27 Agustus 2011

Eksegese Lukas 19:1-10

INISIATIF YESUS MENYELAMATKAN 
ZAKHEUS YANG BERDOSA
OLEH ELISABETH N.



Literary Analysis (Analisis Sastra)
A. Batasan Teks
  • Pasal 19 ini dimulai dengan masuknya Yesus di kota Yerikho menunjukkan suasana dan latar/setting yang baru (ayat 1). 
  • Perikop-perikop sebelumnya di pasal 18 memang suatu proses perjalanan Yesus ke Yerusalem khususnya dari Lukas 18:31-19:44, namun perikop 19:1-10 memiliki topik yang khusus yaitu perwujudan anugerah Allah dengan pencarian dan penyelamatan orang yang hilang dan berdosa yang jelas berbeda dengan topik pada perikop-perikop sebelumnya pada pasal 18 yaitu sebagai berikut:
-Lukas 18:18-26 menceritakan tentang orang kaya yang sulit masuk kerajaan Allah.
-Lukas 18:35-43 menceritakan penyembuhan orang buta.
Jika dilihat dari segi pokok pikiran, perikop 19:1-10 ini dikontraskan dengan perikop-perikop sebelumnya tersebut dimana Zakheus dan pemuda tersebut sama-sama adalah seorang yang kaya namun Zakheus diberi anugerah.[1]  Hal kontras juga terlihat dari orang buta yang menggambarkan iman sedangkan cerita
Zakheus lebih menggambarkan inisiatif Yesus.[2]
  • Pada perikop sesudahnya yaitu 19:11-27 memang terjadi pada setting yang sama namun perumpamaan tentang 10 uang mina inipun juga memiliki pokok pikiran yang sudah berbeda yaitu pernyataan Yesus tentang kekuasaan-Nya untuk menghakimi.
  • Dengan demikian jelas bahwa Lukas 19:1-10 adalah satu unit kisah dan pokok pikiran yang khusus dan berbeda dengan perikop-perikop pada pasal sebelum dan sesudahnya.[3]

B. Kesatuan teks
  • Kesatuan teks perikop ini sebagai satu pokok pikiran didukung dengan pemeran yang khusus yaitu Zakheus dengan Yesus dari mulai ayat 1 samapai ayat 10 menceritakan satu babak/episode yang tersendiri dengan topik khusus yaitu keselamatan untuk yang hilang.
  • Adanya kesatuan dan alur cerita dari mulai ayat 1 menjelaskan setting, ayat selanjutnya menjelaskan pertemuan Zakheus dengan Yesus, usaha Zakheus melihat Yesus, inisiatif Yesus sampai akhirnya keselamatan diterima oleh Zakheus, ditutup dengan pernyataan Yesus tentang misi-Nya.
  • Kesimpulannya: Lukas 19:1-10 merupakan satu unit kesatuan kisah tersendiri yang tidak sama dengan perikop-perikop pada pasal sebelum dan sesudahnya.

C. Analisa Struktur Teks dan Pembagiannya
1.      Yesus masuk ke kota Yerikho
                 dan berjalan terus melintasi kota itu
2.      Di situ ada seorang bernama Zakheus,
                                                      kepala pemungut cukai
                                                      dan ia seorang yang kaya
                              3. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu,                                                                  tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak,
                                                                                    sebab badannya pendek.
                                         4. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak,
                                                      lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus,
                                                      yang akan lewat di situ
  1. Ketika Yesus sampai ke tempat itu,
                  Ia melihat ke atas dan berkata : “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini                             Aku harus menumpang di rumahmu.”
  1. Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
  2. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia                                                                  menumpang di rumah orang berdosa.”
  3. Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku                                                               akan kuberikan kepada orang miskin                                                                                      dan sekiranya ada sesuatu yang                                                                                         kuperas dari seseorang akan                                                                                                     kukembalikan empat kali lipat.”
  4. Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,                      karena orang inipun anak Abraham.
  5.             Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelematkan yang         hilang.” 

Pembagian Struktur Teks
I. Pertemuan Yesus dengan Zakheus
  1. Setting (ayat 1)
  2. Deskripsi siapa Zakheus (ayat 2)
  3. Usaha Zakheus melihat Yesus (ayat 3-4)
  4. Inisiatif Yesus untuk tinggal di rumah Zakheus (ayat 5)
  5. Zakheus berespon dengan menerima Yesus (ayat 6)
II.Hasil pertemuan:
  1. Reaksi semua orang (ayat 7)
  2. Transformasi Zakheus (ayat 8)
  3. Penjelasan Yesus tentang keselamatan (ayat 9-10)

Struktur Perjalanan Yesus ke Yerusalem. (9:51-19:44)[4]
§   Hak istimewa, Misi, dan komitmen.
§   Pemuridan, kepada Yesus, dan sebelum Allah.
§   Kontroversi, koreksi dan panggilan kebenaran 
§   Pemuridan
§   Mengenal waktu alam
§   Kesucian murid dan bayar harga harga
§   Mengapa Tuhan mengejar orang berdosa?
§   Kemurahan hati
§   Pengajaran yang salah, pengampunan, iman dan pelayanan.
§   Kerendahan hati dan semua kebenaran kepada Bapa

   Beralih ke Yerusalem: Penampilan terakhir dan penawaran mesianik (18:31-19:44)
§   Belas kasihan yang kekal dari salib (18:31-43)
§   Orang yang kaya bertemu dengan keselamatan (19:1-10)
§   Pelayanan dan kembalinya Yesus (19:11-27)
§   Memasuki Yerusalem (19:28-44)


Analisis Eksegesis (Historical-Cultural Background, Word meaning, & Grammatical analysis)
I. Ayat 1-6: Pertemuan Zakheus dengan Yesus
1. Setting dan latar belakang (ayat 1)
·         Perikop tentang Zakheus merupakan bagian dari perjalanan Yesus menuju Yerusalem.  Dari mulai Lukas 18:31-19:44 merupakan rangkaian yang diawali dengan berangkat ke Yerusalem (18:31) sampai kedatangan-Nya di kota tersebut pada perikop ‘Yesus di elu-elukan’.  Ayat 1 dimulai dengan Yesus masuk ke kota Yerikho, kalimat ini menerangkan setting yang menunjukkan perjalanan Yesus ke Yerusalem semakin dekat.  Pembukaan ini menghubungkan untuk meneruskan cerita orang buta yang berada di luar Yerikho.[5]  Lukas mengatur adegan ini dengan referensi penting secara geografis ke Yerikho (sekitar 20 kilometer jauhnya).[6]  Yerikho adalah suatu kota yang permai dan makmur dimana suatu pos penting untuk memungut cukai atas berbagai-bagai barang.  Di Yerikho tinggal banyak pemungut cukai yang dipandang rendah oleh pemuka-pemuka agama dan dibenci oleh rakyat, baik karena alasan keagamaan maupun alasan politik dan sosial.[7]  Frasa berjalan terus melintasi Yerikho menggambarkan bahwa Yesus tidak bermaksud untuk tinggal di Yerikho dan Dia hanya melewati, tetapi ini memberi kesempatan Zakheus untuk melihat-Nya.[8]

2. Deskripsi Zakheus (ayat 2)
·         Setelah menerangkan setting, kini si penulis memperkenalkan tokoh selain Yesus yang sebagai subyek yaitu Zakheus yang merupakan obyek.  Zakheus dikatakan sebagai salah seorang kepala pemungut cukai.  Nama ini mungkin dibentuk dari Zakkai (misalnya Ezra 2:9), yang barangkali berarti “orang bersih” atau “suci”, suatu nama yang dianggap semua orang tidak cocok dengan tingkah laku Zakheus.[9]  Hal ini dapat dikaitkan dengan kekayaannya yang mungkin didapat dengan cara yang tidak bersih.  Pemungut cukai adalah orang yang tidak menerima gaji apapun untuk pekerjaannya, tetapi ia boleh memungut sebanyak mungkin uang, sehingga ia mempunyai sisa yang agak banyak setelah mambayar kepada pemerintah jumlah yang ditentukan itu.[10]  Dengan pengertian tersebut, kemungkinan orang banyak beranggapan bahwa Zakheus memungut jauh lebih banyak dari apa yang seharusnya.  Zakheus memang kaya tetapi tidak berbahagia, tidak dapat dihindarkan bahwa ia kesepian karena ia telah memilih jalan yang menjadikan dia seorang ”outcast” (seseorang yang dikucilkan).[11]  Terus berhubungan dengan ayat 1 mengenai pandangan masyarakat kepada Zakheus, pandangan tersebut memberikan gambaran bahwa Zakheus tidak memiliki nama baik dalam kota itu, karena seorang pemungut cukai dianggap rendah dengan berbagai sudut pandang di berbagai bidang.  Ayat ini sesungguhnya sudah menjelaskan status Zakheus sebagai orang berdosa dan terhilang.  Hal ini jelas menunjukkan bahwa kedatangan Yesus di kota Yerikho memiliki makna khusus berhubungan dengan status Zakheus tersebut yang mengarah pada tujuan Yesus secara ilahi.  Latar belakang budaya ini penting untuk memberikan penghargaan atas reaksinya ketika bertemu dangan Yesus.[12]
3. Usaha Zakheus melihat Yesus (ayat 3-4)
            Dengan statusnya yang sudah dijelaskan dalam ayat 2, kini Zakheus memiliki keinginan untuk melihat Yesus.  Motif Zakheus memang tidak dijelaskan dalam perikop ini mengapa ia ingin melihat orang apakah Yesus tetapi di ayat 3 menggambarkan suatu sosok yang rindu untuk bertemu dengan Yesus apalagi dengan pandangan umum terhadapnya.  Sepertinya Zakheus penasaran dengan sikap Yesus apakah sama atau berbeda dengan pandangan semua orang yang telah diterimanya.  Hal ini juga dapat disebabkan oleh figur Yesus yang saat itu menarik dan terkenal[13] sehingga jelas bahwa banyak orang sangat ingin bertemu atau melihat Yesus bukan hanya Zakheus saja.  Namun ditengah keinginannya yang begitu kuat, ada suatu penghalang yang membuat ia tidak dapat melihat Yesus yaitu mengenai postur tubuhnya yang kecil/pendek dengan banyaknya orang Frasa berjalan terus melintasi Yerikho menggambarkan bahwa Yesus tidak bermaksud untuk tinggal di Yerikho dan Dia hanya melewati, tetapi ini memberi kesempatan Zakheus untuk melihat-Nya yang berada pada tempat tersebut.  Green dalam sebuah tafsirannya menerangkan masalah ini memiliki dua alasan sebagai berikut.[14]  Pertama, dalam teks bahasa Yunani, lebih ditekankan bukan pada posturnya yang pendek tetapi pada kemudaannya.  Hal ini diperhitungkan sebagai perlakuan yang selayaknya tidak begitu dianggap penting oleh khalayak ramai sehingga tidak mendapat tempat.  Tubuhnya yang pendek dapat dimengerti, hal ini tidak menjadi penghalang yang signifikan untuk melihat Yesus.  Kedua, pandangan negatif terhadap Zakheus membuatnya tertolak sehingga kesulitan untuk melihat Yesus.  Entah muda atau pendek, dia diremehkan oleh orang banyak.  Pandangan ini sama dengan pandangan terhadap janda-janda, anak-anak dan orang buta (pasal 18). 
      Dengan penghalang tersebut, kini reaksi Zakheus cukup mengagumkan.  Ia tidak putus asa, ia tidak menyerah ataupun meredamkan keinginannya untuk melihat Yesus namun ia melakukan suatu usaha yaitu dengan berlari mendahului orang banyak.  Bagi Zakheus, ini bukan sesuatu yang mudah karena dengan postur tubuh yang tersebut demikian, untuk berlari dan mendahului orang banyak membutuhkan suatu tekad dan dorongan yang kuat juga cukup tenaga.  Walaupun demikian orang pendek ini memiliki keberanian untuk diejek.[15]  Suatu hal yang unik terjadi ketika Zakheus menemukan jalan keluar yaitu dengan menemukan pohon Ara yang ia jadikan untuk sarana melihat Yesus.  Zakheus menemukan cara yaitu dengan memanjat pohon (sejenis pohon kurma: muncul hanya di perjanjian baru yang berhubungan dengan istilah sukaminoz,, sykaminos, sykamine tree) karena saat itu posisi Yesus akan melewati pohon tersebut (pohon ini terdapat di Eropa hanya lebar dan pendek, ranting-rantingnya mudah dipanjat).[16]  Adanya penghalang fisik maupun keadaan yang sedemikian rupa, tindakan Zakheus untuk melihat Yesus dengan cara yang unik ini memperlihatkan perjuangan yang dapat dikatakan gigih. 

4. Inisiatif Yesus (ayat 5)
      Kini adegan memulai reaksi Yesus.  Ayat ini mulai menjawab ayat-ayat sebelumnya berkaitan dengan kondisi kota dan pandangan orang terhadap Zakheus serta status Zakheus sendiri.  Adegan ini secara implisit mulai memberikan gambaran tentang misi Yesus yang bermakna ilahi.  Yesus membuat suatu hal yang mengejutkan, Ia melihat ke atas dan memanggil Zakheus dengan namanya.  Teks tidak memberi tahu bagaimana Yesus mengetahui nama Zakheus sehingga ada beberapa kemungkinan, Yesus mengetahui nama Zakheus secara supranatural (seperti pada Yohanes 1:47-48) atau mendengar mendengar orang-orang yang memanggil Zakheus atau kemungkinan yang lain, Yesus bertanya kepada orang siapa nama Zakheus, dan dalam hal ini, Yesus mengendalikan situasi.[17]  Semakin jelas bahwa Yesus benar-benar memiliki misi untuk kekekalan.  Karena ketika dilihat dalam ayat 5 ini, akan banyak muncul pertanyaan mengapa sebenarnya Yesus harus menumpang di rumah Zakheus.  Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah berkaitan dengan misi tersebut. 
Kata “segeralah” (hurry) dalam bahasa Yunani speusaz dalam Lukas mengandung makna eskatologi yang menggabungkan dengan kehadiran Yesus (catatan menggunakan “today).[18]  Ungkapan Yesus tertulis Aku “harus” menumpang di rumahmu, ini merupakan sebuah ungkapan yang kuat.[19]  Tekanan ini menunjukkan suatu pengdeklarasian bahwa Yesus memiliki maksud dan tujuan mendesak yang tersirat pasti dilaksanakan dan bukan hanya sekedar keinginan belaka.  Dapat dilihat bahwa dalam setiap tindakan Yesus itu menunjukkan otoritas-Nya.  Sikap Yesus ini mungkin saja membuat terkejut orang-orang yang berada di tempat tersebut.  Seperti seakan-akan heran dan menjadi hal yang aneh mengapa Yesus melakukan hal itu.  Signifikansi dari poin ini adalah untuk membangun relasi dengan Zakheus dengan memberitakan kabar baik bagi kerajaan Allah.[20]

5. Respon Zakheus: Menerima Yesus (ayat 6)
            Respon Zakheus dalam ayat 6 ini menunjukkan antusias dan kegirangannya atas pernyataan Yesus.  Ketika Yesus mengumumkan bahwa Ia akan singgah kerumahnya pada hari itu, dan ketika ia menemukan seorang Sahabat baru yang mengagumkan, dengan segera Zakheus mengambil sebuah keputusan.[21]  Keputusan ini bukanlah penolakan namun menerima perintah Yesus dengan sukacita.  Respon Zakheus tidak secara eksplisit mencerminkan iman tetapi tindakan itu cukup jelas dimana Yesus mengungkapan secara dalam.[22]  Tindakan tersebut menyiratkan harapan dan iman Zakheus kepada sesuatu yang lebih dari sekedar ‘menumpang dirumahnya’ tetapi menunjukkan akan ada kepastian sesuatu berharga yang akan diterimanya.  Bahasa dari perintah di sini diulangi, menunjukkan bahwa Zakheus mempersilahkan misi tersebut berlanjut.[23]  Makna ilahi mencerminkan panggilan kedaulatan dan respon manusia yang cukup menonjol.[24] 

II. Ayat 7-10: Hasil Pertemuan
1. Reaksi Semua orang (ayat 7)
            Adegan pada ayat 7 memperlihatkan sedikit krisis terjadi dalam narasi ini. Ketika misi Yesus mulai berjalan dan si Zakheus menanggapinya dengan kegirangan, kini dijumpai pemeran antagonis yang tidak menyukai sikap dan perhatian Yesus kepada Zakheus.  Ekspresi mereka ditunjukkan dengan bersungut-sungut dan mencela tindakan Yesus.  Walaupun pada ayat-ayat sebelumnya belum diceritakan bahwa Yesus telah masuk rumah Zakheus, namun dari pernyataan “Ia menumpang di rumah orang berdosa”, dapat ditafsirkan bahwa gerutu semua orang saat itu terjadi saat Yesus telah sampai di rumah Zakheus.  Dengan demikian, terdapat pemindahan setting yang tadinya berada di luar (di jalan), sekarang telah berada di dalam rumah zakheus.  Hal ini didukung dengan ayat 8 yang langsung menjelaskan berdirinya Zakheus dan melakukan suatu tindakan yang berada dalam rumah.  Sehingga, dapat disimpulkan dari pemindahan setting ini, penulis memadatkan narasi karena cerita tidak menjelaskan proses perjalanan Yesus dan Zakheus ke rumah Zakheus. 
Bersungut-sungut sama dengan kata “menggerutu”, “mengecam” atau “mengucapkan kata-kata celaan”, ini merupakan ungkapan sinis dan tidak senang.[25]  Hal ini terucap oleh “semua orang” dan bukan beberapa orang saja.  Ucapan tersebut menunjukkan bahwa ekspresi itu merupakan pengasingan secara sosial kepada Zakheus.  Hal ini berkaitan dengan pandangan sebagai “orang berdosa” yang ditujukan kepadanya.  Istilah orang berdosa dapat dijelaskan sebagai berikut.[26]  Kata ini memiliki makna yang khusus di kalangan orang-orang Yahudi.  Pemungut-pemungut cukai apalagi kepala pemungut cukai digolongkan sebagai orang berdosa.  Di samping itu, orang-orang yang tidak mentaati hukum taurat, terutama  peraturan yang melarang orang yang makan makanan tertentu, bergaul dengan orang-orang yang bukan beragama Yahudi, di golongkan dengan orang berdosa.  Orang-orang seperti itu dianggap rendah oleh pemimpin agama Yahudi . 
Dengan penjelasan tersebut, Yesus makan dengan Zakheus merupakan hal yang sangat tidak dilayakkan oleh semua orang.  Dari pandangan semua orang ini dapat dilihat bahwa apa yang Tuhan lakukan kepada Zakheus semata-mata hanya karena anugerah.  Kasih karunia-Nya tidak memandang manusia (dalam konteks ini adalah Zakheus) dengan standar manusia (semua orang). 
2. Tranformasi: Pertobatan (ayat 8)
            Kini adegan baru dimulai dengan reaksi Zakheus yang cukup menonjol.  Ia berdiri dan berkata kepada Tuhan.  Tidak disebutkan kapan ia mengucapkan kata-kata itu, namun sangat mungkin ia mengatakannya sesudah makan, yaitu sesudah dia mengamati sikap Tuhan dan mendengar kata-kata-Nya.[27]  Apa yang Zakheus lihat dari Yesus membawanya kepada suatu tindakan yang menunjukkan perubahan yang cukup mengejutkan.  Ia memberi setengah dari hartanya kepada orang miskin dan mengembalikan apa yang sekiranya telah ia peras dengan empat kali lipat.  Hal ini menunjukkan pertobatan Zakheus yang sungguh-sungguh.  Memberi adalah pengalaman yang baru untuk Zakheus karena sebelumnya ia hanya tertarik untuk mengambil, di ayat 8 ia mengatakan bahwa sekiranya ”ada sesuatu yang kuperas” menunjuk pada jenis kalimat bersyarat yang dipakai (Yunani: ei……esykophantesa) memperlihatkan bahwa ia sadar betul telah memeras uang dari orang lain.[28]  Zakheus melakukan tindakan yang radikal kali ini karena restitusi yang normal dalam PL untuk menebus kecurangan tersebut adalah duapuluh persen nilai yang hilang, sehingga dengan tindakan tersebut ia mengembalikan uang melebihi yang seharusnya diperlukan dan ditetapkan, ia menanggung selayaknya sebagai pencuri binatang (kel. 22:1).[29]
             Pertemuan Zakheus benar-benar memberikan dampak dan membawanya mengambil suatu keputusan besar.  Kedatangan Yesus memberikan hidup baru kepada Zakheus dan iapun memperlihatkan ekspresi berterimakasih dimana hal ini membawa perubahan hidup kepada keselamatan.[30]  Kali ini Zakheus ingin menyangkal posisinya sebagai orang berdosa dengan kejujurannya, Fitzmyer berpendapat hal ini memperlihatkan sebuah iman dan jika dilihat dari latar belakang budaya hal ini menunjukkan keseriusan janji Zakheus dan perubahan hatinya.[31]  Perkataan Yesus didahului oleh apa yang dikatakan Zakheus dan membuktikan keajaiban besar seperti yang dimaksudkan dalam 18:24-27 bahwa seorang kaya akan melepaskan diri dari kekayaan hartanya dan menjadi warga kerajaan Allah.[32]  Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil dalam kasih anugerah Allah dan Yesus adalah pribadi yang berotoritas untuk melakukan pemilihan atas kedaulatan-Nya.  Ungkapan Zakheus ini juga kontras dengan gerutu yang disampaikan semua orang. 

3. Penjelasan Yesus (ayat 9-10)
      Yesus menutup bagian ini dengan menjelaskan misi-Nya yang sangat penting dalam kedatangan-Nya.  Pernyataan ini juga dapat dikatakan sebagai kesimpulan dari seluruh perhatian yang dijelaskan dalam adegan-adegan sebelumnya.  Yang ditekankan dalam ayat ini adalah luasnya kasih karunia Allah dimana Zakheus telah bertemu dengan Juruselamat dan hasil dari pertemuan itu berarti bahwa keselamatan itu telah hinggap kepadanya.[33]  Keselamatan kepada rumah ini, berarti bahwa keselamatan tersebut juga untuk setiap orang yang bertemu, yang datang dan menerima diselamatkan.[34]  Perkataan Yesus kali ini ditujukan kepada setiap orang yang hadir dalam rumah tersebut yang diperkirakan ikut mendengar perkataan-perkataan Yesus dan melihat pertobatan Zakheus.  Kata ‘keselamatan’ mengarah pada pemulihan komunita umat Allah dan realita tersebut menandai kehadiran Allah dalam hidup mereka.[35]  Tuhan Yesus mengatakan bahwa “orang inipun anak Abraham”.  Anak Abraham ini berarti bukan hanya orang-orang Farisi dan pemimpin-pemimpin Yahudi yang lain di tempat itu tetapi Zakheus juga, sehingga Zakheus juga menerima berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham.[36]  Selain itu, anak Abraham bukan hanya berarti menyangkut garis keturunan Yahudi tetapi maksud lebih mengarah kepada “jejak langkah” dari iman Abraham (Roma 4:12).[37] Dalam perkataan Tuhan Yesus ini memperlihatkan bahwa kasih-Nya tidak memandang bulu, ia mengangkat seseorang kepada status yang mulia. 
      Pada bagian akhir perkataan Yesus dalam bagian ini, Yesus memberikan penjelasan yang agung mengenai misi-Nya (ayat 10).  Perkataan ini menjawab seluruh hal yang unik di dalam cerita ini.  Bagian Yesus dalam pernyataan keduanya adalah Anak Manusia, kata zhtew digunakan untuk pencarian anak yang hilang (Mat. 18:12; Yez 34:16) dan juga kata sozw  digunakan di area yang sama (Yez 34:22; Yoh 10:9), ide penyelamatan ini adalah sebagai tujuan dari pekerjaan Yesus yang mendunia tetapi pemikiran ini juga mengarah pada eskatologis.[38]  Inilah tujuan Yesus datang ke Dunia dalam karya penebusan-Nya.  Sasaran Yesus adalah orang yang terhilang.  Sungguh istimewa anugerah ini karena benar-benar kontras dengan pandangan dan kasih manusia.  Menyelamatkan yang hilang berarti menyelamatkan siapa saja yang tersesat jalan hidupnya seperti Yesus mengumpamakan sebagai domba yang hilang.[39]  J. Willcock menjelaskan kata hilang ini bukan hanya hilang karena dosa tetapi hilang juga dalam sosial (dikucilkan), hilang dalam keraguan, hilang dalam kelayakan dan hilang dalam sukacita, semua yang dirasakan seakan-akan hilang, sehingga tujuan-Nya adalah untuk menemukan dan menyelamatkan.[40]  Misi Yesus dilakukan melalui inisiatif membangun hubungan dari yang tidak mengenal Allah untuk mengenal Allah dan yang paling penting adalah inisiatif Yesus untuk mencari dan menyelamatkan diberikan kepada mereka yang merespon melalui iman.[41]  Perkataan Yesus ini merupakan suatu pendeklarasian besar.  Pernyataan ini dapat dikatakan sebagai ringkasan dari seluruh kitab “Injil” (yang artinya ‘kabar baik’).[42]
           
Kesimpulan
            Yesus datang saat itu sebagai sosok yang cukup terkenal. Banyak orang yang mungkin ingin melihat-Nya, termasuk Zakheus yang oleh masyarakat setempat dipandang sebagai manusia rendah, berdosa, dan pengkhianat umat Allah.  Namun Yesus berbeda dengan orang banyak. Ia justru mencari dan menyelamatkan Zakheus. Hal ini membawa Zakheus kepada pertobatan yang menuju keselamatan. 

Amanat Teks   : Subyek dan komplemen
Subyek            : Inisiatif Yesus menyelamatkan Zakheus (orang berdosa)
Komplemen     : Apakah hasil dari peristiwa tersebut tersebut? →  perubahan   hidup
                       
AT:  Yesus mencari dan menyelamatkan Zakheus, orang berdosa sehingga Zakheus
         mengalami perubahan hidup.




[1]Leon morris,  The Tyndale New Testament Commentaries LUKE  (Surabaya: Momentum, 2007) 297.
                [2]Darrell L. Bock, Baker Exegetical Commentary on the New Testament: LUKE 9:51-24:53 (Grand rapids: BakerBooks, 1996) 1513.
[3]Ibid. 1493.
[4]Darrell L. Bock, LUKE  [The NIV Application Commentary. (Grand Rapids: Zondervan, 1996) 478]

            [5]Howard Marshall, New International Greek Testament Commentary: Commentary on LUKE.  (Grand rapids: Eerdmans, 1996) 695.
                [6]Oel B. Green, The New International Commentary on the New Testament: The Gospel of LUKE.  (Grand rapids: Eerdmans, 1997) 668.
                [7]B.J Boland, Tafsiran Lukas 9:51-24:53 II (Jakarta: Gunung Mulia, 1982) 180.
                [8]Leon Morris, The Tyndale New Testament Commentaries: LUKE  (Surabaya: Momentum, 2007) 297.
                [9]Boland, Tafsiran Lukas  180.
[10] I.H. Marshall, Tafsiran Alkitab Masa Kini: Matius-Wahyu (Jakarta: Gunung Mulia, 1981) 249.
                [11]William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: INJIL LUKAS. (Jakarta: Gunung Mulia, 2005) 345.
                [12]Bock, The NIV Application 478.
                [13]Bock, Baker Exegetical 1517.
                [14]Green, The New International 670.
                [15]Barclay, Pemahaman 346.
                [16]Bock, Baker Exegetical 1517.
[17]Ibid. 1518.
[18]John Nolland, Word Biblical Commentary (Dallas: WordBooks, 1989) 905.
[19]Morris, The Tyndalle 298.
                [20]Green, The New International  670.
                [21]Barclay, Pemahaman 346.
                [22]Bock, Baker Exegetical  1518.
                [23]Nolland, Word Biblical 905.
                [24]Kenneth L. Baker dan John. R. Kohlenberger III, The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 1994) 271.
            [25]Reiling J. dan J.L Swellengrebel, Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Lukas ([terj. Robert Bratcher] Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia bersama dengan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2005) 590.
                [26]Ibid.
            [27]Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary. (Malang: Gandum Mas, 1962) 275.
                [28]Ibid.
                [29]Bagian ini diambil dari beberapa sumber yaitu Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, The Wycliffe 275 dan Bock, Baker Exegetical 1518.
                [30]Marshall, New International Greek 698.
                [31]Bock, Baker Exegetical 1519-1521.
                [32]Boland, Tafsiran Lukas 182.
[33]Ibid.
[34]J. Willcock, The Preacher’s Complete Homiletic Commentary: Commentary on the Gospel According to LUKE (Grand Rapids: BakerBooks, 1996) 506.
[35]Green, The New International 672-673.
[36]Reiling J. dan J.L Swellengrebel, Pedoman 583.
[37]Kenneth L. Baker, NIV Study Bible (Grand Rapids: Zondervan, 2002) 1608.
[38]Marshall, New International Greek 698-699.
[39]Reiling J. dan J.L Swellengrebel, Pedoman 584-585.
[40]J. Willcock, The Preacher’s 506.
[41]Bock, Baker Exegetical 1523.
[42]Boland, Tafsiran Lukas 183.

Khotbah Lukas 19:1-10

INISIATIF YESUS YANG MENYELAMATKAN
OLEH ELISABETH N.


Pendahuluan
Saudara-saudara, saya memiliki teman semasa SMA. Ia seorang anak pendeta  dan sangat lihai memainkan musik.  Hampir setiap hari ia melakukan pelayanan.  Setiap kali ia melayani di gereja dengan bermain musik, suasana pujian menjadi sangat hidup.   Suaranya juga bagus untuk memuji Tuhan.  Saudara-saudara, Statusnya tidak diragukan lagi, ia Kristen alias dikatakan anak Tuhan.  Namun suatu kali ayahnya dipanggil ke sekolahnya, dan kabar apa di terima SS? Anak ini dikeluarkan dari sekolah karena perilakunya sudah tidak dapat ditolerir lagi, ia jarang masuk sekolah, seminggu hanya 2-3 kali.  Ayahnya pulang dengan sangat malu.  Ternyata ketika di gereja ia menggunakan tangannya untuk melayani dengan main musik, tetapi diluar ia merokok, minum-minuman keras, berantem, pernah ia hampir membunuh orang.  Di gereja ia memakai suaranya untuk memuji Tuhan, tetapi diluar ia berkata-kata kotor melebihi remaja lain yang tidak mengenal Tuhan.         
         Saudara, status sebagai anak Tuhan yang melayani ternyata tidak mencerminkan sikapnya sebagai orang Kristen, yang seharusnya hidup benar.  Berapa banyak orang yang tampil sebagai orang Kristen, namun orang lain tidak melihat sesuatu yang berbeda dari hidup kita?  Lalu apakah yang harus kita tunjukkan sebagai bukti status bahwa kita adalah orang-orang yang telah menerima Kristus? 
        Perubahan hidup itulah yang seharusnya menjadi bukti nyata bahwa status kita adalah orang-orang yang telah menerima keselamatan dalam Kristus.
        Inilah juga yang terjadi pada Zakheus, orang berdosa, dimana status baru yang ia peroleh melalui keselamatan, terbukti dengan perubahan hidupnya.

I.  Perjumpaan Kristus dengan orang berdosa (poin tidak dibacakan)
Penjelasan
Saudara, perjumpaan merupakan awal dari sebuah relasi entah itu dengan siapapun atau apapun.  Bagaimana orang bisa lebih kenal apalagi dekat kalau bertemu saja belum? Saat orang tua ingin menjodohkan anak-anak mereka, langkah pertama yang dilakukan biasanya adalah mempertemukan keduanya, baru bisa masuk ketahap yang lebih lanjut.  Saya rasa begitu juga dengan kisah ini, bagaimana Zakheus, yang dikatakan sebagai orang berdosa itu dapat mengalami keselamatan dan perubahan hidup kalau berjumpa dengan Sang Juru Selamat saja belum?  Dan yang menarik adalah mengapa Zakheus ini disebut orang berdosa?
            Jika kita lihat ayat 2, di situ menyebutkan dengan jelas siapakah Zakheus itu, ia adalah kepala pemungut cukai dan seorang yang kaya.  Saudara, pemungut cukai adalah jabatan yang sangat dibenci oleh rakyat dan pemimpin Yahudi saat itu, karena 2 alasan: 1)Pemungut cukai dianggap sebagai pengkhianat bangsa Yahudi karena bekerja sama dengan penjajah yaitu Romawi.  2)Pemungut cukai biasanya adalah seorang penipu karena menarik pajak lebih dari yang seharusnya.  Dan posisi Zakheus saat itu adalah kepala pemungut cukai alias ‘bos’, sehingga dia semakin dibenci.   Bagi Zakheus, yang penting saya kaya.  Tetapi sebenarnya Saudara-saudara, ia mengalami keterasingan sosial sehingga jiwanya merasakan kekosongan. 
          Namun saat itu Zakheus mendengar bahwa Yesus, Mesias yang terkenal dan banyak melakukan mujizat itu datang ke kotanya.  Hal itu membuat Zakheus sangat ingin melihat-Nya dan orang banyak pun demikian.  Zakheus penasaran sama yang namanya Yesus.  Namun masalahnya Saudara, badan Zakheus pendek, bagaimana bisa berebut dengan sekian banyak orang?  Dan lagi, image Zakheus juga negatif.  Tetapi, walaupun tidak mudah, ia tetap berusaha keras, berlari, mendahului orang banyak, akhirnya menemukan pohon Ara dan dengan idenya untuk memanjat, ia berhasil melihat Yesus.  Saudara, mengapa reaksi Zakheus sampai sebegitunya? itu menunjukkan bahwa dalam jiwanya, orang berdosa ini sangat membutuhkan Yesus.  Namun sebenarnya, benarkah orang berdosa ini yang berusaha mencari dan menjumpai juru selamat? Ternyata jauh sebelum Zakheus beraksi, Yesus telah berinisiatif lebih dulu.
Dikatakan bahwa Yesus masuk ke kota Yerikho.  Saudara, ternyata Yerikho salah satu pusat perpajakan terbesar di Palestina dan pusat pemungut cukai tinggal.  Dan yang aneh, ditengah kerumunan banyak orang berebut melihat Yesus, eh Yesus malah melayangkan pandangnya kepada Zakheus, orang yang sebelumnya tidak dikenal dan berkata “Zakheus turunlah! Aku harus menumpang dirumahmu.”  Kata harus dalam kalimat tersebut berarti bahwa apa yang Yesus katakan bukan sekedar keinginan belaka tetapi ada maksud dan tujuan mendesak yang tersirat pasti dilaksanakan.   Jadi bukan sebuah kebetulan, kedatangan Yesus memiliki makna ilahi penting bahwa Ia datang, sengaja memberi kesempatan kepada Zakheus untuk melihat-Nya.  Dialah yang berinisiatif  lebih dulu untuk mencari Zakheus, bukanlah sebaliknya. 

Ilustrasi
Saudara, pantun jawa berbunyi demikian: “Duduh kelopo, sing butuh moro” (Duduh kelopo=air kelapa). Sing butuh moro artinya yang butuh menghampiri kepada yang dibutuhkan.  Pepatah ini saya kira bukan hanya dipegang orang Jawa saja tetapi inilah rumus umum yang berlaku ditengah kehidupan bahwa yang membutuhkan secara otomatis akan mencari dan menemui yang dibutuhkan.  Jarang sekali yang dibutuhkan itu datang menghampiri yang membutuhkan, ya kebalik.  Buat apa?

Aplikasi
Di sinilah perbedaan Tuhan Yesus.  Sama dengan Zakheus, kita ini adalah manusia berdosa yang sama sekali tidak layak.  Kita yang butuh keselamatan namun Tuhan yang rela datang untuk mencari dan menyelamatkan kita.  Itu bukan hasil usaha kita, Ia sendiri yang berinisiatif datang kedunia, masuk ke dalam hati kita dan memanggil kita.  Lebih dari itu, Ia memberikan kesempatan kepada setiap kita untuk berjumpa dan mengenal dengan Dia secara pribadi.  Dialah yang mengundang kita untuk memiliki hubungan yang indah dengan Dia.  Di sinilah letak besarnya anugerah Tuhan.  Lalu, apa yang seharusnya dilakukan untuk meresponi anugerah itu?

2. Perubahan hidup sebagai bukti status yang baru
Penjelasan        
Saudara-saudara, saat Yesus berkata, “Zakheus, turunlah!”, tentu Zakheus tidak menolak, dari atas pohon ia melihat dan mendengar, “Wow, Yesus memanggilku” Tentu saja dengan kegirangan dan antusias, ia mengiyakan ajakan Yesus.  Saudara-saudara, ayat 6 mengatakan bahwa reaksi Zakheus bukan sekedar turun biasa, tetapi segera turun.  Kata segera di sini berarti bahwa dia turun dengan sangat cepat, tidak mempedulikan bagaimana posisi turunnya, mungkin kalau orang Sunda bilang tuturubun.  Mengapa demikian ? Karena ia yakin Saudara-saudara, di dalam Yesus akan ada sesuatu hal yang sangat berharga yang pasti ia peroleh. 
          Tetapi tunggu dulu, perjumpaannya tidak semulus itu, semua orang dikatakan “bersungut-sungut” (ay.7).  Saya kira dalam kondisi tersebut mungkin mereka berkata satu dengan yang lain dengan nada yang heran/sinis/menyalahkan/mencela “Yesus menumpang dirumah orang berdosa, ih mengapa Yesus begitu?”   Ini memperlihatkan kepada kita bahwa Zakhues memang orang yang tidak layak dan berdosa.  Orang lain tidak merelakan malah menyalahkan tindakan Yesus.
       Walaupun demikian, reaksi Zakheus mengejutkan, ia justru berkata, “Tuhan,  setengah hartaku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada yang kuperas akan kukembalikan empat kali lipat”. Saudara, dalam restitusi PL, seseorang yang mengambil milik orang lain, Hukum Taurat menuntut untuk mengembalikannya sejumlah yang diambil + seperlima dari nilai yang hilang seperti dalam Imamat 6:5. Artinya harus mengembalikan 120%. Namun Zakheus mengembalikan bukan 120%, tetapi 400%.  Bukan hanya itu, setengah hartanya pribadi juga diberikan kepada orang miskin.  Saudara-saudara, dari sini kita bisa lihat perbedaan yang drastis dan kontras dari Zakheus.  Sebelumnya Zakheus adalah orang yang hanya tertarik untuk mengambil namun sekarang ia mengalami perubahan yang radikal yaitu memberi.  Sebelumnya, uanglah yang menjadi segala-galanya dan nomor 1 dalam hati Zakheus, namun setelah perjumpaan itu, Kristuslah yang menjadi no.1 dan segala-galanya bagi Zakheus.  Hal itulah yang membuat ia rela melepaskan sesuatu yang dulunya berarti yaitu uang. Hatinya telah diperbaharui oleh Tuhan à Inilah makna pertobatan yang sesungguhnya.
         Saudara, ada kemiripan antara hidup Zakheus dengan hidup Paulus.  Mereka dulunya sama-sama hidup dalam dosa. Paulus dulunya menganiaya orang percaya, sedangkan Zakheus cinta uang. Namun satu hal yang membuat mereka sama: setelah berjumpa dengan Kristus, Yesuslah yang menjadi kecintaan mereka dan terjadi perubahan hidup. 

Ilustrasi
        Saudara-saudara, ada seorang dokter yang cukup terhormat di sebuah RS.  Dokter ini memang ahli sehingga kebanyakan pasien yang datang akan cocok untuk berobat kepadanya.  Namun, dokter itu tidak terlalu disukai oleh orang-orang di RS karena orangnya malas diatur, tidak mau kalau disuruh melakukan yang ini dan itu juga tidak pernah bersedia bila dipindah tugas, dll.  Selidik punya selidik, ternyata dokter ini selalu hidup nyaman dari kecil dan dia sangat betah dengan kenyamanannya hidup (posisi, tempat, cara kerja, dll). Bahkan Saudara-saudara, dia rela berkonflik dengan orang lain jika kenyamanannya diutak-utik.  Namun singkat cerita, setelah dia menerima Kristus, ada suatu yang berbeda.  Suatu kali ia diajak oleh seorang Hamba Tuhan untuk ikut melayani di daerah pedalaman yang membutuhkan tenaga medis.  Hamba Tuhan tersebut membujuk, “Dok, maukah ikut tim pelayanan kami, karena orang-orang di sana sangat membutuhkan bantuan!”  Lalu dokter ini bergumul keras Saudara-saudara, hatinya bimbang, “ikut gak ya?” Namun tak lama ia mengambil keputusan dan berkata kepada Hamba Tuhannya, “Pak pendeta, OK saya akan ikut tim pelayanan kalian.” Setelah berada ditempat yang baru itu, keadaan memang jauh berbeda.  Sebelumnya, di RS, dokter ini tinggal bekerja karena banyak pasien mau ngantri untuk berobat kepadanya, tetapi sekarang ditempat yang baru dengan medan yang sulit, ia yang harus datang dari rumah ke rumah untuk membantu orang yang sakit.  Dulunya rumah dokter ini sangat mewah, namun sekarang ia tinggal disebuah tempat seperti gubuk.  Bahkan untuk makan 3x sehari saja mengalami kesulitan karena ia tidak dibayar, padahal sebelumnya gaji dokter ini berlimpah.  Suatu saat ia duduk dan menangis, “Tuhan kalau dengan pola hidupku yang lama dulu membuat aku tidak bisa menjadi pribadi yang berkenan, aku mau merasakan semuanya ini.”  Saat itu Saudara-saudara, ia telah kehilangan segala kenyamanannya dan meninggalkan dosanya demi perubahan hidup karena Kristus.    

Aplikasi
      Saudara-saudara, bagaimana dengan hati kita? Dalam dunia ini banyak hal yang dapat mengambil tempat yang besar dalam ruang hati kita entah itu posisi/jabatan, keluarga, teman, pasangan, kenyamanan hidup, uang, studi, dlsb.  Terkadang, kecintaan kita akan hal-hal tersebutlah yang bisa membuat kita berada  di dalam dosa dan sulit mengalami perubahan.  Saudara-saudara, mungkin setiap kita memiliki titik lemah/dosa yang berbeda.  Hanya Tuhan dan SS sendiri yang tahu.  Namun Saudara-saudara, apapun dosa itu, mari kita belajar untuk menjadikan Tuhan segala-galanya dalam hati kita, menjadikan Dia kecintaan bagi kita, sehingga kita mampu melepaskan dosa-dosa yang mengikat kita.  Memang Saudara-saudara, itu semua tidak gampang, butuh perjuangan keras bahkan ada resiko-resiko yang yang harus ditanggung.  Tetapi Saudara-saudara, Kristus yang berkuasa memampukan Zakheus untuk berubah, Kristus yang sama juga pasti memampukan kita.  Dan lagi, ketika mengalami perubahan hidup ada suatu nilai kekekalan yang berharga yang menjadi pengharapan dan sukacita. 

3. Deklarasi status
Penjelasan
         Saudara, ayat selanjutnya (ay.9-10) menjelaskan suatu bentuk pendeklarasian oleh Tuhan terhadap perubahan hidup Zakheus. Perubahan itu belum berarti kalau Tuhan belum menyatakan sesuatu kepadanya. Saat seorang murid mendapat ujian dan yakin telah mengerjakannya dengan baik, apalah artinya kalau pengajar belum memberikan hasil ujian itu kepadanya.   Ay.9 mengatakan: “hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”  Anak Abraham dalam kalimat tersebut menunjukkan kalau Zakheuspun  berhak menerima janji-jani Allah seperti Abraham. “Nih lho Zakheus, kamu sekarang telah selamat”. Dan memang itulah tujuan kedatangan Tuhan Yesus seperti disebutkan ayat 10: mencari dan menyelamatkan yang hilang, sungguh misi yang luar biasa.  Allah mengumumkan dan menegaskan kembali supaya Zakheus sendiri menyadari statusnya bukan lagi seperti pemungut cukai dengan image “orang berdosa” tetapi ia telah menjadi baru. Dan seluruh orang yang melihat kejadian tersebut menjadi saksi mata, sehingga Zakheus dengan statusnya yang baru ini tidak boleh main-main lagi dengan hidupnya.

Ilustrasi
         Saudara, masih ingatkah setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan dengan Proklamasi, supaya rakyat sendiri dan bangsa-bangsa lain tahu bahwa Indonesia bukan bangsa yang dijajah lagi, tetapi memiliki status baru: Merdeka. Indonesia sendiri juga harus membuktikan statusnya yang baru sebagai bangsa yang merdeka, dengan memilih Presiden, menyusun kabinet, menetapkan ideologi, menyusun UU, dll.   Saudara-saudara, bukankah Tuhan juga telah mendeklarasikan keselamatan yang Ia berikan melalui status kekristenan yang melekat pada kita?

Aplikasi
         Kalau demikian apakah kita boleh bermain-main lagi dengan hidup kita? Bukankah kita juga harus membuktikan status kita sebagai anak Tuhan di hadapan orang lain?  Saudara-saudara, Kekristenan kita ini dilihat oleh dunia.  Kalau demikian, kita pun harus mempertanggungjawabkan status kita itu dengan perubahan hidup. Tentunya perubahan hidup yang benar-benar dari hati. Supaya setiap orang yang melihat diri kita juga dapat melihat Yesus hidup dalam kita.  Bukan dosa lagi yang seharusnya mereka lihat, bukan karakter/kebiasaan buruk, dlsb, namun yang seharusnya kita tunjukkan adalah perubahan hidup sesuai dengan firman Allah baik itu melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita termasuk motivasi, cara dan tujuan kita dalam melakukan sesuatu, semuanya ditujukan sebagai bukti perubahan hidup karena Kristus.
     
Penutup
Saudara, Kasih Allah begitu besar kepada kita sehingga Ia rela datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan kita yang berdosa.  Ia menerima kita apa adanya, namun Ia tidak pernah lalai untuk merubah kita menjadi apa yang seharusnya. Dan melalui status baru yang Tuhan berikan, Ia rindu, ketika melihat perubahan itu, orang lain yang menjadi saksi mata atas hidup kita, mereka akan memuliakan Bapa di sorga. Saudara-saudara, status kita sangat bernilai. 
         Oleh karena itu, mari kita buktikan status tersebut.  Allah menantinya.  Perubahan mungkin memang tidak mudah namun ketika hati kita sungguh-sungguh mau berubah, Allah akan menyatakan kekuatan-Nya untuk memampukan kita supaya kita mengalami kemenangan demi kemenangan.

Amin

Khotbah Kisah Para Rasul 3:1-10

THE POWER OF JESUS’ NAME
OLEH ELISABETH N.


Pendahuluan   
          Saudara-saudara, Saya akan memperagakan sebuah sulap, silakan memperhatikan! (Menunjukkan suatu sulap: menghilangkan sepotong kain dalam Koran dengan menggunakan sebuah tongkat melalui kata kunci Bim Salabim).  Saudara, sulap tadi dapat berhasil dengan sebuah kata kunci, yaitu Bim SalabimMungkin beberapa dari kita berpikir, “wah kata kunci itu memiliki kuasa magic sehingga sulap bisa berhasil.” Apa yang SS pikirkan kalau saya berkata bahwa dengan kata kunci yang memiliki kuasa ini maka bila mengucapkannya saja persoalan hidup kita dapat diselesaikan, juga penyakit bisa menjadi sembuh, dan kita bisa mendapatkan apa yang kita minta terlebih segala harapan dan impian kita akan terwujud.  Wauw, walaupun kelihatannya sedikit berhayal, namun menyenangkan bukan bila memiliki kata kunci yang memiliki kuasa seperti itu.  Kalau ada kata kunci itu bisa menjawab seluruh pertanyaan hidup kita, siapa yang tidak mau?  Namun sayang Saudara-saudara, kata kunci bim salabim yang saya sebutkan tadi tidak benar-benar memiliki  kuasa.  Sulap tadi hanya sebuah tipuan (memperlihatkan letak menipunya).  Sehingga kita tidak perlu percaya tentang apapun berkaitan dengan kata yang sering dipakai oleh-oleh pesulap-pesulap itu.  Tapi ada satu kabar sukacita bagi setiap kita anak-anak Tuhan, karena di dalam Kristus, kita memiliki satu kata kunci yang betul-betul berkuasa.  Kata kunci itu adalah nama Yesus.  
         Nama Yesus adalah nama yang berkuasa sehingga sebagai anak-anak Tuhan selayaknya kita harus percaya dan menjadi saksi  atas kuasa nama Yesus
        Inilah  juga yang ditunjukkan oleh Petrus dan seorang lumpuh dalam perikop yang kita baca tadi, yaitu mereka percaya dan menjadi saksi atas kuasa nama Yesus.

I.             Percaya Akan kuasa nama Yesus (ay.1-7)
Penjelasan
         Saudara-saudara, kepercayaan adalah sebuah faktor penting dalam relasi.   Hubungan apapun dapat menjadi kurang sehat kalau tidak ada rasa saling percaya, entah itu relasi suami-istri, rekan kerja, sahabat, dll.  Begitu juga relasi kita dengan Tuhan.  Bagaimana kita dapat merasakan kuasa Tuhan kalau tidak menaruh percaya kepada-Nya?  Hal sebaliknya ditunjukkan oleh Petrus dan seorang yang lumpuh, mereka melihat kuasa nama Tuhan bekerja karena percaya kepada nama-Nya. 
            Saudara, mari kita perhatikan ayat 1-5.  Dalam bagian ini, ada seseorang yang sangat membutuhkan pertolongan, ia adalah orang lumpuh (ay.2).  Pernahkah Saudara membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang lumpuh? Mungkin kalau saya bahasakan menjadi orang lumpuh dalam perikop ini sebagai berikut: “Saudara-saudara, sudah lebih dari 40 tahun saya menderita lumpuh, karena sejak lahir saya sudah cacat.  Setiap hari, saya diusung orang untuk mengemis, karena hanya itulah yang bisa saya lakukan.  Mungkin Saudara bisa menebak bagaimana mental saya.  Yah, saya hidup dari  belas kasihan orang.  Saya hidup sampai mati mungkin hanya untuk menderita.”
Pengemis itu mengemis pada posisi yang strategis, yaitu di pintu  Bait Allah yang dinamakan Gerbang Indah (Ditampilkan dengan power point). Gerbang Indah ini merupakan pintu yang menghubungkan halaman muka orang kafir (pintu halaman umum) dengan halaman wanita. Ini gerbang paling depan Saudara-saudara, jadi mau nggak mau, orang yang akan masuk ke Bait Allah pasti lewat pintu ini.  Namanya saja Bait Allah, jadi yang lewat ditempat ini adalah orang-orang religius, wajar jikalau mereka menaruh belas kasihan, apalagi bagi orang Yahudi, memberi sedekah itu adalah suatu bentuk penghormatan kepada Allah.  Saudara-saudara, Gerbang ini luar biasa indahnya, terbuat dari perunggu Korintus yang sangat mahal, nilai emas dan perak saja masih kalah.  Kalau pada zaman Saudara sekarang, seIndonesia bahkan istana merdekapun tidak bisa menandingi indahnya.  Jadi paling tidak, pengemis ini salah satu pemgemis elit, VIP (Very Important Pengemis)”.  Nah Saudara, sekilas begitulah gambaran tentang pengemis itu.
         Setiap ada orang yang lewat, hati pengemis itu selalu berharap, ”semoga dapat duit.”  Pengharapan itu juga yang ia rasakan saat Petrus dan Yohanes lewat untuk  berdoa sore jam 3, itu waktu berdoa untuk orang-orang Yahudi.  Lalu pengemis yang lumpuh ini meminta sedekah kepada mereka. Saudara-saudara, Dalam bahasa aslinya, tense yang dipakai untuk menerangkan kata “meminta sedekah” adalah imperfect, yang menunjukkan permohonan terus menerus.  Artinya, pengemis ini meminta bukan hanya sekali, namun meminta berkali-kali.  Dan yang aneh Saudara-saudara, Petrus tidak langsung memberikan sedekah, ia justru memperhatikan si pengemis dan berkata, “Lihatlah kepada kami!”  Mereka saling bertatapan tajam.  Si Petrus mencermati apa yang menjadi kebutuhan pengemis ini, “apakah uang atau sebenarnya butuh yang lain?” sedangkan si pengemis menatap Petrus dengan harapan, “Pasti sebentar lagi dapat sedekah?”. 
            Saat pengharapan si pengemis ini sudah memuncak Saudara-saudara, Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku”.  Wah, hancur harapan si pengemis ini.  Namun Petrus mengerti bahwa bukan uanglah yang menjadi kebutuhan utama dari si lumpuh ini, ia membutuhkan hal lain yang jauh lebih berharga yaitu Kesembuhan di dalam Kristus.  Sehingga, Petrus melanjutkan pernyataannya,” Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”  Sambil Petrus memegang tangan kanan dan membantu orang lumpuh ini berdiri, apa yang terjadi SS? Kaki yang lebih dari 40 tahun tidak bisa bergerak sama sekali dan yang sepertinya tidak mungkin sembuh itu, tiba-tiba dapat berdiri dan melompat.  Alkitab tidak mencatat bahwa hal itu terjadi melalui proses, tetapi seketika itu juga artinya dengan cepat dan instan, kaki itu sembuh hanya melalui sebuah ucapan. Sungguh, kejadian yang mengherankan. Hal ini tentu membuat hati si pengemis ini mengalami kegirangan yang luar biasa.  Ia memperlihatkan hal tersebut dengan memuji Allah sambil lompat sana lompat sini, berjalan kian kemari mungkin sambil berseru, “haleluya, haleluya, aku sembuh !!!”
           Saudara, apa kunci dari keberhasilan kuasa nama Yesus supaya dapat menjawab kebutuhan pengemis itu untuk sembuh? Yaitu dengan percaya.  Ketika Petrus mengatakan, “Demi nama Yesus, berjalanlah!”,  ia tidak sedang mengatakannya dengan ragu-ragu atau dalam hatinya berkata, “aduh, ini nanti berhasil nggak ya?” Tidak ada perasaan seperti itu, Petrus mengatakannya dengan keyakinan yang penuh.  Begitu juga dengan si lumpuh itu Saudara-saudara,  dalam pasal 3:16 dikatakan bahwa karena kepercayaan, orang lumpuh tersebut beroleh kesembuhan.  Dan apa hasilnya? Kesembuhan itu nyata, Petrus melihat dan orang lumpuh ini merasakan bahwa nama Yesus itu memang berkuasa melakukan pekerjaan mengagumkan.
        Saudara saat itu, Petrus menyebutkan “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret”.  Mengapa harus disebutkan Nazaret? Saudara-saudara, nama Nazaret ini sebagai identitas, ini nama yang dituliskan Pilatus pada kayu Salib (Yoh. 19:19) saat Yesus disalibkan.  Dengan begitu, kemungkinan tahulah orang lumpuh ini bahwa Nama tersebut adalah pribadi yang telah berkorban, Nama yang dianggap rendah dan tanpa kemuliaan oleh orang Yahudi, namun Ia sebenarnya adalah Mesias yang berkuasa. Saudara-saudara, Istilah nama memiliki siknifikan penuh dari seorang pribadi, sehingga Nama dengan Pribadi yang disebutkan itu tidak dapat dipisahkan yaitu Yesus, Nama yang menunjukkan pribadi Kristus sendiri.
         Saudara-saudara, sampai disini telah terbukti bahwa nama Yesus itu berkuasa, nama Yesus hebat, tidak ada kuasa dalam dunia ini yang lebih besar dari kuasa nama Yesus.  Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang menyatakan kepada kita bahwa nama Yesus itu berkuasa. 
  • Kisah Para rasul 4:1 “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
  • Markus 16:17 “mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku.
  • Yohanes 14:26 “apa pun juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya. 
  • Kisah Para Rasul 4:30 “Adakanlah tanda-tanda dan mujizat dalam nama Yesus.”

       Beberapa ayat di atas hanya menyatakan  sebagian dari kuasa nama Yesus, masih banyak ayat-ayat lain yang memperlihatkan dengan tegas keberkuasaan nama Yesus yang sanggup melakukan segala perkara.

Ilustrasi 
        Saudara-saudara, ada seorang pemuda gereja yang gelisah dan takut karena ada tumor dalam lehernya.  Dokter berkata bahwa tumor itu harus segera diangkat, kalau tidak maka bisa membesar dan menabrak tenggorokannya.  Proses pernafasan dapat terhambat karena hal itu dan ujung-ujungnya berakhir pada kematian.  Namun Saudara-saudara, biaya untuk operasi tidaklah sedikit, apalagi tidak ada yang menjamin bahwa operasi akan berhasil 100%.  Ibu dari pemuda ini semakin takut, karena beberapa waktu sebelumnya ada seorang tetangga yang dioperasi dengan kasus yang serupa namun tidak sembuh, justru pulang hanya tinggal nama.  Kondisi mereka saat itu sama sekali tidak ada biaya yang dapat diperjuangkan.  Sedangkan pemuda ini sangat membutuhkan kesembuhan.  Mereka dalam keadaan yang sangat terjepit maka ibunya berkata, “Nak, tidak ada hal yang dapat kita lakukan.  Sekarang serahkanlah saja pada Tuhan, biar kehendak Tuhan yang jadi.”
           Lalu Saudara-saudara, Pemuda ini diajak oleh ibu pendetanya untuk berdoa meminta kesembuhan.  Selain doa pribadi, mereka punya proyek untuk berdoa bersama setiap hari digereja, disertai puasa.  Setelah selesai doa bersama, ibu pendeta ini biasanya mengecek leher pemuda itu.  Pada awal masa doa itu, hati pemuda tersebut masih gelisah, gentar, bingung dan takut mati.  Namun melalui segala proses, akhirnya hati pemuda ini berada pada satu titik dimana ia percaya penuh kepada Tuhan. Ia berserah kepada kehendak Tuhan dan menaruh segala harapannya dengan terus beriman.  Ia tidak fokus lagi dengan penyakitnya yang seakan-akan mustahil sembuh namun ia hanya fokus kepada kuasa nama Tuhan.  Saudara-saudara, Pemuda dan ibu pendeta ini berdoa bukan hanya dengan sekedar mengucapkan, “dalam nama Yesus” diluar kepada saja, tetapi dengan segenap hati dan jiwanya, mereka menaruh harapan kepastian dalam nama Yesus.  Lalu suatu kali saat mereka berdoa, pemuda ini merasakan ada suatu kuasa yang bekerja pada lehernya.  Selesai berdoa, ibu pendeta kembali mengecek keadaan leher pemuda itu, dan apa yang terjadi? Ibu pendeta itu berkata sambil kaget, “Loh, Nak, sudah tidak ada lagi benjolan dilehermu, iya benar”.  Setelah dicek ke dokter, memang benar, bahwa tumor itu telah terangkat.  Wah, pemuda ini gembiranya luar biasa Saudara-saudara, ia merasakan secara pribadi kuasa nama Yesus bekerja menyembuhkannya saat ia percaya dan Tuhan menyatakan kehendak-Nya. 

Aplikasi
      Saudara-saudara, adakah perkara yang tidak bisa dikerjakan oleh kuasa nama Yesus? Kuasa nama Yesus tidak terbatas, bukan hanya pada menyembuhkan penyakit, Nama-Nya sanggup melakukan segala perkara termasuk menjawab pergumulan hidup kita, merubah hidup orang, dll.  Namun, bagaimanakah dengan kita? Ketika kita berkata, “Tuhan, aku butuh sembuh; Tuhan, aku butuh solusi dari persoalan hidupku yang ini dan itu”, apakah kita telah memiliki sikap hati yang benar yaitu percaya penuh kepada-Nya?  Saudara-saudara, percaya itu artinya menaruh pengharapan dan iman yang pasti walaupun berada dalam ketidakpastian, percaya artinya tidak kuatir, percaya artinya berserah penuh kepada kehendak Tuhan, percaya artinya yakin tanpa keraguan akan kuasa Tuhan yang sanggup melakukan apapun.  Saudara-saudara, apakah yang seharusnya menjadi fokus kita? Apakah pada penyakit yang tidak sembuh-sembuh, masalah tidak selesai-selesai, jalan keluar sudah buntu, dll? Tentu tidak.  Namun Saudara-saudara, marilah kita fokus untuk percaya akan nama Tuhan yang benar-benar memiliki kuasa sehingga ketika kita berdoa dan menyebutkan, “dalam nama Yesus”, kita tidak menyebutkannya di luar kepala saja namun dengan segenap hati dan jiwa kita, kita percaya, mengandalkan dan berserah penuh akan kuasa  nama-Nya.
          Saudara-saudara, nama Yesus sanggup melakukan perkara yang spektakuler seperti kesembuhan orang lumpuh tadi, nama-Nya pun sanggup melakukan hal yang sama dalam hidup kita.  Ketika kita menjadi milik Tuhan dan Tuhan adalah miliki kita, kita diberi kuasa dalam nama-Nya.  Saudara-saudara, biarkan nama itu memiliki arti yang besar dalam hati kita dan mempercayai kuasa Nama tersebut dalam segala aspek kehidupan kita termasuk dalam segala pergumulan hati kita.
         Karena dengan kita percaya, kita bukan hanya mendengar dari orang lain bahwa nama Yesus itu berkuasa, tetapi kita sendiri dapat melihat dan merasakan bahwa nama Yesus berkuasa, seperti apa yang dirasakan orang lumpuh tadi.

II.    Menyaksikan kuasa nama Yesus (ayat 8-10).
Penjelasan
         Saudara-saudara, setelah kejadian ajaib nyata atas orang lumpuh itu, apa yang terjadi selanjutnya?  Apakah orang-orang yang menyaksikan hal tersebut hanya berkata dengan ekspresi yang biasa, “ow, orang lumpuh yang itu sudah sembuh?” Tidak.  Mereka sebelumnya sudah kenal betul siapa si lumpuh itu dan bagaimana keadaannya. Bisa jadi, orang-orang itu dulu menilai orang lumpuh tersebut seperti ini, “oh, orang lumpuh ini? Ya sudahlah, namanya saja lumpuh sejak lahir, cacat gak bisa ngapa-ngapain, mungkin bakal mengemis seumur hidup, kasihan sih, tapi pasrah ajalah, trima nasib.”    Tetapi Saudara-saudara, saat mujizat itu nyata di depan mata mereka bahwa orang lumpuh ini menjadi sembuh, ayat 10 menjelaskan ekspresi mereka dengan dua kata: tercengang dan takjub.
          Saudara-saudara, bahasa asli dari kedua kata tersebut adalah qambouj kai ekstasewj.. Kombinasi kedua kata ini menunjukkan dampak emosi yang hebat akibat pengalaman yang dialami seseorang.  Saudara-saudara, seandainya kita disana dan melihat kejadian tersebut, mungkin kita hanya bisa melotot, diam terpaku, terheran-heran atau tidak dapat berkata-kata lagi.  Juga mungkin satu sama lain akan diskusi, “Eh orang yang lompat dan nyanyi itu bener orang yang lumpuh tadi? sekarang kok bisa jalan dan lompat ya??” Saudara-saudara, kejadian tersebut memiliki daya tarik yang besar dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang menyaksikannya.  Hal ini karena mereka kagum dan terpesona melihat bagaimana Allah menyatakan kuasa nama Yesus melalui Petrus dan orang yang lumpuh itu. Saudara-saudara, Petrus dan orang lumpuh tersebut menjadi saksi yang dijadikan alat oleh Tuhan untuk menyatakan kebesaran kuasa nama Yesus.

Ilustrasi
        (Menampilkan foto/video) Saudara-saudara, beberapa tahuan yang lalu kita mendengar ada seorang anak SD yang memiliki batu sakti untuk dapat menyembuhkan berbagai penyakit.  Siapa SS? Namanya adalah Ponari. Menurut berita yang beredar, penghasilannya dapat mencapai 1M perbulan karena orang yang datang padanya untuk berobat mencapai jumlah ribuan.  Lalu saya berpikir: mengapa Ponari sampai sedemikian terkenal? Ternyata hal itu karena orang banyak bersaksi dari mulut ke mulut untuk menyampaikan kabar bahwa batu Ponari itu sakti.  Bahkan mereka sampai menulis kabar di internet, menyiarkan di TV, radio, dlsb sehingga banyak orang menjadi tahu.  Saudara-saudara, bukankah nama Yesus yang kita miliki punya kuasa yang jauh lebih besar dari Ponari? Bagaimana orang lain dapat tahu bahwa Nama itu berkuasa kalau kita tidak bersaksi kepada mereka? Saudara-saudara, cerita pemuda yang sembuh dari tumornya tadi adalah kesaksian dari ayah saya sendiri.  Ketika saya mendengar hal itu, sempat membuat saya termenung. Kesaksian tersebut sungguh menjadi berkat dan membuat saya mengerti bahwa kuasa Nama Yesus bukan hanya terjadi dalam Alkitab saja tetapi bekerja nyata dalam kehidupan ini. Yang saya tahu ayah saya tidak hanya bersaksi kepada saya, ia juga bersaksi kepada orang-orang lain.

Aplikasi
       Saudara-saudara,  Bukan hanya Petrus dan orang lumpuh dalam Alkitab saja yang dapat dijadikan alat oleh Tuhan untuk mewartakan kebesaran kuasa nama Yesus.  Kita pun dapat menjadi saksi seperti mereka.  Bahkan hal itu seharusnya menjadi bagian kita ketika kita menjadi anak-Nya dan diberi kuasa dalam nama-Nya, apalagi ketika kita melihat atau merasakan kuasa nama Yesus secara pribadi.  Ini adalah tugas yang mulia.  Bagaimana caranya? Macam-macam SS: bisa melalui doa kita, kesaksian kita, atau melalui percaya dan pengandalan hidup kita akan kuasa-Nya.  Saudara-saudara, ada banyak orang yang berada di sekitar kita: keluarga, sahabat, rekan kerja, dll. Nyatakanlah kepada mereka baik itu yang seiman ataupun yang bukan, bahwa nama Yesus itu berkuasa melalui kesaksian hidup kita.  Dengan demikian, bukan hanya kita yang merasakan bahwa nama Yesus itu berkuasa namun biarkanlah mereka juga dapat tercengang dan takjub kepada Dia.

Penutup
              Saudara-saudara, Allah telah menyatakan dengan jelas kepada kita bahwa nama Yesus itu berkuasa.  Biarkan nama yang Agung itu memiliki arti yang besar dalam hati kita sehingga kita terus percaya akan kuasa Nama itu dan kitapun dapat melihat serta merasakan kebesaran kuasa nama-Nya.  Dan yang tidak boleh ketinggalan, kita memiliki tugas yang mulia untuk memamerkan kuasa Nama Yesus kepada orang lain melalui kesaksian kita, sehingga mereka dapat tahu terlebih-lebih kagum akan kebesaran nama Yesus. 
         Saudara-saudara, kabar ini adalah kabar indah yang mengandung sukacita besar di dalamnya.  Bukankah satu kebahagiaan ketika kita dapat percaya dan merasakan kuasa nama Yesus, apalagi menjadi alat untuk bersaksi oleh-Nya? Allah menanti kita meresponi dan menghidupi kabar sukacita ini.  Oleh karena itu, mari kita belajar untuk melakukannya. 

Amin