkan yang lama dan menggantinya dengan yang baru dan menjadi berkat bagi sesama kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Amin</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-60001124517958551742011-10-29T09:34:00.000-07:002011-11-01T16:09:43.186-07:00Khotbah Efesus 6:10-20<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">BERTAHAN MENGHADAPI “STRATEGI MATA KOIN”</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Oleh Andrea</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Pendahuluan<br />
</span></b></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Waktu saya SMP salah teman-teman <i>genk </i>saya pernah memperkenalkan sebuah strategi bagaimana mendapatkan pacar. Mereka menyebutnya “strategi anak domba”. Mereka berkata, “Andrea, kalau kamu mau cepet punya pacar gampang. Langkah pertama tentukan targetnya, cari <i>cewek</i> tapi adik tingkat, lebih gampang bila <i>cewek </i>itu ga pernah pacaran. Selanjutnya deketin, perhatiin dikit, teleponin, kasi-kasi barang. Terus luluhkan hatinya dengan sesuatu yang romantis. Dan tinggal “tembak” dia. Pasti <i>cewek</i> itu bakal takluk.” Akhirnya saya mengerti kenapa namanya strategi anak domba. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Itulah strategi. Strategi dibuat seseorang untuk menaklukkan lawannya. Untuk menaklukkan <i>kecengan </i>perlu pake strategi, untuk bisnis maju perlu pake strategi, untuk menjatuhkan musuh perlu pake strategi, semakin pandai seseorang membuat strategi semakin mudah seseorang menaklukkan lawannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Hari ini juga kita akan banyak berbicara mengenai strategi. Sayangnya kita tidak akan membahas strategi untuk menaklukkan <i>kecengan</i>. Tetapi ini mengenai strategi yang dipakai iblis untuk menaklukkan orang-orang percaya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sejak dulu visi Kerajaan Kegelapan tidak pernah berubah, yaitu menghancurkan Kerajaan Allah. Orang-orang yang memihak kepada Allah, tentu secara otomatis menjadi musuh iblis; dan mereka ini adalah orang-orang yang dibenci iblis. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Iblis sangat tidak suka kepada orang-orang yang hidup sungguh-sungguh bagi Allah. Apalagi kalau mereka adalah orang-orang yang hidupnya begitu efektif dan produktif melayani Allah. Orang-orang seperti ini adalah target utama yang harus iblis taklukan. Bagi Iblis mereka harus dibungkam dan ditaklukan. Yah, setidaknya dibungkam agar mereka berhenti merebut jiwa-jiwa yang terhilang. Ditaklukkan agar mereka suatu saat tersandung dan kemudian meninggalkan Tuhan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Dari masa ke masa Iblis menyusun strategi yang taktik yang jitu untuk menyerang dan menaklukkan musuh-musuhnya. Salah satu strategi yang dik</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">en</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">alkan Paulus pada perikop ini saya sebut dengan istilah “strategi mata koin”. Saya sebut strategi ini dengan istilah “mata koin” karena dalam strategi ini iblis menerapkan sekaligus dua taktik ampuh yang mematikan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Apa itu taktiknya? Kita akan melihatnya bersama. Sisi yang satu adalah sebuah taktik yang disebut </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Tipu Muslihat</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Di ayat yang ke 11b Paulus mengungkapkan bahwa Iblis menggunakan tipu muslihat untuk menjebak dan menjerumuskan orang percaya. Ia sangat ahli dalam hal memanipulasi. Iblis memang tidak mahatahu, tetapi ia tahu lebih banyak daripada manusia. Ia tahu benar apa yang menjadi isi hati dan pikiran manusia. Ia tahu benar apa yang menjadi kelemahan-kelemahan manusia, apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan manusia. Ia sangat <i>getol</i> memperkenalkan kata “kompromi” kepada dosa yang abu-abu. Ia tahu benar bagaimana mengalihkan fokus seseorang kepada dunia dan kepuasan diri. Ia tahu benar bagaimana caranya mengadu domba anggota gereja. Ia amat pandai mengelola kemarahan menjadi kebencian yang mematikan. Ia sudah menulis banyak buku, dan salah satu yang <i>best seller</i> adalah buku yang berjudul, “Bagaimana menjadi Kristen tanpa mengenal Kristus”. Ia tahu benar bagaimana <i>mengintimidasi</i> orang-orang percaya, membuat orang-orang percaya merasa tidak pantas, tidak berharga, tidak mampu melayani Allah. Berulang kali ia menyamarkan istilah kenyamanan dengan istilah “berkat”, sehingga membuat orang-orang percaya secara perlahan mulai lupa bahwa ia dipanggil untuk mencari jiwa yang hilang. Bahkan Iblis tahu benar bagaimana menyulap pergumulan, sakit penyakit atau kekurangan – menjadi benih-benih keraguan akan Allah. Itulah Iblis. Ia punya gelar P.hd dalam hal manipulasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Paulus sendiri sudah memiliki segudang pengalaman mengenai tawaran-tawaran semu si penipu ulung: kenikmatan dosa, pengajaran-pengajaran palsu, kenyamanan dunia, kekayaan, jabatan, popularitas, intimidasi dan trik-trik jitu lainnya yang amat kreatif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Inilah taktik iblis yang pertama, “tipu muslihat”. Perlahan tetapi mematikan. Memanipulasi keadaan sehingga kalau seseorang tidak berhati-hati, ia akan terjebak dan terjerat. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sisi yang satunya adalah sebuah taktik yang disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Tekanan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sebagai makhluk supranatural, Iblis miliki kuasa yang jauh melebihi kuasa manusia biasa. Di ayat 12 Paulus menggambarkan bagaimana makhluk ini mampu menunggangi pemerintah, penguasa, penghulu dunia untuk menyerang orang-orang percaya. Dengan kapasitasnya, ia mampu menunggangi siapapun untuk dijadikan “bom atom” menyerang orang percaya. Iblis menunggangi pihak-pihak tertentu untuk menentang, menyerang dan menganiaya orang-orang percaya. Di dalam sejarah dunia tentu kita dapat melihat bagaimana pemerintahan dan pemimpin-pemimpin tertentu ditunggangi sedemikian rupa sehingga orang-orang percaya dianiaya. Kita juga dapat melihat bagaimana Iblis menggunakan ideologi tertentu agar orang-orang percaya harus menderita, masuk penjara, dan mati karena imannya. Iblis mampu memperdaya siapapun bahkan termasuk orang-orang terdekat (anggota keluarga) untuk menekan pengikut Tuhan. Iblis memang tidak mahakuasa, tetapi ia cukup mampu untuk menciptakan situasi tertentu untuk menyudutkan orang-orang percaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Paulus juga sudah mengalami sendiri apa itu tekanan. Ia pernah disesah, dipenjara, kelaparan, kedinginan di teralis besi dan semua itu ia alami hanya karena mempertahankan imannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Inilah “strategi mata koin” yang begitu ampuh dan mematikan. Sisi yang satu adalah tipuan, yang lain adalah tekanan. Menghancurkan orang percaya melalui dusta dan tekanan penderitaan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Strategi Tandingan (tidak dibacakan)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Benar, strategi ini amat tangguh. Iblis dapat memukul kalah orang-orang percaya dengan mudah. Tetapi kalau kita perhatikan dalam perikop ini Paulus meneriakkan sebuah kata: “bertahanlah”. Dalam perikop ini, kata yunani “stenai” yang artinya berdiri/ bertahan diucapkan Paulus sebanyak empat kali. Ini sudah cukup menjadi bukti bahwa pesan utama dari perikop ini adalah agar orang-orang percaya terus bertahan menghadapi serangan iblis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Tentu setiap orang ingin bertahan, siapa yang mau kalah. Tetapi permasalahannya semua orang juga tahu, iblis bukanlah tandingan yang seimbang orang percaya. Karena itu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, setiap kita yang ingin bertahan sampai akhir di dalam peperangan harus menggunakan dua prinsip yang </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Paulus </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bentangkan dalam bagian ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Prinsip yang pertama adalah dengan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Bersandar kepada Tuhan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Di ayat 10 Paulus mengatakan, “hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya”. Frasa “hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan” secara literal dapat diterjemahkan menjadi “hendaklah kamu <i>dikuatkan</i> di dalam kesatuan bersama dengan Tuhan”. Dalam frasa ini kita menemukan pernyataan eksplisit bahwa Allah sendirilah yang akan memberikan kekuatan bagi orang-orang percaya untuk bertahan. Dan bagaimana orang percaya bisa memperoleh kekuatan itu? Ketika mereka hidup di dalam kesatuan dengan Allah. Ketika Roh Kudus menguasai hidup mereka. Orang-orang percaya sangat terbatas dan memiliki banyak kelemahan yang rentan untuk diserang oleh Iblis, tetapi ketika orang percaya menempatkan dirinya di dalam tangan Allah yang maha tidak terbatas, orang-orang percaya dimampukan untuk bertahan. Kunci pertama agar orang percaya dapat bertahan adalah dengan bersandar penuh kepada Tuhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Dan prinsip yang kedua agar orang percaya bisa bertahan adalah dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Mengusahakan Kehidupan Rohani yang Sehat</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Di ayat kesebelas Paulus mengatakan, “kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah”. Apakah maksud dari Frasa ini? Perlengkapan senjata Allah merupakan suatu ungkapan metafora yang menunjukkan seperangkat perlindungan yang Allah sediakan. John Stott menyatakan keenam metafora tersebut menggambarkan kebenaran, ketulusan, berita Injil damai sejahtera, iman, keselamatan, dan Firman. Semua sudah Allah sediakan. Tugas kita </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">hanyalah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> mengenakannya. Untuk mengenakan kebenaran tentu kita perlu mengerti kebenaran Allah dan menghidupi kebenaran itu. Untuk mengenakan ketulusan tentu kita perlu terus menerus mengoreksi hati dan pikiran kita. Untuk mengenakan berita injil tentu kita perlu memberitakan keselamatan kepada setiap orang. Untuk mengenakan iman tentu kita perlu berserah di dalam doa. Untuk mengenakan keselamatan tentu kita perlu mengingat karya Kristus di kayu salib. Dan untuk mengenakan Firman tentu kita harus mengerti dan menguasai Alkitab dengan benar. Secara sederhana mengenakan perlengkapan senjata Allah artinya memiliki kerohanian yang sehat, dan itu diperoleh dari disiplin rohani yang baik. (doa, saat-teduh, PI pribadi, PA pribadi, <i>bible reading</i>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Memang untuk bisa bertahan terhadap strategi iblis Allah akan memberi kita kuasa, tetapi kita juga punya tanggung jawab untuk mengusahakan kesehatan rohani kita. Inilah strategi tandingan yang Firman Tuhan nyatakan. Bersandar kepada Tuhan dan Berusaha Memiliki Kehidupan Rohani yang sehat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sekitar awal 19 seorang pemuda bernama William Borden mendapatkan sebuah hadiah kelulusan berupa tiket keliling dunia dan sebuah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">lkitab dari sang ayah. Keliling dunia pada waktu itu tentu merupakan kesempatan yang langka, apalagi bagi seorang anak muda. Dalam perjalanan panjang dengan kapal laut, Borden membaca </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">lkitabnya dan waktu itu ia mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah. Di saat yang bersamaan ia menemukan panggilan hidupnya untuk menjadi seorang misionaris. Sejak saat itu ia memberikan hidupnya dan berkomitmen menjadi seorang laskar Kristus. Di kapal itu ia membuka </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">lkitabnya di halaman paling belakang dan menulis sebuah kalimat pertama: “Tidak Ada Pilihan”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Tahun 1905 ia masuk kuliah. Di kampus ia begitu bersemangat mengajak teman-temannya untuk bertobat dan melayani Tuhan. Sehingga ia mengalami banyak cibiran dari teman-teman kuliahnya. Tetapi ia tidak mundur. Bahkan disitulah ia mendapat panggilan yang semakin jelas untuk melayani orang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">yang tidak percaya di </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kansu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">China.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Setelah lulus wisuda, selain ditawari untuk mewarisi perusahaan sang ayah, Borden menerima banyak tawaran pekerjaan dengan gaji selangit. Masa depannya begitu cerah. Tetapi ia menetapkan hati mentaati Allah menjadi misionaris, sekalipun ia tahu kehidupannya akan sangat sulit. Waktu itu ia membuka alkitabnya dihalaman akhir dan kemudian menulis kalimat yang kedua “Tidak Ada Kata Mundur.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Setelah lulus kuliah dengan nilai yang gemilang, Borden melanjutkan studinya di sekolah teologi Princeton Seminary. Ia menyelesaikan study teologinya dengan sangat baik. Dan setelah diwisuda ia segera melakukan perlayarannya ke China</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Borden tahu ia akan berhadapan d</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">engan orang-orang yang tidak seiman</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Maka ditengah pelayarannya ia berhenti terlebih dahulu di Mesir bermaksud untuk belajar bahasa Arab. Tetapi hal yang tidak terduga terjadi. Di Arab ia terkena radang otak. Penyakitnya sangat mematikan. Dalam sebulan, Borden muda meninggal di usia 25 tahun karena radang otak. Borden meninggal bahkan sebelum ia sempat melayani </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">di China.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Apakah Borden pernah menyesali pilihannya untuk bertahan menjadi prajurit Kristus? Tidak sama sekali! Sebelum kematiannya, dalam penyakit yang mengerikan Borden membuka </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">lkitabnya di halaman terakhir dan menulis kalimatnya yang ketiga. Di bawah kalimat-kalimat yang ia pernah tulis: “tidak ada pilihan”, “tidak ada kata mundur”, Borden menulis kalimat terakhirnya “Tidak Ada Penyesalan”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Border memberikan teladan hidup mengenai seni bertahan. Sekalipun ia mengalami serangan yang bertubi-tubi dalam hidupnya, tawaran dunia akan masa depan yang sangat nyaman, cibiran teman-teman kuliahnya, ladang pelayanan yang sulit, dan bahkan penyakit mematikan, Border bisa bertahan sampai akhir. Kenapa? Karena saya percaya, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah sekaligus ia selalu berusaha untuk memiliki kehidupan rohani yang bugar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Agenda Iblis sampai hari ini adalah menjatuhkan saya dan saudara, karena kita adalah hamba Tuhan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, anak-anak Tuhan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">giat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> memenangkan jiwa. Iblis akan menipu kita. Iblis akan menekan kit</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">a a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">gar kita berhenti untuk melayani Tuhan, keluar dari jalan panggilan, dan bahkan berharap kita meninggalkan Tuhan. Tetapi nasihat Firman Tuhan berkata: “Bertahanlah”! Jangan menyerah! Bersandar terus kepada Tuhan. Usahakan terus kehidupan rohani yang sehat, berdoa, bersaat-teduh, PI, bible reading, PA pribadi! Dengan demikian, kita pasti akan menjadi hamba-hamba Tuhan yang efektif bagi Kerajaan Allah, menjadi hamba-hamba Tuhan yang menyenangkan hati Allah, hamba Tuhan yang berkenan, dan memuliakan Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 14.4pt 0cm 144pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Amin!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 14.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-69503017715242567412011-09-05T22:03:00.000-07:002011-11-01T16:31:11.328-07:00Khotbah Eks. Topikal: Allah Ada Dalam Ketiadaan<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">ALLAH ADA DALAM KETIADAAN</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">OLEH HIMAWAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, saya rasa kita semua pernah mendengar nama Ibu Teresa dari Kalkuta. Seorang biarawati yang memberikan diri untuk melayani orang sakit di jalanan kota Kalkuta. Saudara, apakah sdr merasa terinspirasi ketika mendengarkan kisah hidup seorang Ibu Teresa? Apa pandangan sdr secara pribadi terhadap Ibu Teresa? Seorang yang sangat dekat dengan Allah sehingga rela memberikan hidup bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongannya? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, saya kira, kita semua akan terkejut ketika membaca pengakuan Ibu Teresa, yang terdapat dalam memoir</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> pribadi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">nya. Ibu Teresa mengaku bahwa selama 50 tahun beliau sama sekali tidak merasakan gairah kehadiran Allah dalam hidupnya. Padahal masa itu adalah masa ketika ia melayani Tuhan, namun, selama itu pula Ibu Teresa mengaku tidak merasakan Kristus hadir dalam hidupnya. Ibu Teresa yang terlihat mempunyai hubungan dekat dengan Sang Ilahi, ternyata dalam sebagian besar waktu hidupnya merasakan Allah demikian jauh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, seberapa banyak diantara saudara yang pernah, bahkan ketika mendengarkan khotbah ini, saudara merasakan perasaan yang sama. Perasaan Allah yang demikian jauhnya, sehingga kita merasa Ia seakan tiada dalam kehidupan kita. Kita setia pergi ke gereja, setia merenungkan firman, namun Allah tetap terasa jauh. Kita merasa Allah tiada. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Perasaan ini oleh seorang katolik bernama Santo Yohanes Salib disebut “malam gelap jiwa”, yaitu malam atau hari-hari dimana manusia tidak mengalami penghiburan rohani apa pun, kendati ia mencari Allah dengan sepenuh hati. Malam yang juga disebut dengan masa “kegelisahan yang tak terperikan”. Ketika kita mengharap kehadiran Allah di dalam kegetiran hidup, namun kita dihadapkan dalam sebuah fakta, yang menyatakan Allah tiada! Ketika kita berteriak agar Allah menampakkan wajah-Nya, nyatanya Allah diam, seolah tak mendengar teriakan kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, saya yakin perasaan seperti ini pernah kita alami. Orang percaya, bahkan yang sudah dewasa secara rohani pun bisa saja dihampiri perasaan Allah yang jauh. Daud pada Mazmur 22:2 berkata “<i>Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.</i>“ Daud pun pernah merasakan ketiadaan Allah. Setiap umat Tuhan pernah merasakan perasaan betapa jauhnya hadirat Allah dalam kehidupan kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kapan perasaan ini datang? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">I.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ketika kita berdosa</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kapan saja perasaan ini akan datang menghinggapi kita? Nampaknya, perasaan ketiadaan akan Allah seringkali datang ketika kita melakukan sesuatu yang tidak berkenan dihadapan-Nya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, Allah kita adalah Allah yang kudus, Allah yang tidak menghendaki umat-Nya untuk melakukan dosa. Ketika kita berdosa, maka bukan Allah yang menjauhkan diri-Nya kepada kita, namun diri kita sendiri yang menjauh dari Allah. Sebagaimana Mazmur 51: 2, ketika Daud berkata:</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> <i>“</i></span><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!”</span></i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Daud menuliskan ayat ini ketika baru saja melakukan dosa perzinahan, bahkan pembunuhan. Ketika Daud mengambil Betsyeba sebagai miliknya, dan membunuh Uria untuk memenuhi nafsu serta tujuan pribadinya. Saat itu Daud merasa demikian jauhnya dari hadirat Allah, sehingga ia berkata “Kasihanilah aku, ya Allah!” Daud sebagai seorang yang dikenal memiliki hidup yang dekat dengan Allah, merasa sadar ketika ia berdosa, maka Allah menolak untuk hadir di dalam hidupnya. Karena itu, setelah mendengar teguran nabi Natan, segeralah Daud memohon pengampunan dosa kepada Allah. Daud sangat sadar, jika ia tidak bertobat maka ia akan terus berada jauh dari Allah. Ya, Dosa mengakibatkan Allah jauh dari kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, dunia di sekitar kita adalah dunia yang gelap. Sebagai orang Kristen kita hidup menantang gelombang jaman, sehingga kita sangat rentan sekali untuk terseret arus yang mengancam jiwa kita. Pornografi merajalela dimana-mana, sekali klik di depan komputer, maka kita bisa membuat diri kita berada dalam sebuah posisi yang menjauh dari Allah. Kecanduan game, pergaulan yang bebas, begitu merasuk dalam kehidupan anak-anak muda seperti kita. Sekali kita buka gerbang agar mereka masuk, maka kita akan berada dalam posisi yang menjauh dari Allah. Semua dosa yang kita lakukan membuat hilangnya hadirat Allah dalam kehidupan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Adakah dosa yang engkau lakukan sehingga membuatmu merasakan bahwa Allah yang penuh kasih dan pengampunan itu kini tiada? Jika ya, maka jadilah seperti Daud, mengaku keberdosaan di hadapan Allah, sehingga Allah boleh kembali hadir dalam kehidupan saudara. Tinggalkan segala bentuk keinginan nafsu pribadi, cobalah untuk tunduk kepada firman Tuhan. Berdirilah dengan tegak bersama kekuatan dari Roh Kudus, lawanlah dosa. Maka Allah akan kembali bersama-sama dengan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kapan perasaan ini datang?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">II.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ketika penderitaan menimpa</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Namun, sdr fakta yang terdapat dalam perjalanan kehidupan rohani ternyata memberikan kita pemahaman yang lain. Keberdosaan bukan satu-satunya penyebab perasaan itu hadir dalam kehidupan kita. Sering perasaan itu datang ketika kita mengalami penderitaan dan kesesakan. Sebagaimana Mazmur 22 yang pertama kali kita baca tadi, ditulis oleh Daud ketika ia mengalami tantangan musuh-musuhnya. Ketika Daud menghadapi bahaya yang mengancam kehidupannya, yaitu ketika dikejar-kejar dan akan dibunuh oleh Saul. Ia merasa Allah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">iada! Seolah ia tidak akan ditolong, seolah Allah akan pergi menjauh daripadanya dan membiarkan dirinya tertindas. Dalam ayat 12 Daud berkata: <i>Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong</i>. Dalam hadangan penderitaan, bisa jadi kita akan merasa Tuhan itu tiada. Merasa hadirat Allah begitu jauh! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">hal </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">inilah yang pernah dialami oleh orang-orang Kristen di Jepang ketika berada dalam abad penganiayaan. Hal ini dituliskan dalam novel <i>Silence</i> karya Shusaku Endo. Pada waktu itu, Kristianitas sedang dilarang, siapa yang mengaku Kristen, maka ia akan diburu, dianiaya dengan beratnya. Bahkan ada sebuah kisah, orang Kristen digantung terbalik, diikat, telinganya disilet agar darahnya bisa mengalir, dan mereka akan mati perlahan-lahan. Semua itu dilakukan agar orang Kristen mengkhianati iman mereka. Di waktu-waktu yang penuh dengan kesakitan sedemikian rupa, orang-orang Kristen Jepang bertanya kepada pastor Katolik yang melayani waktu itu: Bapa, dimana Allah? Mengapa Ia diam saja? Mengapa Ia terasa begitu jauh dari kehidupan kita? Ya, di dalam penderitaan, mereka merasa Allah yang tiada. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Bukankah pertanyaan-pertanyaan demikian juga sering kita tanyakan? </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Adakah di antara kita yang mengalami masalah hidup yang berat, sehingga kita tidak melihat Allah? Membuat kita bertanya dimana Allah berada sekarang ini? Adakah di antara kita merasa Allah tiada? Saudara, Kini pertanyaannya adalah: mengapa ini semua terjadi? Serta apakah yang harus kita lakukan ketika kita mengalami hal demikian?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kapan perasaan ini datang? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">III.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> <span lang="IN">Dalam kondisi apa pun secara tiba-tiba</span></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Tetapi sebelum mengerti alasan mengapa perasaan ini datang dan apa yang perlu kita lakukan ketika mengalami hal yang demikian, kita perlu menyadari bahwa dinamika kehidupan spiritual memang membingungkan. Ketika gelombang tak menerpa, ketika hidup terasa aman dan tenteram. Bahkan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ketika </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">kita merasa kita berada dalam hubungan yang sangat baik dengan Tuhan. Perasaan betapa jauhnya Allah tetap bisa menghantam kita. Perasaan Allah yang begitu jauh bisa mencekam secara tiba-tiba. Tiba-tiba kita merasa berada di gurun pasir rohani yang begitu kering, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">yang</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> membuat kita merasa haus, haus akan kehadiran Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, saya rasa hal ini yang dialami Elia dalam 1 Raja-raja 19:4, ketika dilaporkan “<i>Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, waktu itu Elia sedang mengalami keberhasilan. Elia berhasil membela nama Yahweh sebagai satu-satunya Allah yang benar. Elia membuktikan di depan mata bangsa Israel bahwa Baal hanyalah ciptaan manusia belaka. Ketika Elia menghadapi ancaman Izebel, Elia seharusnya tidak perlu takut. Bukankah Allah sudah menolong dia menghadapi nabi-nabi Baal? Seharusnya Elia sadar bahwa Allah bersama-sama dengan dia. Namun fakta yang dilaporkan Alkitab berkata lain. Elia berada dalam ketakutan sehingga lari, bahkan Elia diterpa kesepian yang amat sangat. Di dalam kondisi yang sendirian di tengah hutan, Elia memohon agar Tuhan mengambil nyawanya. Elia merasa bahwa dirinya tidak lebih baik dari pendahulu-pendahulunya, yakni nabi-nabi sebelum dia. Elia merasa bahwa Israel tidak akan berubah, dan ia adalah tokoh yang gagal. Saya rasa waktu itu Elia benar-benar merasa kehilangan akan kehadiran Allah. Bagi Elia, Allah terasa tiada. Hal ini dibuktikan dalam teks sesudahnya malaikat Allah menyuruh Elia untuk pergi ke gunung Horeb, gunung Allah, agar Elia dapat bertemu dengan Allah kembali, agar Elia </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">diyakinkan dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">merasakan bahwa Allah bersamanya. Saudara, Entah mengapa, nabi sebesar Elia tiba-tiba merasakan bahwa Allah tiada di dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan ketidakhadiran Allah bisa datang secara tiba-tiba dalam kondisi hidup apa pun! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, seorang pelayan Tuhan dalam bidang spiritualitas dan penulis buku yang terkenal yaitu Richard J. Foster pernah mengalami hal yang demikian. Ada masa dalam hidupnya, ketika ia benar-benar merasa nyaman. Melakukan berbagai seminar, dan pelayanan dimana-mana. Tetapi ketika berada di dalam puncak keberhasilan itu, Foster mengaku bahwa tiba-tiba Allah terasa pergi menjauh begitu saja. Tiba-tiba hadirat Allah pun tiada di dalam hidupnya. Foster kemudian menarik diri dari pelayanannya dan berusaha mencari kehendak Allah dengan apa yang terjadi padanya. Saudara, ternyata seorang yang dipakai Tuhan seperti Richard Foster pun, secara tiba-tiba juga dapat mengalami ketiadaan Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, ternyata perasaan Allah yang begitu jauh itu bisa datang dalam banyak situasi. Jika kita memahami dengan jelas bahwa perasaan ini datang diakibatkan karena dosa yang kita lakukan, maka tentu yang terutama adalah kita mengaku dosa dan memohon pengampunan dihadapan-Nya. Namun, bagaimana jika problemnya ternyata bukan pada kita? Bagaimana jika perasaan itu datang ketika kita menghadapi problematika hidup? Bagaimana jika perasaan itu datang secara tiba-tiba, bahkan dalam kondisi dimana kita sedang merasa aman dan sangat dekat dengan Allah? Padahal, kita sudah berlaku benar dan tanpa cela, tetapi perasaan Allah yang jauh ini toh tetap saja datang menerpa kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Benarkah Tuhan itu tiada?</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Tetapi sdr, ketika kita merasa Allah tiada, apakah memang benar-benar Allah tidak ada bersama-sama dengan kita? Kejadian 28:15 berkata: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.5in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."</span></i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Bukankah Allah punya janji penyertaan bagi umat-Nya, janji Allah yang tidak akan meninggalkan umat-Nya sekalipun?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, janji ini difirmankan Tuhan kepada Yakub di Betel, ketika Yakub akan melarikan diri dari Esau, dan pergi ke rumah pamannya Laban. Janji ini yang menyertai Yakub selama Yakub menjalani hidup yang penuh lika-liku di tanah yang asing. Allah berjanji bahwa Ia bersama-sama dengan Yakub kemana pun Yakub pergi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, frasa “Aku menyertai kamu” adalah frasa yang terus berulangkali disebutkan di dalam Kitab Suci. Frasa ini bahkan juga diulang oleh Tuhan Yesus dalam Matius 28, menunjukkan bahwa memang di dalam segala kondisi yang akan dan sedang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">kita </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">alami</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, Tuhan tidak akan meninggalkan kita</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Dia adalah Bapa kita, yang tak akan pernah mengingkari janji-Nya, janji penyertaan-Nya. Saudara, turunnya Yesus ke dunia ini membuktikan bahwa Allah turut berpartisipasi dalam kehidupan manusia, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menjadi sama dengan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">umat-Nya yang berdosa. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Benar, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Yesus adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bukti nyata keberadaan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Sang Im</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">anuel, Allah yang menyertai kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, inilah janji Allah pada Israel dan ini jugalah janji Allah kepada setiap kita! Janji inilah yang harus kita pegang! Ketika kita mengalami perasaan Allah tiada, ketika Allah terasa demikian jauh, sesungguhnya Ia tetap bersama-sama dengan kita! Ia tidak pernah sekali-kali meninggalkan kita. Ya, dalam perasaan ketiadaan Allah, Allah sebenarnya ada! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Mengapa Allah mengijinkan ini semua terjadi?</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, mengapa Allah mengijinkan ini semua terjadi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">?</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Tentu k</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">arena Allah menginginkan agar kita dapat bertumbuh sesuai dengan kehendak-Nya. Pdt. Yohan Candawasa dalam sebuah bukunya, mengatakan bahwa dalam kesenyapan atau ketiadaan Allah, Allah mengijinkan ini semua terjadi agar kita dapat melihat Allah dalam sudut pandang yang lain. Perasaan kita memang mengatakan Allah tiada, namun di ten</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">g</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ah perasaa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> itu kita diajarkan untuk </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tetap </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bersandar dan menaruh iman kepada Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, saya kira ini yang dialami Daud dalam Mazmur 22 tadi, meskipun berada dalam perasaan Allah yang jauh, tapi Daud tetap menyatakan iman dan percayanya kepada Allah. Hal ini tersirat dalam ayat 9 dan 10</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, yang mengatakan <i>Ia </i>(Daud) <i>menyerah kepada Tuhan.</i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saya rasa Daud bertumbuh dalam pengenalannya akan Allah. Allah mengiji</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">kan perasaan ini hadir dalam kehidupan Daud, agar Daud semakin bertumbuh dalam kebersandarannya akan Allah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Daud makin dewasa, menjadi sahabat dekat Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, Perasaan Allah yang jauh</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">diijinkan terjadi, agar iman kita kepada Allah tidak tergantung pada situasi dan kondisi hidup, atau pada perasaan akan hadirat Tuhan. Tetapi agar iman kita tergantung kepada </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">identitas </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Allah sendiri. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Yaitu </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Allah yang berjanji akan menyertai umat-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Apa yang harus kita lakukan?</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kembali kita harus menjawab pertanyaan yang paling penting, apa yang harus kita lakukan ketika kita mengalami masa-masa yang demikian? Seorang penulis buku spiritual bernama Rick Warren, menyarankan bahwa ketika kita mengalami masa-masa demikian, maka sebaiknya kita mengingat segala kebaikan Tuhan di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">masa dulu kala. Sebagaimana dalam Ratapan 3:22 yang berkata: <i>Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,</i></span><span lang="IN" style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu.</span></i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kitab Ratapan ditulis oleh nabi Yeremia ketika melayani di Israel dengan segenap kesetiaannya, namun faktanya Yeremia mengalami sebuah penolakan yang luar biasa dari bangsa Israel. Yeremia merasakan pelayanannya sia-sia, dan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">melihat </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Allah pun seolah tiada. Namun Yeremia tak berhenti, Yeremia tidak terus terbenam di dalam penderitaannya! Yeremia memandang sejarah kasih setia Tuhan! Ya! Ingatan terhadap kasih setia Tuhan itulah yang akan menghiburkan kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, kata kasih setia Tuhan atau dalam bahasa aslinya <i>hesed Yahweh</i> ini adalah kata yang penting, kata yang juga berulangkali muncul dalam kitab suci. Kata yang mengarah kepada janji loyalitas Allah kepada perjanjian yang telah dikerjakannya kepada umat-Nya! Dimana janji itu bisa dipegang karena identitas pemberi janji itu sendiri yang tidak perlu diragukan lagi. Yaitu Allah yang tidak akan pernah beralih dan meninggalkan umat-Nya! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Saudara, maka ketika perasaan Allah yang jauh itu menerpa kita dalam kondisi apa pun, yang perlu kita lakukan adalah memegang janji penyertaan Allah, serta mengingat segala kasih setia-Nya </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">(</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Amanat Kotbah</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">).</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, kembali ke kisah orang-orang Kristen Jepang yang tadi. Ternyata dalam diamnya Allah yang mereka alami, mereka tetap mampu percaya kepada Allah. Mereka berani martir dan tetap memegang teguh iman mereka. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Ke</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tika Pastor Katolik yang melayani mereka bertanya kepada mereka, apa yang membuat mereka bisa bertahan sampai sedemikian. Orang-orang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">J</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">epang itu menjawab: Karena kami percaya kepada salib Kristus yang telah membebaskan kami. Ya! Karena mereka mengingat kasih setia Tuhan yang dibuktikan dalam pengorbanan Kristus di kayu salib, maka orang-orang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">J</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">epang itu mampu terus percaya kepada Allah walau pun Allah terasa jauh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, walau pun</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Allah seolah diam dalam penderitaan yang mereka alami.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, saya sendiri secara pribadi pernah mengalami perasaan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Allah yang jauh </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ini. Suatu ketika di dalam perjalanan panggilan saya, saya diterpa perasaan secara tiba-tiba perasaan Allah yang jauh, Allah yang tiada. Saat teduh saya seakan tiada gairah, saya melayani seolah tanpa <i>passion.</i> Padahal ketika saya selidiki diri saya, saya mendapati diri tidak melakukan sesuatu apa pun yang mungkin tidak berkenan di hadapan Allah. Bahkan perasaan itu hadir ketika saya benar-benar bersemangat untuk belajar teologi, belajar tentang Tuhan, mengenali segala sesuatu tentang Firman Tuhan. Tapi perasaan itu tiba-tiba membekap saya, tiada angin tiada hujan, Allah menjauh, Allah menghilang, Allah terasa tiada. Saya pun didera malam gelap jiwa ini selama beberapa minggu. Apakah yang saya lakukan? Saya memasang foto Tuhan Yesus yang tersalib di meja belajar saya. Saya terus-menerus mengingat akan panggilan saya dan kisah pertobatan saya, bagaimana Allah datang melalui karya salib Kristus. Saya terus bertahan dalam kondisi yang demikian, sampai berminggu-minggu kemudian baru hadirat Allah terasa kembali dalam diri saya. Ketika perjalanan malam gelap jiwa itu menimpa saya, saat itu saya diajari untuk tetap percaya dan bersandar kepada Tuhan meskipun perasaan saya tidak mengatakan bahwa Ia ada. Ya, Allah mengijinkan itu semua terjadi agar saya boleh semakin bertumbuh dalam kasih dan pengenalan akan Dia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Iman dan percaya yang tidak tergantung suasana, atau pun kondisi hidup, dan perasaan kita. Tetapi iman yang murni, yang percaya kepada identitas yang kita imani, yaitu Allah yang setia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, perasaan jauh dari Allah hanya sebuah perasaan manusia belaka. Kita tidak perlu takut bahwa Allah meninggalkan kita. Karena kasih setia dan rahmatnya tidak akan pernah berhenti. Jika kini saudara merasa bahwa Allah tiada, cobalah untuk mengingat segala apa yang Tuhan sudah pernah perbuat dan sudah berikan dalam hidupmu, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">syukurilah semuanya itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, jika ada di antara saudara yang merasa bahwa dalam hidup sdr tidak ada yang dapat saudara syukuri, maka saya mengajak anda memandang salib Kristus yang mulia. Salib Kristus yang menyelamatkan saudara. Salib Kristus yang merubah hidup saudara. Dari hidup yang gelap, tanpa arah dan tujuan, menjadi hidup yang bermakna dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">pengharapan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">keselamatan jiwa dan hidup yang kekal. Ingatlah akan karya keselamatan yang Tuhan sudah karyakan dalam kehidupan saudara, maka sesungguhnya tidak akan ada alasan untuk tidak dapat bersyukur, maka sesungguhnya tidak ada alasan untuk melihat bahwa Tuhan itu tiada, karena sesuai janji-Nya, Ia tetap ada!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, adakah diantara kita yang mengalami perasaan ketiadaan Allah pada saat ini? Mari terus mencari wajah Allah di dalam disiplin rohani yang kita kerjakan. Kita tetap setia melakukan segala sesuatunya, berdoa, membaca firman, merenungkannya, melayani di tempat yang Tuhan sudah sediakan. Sambil terus mengingat kasih setia dan memegang janji penyertaan-Nya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Maka kita akan makin bertumbuh dalam kedewasaan pengenalan akan Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, kita semua berada di dalam perjalanan panjang untuk mengenal identitas dan jati diri Allah kita. Penuh liku, jatuh bangun, tangis dan duka. Perasaan ketiadaan Allah, perasaan Allah yang jauh akan hadir </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">begitu saja </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dalam kehidupan kita. Setidak-tidaknya seorang Kristen akan mengalaminya sekali dalam perjalanan hidup</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">nya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> I</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ni semua terjadi karena Allah ingin mendewasakan kita</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> di dalam penyerahan diri penuh</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> kepada Allah. Jika itu semua terjadi, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">mari </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">terus mengingat kasih setia Tuhan. Dibarengi dengan pengakuan pertobatan jika kita berdosa, serta pembacaan yang setia pada Kitab Suci, kemudian komitmen membangun relasi dalam disiplin doa. Maka Roh Kudus sendiri yang akan memberikan kekuatan untuk menghadapi perasaan ini. Kita akan tetap teguh dalam iman,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">semakin mengenal siapa Allah kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Amin</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-39895339976998548572011-09-05T21:57:00.000-07:002011-11-01T16:37:16.372-07:00Khotbah Amos 5:21-27<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">WE MUST BECOME A TRUE WORSHIPPER</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">OLEH HIMAWAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: -4.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tahu tentang sebuah grup music bernama True Worshipper? Berapa banyak di antara saudara yang mencintai lagu-lagu dari grup music ini? Saya salah satu fans dari grup musik ini. T</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">erakhir mereka melaunching album dengan judul <i>God is Our Victory</i></span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">, </span></i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dimana lagu-lagu mereka sangat memberkati saya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">K</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">etika saya pertama kali </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">mengenal mereka, saya mulai bertanya </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">kenapa ya mereka memakai nama <i>True Worshipper</i> dan bukan yang lain? Kemudian saya merenungkannya, dan saya dapati <i>True Worshipper</i> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">secara harafiah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">mempunyai arti penyembah yang benar. Penyembah yang benar adalah penyembah yang hidup benar di hadapan Allah. Sehingga, dengan nama ini, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">saya duga, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">para punggawa band ini sebenarnya ingin </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menyatakan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> bahwa penyembahan yang sejati bukanlah sekedar menyanyi dengan kencang atau melompat-lompat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> disertai musik yang hingar-bingar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Tetapi, penyembahan yang sejati adalah bagaimana kita dapat memberikan seluruh kehidupan kita untuk hidup dengan benar bagi kemuliaan nama Tuhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, setiap orang percaya kepada Kristus memiliki natur sebagai seorang penyembah di hadapan Tuhan. Saya adalah penyembah, saudara adalah penyembah, kita semua adalah penyembah-penyembah Tuhan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Tapi pertanyaannya, apakah kehidupan kita selama ini menyatakan penyembahan yang benar kepada Tuhan, atau kita hanya menyembah ketika kita ada di gereja? Selebihnya, hidup kita bukan lagi penyembahan kepada Allah, melainkan menyembah pemuasan nafsu, egoisme, peninggian diri, materi, dan lain-lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, jangan sampai Tuhan mendapati penyembahan kita adalah penyembahan yang sia-sia dan tak bermakna. Karena itu mestilah kita mengerti bagaimana penyembahan bisa menjadi penyembahan yang sejati, sebuah penyembahan yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Kita semua harus menjadi penyembah yang sejati, <i>we must become the True Worshipper!</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Saudara-saudara, menjadi penyembah yang sejati berarti berusaha memiliki hidup yang benar di hadapan Tuhan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Pertanyaan bagi kita semua sekarang adalah, bagaimanakah sebenarnya hidup yang benar di hadapan Tuhan itu?</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara, hidup yang benar adalah </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>I.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">H</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">idup yang me</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">nyatakan</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> keadilan dan kebenaran (ay. </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">21-</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">24)</span></b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, keadilan dan kebenaran adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dua</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> aspek penting dalam kehidupan. Timbulnya kesadaran akan hak asasi manusia, dan protes-protes kemanusiaan, mengindikasikan bahwa manusia sesungguhnya ingin memiliki kehidupan yang adil dan benar yang dapat dirasakan seluruh umat manusia. Lalu apa yang perikop ini ajarkan mengenai keadilan dan kebenaran?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, sesuai dengan judulnya, kitab ini ditulis oleh seorang peternak domba dan pemetik pohon ara dari kota kecil Tekoa bernama Amos. Bisa dibilang ia adalah seorang yang sangat oposisioner</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, seseorang yang melawan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> terhadap kondisi bangsa Israel pada waktu itu. Seorang Nabi yang diutus oleh Allah untuk melayani ketika raja Yerobeam II berkuasa di Israel, sedangkan pada waktu bersamaan raja Uzia berkuasa di Yehuda. Terutama, Amos melakukan pelayanannya di Israel bagian utara, tempat Yerobeam berkuasa. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, Israel adalah bangsa yang dipilih oleh Allah secara langsung untuk menjadi berkat di antara bangsa-bangsa. Tentu saja, sebagai bangsa yang mengaku umat pilihan Allah, Israel</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> b</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">erusaha membangun relasi dengan Tuhan melalui ibadah-ibadah yang mereka lakukan. Ibadah seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan Tuhan dan memuliakan nama-Nya. Membuat nama Allah dapat dikenal diantara bangsa-bangsa di sekitar mereka. Tetapi, apa yang terjadi dengan Israel, umat Allah itu? Dengan mengejutkan di dalam perikop ini Tuhan berfirman: <i>Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.</i> Ternyata, alkitab secara gamblang menjelaskan bahwa Allah telah menolak ibadah dan penyembahan bangsa Israel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">J</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ika kita perhatikan ayat 21-23, dan membaca keterangannya sesuai dengan apa yang terdapat dalam kitab Imamat, sesungguhnya, kita akan melihat bahwa ibadah yang umat Israel kerjakan begitu rumit dan detail. Ibadah yang terdiri dari perayaan, ritual pengurbanan dan bahkan puji-pujian. Tetapi Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> tidak berkenan kepada itu semua</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, tujuh kata yang bernada negatif diperlihatkan disini mulai dari ayat 21 sampai 23, menunjukkan betapa Allah telah menolak ibadah dan ritual yang dikerjakan umat Israel. (Bacakan ayat 21-23, dengan emphasis kepada tujuh kata-kata negatif). S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, jika diteliti, kata membenci, yang dipakai dalam perikop ini, dalam bahasa aslinya memakai kata <i>sane, </i>sebuah kata yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menyatakan betapa Allah tidak suka kepada penyembahan Israel dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menggambarkan begitu buruknya keadaan bangsa Israel di dalam penyembahan mereka pada waktu itu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">M</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">engapa Tuhan begitu membenci dan kemudian juga menolak ibadah bangsa Israel?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, sebelumnya, kita perlu mengerti bagaimana kondisi kehidupan bangsa Israel waktu itu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kondisi sosial Israel pada waktu itu sebenarnya sedang mengalami keterpurukan. Keadilan sosial tidak terdapat di dalam kehidupan bangsa Israel. Secara keseluruhan kitab ini ditulis untuk mengkritik kondisi Israel yang tidak berpihak kepada rakyat jelata. Pada masa itu yang berkuasa adalah orang-orang yang punya uang. Pedagang-pedagang besar, dan para lintah darat membuat kelompok petani yang merupakan etnis mayoritas merasakan penderitaan. Para petani tidak diperhatikan, ditindas sehingga tidak mampu mengembangkan usaha mereka. Kita bisa melihat dengan jelas keadaan ini dalam pasal 2:6-7 (bacakan). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">engan demikian Amos sebagai wakil Allah yang Adil dan Benar sesungguhnya sedang berusaha melawan kapitalisme yang saat itu sedang terjadi di </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tengah-tengah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bangsanya. Amos, Sang Pembela Keadilan Allah itu, mengkritik mereka, para penindas yang merupakan orang-orang kaya dan mapan, perempuan-perempuan kaya, pedagang yang tidak jujur, penguasa yang korup, para hakim dan ahli hukum yang oportunis, dan imam-imam yang palsu. S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, telah kita dapati bahwa kehidupan Israel tidak menunjukkan kehidupan sebagai umat Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">engan latar belakang tersebut, kita telah menemukan jawaban dari pertanyaan kita tadi, Tuhan membenci dan menolak ibadah bangsa Israel karena kehidupan mereka tidak menunjukkan keadilan dan kebenaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Mereka mengangkat tangan, menyanyi dan memuji Tuhan, tapi hidup mereka jauh dari keadilan dan kebenaran!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Bagi Allah yang penting bukanlah rutinitas mereka beribadah (ay.21), bukan korban-korban bakaran dan korban sajian yang dipersembahkan (ay.22), bukan domba gemuk tanpa cacat (ay.22), bukan nyanyian dan tarian kegembiraan sebagai ungkapan penyembahan umat pada khaliknya (ay.23), bukan! Tetapi Allah berkata: “Jauhkanlah semua itu.” Bukan berarti semua itu, yaitu korban, nyanyian dan persembahan tidak penting. Itu semua perlu dan penting, tetapi jika itu semua itu dilakukan di hadapan Allah dengan tidak disertai dengan hidup yang benar dan adil, semuanya akan sia-sia! Tuhan berkata: “Aku membenci, dan menghinakan semua itu” Jika demikian, untuk apa semua ritual ibadah yang kita lakukan? Ternyata, bagi Allah hidup dalam kebenaran dan menyatakan keadilan bagi sesama jauh lebih penting dari hanya sekedar rutinitas ibadah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, ayat 24 mengatakan <i>biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir, </i>di dalam ayat ini kita melihat dua kata yang saling berkorelasi satu dengan yang lain yaitu keadilan dan kebenaran. Dalam bahasa aslinya, keadilan memakai kata <i>mispat</i> dan kebenaran memakai kata <i>tsedaqa</i>. Di dalam kitab Amos, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dua</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> kata ini seringkali dipakai secara bersama-sama dan hal itu muncul </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tiga</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> kali, yang dapat kita lihat dalam 5:7, 6:12b dan ayat 24 yang baru kita baca. Secara khusus, di dalam bagian ini, kata keadilan dan kebenaran yang dipakai menyatakan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bahwa </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Allah menginginkan keadilan dan kebenaran agar dapat diperlihatkan dalam kehidupan sebagai umat Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Biarlah kehidupan yang menyatakan keadilan dan kebenaran, sungguh nyata di dalam kehidupan umat Allah sehari-hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, Rick Warren pernah mengatakan, bahwa penyembahan bukanlah sekedar musik atau ritual yang kita lakukan di gereja, tetapi penyembahan adalah sebuah gaya hidup. Penyembahan yang sebenarnya adalah seluruh kehidupan kita yang kita berikan bagi Allah. Tuhan tidak hanya melihat penyembahan kita secara fenomenal atau yang kelihatan saja, tetapi melihat seluruh kehidupan kita, apakah hidup kita sebenarnya menunjukkan kehidupan yang benar dan berkenan di hadapan Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Sudahkah kita memperhatikan keadilan dan kebenaran di dalam kehidupan kita?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, penulis kitab Amsal dalam 20:3 menyatakan ide yang mempertegas bahwa Allah jauh lebih menginginkan kehidupan yang memperhatikan keadilan dan kebenaran daripada ritual-ritual yang ki</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">a kerjakan. Dimana dalam ayat ini mengatakan <i>“Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan dari pada korban”, </i>sangat jelas, dalam penyembahan kita, Tuhan menginginkan hidup yang benar di mata-Nya, hidup yang memperhatikan keadilan dan kebenaran</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> jauh melebihi ritual dan penyembahan yang kelihatan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, bukankah Yesus Kristus di dalam hidupnya adalah contoh nyata pribadi yang memperhatikan keadilan dan kebenaran? Ingatkah ketika Yesus mengkritik kaum farisi dan saduki, serta imam-imam di bait Allah, yang begitu menekankan pelaksanaan hukum taurat, namun nyatanya mereka hidup munafik, mencari keuntungan mereka sendiri, dan memanfaatkan bait Allah untuk menimbun kekayaan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Saudara, jangan sampai Yesus pun mengarahkan telunjuk-Nya kepada kita dan berkata “hai, engkau orang munafik!”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> ada suatu masa dalam sejarah gereja Eropa, yang disebut abad kegelapan, yang berlangsung setelah era Abad pertengahan dan menjelang masa Reformasi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Hal ini berkaitan dengan kehidupan spiritual dari rohaniwan dan gereja pada waktu itu. Waktu itu gereja yang berkuasa adalah gereja Katolik Roma, gereja </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">yang memegang h</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ak dan kewenangan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">satu-satunya </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">dalam menafsirkan Kitab Suci.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Gereja Katolik Roma menetapkan hal-hal yang detail dan rumit di dalam liturgi ibadah dan cara hidup umatnya. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Setiap ada dosa yang dilakukan oleh umat, umat mereka diharuskan melakukan pengampunan dosa di hadapan para biarawan, dan kemudian membayar surat pengampunan dosa </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">atau indulgensia </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">itu kepada klerus</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">M</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ereka begitu menekankan ritual keagamaan, tapi bagaimana dengan kehidupan sosial mereka pada waktu itu? Sebenarnya mereka menyiratkan ketidakadilan dan ketidakbenaran! Bukankah hanya mereka yang kaya yang mampu membeli surat pengampunan dosa? Sedangkan yang miskin, hanya mereka biarkan diam dan mereka takut-takuti masuk ke dalam neraka! Lalu bagaimana dengan kehidupan rohaniwan? Wah, parah sekali, rahib-rahib dan para pengurus gereja, hidup dengan foya-foya, aturan hidup tak lagi mereka perhatikan, mereka hanya mengambil untung dari persembahan jemaat dan memakai uang umat demi suka-suka mereka sendiri. Bahkan, para pembesar-pembesar, hidup di dalam kemapanan dan kenyamanan mereka sendiri! Mereka tidak menjadi pemyembah-penyembah yang benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bagaimana dengan ibadah dan kehidupan kita pada masa ini</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">? </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Apakah kita sudah menyatakan keadilan dan kebenaran, jikalau tidak, maka kita seakan-akan masih hidup di dalam abad kegelapan. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Gereja Katolik Roma pada era pertengahan gagal untuk memperhatikan keadilan dan kebenaran, dengan itu mereka gagal untuk hidup benar di hadapan Tuhan, gagal memberikan penyembahan yang sejati kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Padahal, sebagai umat Allah, <i>we must become the true worshipper.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, bagaimanakah dengan kehidupan kita di hadapan Tuhan? Sudahkah kita hidup dengan memperhatikan keadilan dan kebenaran? Atau kita tidak memperhatikan mereka yang miskin, yang tak berdaya dan tak terperhatikan? Padahal, ketika kita beribadah di hadapan Tuhan, kita bisa bernyanyi dengan sekuat tenaga, menangis, dan mengaku-ngaku bertobat di hadapan-Nya. Bisa juga, kita memberikan persembahan yang luar biasa banyaknya bagi gereja kita, dan itu terlihat di warta gereja. Tapi, jika kita masih hidup dengan tidak memperhatikan keadilan dan kebenaran, jika kita masih bersikap sewenang-wenang dengan pembantu kita, karyawan kita, jika kita tidak memperhatikan hidup mereka dan memaksakan pekerjaan kepada mereka. Maka penyembahan dan ibadah kita sia-sia belaka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, jika ada diantara kita yang masih hidup seperti itu, mari kita bertobat, merendahkan diri di hadapan Allah, dan kemudian memperbaiki hidup kita, dengan mulai memperhatikan keadilan dan kebenaran. Bersikap adil dan benar kepada pegawai-pegawai kita, karyawan kita, orang yang berada di bawah kita. Mulai memperhatikan mereka yang miskin dan tidak dianggap, mereka yang hidup tergerus oleh kekuasaan kaum kapitalis. Mari kita bersama-sama belajar untuk melakukan hal tersebut, berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan, dengan memperhatikan keadilan dan kebenaran, ketika kita mampu untuk hidup benar, maka kita akan menjadi seorang <i>True Worshipper</i>.<i> We must become the true worshipper</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara, jawaban y</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ang kedua</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, hidup benar di hadapan Allah adalah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>II.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">H</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">idup yang menyembah hanya kepada Allah saja.</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> (ay. 26-27)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara-saudara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, penyembahan berkaitan erat dengan bagaimana kita menjalin relasi dengan Tuhan. Relasi kita kepada Tuhan dapat dianalogikan seperti relasi kita dengan pasangan kita, ketika kita tidak setia dengan pasangan kita, maka bisa saja pasangan kita tiba-tiba menghukum kita dan memutuskan hubungan dengan kita sewaktu-waktu bukan?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penjelasan</span></b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, demikian juga dengan relasi Israel kepada Allah, ketika Israel tidak menyembah kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan, saat itulah Allah memberikan penghukuman kepada mereka. Dalam ayat 27 dapat jelas kita dapatkan apa yang Tuhan lakukan kepada Israel: “<i>dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik," firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.”</i> Saudara-saudara, pembuangan sebenarnya adalah kata yang mengerikan bagi bangsa Israel, karena dibuang berarti keluar dari tanah perjanjian, tanah Kanaan, tanah yang menjadi bukti kasih setia dan perjanjian Allah bagi bangsa Israel. Maka ketika bangsa Israel mendapati diri mereka dihukum, saat itulah menunjukkan betapa sungguh bobroknya kehidupan kerohanian mereka. Tentu mereka merasa bahwa Tuhan sudah tidak lagi bersama mereka. Nubuatan Amos ini pun digenapi 10 tahun kemudian ketika Raja Salmaneser III menguasai Samaria dan membuang Israel ke Asyur. Hal ini dapat kita lihat dalam 2 Raja 17:3-6, sungguh nyatalah bahwa Israel benar-benar jatuh dan mengalami penderitaan di bawah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">penindasan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bangsa-bangsa lain, bangsa kafir, bangsa yang bahkan tidak mengenal Tuhan. Sungguh, Israel mengalami keterpurukan yang sangat besar. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, sesungguhnya mengapa Israel dihukum dengan hukuman yang begitu berat? Sekali lagi, karena mereka menduakan Tuhan, Allah mereka!</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Ayat 26 mencantumkan dua berhala yang terkenal di antara bangsa-bangsa yang ada di sekeliling Israel pada waktu itu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Berhala ini bernama</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Sakut dan Kewan. Sakut dewa perang diantara bangsa Asyur yang juga disebut Adar, sedangkan Kewan biasanya diasosiasikan dengan Planet Saturnus. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kedua-duanya adalah dewa orang Mesopotamia. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Ternyata</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> jelas telah kita dapati laporan dari nabi Amos bahwa </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Israel telah mengambil berhala orang kafir untuk menjadi pengganti Allah!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, sangat jelas, bahwa Israel mengingkari Perjanjian Musa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> yang tertulis dalam kitab Keluaran</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, yang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> menyatakan:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.5in 10pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">“</span><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">.”</span></i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, jelas sudah Israel menduakan Tuhan. Israel membawa berhala di dalam kehidupan mereka. Dan Tuhan pun menghukum mereka. Setiap umat Allah dituntut untuk memiliki hidup yang benar, yaitu hidup yang hanya menyembah Allah saja, tidak kepada yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ketika</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Yesus Kristus </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">cobai</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Iblis</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> di padang gurun</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, ia berkata</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">: “Enyahlah Iblis, Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dialah sajalah engkau berbakti!”, Kristus pun</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> amat </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menekankan bahwa hanya Allah saja yang patut kita sembah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara-saudara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh berita-berita di infotainment yang sangat banyak sekali tentang perceraian artis. Salah satu kisah perceraian yang cukup bikin geger adalah mengenai kisah Anang dan Krisdayanti. Bertahun-tahun rumah tangga mereka kelihatan tenang-tenang saja dan kelihatan tidak mengalami gangguan berarti. Tetapi, ternyata menurut </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">infotainment yang ada</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, Krisdayanti, katanya sampai selingkuh sebanyak 5 kali! </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Kemudian</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> hal ini pun jelas diketahui oleh anak-anaknya, sampai mereka jengkel sekali dengan Krisdayanti. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, pelantun lagu </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">“S</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">etia</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> itu kini </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">menjadi pribadi yang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">tidak setia. Ia menduakan suaminya, Anang, dan ia mendapatkan ganjarannya, yaitu perceraian. Sama seperti itu pula, jika kita menduakan Tuhan, maka Tuhan pun akan memberikan ganjaran kepada kita. Karena itu, seharusnya kita hanya menyembah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dalam kehidupan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> </span></b></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, dalam dunia ini, banyak hal yang bisa membuat kita menduakan Tuhan. Tidak menjadikan Ia sebagai satu-satunya Allah yang kita sembah. Harta, kedudukan, prestasi, semuanya bisa jadi sebuah berhala yang membuat Allah merasa di duakan dan cemburu kepada apa yang kita perbuat. Adakah diantara kita yang mungkin masih menomorsatukan pekerjaan dibandingkan dengan pelayanan, atau mungkin kita lebih mementingkan keuangan kita dibandingkan dengan memberi kepada mereka yang miskin? S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">audara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, berhala adalah segala sesuatu yang membuat hati kita menjauh daripada hati yang mengasihi Allah. Apakah berhala yang mungkin hadir di dalam kehidupan saudara saat ini? Adakah sesuatu yang membuat saudara tidak lagi megutamakan Tuhan di dalam kehidupanmu? </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">B</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">ertobatlah, jangan sampai hal itu terus menerus terjadi, jadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dalam hidupmu. Dengan itu, kita dapat menjadi penyembah yang benar, ingat, <i>we must become the true worshipper</i>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, saya akan menutup khotbah ini dengan kisah Martin Luther, seorang tokoh reformator yang merupakan sokoguru gereja protestan. Martin Luther adalah seorang pembela kebenaran, dialah yang menempel 95 dalil di pintu gereja Wittenberg, dan menentang ketidakadilan dan ketidakbenaran Gereja Katolik Roma pada waktu itu, meskipun ancaman kematian dan ekskomunikasi didapatkannya, namun ia tak pernah takut, ia hidup sebagai seorang yang benar di hadapan Allah karena ia sangat memperhatikan keadilan dan kebenaran. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">K</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">etika Luther memakukan 95 dalil itu, saat itulah ia melakukan sebuah aksi peperangan. Peperangan melawan berhala yang mewujud-rupa di dalam kemapanan otoritas gereja dan Paus. Serta, berhala yang berupa tradisi yang mengakibatkan penyimpangan penafsiran Alkitab dan menghasilkan doktrin yang salah. Berhala </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">berupa </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">surat pengampunan dosa dan relikwi-relikwi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">yang dijadikan alat untuk mengantarkan manusia menuju surga. Luther menentang itu semua, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">bagi Luther Allah-lah satu-satunya Tuhan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">, bukan Paus dan gereja yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">telah merasa diri mereka sebaga</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">i Tuhan. Luther juga hanya </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">mengakui </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran di dalam hidupnya. Luther adalah seorang yang hidup benar di hadapan Tuhan, Luther telah menjadi seorang penyembah yang sejati<i> </i>di dalam hidupnya, </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">become</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"> the True Worshipper</span></i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">. Siapkah kita menjadi Luther-Luther yang baru di masa kini? Yang berani mereformasi kehidupan kita? Menjadikan seluruh aspek kehidupan kita sebagai penyembahan yang sejati di hadapan Allah? Siapkah kita menjadi <i>the true worshipper</i>?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Saudara-saudara, penyembah yang sejati adalah mereka yang hidup benar di hadapan Allah. Mereka yang hidup dengan memperhatikan keadilan dan kebenaran, serta mereka yang hidup dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Saudara-saudara, setiap kita dipanggil menjadi umat Allah, menjadi umat Allah berarti siap untuk hidup benar di hadapan-Nya, sehingga setiap saudara bukanlah memiliki penyembahan yang sia-sia, tetapi penyembahan yang sejati. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">Mari bersama-sama belajar untuk</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> menjadi seorang penyembah yang sejati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> Memang, seringkali kita bisa saja terjatuh. Bisa saja kita fokus pada diri kita sendiri, melupakan kebenaran dan melupakan Tuhan. Namun, saya percaya di dalam penyertaan Allah Roh Kudus </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;">serta</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%;"> dibarengi dengan pembacaan kita yang setia kepada Kitab suci, maka Allah akan memampukan kita menjadi seorang penyembah yang sejati di hadapan Tuhan. </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 115%;">Amin</span></div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7976713270044809204.post-24145508549665590832011-09-05T21:53:00.000-07:002011-11-01T16:38:15.885-07:00Khotbah Bilangan 20: 1-13<table align="left" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 6.75pt; margin-right: 6.75pt; width: 597px;"><tbody>
<tr style="height: 356.8pt;"> <td style="border: medium none; height: 356.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 447.8pt;" valign="top" width="597"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">MENJADI PEMIMPIN YANG MENGHORMATI TUHAN </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">DALAM SETIAP KEADAAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">OLEH HIMAWAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Pendahuluan </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara-saudara, diantara kita semua pasti mengetahui tentang seseorang yang bernama Lenin, tokoh yang dikenal sebagai bapak komunisme Uni Soviet. </span><span style="font-size: large;">S</span><span lang="IN" style="font-size: large;">alah satu dari sekian</span><span style="font-size: large;"> tokoh</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> pemimpin bersejarah dunia. </span><span style="font-size: large;">Di dalam era kepemimpinannya, </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Lenin membangun Uni Soviet menjadi kekuatan yang cukup mengerikan dalam dunia barat. </span><span style="font-size: large;"> Mengapa bisa demikian?</span><span style="font-size: large;"> Karena </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Lenin adalah seorang pemimpin yang punya karisma, </span><span style="font-size: large;">Lenin </span><span lang="IN" style="font-size: large;">mampu mengikat pengikut, menguasai pemikiran dan menancapkan idealismenya kepada orang lain. Namun, faktanya apa yang ia lakukan selama era kepemimpinan rezim komunisnya? Saudara, tahu? Saudara, Lenin punya slogan “agama adalah candu bagi rakyat”, dan dengan itu menjadi legitimasi baginya untuk menghilangkan agama, ia menekan gereja Kristen Ortodoks, mematahkan agama Budha dan juga Islam. Selain itu, apa sikapnya terhadap rakyat? Utopia kaum sosialis-komunis untuk membentuk masyarakat yang adil tidak dilaksanakan, malahan ia memusnahkan kelas bangsawan, melawan para petani, lima juta orang mati karena kebijakan ekonominya, dan Lenin sama sekali tidak peduli. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">Saudara, </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Lalu apa yang terjadi di akhir </span><span style="font-size: large;">ke</span><span lang="IN" style="font-size: large;">hidup</span><span style="font-size: large;">an Lenin</span><span lang="IN" style="font-size: large;">? Lenin mati dengan sakit pendarahan otak, dia tidak dapat melanjutkan lagi kepemimpinannya. Pada akhirnya kepemimpinannya diambil alih oleh Stalin, dan apa yang dibangun oleh Lenin, toh pada akhirnya runtuh dan tak berbekas lagi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Lenin adalah seorang pemimpin besar, tapi ketika kita melihat tindakannya, saya kira kita semua sepakat bahwa Lenin bukan pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang berhasil. </span><span style="font-size: large;">Lenin adalah seorang pemimin yang gagal.</span><span style="font-size: large;"> </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Memang Lenin bukanlah seorang yang percaya, tetapi melalui garis hidupnya, kita dapat belajar, untuk berhati-hati di dalam kehidupan kita, agar kita tidak menjadi seorang pemimpin yang gagal. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> </span><span lang="IN" style="font-size: large;">adalah leader. Saya adalah adalah leader</span><span style="font-size: large;">. Ki</span><span lang="IN" style="font-size: large;">ta semua adalah leader, baik itu sebagai pemimpin kelompok-kelompok kecil dan sepele, sampai kelompok-kelompok besar</span><span style="font-size: large;">, yang ribuan orang jumlahnya</span><span lang="IN" style="font-size: large;">, kita semua tetaplah seorang pemimpin, setidaknya </span><span style="font-size: large;">pemimpin </span><span lang="IN" style="font-size: large;">bagi diri kita sendiri. Saudara, di dalam keberadaan kita sebagai seorang pemimpin, terlebih </span><span style="font-size: large;">sebagai </span><span lang="IN" style="font-size: large;">seorang pemimpin jemaat, sebenarnya kita semua berada di dalam sebuah tendensi</span><span style="font-size: large;">, sebuah bahaya</span><span style="font-size: large;"> bahwa bisa saja kita</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> menjadi pemimpin yang gagal, apalagi pemimpin </span><span style="font-size: large;">jemaat </span><span lang="IN" style="font-size: large;">yang gagal di mata Tuhan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Saudara-saudara, kita sebagai pemimpin jemaat </span>harus berhati-hati agar tidak men</b><b><span lang="IN">jadi pemimpin yang gagal</span> di mata Tuhan.</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">Namun bagaimana agar kita tidak menjadi pemimpin jemaat yang gagal? Ada dua hal yang dikatakan oleh perikop yang baru saja kita baca.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">I.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="IN">Kita harus tetap percaya kepada Allah dalam kondisi apa pun (ay. 12, 8, 11)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Penjelasan</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, kata percaya seringkali kita pakai dalam kehidupan kekristenan kita. Kata percaya menunjukkan bagaimana kita harus hidup bersandar dan menaruh seluruh hidup kita di hadapan Allah, bahkan ketika kita mengalami kondisi yang tidak mengenakkan, kondisi yang membuat kita menderita, dan membuat kita kehilangan iman kita kepada Allah. Kita harus tetap percaya kepada Allah, dan ketika kita menyatakan percaya kita kepada Allah, saat itulah kita juga punya komitmen untuk setia mentaati segala perintah-Nya. </span><span style="font-size: large;">Tapi, sdr, apa yang perikop ini ajarkan mengenai kepercayaan kepada Tuhan?</span><span style="font-size: large;"> Mari kita lihat ke dalam teks ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, tentu sebagai manusia kita akan merasa sedih jika kita kehilangan salah satu anggota keluarga kita. Demikian pula yang Musa alami</span><span style="font-size: large;"> pada ayat 1</span><span lang="IN" style="font-size: large;">. Musa kehilangan Miryam sebagai satu-satunya saudara perempuan. </span><span style="font-size: large;">Saudara, tentu pada waktu itu ki</span><span lang="IN" style="font-size: large;">ita dapat mengerti bahwa Musa pada waktu itu merasakan kesedihan yang amat mendalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara-saudara, kesedihan Musa bertambah dengan keberadaan bangsa Israel yang tidak menunjukkan perubahan dalam kehidupan mereka. Ayat 3-5 memberitahu kita tentang kondisi bangsa Israel. Bukankah ayat-ayat ini memperlihatkan sebuah pemberontakan kepada Allah, sebuah sungut-sungut dan pernyataan ketidakpercayaan?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, </span><span style="font-size: large;">padahal </span><span lang="IN" style="font-size: large;">jika kita melihat perjalanan bangsa Israel, sebenarnya bangsa ini telah menyaksikan siapa Allah! Israel telah mengenal Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir. Allah yang menuntun mereka dengan tiang awan pada waktu siang, dan tiang api pada waktu malam. Allah yang memberikan daging ketika mereka meminta daging. Allah yang memberikan manna selama di padang gurun. Walau begitu nampaknya segala bukti tentang kebesaran Allah tidak berpengaruh dalam hidup dan iman bangsa Israel. Israel tidak berubah. Israel adalah Israel yang selalu bersungut-sungut dan memberontak. Inilah mengapa Musa sebagai pemimpin mengalami kesedihan yang amat sangat.</span><span style="font-size: large;"> Mengalami depresi yang luar biasa di dalam hidupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara, padahal dalam kondisi seperti ini Tuhan tetap menuntut Musa untuk </span><span style="font-size: large;">dapat terus</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> percaya. Dimana kita harus memahami bahwa percaya kepada Allah </span><span style="font-size: large;">dalam kondisi apa pun sekaligus </span><span lang="IN" style="font-size: large;">mentaati setiap perintah Allah dalam kondisi apa pun. Lalu bagaimana dengan Musa?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">Kembali kita melihat </span><span lang="IN" style="font-size: large;">dalam ayat 8</span><span style="font-size: large;">,bagaimana dengan jelas, </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Tuhan menjawab permohonan umat Israel dengan suara yang lemah lembut. Sebuah jawaban yang </span><span style="font-size: large;">sebenarnya </span><span lang="IN" style="font-size: large;">memberikan pengharapan di dalam kesesakan. “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” Saudara-saudara, ketika kita mendengarkan firman Allah ini tentu kita mengerti bahwa Allah </span><span style="font-size: large;">begitu</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> mengasihi umat-Nya.</span><span style="font-size: large;"> Allah ingin menyatakan sekali lagi penyertaan-Nya di dalam kehidupan bangsa pilihan-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, tetapi apa reaksi Musa selanjutnya? Dalam ayat 11 Musa malah tidak berbicara kepada batu itu sebagaimana yang Allah perintahkan, tapi ia memukul batu itu dengan tongkatnya. Tidak hanya sekali! Bahkan sampai dua kali! Hal ini mengekspresikan betapa Musa marah kepada bangsa Israel. Padahal Allah hanya menyuruh Musa untuk berbicara saja, maka mujizat itu akan terjadi, tapi Musa tidak melakukannya. Dengan ini Musa menunjukkan tindakan ketidaktaatan kepada Allah. </span><span style="font-size: large;">Dan ketika </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Musa </span><span style="font-size: large;">melakukan hal itu, </span><span lang="IN" style="font-size: large;">saat itu </span><span style="font-size: large;">Musa </span><span lang="IN" style="font-size: large;">menyatakan </span><span style="font-size: large;">tindakan </span><span lang="IN" style="font-size: large;">ketidakpercayaan kepada Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Hal ini dikonfirmasi pada ayat 12 yang mengatakan “karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan masuk ke negeri yang akan kuberikan kepada mereka” dengan demikian Musa pun pendapat penghukuman. Dengan demikian Musa mengalami kegagalan di dalam kehidupan kepemimpinannya. </span><span style="font-size: large;">Karena itu saudara</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> sebagai seorang pemimpin, kita harus percaya kepada Allah dalam kondisi apa pun, kita harus mentaati perintah-Nya meskipun kita hampir tidak mungkin untuk dapat melakukannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara-saudara, bukankah ketidakpercayaan seperti ini juga yang membawa Saul dalam 1 Samuel 15 gagal menjadi pemimpin yang baik? Ketika ia berperang melawan Amalek, ia seharusnya menanti Samuel datang untuk melakukan ibadah kurban. Namun, Saul tidak taat. Ia melakukan pengurbanan dengan kehendak dia sendiri. Ketidaktaatan Saul menunjukkan bahwa sesungguhnya Saul tidak percaya kepada Allah. Tidak percaya bahwa Allah akan menolong bangsa Israel tepat pada waktunya.</span><span style="font-size: large;"> Saul juga menjadi contoh seorang pemimpin yang gagal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Tindakan-tindakan ketidakpercayaan ini seharusnya tidak menjadi contoh bagi kita. Kita harus melihat teladan Yesus. Karena bukankah Tuhan Yesus telah menunjukkan kepercayaan yang benar dalam hidup-Nya? </span><span style="font-size: large;">Karena </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Yesus percaya pada karya keselamatan yang </span><span style="font-size: large;">Allah </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Bapa ingin kerjakan, </span><span style="font-size: large;">maka I</span><span lang="IN" style="font-size: large;">a tetap taat untuk mati di atas kayu salib</span><span style="font-size: large;">, menderita, didera karena Ia percaya kepada rencana Bapa-Nya</span><span lang="IN" style="font-size: large;">. Saudara, seperti Yesus, bila kita percaya kepada Allah maka kita juga harus taat kepada perintah-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Ilustrasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara-saudara, bayangkan </span><span style="font-size: large;">ada </span><span lang="IN" style="font-size: large;">seorang guru sekolah minggu yang sudah mengajar sekolah minggu di gerejanya selama 10 tahun. Pada suatu waktu, guru ini mengalami kondisi yang paling tidak mengenakkan, ia diputus pacarnya, di kantor dimana ia bekerja ia banyak mendapatkan tekanan dari teman-temannya, di rumah tak jua ia dapat beristirahat, karena ia sebagai anak pertama dituntut untuk bekerja keras membantu orangtuanya. Apalagi ia adalah anak lelaki yang tentu dituntut lebih. Di dalam kondisi seperti ini, siapakah orang yang mampu percaya kepada Allah? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, bahkan kondisi pemuda ini berimbas kepada pelayanannya di sekolah minggu. Dilatarbelakangi rasa frustrasi dengan kondisi hidupnya, ia frustasi juga kepada anak-anak yang ia layani. “ah, buat apa aku melayani, tiap minggu juga gitu-gitu doank, nyanyi, persembahan, aktivitas, doa, aku cerita, terus mereka pulang, tapi tetap aja, mereka gak berubah, nakalnya bukan maen, gak sopan sama guru, berdoa juga diajari terus tiap minggu tetep aja, mereka berdoa dengan nggak bener, akh, buat apa aku ngajar sekolah minggu, gak ngaruh, persiapan susah-susah tiap minggu, yang dilayani juga gitu-gitu doank. Akh, pergumulanku secara pribadi juga banyak, lebih baik hari minggu aku cari kerja aja, dapat duit, daripada ngajar sekolah minggu, udah tekor, eh, malah jengkel sama anak-anaknya” sdr, guru sekolah minggu ini mengalami frustasi di dalam hidupnya, padahal di tengah kondisi tersebut, perintah Allah adalah jelas, Allah menghendaki agar guru ini terus setia untuk melayani.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">D</span><span lang="IN" style="font-size: large;">i tengah segala kefrustasiannya, guru sekolah minggu ini pergi jalan-jalan ke sebuah mall di dekat rumahnya. Yah, sekadar melepas lelah pikirnya. Ketika ia jalan-jalan sendirian ditengah mall yang begitu ramai itu, ia dikejutkan oleh teriakan seseorang. “kakak2, wah sudah lama tidak ketemu nih, gimana kabar kakak? Kakak masih ingat aku nggak?”, </span><span style="font-size: large;">Lalu guru ini bilang:</span><span lang="IN" style="font-size: large;">“hah, maaf ya, emang kamu siapa ya? Saya lupa, kita pernah ketemu dimana” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, singkat cerita, ternyata anak yang guru temui tadi adalah mantan anak sekolah minggunya 5 tahun yang lalu, anak yang ia ingat adalah seorang anak yang nakal. Pokoknya dulu ia ingat, ia ini anak cewek yang tingkah lakunya malah melebihi cowok. Wah, super dongkol kalau ngajar di kelasnya. Dan ketika ia tadi bertemu di mall, mantan anak sekolah minggunya itu menceritakan tentang perubahan hidupnya, dimana suatu ketika mantan muridnya ini mengalami frustrasi yang amat sangat, dan kemudian berputus asa, dan hampir-hampir bunuh diri. Tetapi, murid itu tidak jadi melakukannya, karena ia mengingat perkataan guru sekolah minggunya yang pernah dikatakannya di kelas, bahwa Yesus adalah jawaban hidupmu. Dan sejak itu, murid tersebut tidak lagi berputus asa, ia kembali bertobat, kembali datang ke gereja, dan perlahan-lahan mengalami perubahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">D</span><span lang="IN" style="font-size: large;">alam perjalanannya pulang hati</span><span style="font-size: large;"> guru ini</span><span style="font-size: large;"> <span lang="IN">seakan meringis, dan air matanya mengalir</span> secara perlahan</span><span lang="IN" style="font-size: large;">. “akh Tuhan, mengapa aku menjadi seorang yang tidak percaya kepada-Mu, padahal bukankah perintah-Mu padaku adalah jelas, bahwa aku haruslah melayani anak-anakMu disekolah minggu dengan setia, ampuni aku Tuhan yang tidak taat dan tidak percaya kepada-Mu” Saudara, sejak itu guru ini menjadi guru yang mau setia dan tekun dalam menjalani perintah Tuhan. Meski kondisi hidupnya tidak mengenakkannya, ia tetap mau percaya dan mentaati seluruh perintah Allah bagi hidupnya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, setiap kita adalah pemimpin, dan seorang pemimpin, meskipun mengalami kondisi yang tidak mengenakkan, haruslah tetap percaya kepada Tuhan, haruslah tetap taat kepada perintah Tuhan di dalam hidupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> S</span><span style="font-size: large;">audara</span><span lang="IN" style="font-size: large;">, </span><span style="font-size: large;">pertanyaannya kini adalah, </span><span lang="IN" style="font-size: large;">dalam hal apakah saat ini kita tidak taat kepada perintah Tuhan? Bagaimana dalam kehidupan pelayanan dan kepemimpinan kita dalam jemaat? Mungkinkah sdr mengalami situasi seperti Musa, frustasi dan tertekan karena jemaat tidak menghormati kita, ngomongin yang jelek-jelek tentang kita, dan kerohania</span><span style="font-size: large;">n</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> mereka juga tidak bertumbuh. Dan kemudian dengan itu, kita menjadi asal-asalan dalam melakukan pelayanan, pelayanan ala kadarnya, persiapan khotbah, ya, itu-itu saja, gak dalam. </span><span style="font-size: large;">Bahkan k</span><span lang="IN" style="font-size: large;">ita juga tidak berdoa bagi pelayanan kita. </span><span style="font-size: large;">Bahkan mungkin, sdr sekarang sampai dalam titik depresi yang paling tinggi dalam pelayanan saudara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, saya rasa perintah Tuhan bagi setiap hamba-Nya adalah jelas, kita dituntut untuk setia, tekun dan memberikan yang terbaik dalam pelayanan kita. </span><span style="font-size: large;">Sebagai pemimpin kita harus setia memimpin jemaat kita.</span><span style="font-size: large;"> </span><span lang="IN" style="font-size: large;">Jika saudara mengalami hal yang demikian, segeralah berbalik dan bertobat, mohon ampun di hadapan Allah, rendahkan dirimu, kemudian taatilah perintah Tuhan, berikanlah yang terbaik bagi Tuhan dalam pelayanan saudara, karena ketika itu saudara lakukan, saat itulah saudara menyatakan rasa percaya saudara kepada Tuhan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">Saudara, jika kita ingin menjadi pemimpin yang tidak gagal, menjadi pemimpin yang sukses, maka kita harus percaya kepada Allah di dalam kondisi apa pun, rasa percaya yang disertai dengan ketaatan penuh kepada setiap perintah-perintahNya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, hal kedua yang harus kita mengerti adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">II.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="IN">Sebagai pemimpin jemaat kita harus menghormati Allah di hadapan umat-Nya (ay. 12, 8, 10)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Penjelasan</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> S</span><span style="font-size: large;">audara-saudara</span><span lang="IN" style="font-size: large;">, menghormati berarti memberikan hormat, memberikan tindakan yang tepat kepada sosok yang berada di atas kita. </span><span style="font-size: large;">Lalu b</span><span lang="IN" style="font-size: large;">agaimana</span><span style="font-size: large;">kah cara</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> kita menghormati Allah di dalam kehidupan kita</span><span style="font-size: large;">?</span><span style="font-size: large;"> Tentu ini berkaitan erat dengan</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> bagaimana tindakan kita sebagai umat-Nya, secara khusus sebagai pemimpin jemaat-Nya</span><span style="font-size: large;"> di dalam kehidupan kita</span><span lang="IN" style="font-size: large;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, dalam ayat 8, Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk mengumpulkan segenap bangsa itu, dan melakukan mujizat-Nya di hadapan mereka. Adanya frasa “<i>Di depan muka mereka...”</i> menunjukkan betapa sangat penting bagi komunitas itu untuk melihat bukti pemeliharaan Tuhan dengan mata kepala mereka. Tetapi apa yang Musa lakukan? Dalam ayat 10 kita dapat membaca Musa berkata, “<i>hai, orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">K</span><span lang="IN" style="font-size: large;">alimat ini menyatakan makna dengan konotasi negatif. Tentu saja ini adalah sebuah pernyataan yang terlampau arogan</span><span style="font-size: large;">, terlampau kasar</span><span lang="IN" style="font-size: large;"> untuk disampaikan kepada jemaat Allah. Kita mengingat, firman Allah dalam ayat 8, Allah ingin menyatakan kekudusan dan pemeliharaan-Nya bagi Israel. Tetapi, sebagai seorang pemimpin, Musa gagal menunjukkan kekudusan itu. Musa gagal merepresentasikan kasih Allah bagi umat-Nya, sehingga Musa telah gagal menghormati kekudusan Tuhan. Musa telah menjadi seorang pemimpin yang gagal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;">Saudara-saudara, selain itu di dalam kalimat ini terdapat nada menyombongkan diri, dimana Musa berkata “<i><span lang="IN">apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?</span>. </i>Saudara, kata kami dalam kalimat ini adalah kata yang sangat egosentris, karena bukankah mujizat itu terjadi karena berkat yang diberikan daripada Allah sendiri?</span><span style="font-size: large;"> Bukankah Allah yang membuat itu mujizat itu?</span><span style="font-size: large;"> Tetapi, kata kami mengarah kepada diri Musa dan Harun sendiri.</span><span style="font-size: large;"> Seolah-olah merekalah yang mampu dan berhak untuk melakukan mujizat itu, seolah-olah merekalah yang akan menjadi pahlawan dihadapan bangsa Israel.</span><span style="font-size: large;"> Musa memindahkan kemuliaan Allah kepada diri mereka sendiri,</span><span style="font-size: large;"> padahal, Allah ingin menunjukkan diri-Nya, Allah ingin menunjukkan keberadaan dan kekudusan-Nya di depan umat Israel, dengan kata-kata yang Musa ungkapkan ini, Musa gagal merepresentasikan keberadaan Allah, Musa telah gagal untuk menghormati Tuhan, Musa mengalami kegagalan di dalam kepemimpinannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara, sekali lagi kita harus mengingat teladan kepemimpinan Tuhan Yesus. Ketika Ia hadir di muka bumi ini, tidakkah ia merepresentasikan kasih dan kekudusan Allah, melalui pengorbanannya? Tidakkah dengan itu Yesus menunjukkan bagaimana Ia menghormati kehendak Bapa-Nya, menghormati kekudusan dan karakter dari Bapa-Nya?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, setiap kita adalah pemimpin, dan agar kita tidak menjadi seorang pemimpin yang gagal adalah dengan menghormati kekudusan Allah, dengan menyatakan karakter Allah di dalam kehidupan pelayanan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Ilustrasi</span></b></span><span lang="IN" style="color: red; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara-saudara, teman saya bercerita tentang seorang pendeta di gerejanya. Pendeta ini bersikap buruk karena suka menghakimi, dan mengejek-ngejek. Bahkan di mimbar ia pernah berkata: “Saudara, kalau punya anak, yang benar mendidiknya, jangan sampai kayak anak bapak itu”, dan ia mengatakan hal demikian sambil menunjuk-nunjuk orang yang ia maksudkan. Orang ini adalah majelis gereja itu. Akibat kejadian ini, ada permusuhan antara pendeta dengan majelis, jadilah perang dalam gereja. Kalau mau bikin film, judulnya bukan lagi <i>War of The Worlds, tapi War in The Church</i>. Perang terus-menerus terjadi, dan akhirnya dengan keputusan bersama, pendeta itu dikeluarkan dari gereja itu. Kini apa yang terjadi dengan pendeta ini? Ia tak lagi melayani karena tak ada seorang pun yang mau mendengar khotbahnya. Jemaat tidak menghormati dan respek kepadanya. Pendeta ini pun hidup pontang-panting, hidup jauh dari Tuhan. </span><span style="font-size: large;">Pendeta ini tidak menunjukkan sikap yang merepresentasikan karakter Allah di hadapan umat-Nya, pendeta ini tidak menghormati Tuhan.</span><span style="font-size: large;"> Pendeta ini jadi seorang pemimpin yang gagal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Aplikasi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, adakah di antara kita yang dalam tindakan kita, menunjukkan ketidakhormatan kita kepada Allah? Mungkin di pelayanan kita, kita tidak bersikap selayaknya kepada jemaat yang kita layani. Kita berbicara kurang layak kepada orang-orang yang menyakiti hati kita, kita bersikap acuh kepada orang yang kita anggap mengganggu kehidupan dan pelayanan kita. Kita sinis kepada mereka yang kita anggap mengancam kedudukan kita, tidak setuju dengan kita? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Saudara, jika sdr, sedang berada di dalam kondisi yang sedemikian, lekas-lekaslah sadar, bertobat, dan memohon pertolongan yang daripada Allah agar kita menjadi orang-orang yang merepresentasikan karakter Allah. Dengan jawaban yang lemah lembut kepada mereka yang menyakiti mereka, dengan sikap hormat dan respek penuh kepada mereka yang mungkin tidak cocok dengan kita. Maka dengan itu, kita telah menjadi pemimpin yang menghormati kekudusan Allah. K</span><span style="font-size: large;">it</span><span lang="IN" style="font-size: large;">a tidak akan menjadi pemimpin yang gagal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Penutup</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Tuhan melihat setiap detail yang kita kerjakan di hadapan umat-Nya. </span><span style="font-size: large;">Kita tidak boleh menjadi pemimpin yang gagal di mata Allah.</span><span style="font-size: large;"> Kita harus menjadi pemimpin yang sukses, yaitu ketika kita percaya kepada-Nya di dalam kondisi apa pun, serta ketika kita mampu menghormati Tuhan di hadapan umat-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> Saudara-saudara, apapun kondisi pelayanan dan jemaat kita saat ini. </span><span style="font-size: large;">Mari kita bersama-sama berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik di mata Tuhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Tentu sangat sulit karena manusia sangat mudah jatuh. Tapi mari percaya kepada janji Tuhan bahwa Roh Kudus yang akan menolong dan memampukan kita menjadi pemimpin yang berkenan sampai akhir pelayanan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: large;"> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-size: large;">Amin</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Benny Solihinhttp://www.blogger.com/profile/02371777664459875856noreply@blogger.com1