29 Oktober 2011

Khotbah Markus 5:1-20

SUPERIORITAS TUHAN YESUS ATAS ROH JAHAT
OLEH SIUJONO



Pendahuluan
Saudara-saudara, suatu kali ada seorang pemuda Kristen yang ditempatkan di sebuah mess karyawan oleh bosnya.  Pada saat itu, hanya ia dan seorang penjaga yang tinggal di situ.  Penjaga mess tersebut berpesan kepada pemuda itu, “Mas, kalau waktu malam jangan sering-sering keluar.”  “Emangnya kenapa Pak?”  “Soalnya tempat ini angker, pernah ada yang bunuh diri di sini.”  Mendengar hal itu, pemuda tersebut menjadi ketakutan.  Jadi pada saat malam hari, ia berdiam dalam kamarnya, ia tidak berani keluar.  Walaupun ia kebelet buang air kecil pun, ia berusaha tahan, karena ia teringat akan cerita bapak penjaga tersebut.  Tidurnya menjadi tidak tenang, ia tidak berani mematikan lampu, ia seolah-olah mendengar suara yang aneh-aneh.  Saat itu ia tidak lagi dapat menggunakan pikiran sehatnya, sehingga malam itu menjadi malam yang sangat panjang baginya, malam yang penuh dengan ketakutan.
Saudara-saudara, rasa takut akan setan atau roh jahat telah begitu menguasai pemuda tersebut.  Hal ini membuat ia harus mengalami kejadian yang tidak mengenakkan itu.  Bagaimana kalau kita yang ditempatkan di posisi pemuda itu?  Apakah kita juga akan melakukan hal yang sama?  Saya rasa mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami ketakutan seperti itu atau paling tidak pernah mendengar cerita seperti itu.  Pertanyaannya adalah mengapa kita sebagai anak-anak Tuhan masih saja bisa ditakut-takuti oleh setan atau roh jahat?  Bukankah kita semua adalah anak-anak Tuhan yang senantiasa dijaga oleh-Nya?  Atau apakah mungkin karena kita tidak yakin akan kuasa Tuhan yang dapat menolong kita?  Lalu jika kita sendiri belum sungguh-sungguh percaya, bagaimana mungkin kita dapat menyaksikan kepada orang lain tentang kuasa Tuhan Yesus?
Saudara-saudara, Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas segala roh jahat yang mengganggu manusia, Ia menginginkan kita semua untuk sungguh-sungguh percaya kepada-Nya sehingga kita dapat menjadi saksi-Nya.

Hal inilah yang ingin disampaikan dalam teks yang tadi telah dibacakan.  Melalui perikop ini, kita dapat melihat bukti superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat dan bagaimana seharusnya respons kita terhadap kuasa yang ditunjukkan-Nya.  Mari kita perhatikan bagian pertama.

I.    Bukti superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat
Penjelasan
Dalam kisah pengusiran roh jahat di daerah orang Gerasa ini, paling tidak kita dapat menemukan empat bukti yang dapat membawa kita pada kesimpulan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas roh jahat.
Bukti pertama dapat kita temukan dari reaksi orang yang kerasukan tersebut akan kedatangan Tuhan Yesus.  Pada saat ia melihat Tuhan Yesus, ia segera berlari untuk mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, ia berlutut di hadapan Tuhan Yesus.
Jangan lupa Saudara, bahwa orang ini sedang dirasuki roh jahat.  Markus memberikan kita gambaran yang jelas dan rinci tentang kondisi orang ini pada ayat 3-5.  Dikatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup mengikatnya, bahkan dengan rantai dan belenggu pun tidak bisa.  Setiap kali tangan dan kakinya diikat, rantainya diputuskan dan belenggunya dimusnahkan.
Gambaran Markus tentang orang ini lebih cocok ditujukan kepada binatang buas daripada seorang manusia.  Pada ayat 4 dikatakan “tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.”  Kata Yunani dari “menjinakkan” adalah  damavsai dengan kata dasar damavzw.  Kata ini dipakai dalam Yakobus 3:7 untuk menjelaskan tindakan menjinakkan binatang buas.
Biasanya orang yang buas ini berlari mengejar orang lain dan mengamuk, tetapi kini dia berlari kepada Tuhan Yesus dengan rasa hormat.  Meskipun Tuhan Yesus tidak membawa rantai atau belenggu, Ia dapat mengendalikan orang yang kerasukan tersebut.  Bahkan roh jahat yang ada di dalam dirinya gemetar dan tunduk di hadapan Tuhan Yesus.  Ini merupakan bukti pertama superioritas Tuhan Yesus atas roh jahat itu.
Saudara, bukti kedua dapat kita lihat pada identitas roh jahat yang dicatat pada ayat 9.  Pada ayat ini Tuhan Yesus menanyakan nama dari orang itu, dan ia menjawab, “Namaku Legion, karena kami banyak.”  Kata Legion ini merupakan suatu istilah militer yang berarti suatu pasukan besar yang terdiri atas kurang lebih 6000 prajurit.  Tuhan Yesus tidak sedang berhadapan dengan satu setan saja, tetapi sepasukan setan.  Pantas saja tidak ada orang yang bisa menaklukkannya, hanya Tuhan Yesus yang bisa, karena Dialah Allah yang berkuasa.
Kemudian, bukti selanjutnya dapat kita lihat pada ayat 10-13.  Roh jahat itu memohon kepada Yesus untuk jangan mengusir mereka keluar dari daerah itu, mereka tunduk kepada Yesus, mereka tidak bisa melakukan apa-apa tanpa seijin Yesus.  Roh-roh tersebut kemudian meminta kepada Tuhan Yesus, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!”  Saat itu memang ada babi-babi yang sedang mencari makan di lereng bukit.  Tuhan Yesus mengabulkan permohonan mereka dan kemudian keluarlah roh jahat itu dan memasuki babi-babi yang kira-kira berjumlah dua ribu ekor.  Kemudian babi-babi tersebut terjun ke danau dan mati lemas.  Kata “suruhlah” dan “biarkanlah” yang dipakai di sini menunjukkan suatu kepatuhan total terhadap otoritas Tuhan Yesus.
Saudara-saudara, bukti yang terakhir dan yang terutama adalah pada pengenalan dan pengakuan roh jahat itu pada ayat 7.  Ia berkata, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?  Demi Allah, jangan siksa aku!
Tindakan dari orang yang kerasukan ini sangat mirip dengan yang digambarkan oleh Markus dalam pengusiran roh jahat oleh Tuhan Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum.  Pada dua kejadian ini, orang yang kerasukan tersebut berteriak dan menangis dengan keras.  Mereka mengakui keilahian Kristus serta menunjukkan ketakutan bahwa Yesus akan menyiksa mereka.
Orang yang kerasukan tersebut mengenal Tuhan Yesus dan ia mengakui bahwa memang benar “Yesus adalah Allah Yang Mahatinggi.”  Dalam kepercayaan orang Yahudi sendiri, kata “Allah Yang Mahatinggi” merupakan suatu penekanan dan pengagungan Allah Israel di atas dewa-dewa bangsa lain.  Dengan kata lain, ungkapan ini ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang berkuasa melebihi kuasa-kuasa lainnya termasuk roh jahat.

Ilustrasi
Saudara-saudara, kita tentu setuju bahwa orang-orang pada umumnya tidak akan mudah untuk percaya begitu saja dengan perkataan orang lain.  Pada saat suatu statement disampaikan, reaksi pertama dari pendengar adalah bertanya, “Apa benar begitu?  Buktikan dulu dong, baru saya percaya.” 
Misalnya: suatu kali ada seorang pemuda yang berkata kepada seorang gadis, “Aku cinta padamu, maukah engkau menjadi pacarku.”  Apa reaksi gadis itu?  Apa ia langsung terima?  Tidak, tunggu dulu.  Si gadis berkata, “Masa sih Mas, buktikan dulu cintamu padaku, baru aku akan menerimamu.”  “Ok…ok..tak buktiin,” kata pemuda itu. 
Hal yang sama terjadi juga pada seorang penjual obat di jalanan.  Ia berkata, “Mari Bapak-bapak, ibu-ibu, belilah obat ini, bisa menyembuhkan semua penyakit.”  “Ayo mari pak,bu, datang sakit, pulang sembuh, dijamin.”  Kemudian orang-orang mulai berkerumun dan seorang ibu bertanya, “Bener pak pakai obat ini bisa sembuh?”  “Bener Bu, dijamin pasti sembuh.”  Kemudian tiba-tiba datang seorang Bapak yang sakit kakinya, sambil memegang tongkat, ia berkata, “Pak…Pak..saya mau coba.”  “Mari pak, silakan.”  Kemudian penjual obat tersebut mengoleskan obatnya, dan Bapak yang sakit itu berdiri dan berkata, “aku sembuh.”  “Tuh Pak, Bu, Bapak ini sudah sembuh, sekarang percaya bukan?”  “Ayo siapa yang mau beli?”  “Mau..mau..Pak.”

Aplikasi
Saudara, itulah kekuatan dari suatu pembuktian.  Dengan adanya bukti yang mendukung suatu statement, orang-orang yang mendengarkan akan menjadi percaya.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa, orang-orang juga mungkin tidak akan percaya begitu saja.  Tetapi melalui tindakan Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa, dapat dibuktikan bahwa memang Tuhan Yesus adalah benar-benar Allah yang berkuasa, tidak ada kuasa manapun yang mampu menyamai kuasa Tuhan Yesus. 
Bukti-bukti yang disodorkan manusia bisa saja berupa penipuan, misalnya dalam kasus penjual obat tadi, bapak yang sakit kakinya itu bisa saja adalah teman penjual obat yang berpura-pura sakit untuk menipu konsumen.  Tetapi berbeda sekali dengan bukti yang kita temukan dalam Alkitab karena Alkitab merupakan sumber yang benar dan terpercaya.  Sehingga tidak ada alasan untuk meragukannya.
Saudara, biarlah setelah kita melihat bukti yang ditunjukkan dalam bagian Alkitab ini, dari mulut kita keluar suatu pengakuan “Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa.  Ia sanggup mengalahkan kuasa roh jahat yang mengganggu manusia.”
Namun apakah cukup jika kita hanya mengakui kuasa-Nya?  Tidak saudara-saudara.  Tuhan Yesus menuntut respons yang lebih dari itu.

II.    Respons yang seharusnya kita miliki setelah melihat kuasa yang
        ditunjukkan Tuhan Yesus
Penjelasan
Saudara-saudara, setiap orang tentu saja memiliki respons yang berbeda akan sesuatu yang dialaminya atau diketahuinya.  Ada orang-orang yang memberikan respons yang baik, tetapi banyak juga yang memberikan respons negatif.
Seperti yang kita lihat dari respons orang-orang di daerah Gerasa terhadap tindakan Tuhan Yesus yang telah mengusir roh jahat.  Orang-orang yang tinggal di daerah tersebut tidak memberikan respons yang baik.
Rupanya kabar mengenai apa yang dilakukan Tuhan Yesus telah sampai ke kampung dan kota sekitar.  Para penjaga babi tersebut yang melaporkannya, mereka tidak ingin disalahkan atas matinya babi-babi tersebut.
Kemudian orang-orang kota tersebut datang dan melihat suatu mukjizat yang menakjubkan, mereka melihat orang yang tadinya kerasukan tersebut sekarang telah waras, yang tadinya telanjang sekarang berpakaian, yang tadinya mengamuk sekarang duduk tenang di dekat kaki Yesus.  Mereka ketakutan, sebelumnya mereka telah putus asa untuk menjinakkan orang itu dengan rantai dan belenggu, sedangkan Tuhan Yesus membebaskan dia hanya dengan kata-kata.
Kondisi ini paralel dengan apa yang terjadi kepada murid-murid Yesus sebelum mereka sampai di daerah orang Gerasa.  Saat itu perahu yang mereka tumpangi dilanda angin topan yang dahsyat.  Murid-murid Tuhan Yesus sudah berusaha mengendalikan perahu tersebut dan mereka sudah mulai putus asa, akhirnya mereka membangunkan Tuhan Yesus yang sedang tidur.  Kemudian Tuhan Yesus bangun dan berkata, “Diam!  Tenanglah!”  Lalu angin itu reda dan danau menjadi tenang.  Saat itu murid-murid ketakutan dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Kemungkinan dalam benak orang-orang kota itu timbul pertanyaan, “Siapa orang ini, sehingga orang yang kerasukan tersebut dapat ditaklukkan hanya dengan kata-kata saja.”  Tetapi sayang sekali ini tidak membuat mereka mau menerima Tuhan Yesus.  Seharusnya dengan senang hati mereka mengundang Tuhan Yesus ke rumah mereka, atau membawa Tuhan Yesus kepada orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus.
Namun ayat 17 mengatakan pada akhirnya mereka mendesak Tuhan Yesus untuk meninggalkan daerah tersebut.  Kata “mendesak” yang dipakai di sini bukan menunjukkan bahwa mereka lebih berotoritas sehingga dapat mengusir Tuhan Yesus, apa yang mereka lakukan lebih kepada suatu tindakan yang memohon dengan sangat agar Tuhan Yesus meninggalkan daerah itu.  Mereka telah kehilangan dua ribu ekor babi, barang kali mereka takut jika Yesus tetap tinggal di situ, mungkin masih ada lagi yang harus dikorbankan.
Namun respons dari orang yang disembuhkan itu berbeda, ia tidak saja mengakui keilahian Tuhan Yesus, ia bahkan meminta supaya ia diperkenankan menyertai Tuhan Yesus.  Hanya saja Tuhan Yesus tidak mengizinkannya.
Apakah Tuhan Yesus melihat adanya ketidaktulusan dari orang itu?  Atau Tuhan Yesus meragukan komitmennya?  Tidak Saudara, Tuhan Yesus menolak permintaannya karena Ia tahu bahwa orang ini memiliki kesempatan untuk menyebarkan berita tentang apa yang telah Yesus lakukan baginya.
Hal ini dapat kita lihat dalam perintah Tuhan Yesus kepadanya pada ayat 19,  “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”  Orang tersebut kemudian pergi dan mulai memberitakan apa yang telah Tuhan lakukan baginya dan mereka yang mendengarkannya menjadi takjub.

Aplikasi
Saudara-saudara, hendaklah kita menjadi seperti orang tersebut.  Setelah ia merasakan dan mengakui kuasa dari Tuhan Yesus atas roh jahat,  ia bersedia untuk diutus Tuhan Yesus sebagai saksi-Nya, yang ia andalkan hanya iman kepada Tuhan Yesus yang telah membebaskannya dari kuasa roh jahat.
Tetapi mungkin ada di antara kita yang berkata, “Saya percaya bahwa Tuhan Yesus berkuasa, saya mau menjadi saksi-Nya.  Tetapi saya masih diliputi ketakutan terhadap kuasa roh jahat.  Pada malam hari, saya tidak berani ke toilet sendirian, saya juga tidak berani tidur sendirian.  Setiap kali saya mendengar cerita tentang setan, hantu,  saya akan menjadi takut sekali.  Bagaimana mungkin saya dapat bersaksi dengan baik?” 

Ilustrasi
Saudara-saudara, suatu kali saya pernah ditugaskan untuk menjaga stand penjualan kaos.  Kemudian ada seorang ibu yang bertanya, “Ini harganya berapa?”  Saya menjawab, “Tiga puluh ribu Bu.”  Kemudian waktu ibu ini sedang memilih baju yang diinginkannya, dan sedang menimbang-nimbang apakah mau membeli atau tidak, ia bertanya, “Ini kualitasnya gimana, enak dipakai gak?  Tahan lama gak?”  Tahukah apa jawaban saya Saudara?  Saya berkata, “Eh.. gak tahu ya Bu, soalnya saya juga belum pernah pakai.”  Ibu ini tersenyum, saya menebak dalam hatinya ia berkata, “Yaa.. penjualnya aja kagak yakin akan kualitas produknya, ngapain saya beli..”

Aplikasi
Mungkin ini lah yang kita alami Saudara-saudara, kita seperti penjual produk yang tidak yakin akan kualitas dari produk yang kita tawarkan,  sehingga kesaksian kita akan kurang meyakinkan.
Saudara-saudara, kita semua yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, memiliki status sebagai anak-anak Tuhan yang berkuasa.  Kita tidak perlu lagi dikuasai rasa takut akan roh jahat atau setan karena ada kuasa Tuhan Yesus yang akan melindungi kita.  Kita hanya perlu percaya dan mengandalkan Tuhan Yesus.

Ilustrasi
Bagi saudara-saudara yang memiliki anak, mungkin akan merasakan apa yang disebut dengan diandalkan.  Saya sendiri merasakannya.  Anak saya, entah mengapa, sedari kecil takut sekali jatuh.   Pada saat ia berumur beberapa bulan, ia akan memegang dengan erat tubuh kami jika ia digendong.  Pada waktu ia belajar berjalan atau menaiki tangga, ia juga berhati-hati sekali.  Pada saat turun dari ranjang atau kursi, ia juga akan hati-hati.  Tetapi ada kalanya ia berbeda dari biasanya, ia berani untuk melompat dari meja.  Ia melakukan hal itu bukan karena ia tidak takut, tetapi karena saat itu ada kami yang berada di dekat meja itu dan siap-siap menyambutnya.  Ia berani melompat karena ia yakin kepada kami, ia berani melompat karena ia mengandalkan kami, ia yakin kami akan dapat atau mampu menyambutnya.

Aplikasi
Saudara, hendaknya kita semua sebagai anak-anak Tuhan juga punya keyakinan seperti itu.  Kita percaya dan mengandalkan Tuhan karena kita tahu bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa dan mampu untuk menolong kita.  Kita tidak perlu takut karena Ia senantiasa menyertai kita.
Saudara-saudara, kita akan memiliki banyak kesempatan untuk mempraktikkan firman Tuhan ini karena ketakutan terhadap roh jahat itu bisa kita alami di mana saja.  Mungkin kita tinggal di tempat yang dianggap angker seperti pemuda yang saya ceritakan di awal khotbah tadi,  apa respons kita?  Atau bisa saja kita harus menghadapi dan melayani orang yang kerasukan,  apa yang harus kita lakukan?  Jika benar-benar terjadi apa tindakan kita?  Dapatkah kita menjadi saksi yang baik bagi Tuhan kita yang berkuasa?

Penutup
Saudara-saudara, Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa atas segala roh jahat yang mengganggu manusia.  Kita sebagai anak-anak-Nya tentu saja akan dilindunginya.  Ia meminta kita untuk mengandalkan kuasa-Nya sehingga kita semua dapat menjadi saksi yang memuliakan nama-Nya. Marilah kita bersama-sama datang kepada Tuhan Yesus, kita meminta Dia untuk berkuasa dalam hati kita.  Biarlah Ia yang menghapuskan segala ketakutan kita dan mengaruniakan damai sejahtera bagi kita semua. Dan biarlah Firman Tuhan yang mengubahkan kehidupan itu, boleh menguatkan kita sehingga kita dapat menjadi saksi-saksi yang memberitakan kuasa dan kemuliaan Allah di mana pun kita berada.                            


Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar